EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Oktober 2019

Kunjungan Dewan Riset Daerah (DRD) DIY di LRMPHP

Kunjungan Dewan Riset Daerah (DRD) DIY di LRMPHP
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menerima kunjungan Dewan Riset Daerah (DRD) DIY pada 30 September 2019. Kunjungan dipimpin oleh KPH Ir. Bayudono, M.Sc selaku ketua DRD DIY ini dalam rangka sosialisasi dan koordinasi untuk perumusan kebijakan pengembangan Science Techno Park (STP) di DIY. 

KPH Ir. Bayudono, M.Sc menyampaikan bahwa DRD DIY mempunyai visi untuk menjadikan DIY pusat keunggulan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan yang berbasis pada budaya dan intelektualitas masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Saat ini banyak lembaga riset, baik dari PT, lembaga pemerintah, maupun swasta tidak terhubungkan satu dengan lainnya, akibatnya banyak materi riset yang duplikatif dan hasilnya tidak termanfaatkan karena tidak didukung dengan riset yang akurat dan hanya bersifat tambal sulam. 

Dengan melihat kondisi kegiatan riset dan pembangunan iptek tersebut maka sumber daya manusia  (SDM) dan kegiatan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dikembangkan. Agar kegiatan riset dan teknologi dapat diterapkan dan dikembangkan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya secara substansi, teknologi yang dikembangkan sesuai dengan realita kebutuhan, teknologi yang dikembangkan sepadan dengan kapasitas adopsi pengguna potensialnya sehingga mampu digunakan, kompetitif terhadap teknologi yang sudah tersedia di pasar dan invention (penemuan) yang diarahkan keinnovation (penerapan).

Untuk itu, DRD DIY sepakat membentuk forum komunikasi antar STP di DIY dan akan menyusun konsep mengenai wadah komunikasinya. DRD DIY siap dalam membantu, mendampingi serta mengarahkan para peneliti  mengingat DRD DIY merupakan wadah bagi para peneliti di DIY.

Menanggapi pemaparan yang disampaikan oleh DRD DIY tersebut, LRMPHP yang diwakili oleh Tri Nugroho Widianto, MSi menyambut antusias dan menyatakan mendukung pembentukan forum STP. Selain untuk menjembatani koordinasi antar institusi riset, forum komunikasi ini sebagai upaya untuk mendukung secara langsung pembangunan yang dilandasi oleh hasil riset. Salah satu upaya yang ditempuh LRMPHP selama ini adalah dengan cara menjalin penjajakan kerja sama dengan institusi riset dan pelaku usaha, melakukan monev terpadu dengan dinas terkait dan pengujian peralatan hasil riset kepada pengguna. 

Dengan diawalinya pertemuan ini, baik LRMPHP dan DRD DIY sepakat untuk melakukan koordinasi lanjutan terkait pengembangan STP di DIY yang berbasis budaya lokal. 

Rabu, 25 September 2019

LRMPHP ikuti FGD Litbang Pasca Pemberlakuan UU 11/2019


Perwakilan LRMPHP yang terdiri dari Kepala Loka, Kakelti dan Pengelola Kepegawaian menghadiri kegiatan FGD Litbang bertema Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan Pasca Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang diselenggarakan oleh Biro Hukum dan Organisasi KKP pada tanggal 23 September 2019 di Balai Besar Penangkapan Ikan, Semarang.

Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang terdiri dari perwakilan unit kerja eselon 1 dan satuan kerja/UPT yang memiliki jabatan fungsional peneliti (satuan kerja riset di BRSDMKP) dan jabatan fungsional perekayasa (satuan kerja – UPT pada Ditjen Teknis KKP). Diantaranya yaitu:
  • Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah
  • Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Jawa Barat
  • Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Pesawaran, Lampung
  • Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, Sulawesi Selatan
  • Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur
  • Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batte, Aceh
  • Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sei Gelam, Jambi
  • Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan
  • Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, Sulawesi Utara
  • Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Kep. Riau
  • Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Nusa Tenggara Barat
  • Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, Maluku
  • Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
  • Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem, Bali
  • Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang, Banten
  • Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan Jakarta
  • Pusat Riset Kelautan
  • Pusat Riset Perikanan
  • Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Jakarta
  • Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jakarta
  • Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Bali
  • Balai Riset dan Observasi Laut Perancak, Bali
  • Balai Riset Perikanan Laut Cibinong, Jawa Barat
  • Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang, Sumatera Selatan
  • Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Jatiluhur, Jawa Barat
  • Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros, Sulawesi Selatan
  • Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Jawa Barat
  • Balai Riset Pemuliaan Ikan Sukamandi, Jawa Barat
  • Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok Jawa Barat
  • Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir Bungus, Sumatera Barat
  • Loka Riset Perikanan Tuna Benoa, Bali
  • Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul, Yogyakarta
  • Loka Riset Budidaya Rumput Laut Boalemo, Gorontalo
  • Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Kegiatan ini diselenggarakan sehubungan dengan pemberlakuan UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Beberapa hal yang menjadi issue yaitu
  1. Rencana Induk Pemajuan Iptek akan menjadi acuan dalam penyusunan RPJPN dan RPJMN.
  2. Penambahan batas usia pensiun untuk Peneliti Ahli Utama (menjadi 70 tahun) dan Peneliti Ahli Madya (menjadi 65 tahun).
  3. Hasil Litbang wajib dipublikasikan dan didiseminasikan.
  4. Komisi Etik dibentuk untuk menegakkan kode etik penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) iptek.
  5. Pemerintah menetapkan wajib serah dan wajib simpan atas seluruh data primer dan output riset, paling singkat selama 20 tahun, melalui sistem informasi iptek yang terintegrasi secara nasional.
  6. Untuk menjalankan litbangjirap dan menghasilkan invensi dan inovasi yang terintegrasi dibentuk badan riset dan inovasi nasional (BRIN).
  7. Dana abadi litbangjirap invensi dan inovasi dibentuk oleh pemerintah untuk membiayai litbangjirap.
  8. Insentif pengurangan pajak bagi badan usaha yang melakukan litbangjirap.
  9. Dilarang melakukan pengalihan material kekayaan hayati dll, kecuali uji material nya tidak dapat dilakukan di Indonesia. Dalam hal ini wajib dilengkapi dengan dokumen MTA.
  10. Pemerintah melakukan pengukuran indikator iptek nasional secara berkala.
  11. Kegiatan litbangjirap yang berisiko tinggi dan berbahaya wajib mendapatkan izin dari pemerintah, melalui proses di komisi etik.
  12. Beberapa sanksi administratif dan ketentuan pidana bagi pelanggar UU ini.
Sedangkan di kalangan peneliti KKP sendiri, beberapa hal yang menjadi diskusi hangat diantaranya yaitu
  1. Penambahan batas usia pensiun yang belum ada PP nya sampai dengan saat ini.
  2. Kelembagaan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional): bentuk dan mekanisme kerjanya
  3. Apakah BRSDMKP diserahkan/melebur ke BRIN?
  4. Apakah UPT milik ditjen teknis (yang memiliki jabfung perekayasa) ikut diserahkan ke BRIN juga. Karena BRIN memayungi kegiatan litbangjirap (penelitian, pengembangan, pengkajian, dan  penerapan).
Paparan narasumber
Kegiatan diawali dengan sambutan selamat datang oleh Plt. Kepala BBPI (Bpk Usman Effendi) dan dilanjutkan dengan paparan narasumber (panel) yang dipandu oleh ibu Effin Martiana (Kabag Organisasi dan Tata Laksana pada Biro Hukum dan Organisasi)
1. Kepala Pusat Riset Perikanan
Kepala Pusat Riset Perikanan (Bapak Waluyo Sejati Abutohir) membawakan materi bertema Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan. Beberapa poin penting dari materi yang beliau sampaikan yaitu:
  • transformasi kebijakan riset: yang hulu dan hilirnya dari pengguna / masyarakat
  • penyusunan pohon riset sebagai basis/dasar pelaksanaan kegiatan riset
  • ketika organisasi BRIN muncul, baik organisasinya berjalan secara struktural maupun fungsional, roadmap riset tetap harus ada
2. Kepala Bagian Jabatan Fungsional – Biro SDM Aparatur KKP
Kabag Jabfung (Bapak Suratna) membawakan materi bertema kepegawaian Pembinaan Jabfung di KKP terkait dengan pemberlakuan UU 11/2019. Beberapa poin penting dari materi yang beliau sampaikan yaitu
  • umur pensiun untuk peneliti dan perekayasa jenjang ahli madya dan utama bertambah, masing-masing menjadi 65 dan 70 tahun
  • pemberlakuan BUP yang baru mengacu pada PP (yang belum terbit), namun akan diantisipasi dengan SE dari BKN/Menpan agar menjadi acuan selama masa transisi
3. Kepala Bagian Hukum – Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan - Kemenristekdikti
Kabag Hukum (Bapak Syarif) membawakan dua materi, yaitu
  • Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan UU 11/2019
  • Bisnis Proses dan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan Berdasarkan UU11/2019
Poin menarik terkait dengan kelembagaan Badan Riset dan Inovasi Nasional yang beliau sampaikan yaitu, ada 2 opsi kelembagaan
  • Kelembagaan secara struktural, yang artinya BRIN ini akan menarik dan menghapuskan unit-unit litbangjirap di kementerian/lembaga
  • Kelembagaan secara fungsional, yang artinya BRIN ini akan menjalankan peran untuk meng-organisasi-kan unit-unit litbangjirap di berbagai kementerian/lembaga (mirip dengan peran yang dilaksanakan oleh Bappenas terhadap Biro Perencanaan dan Bappeda).
-File paparan dapat diakses melalui alamat: http://bit.ly/fgd-sisnasiptek

