Rabu, 28 Oktober 2020

Kualitas Ikan Pada Kapal Berpendingin Freezer Di PPN Pekalongan

Kapal ikan di PPN Pekalongan

Kualitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor utama penanganan dan penyimpanan di atas kapal. Ikan yang ditangkap harus secepatnya disimpan dengan pendinginan atau pembekuan. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan adalah salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Tengah yang  sudah berhasil dalam mengelola baik dari segi fasilitas, produksi dan nilai produksi, maupun pengaturan secara lengkap sebagai pelabuhan perikanan. Kapal-kapal ikan berukuran besar di atas 30 GT di PPN Pekalongan kebanyakan sudah menggunakan mesin pendingin Freezer untuk mendinginkan ikan, sedangkan kapal ikan kecil ukuran kurang dari 30 GT sebagian besar masih menggunakan es sebagai pendingin ikan. Analisis mutu ikan penting dilakukan untuk mengetahui kualitas ikan baik pada kapal dengan pendingin freezer  maupun es. 

Analisis kualitas ikan di PPN Pekalongan antara lain dilakukan oleh Setiawati dkk pada tahun 2016 dalam jurnal dengan judul “Analisis Kualitas Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine Dengan Pendingin Freezer dan Pendingin Es Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan” yang dimuat dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016. Kegiatan pendaratan kapal perikanan di PPN Pekalongan  termasuk tinggi dengan didominasi hasil tangkapan purse seine. Hasil tangkapan kapal-kapal perikanan dengan pendingin es secara umum masih cukup layak dikonsumsi, namun para nelayan banyak yang mengganti es dengan pendingin freezer untuk meningkatkan kualitas ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan kapal-kapal purse seine baik dengan pendingin es maupun freezer cukup tinggi mencapai 163,78 ton per hari. 

Ada perbedaan harga antara ikan dari kapal freezer dibanding kapal dengan es. Kualitas ikan dari kapal freezer dianggap lebih baik dari pada ikan hasil dari kapal es. Dari perbedaan harga tersebut, telah dilakukan evaluasi/analisis kualitas ikan segar pada hasil tangkapan kapal purse seine yang menggunakan pendingin freezer dibanding es di PPN Pekalongan dengan mengkaji perbedaan kualitas mutu ikan, nilai produksi dan produksi ikan.

Pada pembekuan ikan, freezer adalah alat yang digunakan untuk membekukan ikan menurut  Murniyati dan Sunarman pada buku “Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan” tahun 2000. Freezer menyerap panas dari produk yang didinginkan dan membuang panas melalui refrigeran atau freon. Freon yang digunakan tidak berpengaruh dan tidak mengubah rasa, warna, atau tekstur dari ikan. Cara pembekuan yang digunakan di PPN Pekalongan yaitu contact plate freezer dan air blast freezer. Prinsip kerja contact plate freezer yaitu dengan menjepitkan ikan di antara pelat-pelat dingin, sedangkan air blast freezer dengan meniupkan udara dingin secara terus-menerus pada ikan. Ikan hasil tangkapan dibekukan dalam blok (beberapa ekor atau beberapa potong ikan menjadi satu blok) di dalam kantong-kantong plastik dan disiapkan dalam bentuk utuh. Blok-blok tersebut kemudian disusun dan langsung dibekukan di dalam pan dari logam. Ikan hasil tangkapan disusun pada rak secara efektif sehingga menghemat ruangan, di antara dan di atas ikan terdapat rongga udara agar aliran udara berjalan dengan lancar. 

Proses pendinginan es pada kapal purse seine di PPN Pekalongan yaitu ikan hasil tangkapan setelah dicuci dengan air laut bersih kemudian dimasukkan ke dalam palka. Ikan dicampur dengan es dan diatur. Es yang digunakan oleh kedua sampel kapal purse seine adalah jenis es balok (block ice) yang berukuran antara 12 -50 kg per balok. Es balok dipilih karena harganya murah dan mudah dalam pengangkutannya. Sebelum dipakai, es balok dipecah-pecah terlebih dahulu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil atau biasa disebut dengan es curai. Hal ini dilakukan agar es dapat mendinginkan ikan lebih cepat. Jumlah es yang dicampurkan dengan ikan tergantung pada keadaan ikan. Sebelum didinginkan dengan es curai, ikan dicuci terlebih dahulu dengan air laut bersih lalu disortir. Penyusunan ikan di dalam palka dilakukan secara bulking yaitu menumpuk ikan-ikan di dalam ruangan palka dengan dasar palka dilapisi es setebal 20 cm. Ikan ditumpuk berlapis-lapis, bergantian dengan lapisan es. Lapisan ikan dibuat tidak terlalu rapat agar ikan yang jauh dari es bisa cepat menjadi dingin. Lapisan-lapisan ikan diberi sekat-sekat berupa lembaran plastik agar cairan yang terbentuk dari pelelehan es pada satu lapisan tidak menetes atau mengalir ke lapisan dibawahnya yang mana cairan ini mengandung kotoran/bakteri.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawati dkk tahun 2016 yang dipublikasikan dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 menunjukkan bahwa pengujian organoleptik ikan layang (Decapterus macrosoma) pada kapal purse seine pendingin freezer didapatkan selang kepercayaan sebesar 7.515 < μ < 7.763 sedangkan pada pendingin es 6.872 < μ < 7.04. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas ikan dengan pendingin freezer lebih baik bila dibandingkan dengan pendingin es. Pada jumlah produksi,  kapasitas penyimpanan ikan pada kapal purse seine pendingin freezer lebih besar dibandingkan pendingin es. Demikian pula nilai produksi pada kapal purse seine pendingin freezer lebih tinggi dibandingkan es. Dengan hasil tersebut, teknologi freezer disarankan digunakan sebagai sarana pendingin pada kapal Purse Seine untuk menjaga kualitas mutu ikan segar yang lebih baik.


Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP


0 comments:

Posting Komentar