EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Juli 2021

"PHASE CHANGE MATERIALS" Novel Teknologi Dalam Mesin Pendinginan Ikan

Aplikasi PCM pada cool box (A), dalam freezer (B), dan dalam palka kapal (C)

Beberapa tahun terakhir penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), telah melakukan penelitian penggunaan PCM dalam penyimpanan ikan disuhu rendah. Pertama aplikasi PCM air dalam circular pipe aluminium pada cool box sebagai wadah transportasi ikan. Penggunaan PCM sebanyak 500 ml mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 o dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2,5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Keunggulan lain ialah PCM dapat digunakan berulang kali dengan membekukannya lagi setelah mencair.

Kedua, aplikasi PCM berupa minyak jagung untuk mempercepat laju pembekuan dan meminimalkan fluktuasi suhu freezer dalam proses penyimpanan ikan tuna. Minyak jagung sebanyak 3.6 liter dikemas dalam slab stainless 470 x 370 x 10 mm3 diletakkan pada dinding cabinet freezer berukuran 830 x 600 x 820 mm3. Diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 o lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 o lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer

Ketiga, aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan dikapal penangkap ikan. PCM dipasang pada dinding palka berdampingan dengan pipa evaporator. PCM berupa paraffin cair RT0 dimasukkan ke dalam pipa galvanis diameter 1 inchi dengan panjang total 90 meter, sehingga mampu menampung 45.6 liter. Tujuannya adalah untuk menjaga agar fluktuasi suhu udara dalam palka tidak terlalu tinggi serta diperoleh penurunan konsumsi daya saat mesin pendingin beroperasi. Hasil penelitian, saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 o lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter. 

Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahawa PCM sebagai bahan penyimpan energy panas laten bisa dimanfaatkan untuk proses penyimpanan ikan baik dalam proses pendinginan maupun pembekuan. Aplikasi PCM pada cool box/penyimpan ikan portable dapat menjaga suhu rendah lebih lama dibandingkan dengan penambahan es curai. Aplikasi PCM pada freezer dapat mempercepat proses pembekuan ikan dan mengurangi thawing loss. Dan aplikasi PCM pada palka penyimpan ikan di kapal perikanan bisa menurunkan operasi mesin pendingin hingga 3 jam dalam tiap hari.  


Penulis : Arif Rahman Hakim - LRMPHP

           










Jumat, 09 Juli 2021

Cara KKP Agar Konsumsi Ikan Masyarakat Tak Terganggu di Tengah PPKM Darurat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan pentingnya konsumsi ikan di tengah pandemi Covid-19. Karenanya, agar angka konsumsi ikan tak terganggu dan terus meningkat, kementerian yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikaman Sakti Wahyu Trenggono ini meminta kepala daerah yang menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tetap mengizinkan angkutan logistik perikanan. 

Melalui surat bernomor 4510/DJPDSPKP/VII/2021, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) mengajak gubernur dan bupati/walikota di beberapa wilayah Jawa dan Bali sesuai PPKM Darurat dapat memberikan akses di pintu keluar-masuk wilayah bagi kelancaran pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. 

"Namun demikian, dalam pelaksanaan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana yang ditetapkan," kata Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti saat menjelaskan surat untuk kepala daerah di Jakarta, Kamis (8/7/2021). 

Tak hanya itu, Artati memastikan telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kabupaten/Kota di wilayah Jawa dan Bali untuk terus mendampingi pelaku usaha perikanan yang akan melaksanakan pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. Tujuannya agar mereka tetap menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi ketentuan perjalanan sebagaimana aturan perundang-undangan yang berlaku. 

Artati berharap, melalui upaya ini dapat menjaga ketersediaan ikan di pasar tradisional maupun modern. Terlebih saat kondisi #dirumahaja, masyarakat banyak memanfaatkan pasar online atau fitur e-commerce untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan. Hal ini pun menjadi berkah tersendiri bagi para pengolah dan pemasar hasil kelautan dan perikanan yang telah konsen memanfaatkan fitur e-commerce dalam mempertahankan omsetnya di tengah pandemi. "Sehingga perlu dijaga benar kemudahan dalam pendistribusian ikan hingga ke tangan konsumen," ujar Artati. 