Senin, 23 September 2019

FGD Pelaksanaan Kegiatan INTAN ALTIS-2 di Pekalongan

FGD Pelaksanaan Kegiatan INTAN ALTIS-2 di Pekalongan (Dok. LRMPHP)
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Inovasi Teknologi Adaptif Lokasi Perikanan (INTAN) tahun anggaran 2019 berupa Alat Transportasi Ikan Segar untuk Kendaraan Roda Dua (ALTIS-2) pada tanggal 20 September 2019 di Gedung Tecnopark Perikanan Kota Pekalongan.

Hadir dalam kegiatan FGD, Kepala LRMPHP beserta Tim INTAN ALTIS-2, Kepala DKP Kota Pekalongan beserta jajarannya, Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) yang diwakili Plt. Kabid. Riset SD Pemulihan Ikan dan TAL, Penyuluh Perikanan Kota Pekalongan, Perwakilan Dit. Pemasaran PDSPKP dan pelaku usaha perikanan yang menjadi mitra/volunteer kegiatan INTAN ALTIS-2.

Dalam sambutan pengantarnya, Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, M.Sc mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara LRMPHP, DKP Kota Pekalongan dan volunteer kegiatan INTAN ALTIS-2 sebagai mitra riset LRMPHP untuk membangun negeri. Kepala LRMPHP juga menjelaskan bahwa penyerahan ALTIS-2 secara simbolis telah dilakukan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Prof. Sjarief Widjaja kepada Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz, untuk selanjutnya diteruskan kepada pelaku usaha perikanan. Penyerahan secara simbolis ini dilakukan pada acara pembukaan pameran Inovasi dan Kreatifitas (PIK) di Gedung Olah Raga (GOR) Jatayu Kota Pekalongan, 5 September 2019.

Sementara itu, Budi Nugraha, MSi selaku Plt. Kabid. Riset SD Pemulihan Ikan dan TAL Pusriskan menjelaskan bahwa program INTAN ALTIS-2 merupakan salah satu kegiatan program prioritas nasional untuk mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, kepada para penerima ALTIS-2 diharapkan mendapatkan manfaatnya serta menyampaikan data dan informasi terkait ALTIS-2 untuk pengembangan dan kesempurnaan alat.

Hal serupa juga dikatakan oleh Ir. Agus Jati Waluyo selaku Kepala DKP Kota Pekalongan. Kepala DKP dalam sambutannya mengajak para penerima ALTIS-2 untuk bersyukur serta memanfaatkan barang yang diamanahkan oleh pemerintah pusat melalui LRMPHP ini. Kepala DKP meminta kepada para penerima ALTIS-2 untuk menyampaikan data dan informasi terkait ALTIS-2 baik data positib maupun negatif. “Data positib untuk pengambil kebijakan kedepannya, sedangkan data negatif untuk langkah-langkah perbaikan,” tutur Kepala DKP. Selain itu, Kepala DKP Kota Pekalongan juga menyatakan bahwa dengan pelaksanaan INTAN AlTIS-2 ini akan menambah kontribusi dalam pembangunan kelautan dan perikanan khususnya ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan yang sehat untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, berkarakter dan berdaya saing.

Perwakilan Dit. Pemasaran PDSPKP yang ikut hadir dalam pelaksanaan FGD INTAN ALTIS-2 menyampaikan bahwa bantuan yang diterima ini sifatnya hanya rangsangan untuk meningkatkan/mengembangkan usaha. “Berkembang atau tidaknya tergantung pelaku usaha,” tuturnya. Dijelaskan pula bahwa untuk meningkatkan kapasitas sebagai pemasar diperlukan manajemen pemasaran, dimulai dari hal-hal kecil seperti pencatatan transaksi jual beli setiap harinya. Selain itu, perlunya forum dialog dan konsultasi sesama anggota komunitas untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

Pada pelaksanaan INTAN ALTIS-2 di Kota Pekalongan ini, rangkaian kegiatan dilaksanakan mulai survei bersama kepada calon mitra/volunteer hingga pelaksanaan FGD. Dalam FGD ini beberapa kegiatan yang diagendakan berupa brainstorming pelaksanaan kegiatan, pemberian materi terkait dengan petunjuk instalasi, penggunaan dan perawatan ALTIS-2, distribusi/penyerahan ALTIS-2, penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) ALTIS-2 dan diakhiri dengan instalasi ALTIS-2 pada kendaraan volunteer.

Pemberian materi  terkait dengan petunjuk instalasi, penggunaan dan perawatan ALTIS-2 tersebut disampaikan oleh koordinator kegiatan INTAN ALTIS-2, Tri Nugroho Widianto, M.Si. Pada kesempatan ini dijelaskan dan dipraktekkan cara instalasi, penggunaan dan perawatan ALTIS-2 sesuai buku petunjuk/manual book ALTIS-2 yang sudah dibagikan kepada volunteer.

Rangkaian kegiatan pelaksanaan FGD INTAN ALTIS-2 di Kota Pekalongan diakhiri dengan instalasi ALTIS-2 pada kendaraan volunteer. Tim INTAN ALTIS-2 dibantu para penyuluh perikanan dan volunteer ikut dalam instalasi. Pada penyerahan ALTIS-2 kepada volunteer dilakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) ALTIS-2.

