Selasa, 07 Desember 2021

Green-Eco Air Purifier dari Mikroalga

Mikroalga adalah mikroorganisme uniseluler fotosintesis dengan lebih dari 10.000 spesies, termasuk ganggang biru/sianofita dan protista. Syarat hidup mereka cukup sederhana terutama dalam hal kebutuhan nutrisi dan secara efisien dapat mengurangi CO2 dari udara atau berbagai macam limbah. Sekitar 70% oksigen dalam atmosfer bumi berasal dari lautan dan mikroalga bertanggung jawab atas 50%-nya. Mikroalga adalah salah satu organisme fotosintesis yang paling efisien untuk menangkap karbon dan produktivitas biomassa yang tinggi. Pertumbuhan mikroalga bergantung pada beberapa faktor yaitu :

  • paparan cahaya, tidak langsung lebih baik (1000-10.000 lux);
  • kisaran suhu yang sesuai (16–27 C); 
  • pasokan CO2 dengan sirkulasi udara;
  • pengadukan, untuk memastikan bahwa semua sel mikroalga terpapar cahaya dan mengurangi sedimen;
  • ketersediaan nutrisi.

Saat ini, mikroalga telah digunakan pada skala industri untuk menghasilkan produk atau melakukan tugas tertentu seperti menangkap karbon dari aliran limbah atau pengolahan air limbah. 

Mikroalga juga dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminan udara dalam ruangan atau bahkan udara luar. Kemampuan ini membuatnya cocok dipergunakan dalam ruangan tertutup dengan sedikit ventilasi seperti gedung bertingkat atau mall, agar kualitas udaranya tetap terjaga. Hal ini mirip dengan penangkapan karbon dari gas buang, di mana CO2 dan kontaminan lainnya digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhan mikroalga. Ketika udara luar sangat tercemar atau suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan mikroalga maka dapat mensirkulasikan kembali udara dalam sistem loop tertutup antara kultur mikroalga dan ruangan yang udaranya dimurnikan oleh mikroalga dengan dilengkapi dengan pemanas dan biomass cultivator. 

Sistem loop tertutup antara mikroalga kultur dan ruangan

Sistem loop diatas menunjukkan udara yang mengandung banyak CO2 dari ruangan disuntikkan langsung ke dalam PBR (photobioreactor) pada budidaya mikroalga sebagai sumbel CO2 untuk kultur yang kemudian diubah oleh mikroalga menjadi O2 melalui aktifitas fotosintesis dan metabolisme. Oksigen yang dihasilkan kemudian dialirkan melalui saluran aerasi ke ruangan. Deposit dan biomass yang berlebihan dialirkan melalui suatu sistem tersendiri yang menyatu dengan sistem pemberian nutrien dan pengelolaan air untuk kultur mikroalga. Rancangan sistem ini disampaikan oleh Teresa M. Mata dkk pada International Journal of Environmental Research and Public Health yang terbit pada Agustus 2021.

Konsep tersebut telah diwujudkan oleh Kelsey Abernathy dan Dan Fucich sebagai Cofounder AlgenAir dengan menciptakan The Aerium yaitu sebuah purifier udara berbasis mikroalga. Purifier ini cocok untuk ruangan dengan luasan 10-12 m2.

The Aerium by AlgenAir, diciptakan oleh Kelsey Abernathy dan Dan Fucich

Aerium dirancang tidak hanya sebagai pembersih udara, tetapi juga sebagai dekorasi rumah yang fungsional. Konstruksinya mencakup kaca premium tahan lama yang menampung 1,5 liter mikroalga yang tersuspensi dalam air terdestilasi. Filter udara partikel in-line memungkinkan udara kaya karbon dioksida masuk ke sistem, sekaligus menghilangkan debu, alergen potensial, dan bakteri berbahaya dari udara. 


Penulis : Iwan Malhani Al Wazzan - LRMPHP


1 komentar:

  1. informasi yang menarik, saya juga ingin memberika informasi yang bagus dari artikel universitas airlangga https://www.unair.ac.id/2022/09/12/budidaya-spirulina-sp-dengan-walne-plus-vitamin-b12-kcl-npk-za-cao-dan-urea/

    BalasHapus