Dia pun memaparkan nutrisi pada ikan memang dibutuhkan oleh tubuh. Ikan mengandung protein tinggi, lemak omega 3, asam lemak tak jenuh, vitamin A, D, B6, dan B12, serta mineral yang semuanya baik untuk daya tahan tubuh. "Mari kita hentikan penyebaran Covid-19 dengan tetap #dirumahaja dan konsumsi ikan untuk membangun imun tubuh," ajak Artati. 

Adapun  Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Innes Rahmania menyebutkan bahwa jajarannya telah menyiapkan stiker untuk ditempel pada moda angkutan sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan. "Intinya stiker tersebut untuk memudahkan implementasi di lapangan  sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan,” terang Innes. 

Lebih lanjut Innes menegaskan  bahwa penerbitan stiker ini membuktikan komitmen KKP untuk hadir dan turut memberikan kepastian usaha  sektor strategis seperti angkutan bahan pangan berbasis perikanan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan PPKM Darurat  terhitung sejak 3 hingga 20 Juli 2021. Selama pembatasan berlangsung, pemerintah  menutup sejumlah fasilitas hiburan seperti mall, bioskop dan tempat rekreasi. Warung, restoran pun dilarang melayani makan di tempat dan hanya boleh dibawa pulang.

Manfaat penggunaan stiker ini sudah dirasakan langsung oleh pelaku usaha perikanan, salah satunya Amrozi dari Kelompok Mina Jaya yang berlokasi di Gunung Kidul, DIY. Amrozi mengaku bahwa stiker yang dia pasang di bagian depan mobil logistiknya telah membantu kelancaran pengiriman ikan beku ke Jakarta.

“Kami menggunakan stiker ini sejak pembatasan mudik beberapa bulan lalu. Dan kali ini kami gunakan kembali pada saat diterapkan PPKM Darurat. Alhamdulillah saat pengiriman barang ke Jakarta kemarin, stiker ini sangat membantu kelancaran perjalananya, begitu juga saat perjalanan baliknya,” terang Amrozi.


Sumber : KKP

 


Kamis, 08 Juli 2021

Peneliti LRMPHP Menjadi Narasumber Pada Kegiatan Sharing Session BRSDMTV

Penyampaian materi sharing session dari studio LRMPHP
Dua peneliti muda LRMPHP Bantul, Arif Rahman Hakim, M.Eng dan Putri Wullandari, M. Sc menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session BRSDMTV yang ditayangkan secara live streaming dari studio LRMPHP melalui link https://www.youtube.com/c/BRSDMTV, 7 Juli 2021. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.  Pada sharing session ini, Arif Rahman Hakim, M.Eng menyampaikan materi hasil riset “Phase Change Material” Aplikasi Teknologi Baru di Bidang Refligerasi Perikanan, sedangkan Putri Wullandari, M. Sc tentang “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”. 

Pemaparan materi sharing session oleh Arif Rahman Hakim, M.Eng

Dalam paparannya, Arif Rahman Hakim, M.Eng menjelaskan bahwa penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif telah dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Penelitian aplikasi PCM oleh peneliti LRMPHP ini dilakukan untuk penyimpanan ikan di suhu rendah, pada cool box, freezer, dan dalam palka kapal. Aplikasi PCM sebanyak 500 ml pada cool box mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 oC dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2.5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Sementara itu pada aplikasi menggunakan freezer untuk penyimpanan ikan tuna, diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 oC lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 oC lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer. Sedangkan aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan hasilnya menunjukkan saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 oC lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter

Pemaparan materi sharing session oleh Putri Wullandari, M.Sc

Sementara itu, Putri Wullandari, M.Sc sebagai narasumber materi hasil riset “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”, menyampaikan bahwa produksi plastik secara global sudah mencapai 380 juta ton pada tahun 2015, dan 40 persen diantaranya digunakan untuk pengemasan (Groh et al., 2019). Sisi negatif sampah plastik yang dibuang dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang serius, seperti emisi gas rumah kaca, generasi mikroplastik dan efek beracun yang ditimbulkannya (Zhang, Show, & Ho, 2019). Alternatif untuk mengatasinya yaitu bioplastik. Rumput laut merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik, dimana karaginan adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik. 

Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik yaitu metode casting namun memiliki kelemahan yaitu belum dapat diproduksi secara massal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan. Ekstruksi  adalah  proses  yang  berkesinambungan  selama  bahan  baku  plastik  meleleh dan dibentuk menjadi panjang terus menerus dari produk plastik dengan profil konstan cross-sectional,  dan  produk  kemudian  dapat  dipotong  menjadi  panjang  yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu.

Rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer. Mixer dengan spesifikasi kapasitas tanki 5 kg dilengkapi sistem pengaduk berputar (1/2HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 W. Extruder  berupa tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg/jam, dilengkapi 4 elemen pemanas elektrik dengan thermocontrol, memiliki 1 lubang die berdiameter 2 – 3 mm, serta total daya 600 W. Material mesin baik mixer maupun extruder mengunakan stainless steel dan hard chrome. Sementara itu, conveyor dengan spesifikasi panjang 1,5 m, media pendingin air dilengkapi water chiller dan daya 125 watt (220 V), adapun pelletizer menggunakan pisau berputar dengan motor ¼ HP dilengkapi pengatur kecepatan dan daya 70 W (220 V). Conveyor dan pelletizer juga terbuat dari bahan stainless steel. Rangkaian alat extruder tersebut menghasilkan film yang seragam dengan kapasitas produksinya mencapai 2,42 kg/jam. 

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming dari studio LRMPHP Bantul melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan lebih dari 50 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya tentang keunggulan peralatan yang dihasilkan dan kelayakan secara ekonomisnya. 


Rabu, 07 Juli 2021

TINGKATKAN PERFORMA ALTIS-2, LOKA RISET MPHP BANTUL DESAIN HEATSINK

ALTIS-2 (Sumber : LRMPHP, 2020)

Ikan segar merupakan salah satu produk perikanan dan kelautan yang sangat penting dalam menunjang ketahanan pangan di Indonesia, karena selain kandungan gizi yang lengkap juga dapat diolah menjadi berbagai produk pangan lainya. Salah satu rantai distribusi ikan segar dari pemasok ke konsumen adalah melalui pedagang ikan keliling. Umumnya pedagang ikan keliling menggunakan styrofoam box yang diletakkan di atas sepeda motor untuk membawa dan mendistribusikan ikan, namun penggunaan sarana transportasi tersebut mempunyai beberapa kelemahan diantaranya mudah jatuh, kurang higinis dan tidak berpendingin.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan telah berhasil mengembangkan alat transportasi ikan segar yang biasa dikenal sebagai ALTIS-2 yang dapat digunakan untuk membantu pedagang ikan keliling dalam mendistribusikan ikan ke konsumen. Alat transportasi ikan segar (ALTIS-2) adalah sarana untuk membawa dan mendistribusikan ikan segar untuk pedagang ikan keliling. Alat ini dilengkapi dengan pendingin sehingga mampu mempertahankan mutu ikan segar. Penyimpanan ikan pada suhu rendah dapat memperlambat aktivitas bakteri serta mengurangi aktivitas pertumbuhan mikroba pembusuk, reaksi oksidasi dan aktivitas enzimatik sehingga kesegaran ikan dapat dipertahankan setelah kegiatan transportasi. ALTIS menggunakan sistem pendingin termoelektrik (TEC) dengan komponen utama elemen peltier dengan sumber arus DC. Selain elemen peltier, komponen utama penyusun TEC adalah heatsink luar yang berfungsi untuk mempercepat proses pelepasan panas pada sisi panas peltier menuju lingkungan dan dudukan elemen peltier yang berfungsi sebagai tempat meletakkan elemen peltier. 