Melalui pelaksanaan kegiatan INTAN ALTIS-2  di Kota Pekalongan ini, Kepala LRMPHP berharap adanya  feedback dari pengguna ALTIS-2 untuk peningkatan kualitas inovasi yang ditawarkan dengan terus memperbaiki masalah yang timbul. Oleh karena itu, pada pelaksanaan INTAN ALTIS-2 ini ditekankan harus saling take and give antara LRMPHP dan volunteer.

Jumat, 20 September 2019

Peneliti LRMPHP Ikuti Seminar Mechanical Engineering and Emerging Technologies National Converence di UGM

Seminar Mechanical Engineering and Emerging Technologies National Converence di UGM

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), Toni Dwi Novianto mengikuti Mechanical Engineering and Emerging Technologies National Converence” di Universitas Gadjahmada (UGM) pada tanggal 19 September 2019. Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM mengambil tema Manufacturing and Applied Mechanic”. Penyelenggaraan seminar ini bertujuan untuk menyatukan para peneliti, ilmuwan, akademisi, mahasiswa, pembuat kebijakan, praktisi, perusahaan swasta dan profesional untuk bertukar informasi dan mengidentifikasi kebutuhan penelitian di bidang Teknik Mesin dan Industri.

Kegiatan seminar diawali dengan pembukaan oleh Dekan Fakultas Teknik yaitu Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sangatlah baik karena berkontribusi pada pengembangan penelitian dan teknologi yang berkesinambungan dalam teknik mekanik dan industri untuk era saat ini dan masa depan.

Kegiatan seminar ini menampilkan tiga pembicara kunci yaitu Heru Santoso Budi Rochardjo, B.Eng.,M.Eng.,Ph.D. selaku dosen di Departemen Teknik Mesin dan Industri, Ir. Iwan Agung Firstantara M.M selaku Direktur Utama Pt. Pembangkit Jawa Bali, dan Dr.Eng. R.Rachmat Sri A.Wijaya, S.T.,M.T. selaku dosen di Departemen Teknik Mesin dan Industri.  Heru Santoso Budi Rochardjo, B.Eng.,M.Eng.,Ph.D. memaparkan materi yang berjudul “Fabrication of Nano Cellulose”. Ir. Iwan Agung Firstantara M.M memaparkan materi tentang Era Baru Pengoperasian Pembangkit Listrik Berbasis Industry 4.0, dan pembicara yang terakhir yaitu Dr.Eng. R.Rachmat Sri A.Wijaya, S.T.,M.T. memaparkan materi yang berjudul “Analysis of Airless Tire Construction”.

Pada seminar ini terdapat 13 judul makalah yang dipresentasikan secara oral. Pada kesempatan tersebut, Toni Dwi Novianto mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Jumlah Mata Pisau Bowl Cutter dan Waktu Pengadonan terhadap Porositas Nugget Ikan”. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan jumlah mata pisau pada bowl cutter  berpengaruh terhadap porositas nugget ikan. Rata-rata nilai porositas nugget ikan bertambah seiring dengan penambahan jumlah mata pisau.


Rabu, 18 September 2019

Peneliti LRMPHP Ikuti Seminar Internasional ICTCRED 2019

Peneliti LRMPHP Ikuti Seminar Internasional ICTCRED 2019

International Conference on Tropical and Coastal Region Eco Development (ICTCRED) 2019 dilaksanakan pada tanggal 18 September 2019 oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu  Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP). Sejumlah pejabat lingkup UNDIP menghadiri kegiatan tersebut seperti Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Ambariyanto, Dekan FPIK Prof Dr. Tri Winarni, akademisi dan peneliti bidang kelautan dari kementerain dan kampus lain.

Dekan FPIK Undip menjelaskan bahwa ICTCRED  merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan dan menyebarluaskan hasil penelitian teruatama untuk kawasan pesisir dan daerah tropis. Tema ICTCRED 2019 adalah pengelolaan kawasan pesisir terintegrasi untuk mendukung pembangunan lestari dan berkelanjutan. Prof Tri Winarni juga menjelaskan bahwa ICTCRED merupakan kolaborasi bidang hukum, sosial ekonomi, dan kelautan untuk mengimplementasikan pola ilmiah pokok yang dimiliki UNDIP terkait pengembangan kawasan pesisir dan pantai.

Pada acara tersebut hadir sejumlah pembicara kunci yaitu Prof Hiroki Saeki, PhD dari Hokaido University Jepang yang berkecimpung di bidang ilmu dan teknologi pangan bersumber dari produk laut; Erik de Ruijter van Steveninck, PhD dari IHE Delft Institute for Water Education, Belanda yang menggeluti bidang ekologi perairan dan laut; Prof. Budi P. Resosudarmo, PhD dari Australian National University, Australia dengan bidang kepakaran ekonomi perikanan. Pembicara kunci lainnya yang menyampaikan paparannya adalah Prof. Dr. Eddy Pratomo dari Undip dengan kepakaran kebijakan pesisir dan Dr. Tony Hadibarata dari CurtinUniversity, Malaysia yang banyak berkiprah di bidang mikrobiologi lingkungan.

ICTCRED 2019 diikuti lebih dari 200 ilmuwan dari berbagai negara. Sejumlah jurnal dan proseding internasional seperti Biodiversitas, WRA (World Researchers Associations), dan AACL (Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation) Bioux, Proceedings of the Institute of Physics (IOP) akan menjadi sarana publikasi sejumlah artikel yang dipresentasikan pada kegiatan tersebut.

Presentasi dilakukan dalam kelas-kelas secara panel sesuai tema yang akan dipresentasikan yaitu Marine Product and Biotechnology, Aquaculture, Coastal Policy, Crustacean Diversity, Building with Nature, Coastal Resources Management; Coastal Social and Economics, Coastal Engineering; Air Sea Interaction; Disaster Mitigation and Rehabilitation, Marine Science dan Fisheries and Fisheries Processing Technology

Peneliti LRMPHP mengikuti sesi panel yang membahas tentang Fisheries and Fisheries Processing Technology. Pada tema ini, terdapat 12 hasil penelitian yang dipresentasikan. Salah satu paparan terkait alat pengering  menjadi perhatian peneliti LRMPHP karena sesuai dengan tema penelitian LRMPHP tahun 2019. Judul paparan penelitian tersebut yaitu “The characteristics of dried Anchovy (Stolephorussp) by applied the cabinet and tunnel type of sun dryer” Penelitian ini membahas tentang proses pengeringan ikan anchovy yang terkendala cuaca dan tingkat sanitasi yang rendah sehingga perlu didesain alat pengering yang sesuai. Alat pengering yang didesain adalah jenis cabinet dan tunnel, dengan parameter pengujian organoleptik, proksimat dan Total Plate Pount (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengering jenis tunnel menghasilkan mutu ikan anchovy kering lebih baik dibandingkan jenis kabinet. Hal ini ditunjukkan dari nilai organoleptik dan TPC yang lebih baik.



Kamis, 12 September 2019

MENTERI SUSI DORONG DIGITALISASI UMKM KELAUTAN DAN PERIKANAN

Nomor : SP234/SJ.04/IX/2019
SIARAN PERS

JAKARTA (12/9) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kelautan dan perikanan. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing UMKM kelautan dan perikanan menghadapi era pasar yang berbasis teknologi digital memasuki era industri 4.0.

Upaya tersebut ditempuh dengan beberapa aksi, di antaranya meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi informasi bagi pelaku UMKM kelautan dan perikanan, serta penyelenggaraan Marine and Fisheries Business and Investment Forum di Jakarta pada Kamis (12/9). Forum yang mempertemukan para pelaku UMKM kelautan dan perikanan, perusahaan jasa perbankan, perusahaan jasa pengiriman, BUMN Perikanan, serta pelaku e-commerce diharapkan akan membuka jejaring baru dan peningkatan profil usaha UMKM kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam kesempatan tersebut menyampaikan keinginannya untuk membantu para pelaku UMKM kelautan dan perikanan dalam meningkatkan nilai jual produk perikanannya. “Platform KKP itu memang kita ingin membantu ibu-ibu non nelayan yang bisa membantu bapak-bapak nelayan untuk lebih bisa menaikkan nilai ikannya,” ujarnya.

UMKM Harus Manfaatkan E-Commerce

Hadirnya berbagai start-up unicorn bidang e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak di Indonesia memberikan kesempatan bagi UMKM untuk memasarkan produknya secara lebih luas tanpa dibatasi tempat dan waktu. Menteri Susi berharap, para pelaku usaha kelautan dan perikanan memanfaatkan peluang ini untuk memperluas pasarnya.
“Saya berharap kerja sama digital company ini bisa membuat pasar menjadi lebih aksesibel di mana saja dan kapan saja untuk para pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Sementara untuk distribusi produk, para pelaku usaha dapat memanfaatkan sejumlah layanan seperti Go-Jek dan SiCepat untuk memperluas pasarnya. Ke depannya, Menteri Susi berharap PT Pos juga bisa melakukan terobosan agar bisa ikut mendistribusikan produk perikanan.
“Jangan hanya mengirimkan kertas saja, kirimkan ikan ke mana-mana. Fish by mail. Terobosan-terobosan begitu dimungkinkan dengan platform digital,” cetusnya.

Tak lupa, Menteri Susi juga berpesan agar e-commerce platform yang ada juga tidak menjual produk-produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Misalnya, komoditi perikanan yang dilindungi seperti terumbu karang dan benih lobster tidak boleh diperjualbelikan. Selain itu, produk yang dapat merusak ekosistem laut seperti setrum ikan juga tidak boleh dijual
“Dengan digitalisasi, saya harapkan jangan sampai yang dijual adalah alat setrum ikan yang bikin sumber ikannya hancur, yang menghancurkan sumber mata pencahariannya sendiri,” pesan Menteri Susi.

Untuk itu, Menteri Susi juga mengigatkan agar jajaran KKP agar turut memberikan pendampingan tentang komoditi yang boleh diperjualbelikan dan dilarang. “Tentu, Kementerian Kelautan dan Perikanan berkewajiban memberikan aturan, standarisasi, apa yang boleh dan tidak boleh, jangan sampai binatang langka yang sudah masuk CITES diperjualbelikan digital. Diberikan arahan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh,” ujarnya.

Akses Modal Murah dan Mudah

Menteri Susi menyatakan, KKP siap membantu para pelaku usaha UMKM untuk mendapatkan kemudahan modal itu. “KKP siap membantu pelaku UMKM. Kita ada BLU dengan bunga yang lebih rendah dan kita juga berpartner dengan BNI dan BRI,” ujarnya. 

Ia juga berpesan agar perbankan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan modal. Menurutnya, kebijakan afirmatif yang berpihak pada UMKM. Salah satunya dengan memberikan bunga yang rendah kepada pelaku usaha UMKM.
“Saya mohon perbankan Indonesia juga mulai memberikan keberpihakannya. Tanpa kebijakan afirmatif dari kita, yang kecil tidak mungkin naik cepat. Jadi bunganya lah kita subsidi untuk pinjaman dibawah satu miliar. Jangan justru bunga yang kecil-kecil malah lebih tinggi daripada korporasi. Mindset ini harus kita buang. Kita majukan perikanan,” ucapnya.

Menteri Susi mendorong agar UMKM diberikan akses modal yang murah dan mudah. “Murah dan mudah ini sangat penting. Tanpa itu, UMKM tidak bisa jalan untuk menyetarakan diri dengan yang besar. Jadi kita mesti bantu,” tambahnya.

Menurut Menteri Susi, hal itu sudah sepatutnya dilakukan melihat sektor kelautan dan perikanan yang bertumbuh pesat dalam 4,5 tahun terakhir. Pemerintah melalui KKP telah memberlakukan kebijakan-kebijakan yang menjadikan bisnis perikanan sustainable. Hasilnya, stok ikan melimpah hingga mencapai 13,1 juta ton pada tahun 2018 dari 7,3  juta ton  pada tahun 2013. Kelautan dan perikanan pun menjadi sektor investasi yang menjanjikan.
“Sekarang ini perikanan betul-betul luar biasa hasilnya. Anda investasi kepada pengusaha-pengusaha perikanan itu saatnya sekarang karena ikan banyak. Nah, kesempatan besar dengan bagusnya stok ikan Indonesia ini mengajak generasi muda juga terjun ke perikanan. Ikan itu akan menjadi bagian yang sangat penting untuk negara ini,” jelasnya.

Potensi Besar UMKM Kelautan dan Perikanan

Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Agus Suherman mengungkapkan bahwa UMKM, termasuk UMKM kelautan dan perikanan, merupakan sektor yang sangat berkontribusi dalam perekonomian nasional. Meskipun begitu, UMKM kelautan dan perikanan kerap dihadapkan pada 5 (lima) permasalahan umum yaitu masalah pemasaran, permodalan, kompetensi SDM, keterbatasan penguasaan teknologi, dan manajemen.

Untuk itu, Marine and Fisheries Business and Investment Forum digelar dengan tema “Menuju Usaha Mikro Kecil Kelautan dan Perikanan Berdasi (Berdaya Saing) melalui Akses Digital”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing usaha mikro kecil kelautan dan perikanan dalam memasarkan produknya di pasar digital dalam rangka memperluas akses pasar dan meningkatkan kesejahteraannya.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital, diharapkan UMKM dapat mengatasi sebagian dari permasalahan tersebut. Beberapa di antaranya melalui pemasaran yang semakin terbuka dan tanpa batas, serta permodalan yang semakin cepat dan mudah,” ungkap Agus.

Kegiatan ini menghadirkan beberapa fasilitator dari stakeholder terkait yaitu Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Tokopedia, Bukalapak, Aruna, Gojek Indonesia, Sicepat, Go UKM, dan PT. Jayasakti. Forum ini melibatkan peserta yang terdiri atas unsur pemerintah instansi K/L pusat dan daerah, pelaku usaha pemasaran digital, pelaku jasa pengiriman, asosiasi terkait, pelaku usaha mikro kecil kelautan dan perikanan, serta pelaku jasa keuangan.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan dokumen kerja sama antara Direktorat Jenderal PDSPKP KKP dengan sejumlah pihak yaitu BEKRAF tentang Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Melalui Penguatan Potensi Ekonomi Kreatif; Kementerian Sosial tentang Peningkatan Kesejahteraan Fakir Miskin melalui Kelompok Usaha Bersama di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; serta Kementerian Pariwisata tentang Sinergi Program Promosi Wisata dan Peningkatan Konsumsi Ikan.