Untuk keperluan peningkatan performansi, LRMPHP terus berupaya melakukan pengembangan, salah satu dengan mendesain heatsink luar yang berfunsi untuk membantu proses pelepasan panas pada ALTIS-2, seperti dilaporkan oleh Widianto yang dimuat pada Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada tahun 2020. Pada desain tersebut heatsink dibuat dengan memadukan bahan tembaga dengan sirip alumunium. Nilai konduktifitas termal tembaga lebih tinggi daripada alumunium namun memiliki harga cukup mahal serta kontruksi sirip yang membutuhkan biaya tinggi, sehingga dapat digunakan plat tembaga yang tersedia di pasar kemudian dikombinasikan dengan bahan alumunium. Meskipun nilai konduktifitas alumunium lebih rendah daripada tembaga, namun dengan membuat bentuk menjadi bersirip akan dapat meningkatkan luas permukaan sehingga dapat meningkatkan laju perpindahan panas heatsink. Sirip alumunium mudah dikonstruksi, murah serta telah tersedia berbagai model di pasar. Pemilihan dimensi, bentuk dan ketebalan heatsink disesuikan dengan dudukan pendingin TEC pada ALTIS dengan bentuk persegi dengan lebar 85 mm dan tebal sekitar 13 mm. Optimasi ketebalan dudukan peltier mengacu pada ketebalan dudukan pendingin TEC serta ketebalan dinding tempat penyimpanan ikan. Sesuai dimensi dudukan pendingin TEC, dudukan peltier bisa dioptimasi sampai ketebalan 4 mm. Semakin tipis dudukan peltier maka akan mempercepat proses perpindahan panas, namun hal ini dapat mengakibatkan posisi heatsink luar semakin ke dalam yang bisa mempengaruhi proses pelepasan panas ke lingkungan. 

Desain heatsink (Sumber : Widianto, dkk., 2020)

Hasil pengujian pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain heatsink luar dengan menggunakan plat tembaga tebal 3 mm dan sirip alumunium dapat mengurangi biaya produksi pembuatan ALTIS-2 sekaligus menghasilkan performansi pendingin TEC yang lebih baik dibandingkan dengan desain heatsink sebelumnya. Capaian suhu ruang penyimpanan ikan dengan heatsink ini sebesar 17,8 oC, sedangkan penggunaan heatsink sebelumnya sebesar 18,3 oC. Dudukan elemen peltier dengan alumunium tebal 4 mm dapat mempercepat proses perpindahan panas dari ruang penyimpanan ikan menuju peltier. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP



Senin, 05 Juli 2021

TANTANGAN SISTEM TRANSPORTASI IKAN HIDUP DI MASA PANDEMI COVID-19

Pengiriman ikan Koi (sumber : jmj-fish.blogspot.com)

Akhir-akhir ini kita sering mendengar dan mendapatkan berita langkanya oksigen untuk kebutuhan penangganan Covid-19. Hal ini terjadi seiring terus meningkatnya penderita Covid-19 ditengah masyarakat. Oksigen sangat dibutuhkan dalam rangka menangani penderita Covid-19 yang darurat melalui ventilator. Hal tersebut juga berdampak juga pada bidang perikanan, khususnya dalam rangka pengiriman ikan hidup, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Pengiriman ikan hidup banyak menggunakan oksigen murni yang dimasukkan ke dalam kantong plasti bersama air dan diikat kemudian dikirim. Salah satunya dilaporkan oleh Afriansyah, dkk yang dimuat dalam Jurnal Mina Sains pada tahun 2016. Penelitian tersebut menggunakan benih ikan nila yang ditransportasikan dengan sistem tertutup menggunakan oksigen.   

Penggunaan oksigen murni juga digunakan dalam pengangkutan ikan hidup sistem terbuka diantaranya dilaporkan oleh Colt dan Kroeger yang dimuat dalam jurnal Aquacultural Engineering pada tahun 2013. Pada sistem tersebut menggunakan oksigen murni sebagai sumber aerasi yang dimasukkan secara terus menerus ke dalam wadah yang di dalamnya terdapat ikan menggunakan media air. Berhubung kondisi oksigen yang sangat terbatas, beberapa penyedia oksigen terpaksa mengutamakan konsumen untuk keperluan medis, sehingga beberapa pembudidaya ikan ataupun pedagang ikan hias/ikan konsumsi terpaksa menunda beberapa pengiriman ikan.