Lilly Aprilya Pregiwati
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Selasa, 10 September 2019

LRMPHP Launching ALTIS-2 di Pekalongan

Penyerahan Altis-2 secara simbolis oleh Kepala BRSDM
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melaunching Alat Transportasi Ikan Segar untuk Roda-2 (ALTIS-2). Kegiatan launching dilakukan dalam acara Pameran Inovasi dan Kreativitas (PIK) pada tanggal 5 September 2019 di kawasan Gedung Olah Raga (GOR) Jatayu Kota Pekalongan.

Launcing ALTIS-2 ini sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan Inovasi Adaptif Lokasi Perikanan (INTAN) di Kota Pekalongan. INTAN merupakan program prioritas nasional untuk mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat sehingga dapat memberikan nilai tambah pemanfaatan alat bagi pengguna.

ALTIS-2 terdiri atas dua buah peti berinsulasi yang dirangkaikan dengan dudukan dan diletakkan di sebelah kanan dan kiri sepeda motor. Sistem pendingin alat ini menggunakan sistem Thermoelectric Cooling (TEC) dengan sumber energi arus DC dari aki. Prinsip kerja sistem TEC adalah pemanfaatan terjadinya perbedaan suhu antara sisi panas dan sisi dingin modul TEC atau peltier. Setelah diberi arus DC bagian sisi dingin peltier digunakan untuk menyerap panas ruang penyimpanan yang kemudian dilepas ke lingkungan melalui sisi panas elemen peltier sehingga suhu ruang menjadi rendah. Sistem TEC memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem pendingin konvensional menggunakan refrigerant. ALTIS-2 telah mendapatkan nomor pendaftaran paten S00201402661 pada tahun 2014, termasuk dalam 108 Inovasi Indonesia dan Rekomendasi Teknologi KKP tahun 2016, serta menjadi runner up pada Kompetisi IPLAN Challenges 2018.

Pada Pameran Inovasi dan Kreativitas 2019, penyerahan ALTIS-2 secara simbolis dilakukan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Prof. Sjarief Widjaja. Secara simbolis ALTIS-2 diserahkan kepada Wali Kota Pekalongan, Saelany Machfudz, untuk selanjutnya diteruskan kepada pelaku usaha perikanan.

Kepala BRSDM menyatakan bahwa kehadiran ALTIS-2 di Pekalongan sebagai bukti nyata dedikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk rakyat. "Hasil riset, hasil penelitian kita, harus dapat digunakan masyarakat secara langsung. ALTIS-2 merupakan suatu inovasi yang telah berkembang dengan baik dan diharapkan menjadi karya nyata untuk masyarakat. Dan Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia penerima ALTIS-2 pada tahun 2019 ini," tutur Prof. Sjarief Widjaja dalam  dalam gelaran Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019.

"Di samping itu, kami juga memiliki Aplikasi Laut Nusantara. Aplikasi berbasis android ini membantu nelayan untuk mendapatkan tangkapan yang lebih banyak. Jadi nelayan sekarang bukan lagi mencari ikan tapi menangkap ikan. Ini merupakan langkah BRSDM dalam menciptakan nelayan milenial. Dengan kultur dan kearifan Indonesia, namun menggunakan teknologi terbarukan yang dapat diakses di manapun dan kapanpun," jelasnya.

Kepala Pusat Riset Perikanan, Waluyo Sejati Abutohir, SH.,M.M, dan Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, M.Sc yang hadir mendampingi Kepala BRSDM ikut menjelaskan bahwa ALTIS-2 didesain agar ikan yang dijual oleh pedagang ikan keliling tetap segar selama dipakai berjualan. “Kapasitas ALTIS-2 sebesar 60 kg, digunakan tanpa menggunakan es dan ikan tetap segar hingga 6 jam. Oleh karena itu ALTIS-2 mengurangi modal usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan pedagang ikan keliling, Selain itu juga tidak menggunakan styrofoam sehingga ramah lingkungan” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Pekalongan, mengapresiasi teknologi inovasi ALTIS-2 untuk pedagang ikan keliling. Dengan adanya teknologi ALTIS-2, diharapkan para pedagang ikan  keliling akan terbantu dan menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian di Kota Pekalongan.

Senin, 09 September 2019

Alat Uji Kesegaran Ikan Non Destruksi dan ALTIS-2 Pada PIK 2019 Kota Pekalongan

Partisipasi LRMPHP dalam PIK 2019 di Kota Pekalongan
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) turut berpartisipasi dalam Pameran Inovasi dan Kreatifitas (PIK) 2019 di Gedung Olah Raga (GOR) Jatayu Kota Pekalongan, 5-6 September 2019. Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan 2019 terlaksana dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas). 

Dalam Pameran Inovasi dan Kreatifitas (PIK) 2019, LRMPHP turut menampilkan hasil riset dan inovasinya berupa ALTIS-2 (Alat Transportasi Ikan Segar untuk Kendaraan Roda-2). ALTIS-2 merupakan salah satu inovasi riset dari LRMPHP yang telah mendapatkan nomor pendaftaran paten S00201402661 pada tahun 2014, termasuk dalam 108 Inovasi Indonesia dan Rekomendasi Teknologi KKP tahun 2016, serta menjadi runner up pada Kompetisi IPLAN Challenges 2018 yang diselenggarakan oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Nanyang Technological University of Singapore. 

Tak hanya ALTIS-2, LRMPHP juga menyajikan hasil inovasi riset berupa prototype alat pengujian kesegaran ikan berbasis non destruktif. Alat ini mampu mengidentifikasi dan menilai kesegaran ikan dengan cepat berbasis 2 (dua) parameter, yaitu citra mata dan gas. Proses pengujian kesegaran ikan non destruktif berdasarkan citra mata dan sensor gas telah mendapatkan nomor pendaftaran paten P00201704950 pada tahun 2017.

Selama mengikuti pameran, booth LRMPHP banyak mendapat kunjungan dari masyarakat baik akademisi maupun instansi. Pada umumnya mereka mengapresiasi hasil riset yang telah dihasilkan oleh LRMPHP. Pengunjung tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal terkait prinsip kerja alat, kegunaan, harga dan spesifikasinya. Kegiatan pameran yang diikuti LRMPHP ini, selain bertujuan mendesiminasikan hasil riset, juga untuk mendapatkan feedback bagi peningkatan kegiatan riset kedepannya.

Gelar Festival Budaya Bahari 2019

Gelar Festival Budaya Bahari 2019
Guna meningkatkan pengenalan pemahaman dan kesadaran generasi muda dan masyakat akan kekayaan kelautan yang ada di DIY, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menggelar Festival Budaya Bahari 2019 di Pantai Baru Ngentak Poncosari Srandakan Bantul. Minggu (8/9).

Menurut Kadinas Kelautan  dan Perikanan DIY Ir. Bayu Mukti Sasongko, M.Si dalam laporannya mengatakan, kegiatan Festival Budaya Bahari ini sebagai salah satu upaya mewujudkan visi gubernur DIY yakni menyongsong abad samudera Hindia untuk kemuliaan martabat manusia jogja, kali ini dengan tema laut masa depan bangsa.

“ Pelaksanaan kegiatan Festival Budaya Bahari 2019 ini terdiri dari 8 kegiatan yang melibatkan sekitar 2000 orang. Kegiatan FBB 2019 terdiri dari lomba perahu nelayan yang diikuti oloeh 50 perahu motor tempel, lomba pancing pasiran 300 orang, pameran dan bazaar produk kelautan dan perikanan terdiri dari 50 stand, bersih pantai yang diikuti oleh 600 peserta, sepeda bahari diikuti oleh 300 peserta terakhir sosialisasi dan seminar budaya bahari diikuti 200 peserta, “ terangnya.

Tujuan lain dilaksanakannya Festival Budaya Bahari 2019 adalah untuk  menggali dan menumbuhkembangkan rasa cinta generasi muda dan masyarakat akan keberagaman sumber daya kelautan yang mengarah kepada upaya penggunaan dan eksplorasi summber daya tersebut secara lestari, serta meningkatkan kerjasama secara integral terpadu antara dunia pendidikan dan masyarakat serta pemda dalam rangka mengembangkan jiwa kebaharian, meningkatkan budaya makan ikan dan pengembangan usaha perikanan dan kelautan,

Bupati Bantul Drs. H. Suharsono dalam sambutan selamat datang menyambut baik gelaran Festival Budaya Bahari ini, kehadiran Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X tentunya membawa makna tersendiri, terutama dalam membangunkan semangat di kalangan masyarakat pesisir untuk terus bekerja keras dalam meningkatkan taraf kehidupan yang berbasis sumber daya lokal ,

“ Aktivitas para nelayan dan masyarakat pesisir tentu tidak dapat dilepaskan dengan laut, sebagai budaya yang telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita, dengan diadakannya Festival Budaya Bahari 2019 ini, saya yakin masyarakat akan semakin mencintai laut dan kekayaannya sehingga tetap terjaga kelestariaanya dan terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang serta dapat menyediakan lapangan pekeraan, meningkatkan income dan dari situlah kita akan mempunyai ketahanan pangan dan gizi, “ tuturnya.

Disamping itu kita juga harus mempunyai komitmen menjaga pelestarian tradisi kehidupan masyarakat pesisir, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Pemda DIY atas semua prakarsanya dalam penyelenggaraan Festival Budaya Bahari 2019, dengan berbagai kegiatan yang mengangkat dan memperkenalkan kekayaan laut kepada masyarkat, tentu kedepannya kita mengharapkan akan mampu meningkatkan potensi pendapatan daerah khususnya bagi  nelayan dan masyarkat pantai yang bersinergi dengan dunia pariwisata.

Sementara itu Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X, dalam sambutan pengarahannya, mengapresiasi digelarnya Festival Budaya Bahari 2019 ini yang secara nyata menjadi sebuah upaya memberdayakan kemajuan Yogyakarta melalui pengejawantahan semangat “ Jogja Menghadap ke Selatan “ , yang dapat diartikan pembangunan DIY akan fokus pada pengembangan kesejahteraan wilayah pesisir, sekali lagi dari “ Among tani menuju dagang layar” sekaligus sebagai upaya pengembangan potensi samudera yang kita miliki.

Dia berpesan selalu jaga kelestarian lautan kita, sudah menjadi tugas manusia untuk memperindah keindahan dunia, menjaga bumi agar menjadi tempat yang layak untuk ditinggali, dalam konteks ini, tatanan Hamemayu Hayuning Bawana dapat diturunkan menjadi Hamemayu Hayuning Tirta (air) dan Hamemayu Hayuning Samudra (laut) yang dapat diartikan bahwa seluruh manusia memiliki kewajiban kolektif untuk menjaga kelestarian sumber daya air dan lautnya. “ Kita semua harus melibatkan diri dalam ikhtiar kolektif agar tirta dan samudra menjadi sahabat manusia, sehingga tidak menimbulkan berbagai bencana dan bahaya, “ tandasnya.



Sumber : bantulkab.go.id

Kamis, 29 Agustus 2019

Pulsed electric field-assisted extraction (PEF)


Teknologi PEF secaraluas digunakan oleh industri pangan sebagai teknologi prosesnon-thermal. Total spesifik energi yang digunakan kurang dari 20 kJ/kg.Prinsip penggunaan teknologi PEF ialah memberikan kejutan listrik pada bahan dengan meletakkan sampel berupa biomaterial diantara dua elektroda pada pulse amplitude antara 0,1 kV/cm hingga 20 kV/cm (Gambar 1). Penggunaan medan listrik terhadap sel biomaterial menyebabkan perubahan struktur membran dan membuat ukuran pori sel membesar. Fenomena ini disebut electroporation atau electropermeabilisation yang mengakibatkan keluarnya kandungan intra seluler sel (Gambar 2). Keunggulan teknologi PEF yaitu pertama dengan adanya efek electroporation, larutan pengekstrak biomaterial akan lebih mudah berekasi dengan senyawa target sehingga akan diperoleh rendemen lebih tinggi. Kedua, PEF sesuai untuk ekstraksi material yang sensitive terhadap panas, sehingga sifat fungsional dari limbah seafood tetap terjaga.

Gambar 1. Ilustrasi teknologi PEF (Sumber : Meriem Bouras, 2015)

Contoh aplikasi PEF, adalah untuk ekstraksi chondroitin sulphate dari tulang ikan. Laporan He, G. dalam jurnal Food Chemistry tahun 2014, menyebutkan berhasil didapatkan rendemen chondroitin sulphate sebesar 6,92 g/L dengan rasio bahan dan pelarut (1:15 g/ml), intensitas medan listrik 16,88 kV/cm, jumlah pulse 9 dan konsentrasi NaOH 3,24% selama 5 menit. Sedangkan untuk ekstraksi yang sama dengan metode enzimatis dibutuhkan waktu 4 jam menghasilkan rendemen 3,43 g/L, dengan metode alkali selama 2 jam diperoleh rendemen 3,76 g/L, dan dengan metode ultrasonic 23 menit rendemen 4,87 g/L.

Gambar 2. Mekanisme pelepasan manoprotein dari biomaterial menggunakan PEF (Sumber :Juan Manuel Martínez and Javier Raso, 2016)
Pada skala Laboratorium, teknologi PEF telah menunjukkan hasil yang baik dalam proses pengolahan pangan. Namun tantangan terbesar dalam pengembangan teknologi ini ialah besarnya investasi yang harus dikeluarkan untuk aplikasinya pada skala industri. Efek negatif lain ialah ada kemungkinan terjadinya reaksi elektrokimia pada elektroda dengan medium sehingga dikhawatirkan korosi elektroda akan masuk dalam produk pangan.

Penulis : Arif Rahman Hakim

Kamis, 22 Agustus 2019

Partisipasi LRMPHP dalam Pameran HIMPENINDO DIY

Partisipasi LRMPHP dalam Pameran HIMPENINDO DIY 
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) turut berpartisipasi dalam kegiatan pameran dalam rangka kegiatan “Workshop Sinkronisasi Kegiatan dan Pameran Hasil Penelitian dan Pengembangan” pada 21 Agustus 2019 di Gedung Taman Teknologi Pertanian (TPP) Nglanggeran Gunungkidul, DIY. Partisipasi LRMPHP dalam kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas surat undangan No : 18/Himpenindo DIY/08/2019 untuk mengisi booth pameran. Selain diikuti oleh LRMPHP, pameran juga diikuti dari berbagai instansi riset di wilayah DIY seperti LIPI, BATAN, BPTH, BBP3KS, BBKKP, BPNB, Balai SABO dan Bapedda. 

Pada pameran Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) ini, peralatan yang ditampilkan oleh LRMPHP adalah alat transportasi ikan segar roda dua (Altis-2 seri 2019) dan alat uji kesegaran ikan berbasis android (UKI). Altis-2 merupakan salah satu inovasi riset peraih juara II pada kompetisi IPLAN (IPLAN Challenges 2018) dan masuk dalam kegiatan prioritas INTAN (Inovasi Adaptif Lokasi Perikanan) tahun 2019, sedangkan UKI  merupakan alat pengujian kesegaran ikan berbasis non destruktif berdasarkan parameter bau dan citra mata ikan. Alat UKI ini dapat menilai kesegaran ikan secara real time dengan hasil yang akurat dan cepat serta telah mendapatkan nomor pendaftaran paten P00201704950 pada tahun 2017.

Selain Altis-2 dan alat UKI, hasil riset LRMPHP lainnya juga ditampilkan baik dalam bentuk banner maupun leafleat. Selama mengikuti pameran, booth LRMPHP banyak mendapat kunjungan baik dari masyarakat, peneliti maupun instansi. Pada umumnya mereka mengapresiasi hasil riset yang telah dihasilkan oleh LRMPHP. Pengunjung tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal terkait prinsip kerja alat, kegunaan, harga dan spesifikasinya. Kegiatan pameran yang diikuti LRMPHP ini, selain bertujuan mendesiminasikan hasil riset, juga untuk mendapatkan feedback bagi peningkatan kegiatan riset kedepannya.


 


Interaksi dengan pengunjung di booth LRMPHP

Peneliti LRMPHP Ikuti Workshop Sinkronisasi Hasil Riset di Nglanggeran Gunungkidul

Pemaparan hasil-hasil riset oleh Kepala LRMPHP
Keberadaan lembaga riset di DIY semakin mendorong terwujudnya berbagai inovasi dan perkembangan teknologi yang dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Proses alih teknologi dari lembaga riset kepada masyarakat telah banyak dilakukan, namun kadang masih ditemukan ketidaksesuaian atau ketidaksinkronan antara program riset, pengkajian dan pengembangan di lembaga riset yang dikembangkan dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Hasil-hasil riset, pengkajian dan pengembangan tersebut belum semuanya dimanfaatkan oleh pengguna. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi hasil riset kepada stake holder. 

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) pada kegiatan ini ikut mensosialisasikan hasil riset dan profil LRMPHP. Pemaparan hasil riset dan profil LRMPHP disampaikan oleh Luthfi Assadad, S.Pi, M.Sc selaku Kepala LRMPHP. Turut mendampingi Kepala LRMPHP,  peneliti dari LRMPHP yaitu Arif Rahman Hakim, S.Pi, M.Eng, Putri Wullandari, STP, M.Sc, I Made Susi Erawan, S.Pi, M.Sc, Ahmad Fauzi, ST dan Toni Dwi Novianto, STP. Selain LRMPHP, hadir dalam kegiatan workshop ini 19 satuan kerja (satker) riset di wilayah DIY diantaranya Bapedda, LIPI, BPTP, Batan, BPPT, BPSDMP Kominfo, Kementan dan lainnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) DIY ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan hasil riset kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dapat memfasilitasi para peneliti dalam membangun sinergitas penelitian antar satker melalui penyediaan sarana dan prasarana penelitian, elaborasi penelitian lintas bidang kepakaran, transfer pengalaman penelitian berskala global serta peluang pendanaan penelitian yang potensial.

Selasa, 20 Agustus 2019

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Fungsional Peneliti Lingkup BRSDM di LRMPHP

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Fungsional Peneliti di LRMPHP
Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Dr. Maman Hermawan, M.Sc melantik tiga pejabat fungsional peneliti dalam kegiatan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan Pejabat Fungsional Lingkup BRSDM pada 20 Agustus 2019 di Aula LRMPHP. Ketiga pejabat fungsional Lingkup BRSDM yang dilantik yaitu Toni Dwi Novianto, STP, Wahyu Tri Handoyo, ST dan Ahmad Fauzi, ST, ketiganya dari Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP). Hadir mendampingi Sekretaris BRSDM, Kepala LRMPHP Luthfi Assadad, M.Sc, rohaniawan dari Kemenag Bantul dan staf kepegawaian lingkup LRMPHP.

Kepada para pejabat fungsional peneliti yang dilantik, Sekretaris BRSDM menyampaikan sambutan dan arahannya. Sekretaris BRSDM menyampaikan bahwa pelantikan ini sebagai pedoman dalam bertugas. Sumpah/janji jabatan pada hakekatnya merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena pertanggungjawabannya tidak hanya kepada atasan yang bersangkutan, tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini jabatan fungsional memiliki kedudukan yang sangat penting untuk mendukung kinerja tupoksi kantor. 

Sekretaris BRSDM juga menyampaikan bahwa tantangan riset saat ini adalah bagaimana hasil-hasil riset dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Untuk itu sebagai ASN harus siap dalam menghadapi persaingan global dengan kreativitas, inovasi dan kecepatan dengan mengadopsi cara-cara baru yang banyak terobosan dan penguatan. ASN sudah semestinya merubah pola pikir dari dilayani menjadi melayani masyarakat dengan integritas, semangat nasionalisme, profesionalisme, wawasan global dan memiliki visi kebangsaan dan jiwa interpreneur. Sekretaris BRSDM mengajak pegawai yang hadir untuk membangun budaya kerja di KKP yang kompetitif, berkarakter, produktif dan inovatif.



Pelaksanaan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan



Rabu, 14 Agustus 2019

Monev Semester I Tahun 2019 Lingkup LRMPHP

Pembahasan Monev Semester I Tahun 2019 Lingkup LRMPHP
Dalam rangka pemantauan capaian dan progres pelaksanaan kegiatan selama semester I, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP)  menyelenggarakan Monitong dan Evaluasi (Monev) Semester I Tahun  2019 pada 13 Agustus 2019. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Pusriskan Waluyo Sejati Abutohir, SH.,M.M, sekaligus memberikan arahan. Dalam arahannya Kepala Pusriskan menjelaskan bahwa kegiatan riset saat ini perlu didorong agar hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu hasil riset harus segera dipublikasikan dan dipatenkan. Sementara itu, Kepala LRMPHP Assadad, M.Sc dalam sambutannya berharap mendapat arahan dan masukan dari tim evaluator untuk perbaikan substansi kegiatan agar tidak menyimpang dari proposal sehingga capaian kinerja tahun 2019 dapat diselesaikan dengan baik. 

Pelaksanaan kegiatan Monev Semester I Tahun  2019  lingkup LRMPHP meliputi manajerial dan riset. Kegiatan riset tentang mekanisasi penanganan rumput laut.  Kegiatan ini dibagi dalam tiga judul kegiatan riset yaitu Rancang Bangun Silo Rumput Laut, Rancang Bangun Alat Grading Rumput Laut dan Rancang Bangun Pengering Rumput Laut. Pada tahun 2019 ini, LRMPHP juga mengemban tugas sebagai pelaksana kegiatan Inovasi Adaptif Lokasi Perikanan (INTAN) tentang Aplikasi Teknologi Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2) kepada masyarakat pengguna. INTAN merupakan kegiatan program prioritas nasional untuk mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat. 

Pembahasan Monev kegiatan riset tahun 2019, diawali dengan pemaparan kegiatan Riset Rancang Bangun Alat Silo Rumput Laut oleh Putri Wullandari STP, M.Sc dengan evaluator Dr Ir Nursigit Bintoro, M.Sc dari  Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Beberapa masukan dan saran yang harus diperhatikan diantaranya terkait perancangan sistem aerasi (chiller) pada penyimpanan rumput laut dan analisis datanya. Pada pemaparan kegiatan Riset Rancang Bangun Alat Grading Rumput Laut oleh I Made Susi Erawan, S.Pi, M.Sc dengan evaluator Dr. Rudiati Evi Masithoh, STP., M.Dev.Tech dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM, ada beberapa saran dan masukan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan riset. Beberapa saran dan masukan tersebut diantaranya penggunaan istilah grading untuk output kegiatan belum tercermin dalam pelaksanaannya. Kegiatan yang dilakukan baru identifikasi dan analisa yang berbasis pengolahan citra mata  dengan Convolutional Neural Networks (CNN). Analisa dengan metode ini sebaiknya digunakan data yang lebih banyak dan validasi agar hasilnya terpercaya. Pada pemaparan kegiatan riset Rancang Bangun Pengering Rumput Laut oleh Arif Rahman Hakim, S.Pi, M.Eng dengan evaluator Samsudin Anis, Ph.D dari Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (UNNES) memberikan masukan terkait cavity pada alat pengering.

Selanjutnya pada pemaparan kegiatan INTAN berupa ALTIS-2 dengan evaluator Budi Nugraha,  MSi selaku Kabid Riset Pemulihan SD & Teknologi Alsinkan Pusriskan menjelaskan perlunya kesiapan launching ALTIS-2 kepada masyarakat pengguna. Melalui launching dan pelaksanaan INTAN kepada masyarakat pengguna diharapkan diperoleh feedback untuk evaluasi dalam rangka peningkatan kualitas inovasi yang ditawarkan. 

Kegiatan Monev Semester I Tahun  2019  lingkup LRMPHP diakhiri dengan pembahasan kegiatan manajerial oleh tim evaluator dari Pusriskan dan Kepala LRMPHP. Tim evaluator menyampaikan bahwa secara umum hasil Monev manajerial LRMPHP sudah berjalan baik, namun demikian masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan diantaranya kesesuaian antara target dan realisasi baik fisik maupun anggaran.

Arahan Monev oleh Kepala Pusriskan

Pembahasan Monev oleh Tim Evaluator




Rabu, 07 Agustus 2019

Pemaparan Hasil Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Universitas Lampung (UNILA)

Pemaparan Hasil Kegiatan PKL Mahasiswa Universitas Lampung (UNILA)
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menjadi tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Lampung (UNILA). Praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut berdasarkan surat permohonan Ijin PKL Nomor : 775B/UN26.14/TU.00.00/2019 pada tanggal 5 Maret 2019 dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) . Adapun waktu pelaksanaan PKL mulai tanggal 1 Juli hingga 11 Agustus 2019 dan diikuti empat mahasiswa yaitu Rivaldo, Martin Sulung Hidayatullah, Anggia Indriyani dan Elisabeth Intan. 

Selama PKL di LRMPHP, mahasiswa ikut membantu pelaksanaan kegiatan riset LRMPHP tahun 2019 tentang Rancang Bangun Silo Rumput Laut, Rancang Bangun Alat Grading Rumput laut, Rancang Bangun Alat Pengering Rumput Laut dan Aplikasi Teknologi Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2 Seri 2019). 

Hasil kegiatan PKL selama sebulan tersebut selanjutnya dipaparkan oleh mahasiswa Universitas Lampung (UNILA) pada 6 Agustus 2019 di Aula LRMPHP. Hadir dalam acara ini Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, S.Pi, M.Sc, pembimbing mahasiswa dari LRMPHP, Tri Nugroho Widianto, S.Si, M.Si, Arif Rahman Hakim, S.Pi, M.Eng, Putri Wullandari, STP, M.Sc dan I Made Susi Erawan, S.Pi, M.Sc serta Team Pelayanan Teknis. 

Beberapa masukan dan saran diberikan oleh para pembimbing kepada mahasiswa diantaranya cara penulisan makalah riset yang baik dan kesesuaian judul yang ditulis dengan tujuan dan kesimpulannya. Kepala Loka berharap agar kegiatan PKL yang dilakukan mahasiswa bermanfaat dan dapat dijadikan pengalaman untuk bekal menyusun makalah ilmiah.


Tukar cinderamata antara LRMPHP dan mahasiswa



Senin, 05 Agustus 2019

LRMPHP Ikuti Monev Terpadu Lingkup BRSDM di Tegal

LRMPHP Ikuti Monev Terpadu Lingkup BRSDM Zona III di Tegal
LRMPHP mengikuti  Monitoring dan Evaluasi (Monev) Terpadu BRSDM Zona III T.A. 2019 tanggal  31 Juli – 2 Agustus 2019 di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Kegiatan ini dalam rangka pemantauan capaian dan progres pelaksanaan kegiatan lingkup BRSDM tahun 2019 serta rencana pelaksanaan kegiatan tahun 2020. Penyelengaraan Monev Terpadu BRSDM dilakukan ditiga zona yaitu zona I di LRPT Denpasar, Zona II di LRKSDKP Bungus dan Zona III di BPPP Tegal. Pembagian zona tersebut dimaksudkan agar  Monev yang dilaksanakan lebih efektif, efisien, komprehensif, responsif, serta saling mengenal keragaan Satker lingkup BRSDM. 

Pada monev terpadu Zona III ini, LRMPHP diwakili oleh Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad, S.P.i, M.Sc, didampingi oleh Koordinator Tata Operasional, Nur Fitriana, STP dan Koordinator Tata Usaha, Afris Syahada, SE. Kegiatan monev terpadu Zona III dihadiri oleh Kepala BRSDMKP, Kepala  Pusat Riset Perikanan, Kepala Pusat Pendidikan KP, Kabag Program BRSDM KP, Kesubbag Monev BRSDMKP, serta 12 kepala satker yaitu Kepala BPPP Tegal, BPPP Belawan, BPPP Banyuwangi, LRMPHP, BRPSDI, BRPI, BDA, SUPM Tegal, SUPM Kupang, STP Jakarta, STP Jurluhkan Bogor dan BAPPL. 

Dalam paparannya, Kepala LRMPHP menjelaskan progres kegiatan tahun 2019 dan rencana kegiatan tahun 2020 yang meliputi profil kegiatan dan anggaran tahun 2019, capaian realisasi anggaran per belanja TA 2019, status dan progres PBJ TA 2019 dan penyelesaian temuan Itjen KKP, capaian kegiatan prioritas/unggulan dan capaian IKU tahun 2019, proyeksi realisasi anggaran dan prediksi anggaran tidak terserap hingga Desember 2019, rencana untuk minimalisir anggaran yang tidak terserap, permasalahan pelaksanaan anggaran dan kegiatan TA 2019 serta menyampaikan rencana kegiatan dan anggaran tahun 2020.

Beberapa hal penting yang diperoleh dari arahan Kepala BRSDM diantaranya indikator Monev harus menampikan kondisi institusi dan pimpinan satker bertanggung jawab terhadap seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan. Monev terpadu diharapkan menghasilkan kajian apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan akuntabel, efisien, efektif, dan handal. Oleh karena itu perlu alat ukur untuk menunjukkan kondisi sistem organisasi melalui monitoring yang berkelanjutan secara berjenjang. Keberadaan BRSDM harus memberikan  dampak baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Demikian pula bila status LRMPHP meningkat menjadi balai maka konsekuensinya dapat memproduksi alat dan mesin kelautan perikanan yang siap dikomersialkan.