Disinilah peluang untuk terus mengembangkan metode transportasi ikan hidup tanpa menggunakan oksigen murni sebagai sumber aerasi ataupun tanpa menggunakan oksigen. Banyak sekali alternatif metode yang dapat digunakan diantaranya adalah pengembangan transportasi ikan hidup sistem kering. Pada sistem tersebut ikan dilakukan pemingsanan atau metabolisme ikan diturunkan sedemikian sehingga ikan dapat dimuat dalam kondisi pingsan. Setelah ikan pingsan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang di dalamnya dikondisikan kelembapan cukup salah satunya dengan menggunakan sekam basah atau kertas basah, setelah sampai tujuan ikan baru dipulihkan kembali kesadaranya. Metode ini dapat menggunakan bahan pemingsan alami atapun pendinginan. Salah satunya adalah dilaporkan oleh Cupp, dkk. Yang dimuat dalam North American Journal of Aquaculture pada tahun 2017. Pada penelitian tersebut digunakan bahan anestesi berupa eugenol untuk pemingsanan ikan Nila yang kemudian dilakukan transportasi dalam kepadatan tinggi. Metode sistem kering ini memungkinkan dikembangkan dan dicoba sebagai alternatif pengiriman ikan tanpa menggunakan oksigen yang pada akhir-akhir ini ketersedianya sangat terbatas. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini adalah dosis bahan yang digunakan untuk pemingsanan serta lamanya transportasi harus benar-benar telah dihitung dan dikalkulasi sedemikian sehingga tidak terjadi kematian selama dan setelah proses pengiriman ikan. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP


Jumat, 02 Juli 2021

Menang Lagi, KKP Raih Peringkat 2 Kategori Penilaian Kompetensi BKN Award 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award 2021. Capaian ini menambah deretan prestasi kementerian yang saat ini dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam ajang tersebut.

Pengumuman pemenang BKN Award 2021 disampaikan dalam Forum Evaluasi Pengelolaan Manajemen Kepegawaian se-Indonesia melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepegawaian 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (1/7/2021). Peringkat satu kategori Penilaian Kompetensi diraih oleh Kementerian Keuangan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di posisi ketiga.

"Ini tentu kabar gembira untuk kami di KKP. Prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk para pegawai terus bekerja melayani masyarakat kelautan dan perikanan," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar. Dia menambahkan di tengah pandemi Covid-19 dan kompleksitas permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan menuntut seluruh jajaran KKP bekerja dengan dedikasi tinggi dan profesional berbasis kompetensi masing-masing.

“Ini bukan kali pertama KKP menjadi juara dalam BKN Award yang sudah berlangsung sejak tahun 2015. Tahun lalu, KKP meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kinerja,” jelas Antam.

Antam mengatakan, pihaknya rutin melakukan penilaian kinerja jajaran KKP untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di KKP. Selain itu, program-program yang berkaitan dengan beasiswa pendidikan, jabatan, hingga pola karier disampaikan secara terbuka kepada para pegawai.

"Pegawai itu aset kita dalam melayani masyarakat, sehingga butuh human capital treatment agar kompetensi mereka terjaga dan bahkan terus meningkat," imbuh Antam.

Sebagai informasi, BKN kembali menggulirkan ajang BKN Award 2021 bagi Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D) sebagai instansi pengelola kepegawaian terbaik dari penilaian indeks implementasi norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Penilaiannya meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan ASN; pengangkatan ASN; pangkat; jabatan; pola karier; pengembangan karier ASN; mutasi; penilaian kinerja; penggajian, tunjangan, dan fasilitasi; penghargaan; disiplin; cuti; kode etik; pemberhentian; jaminan pensiun dan hari tua; pensiun; dan perlindungan.

Instansi pemenang BKN Award 2021 ditetapkan berdasarkan masing-masing kategori instansi, yakni Instansi Pusat melingkupi Kementerian dan Lembaga Negara/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK); dan Instansi Daerah meliputi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, serta Pemerintah Kota sebagai pelaksana manajemen ASN.

Peringkat 2 kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang BKN Award 2021 menambah daftar panjang prestasi yang diraih KKP di tahun ini. Sebelumnya KKP meraih predikat Sangat Memuaskan pada hasil pengawasan kearsipan tahun 2020 yang diumumkan oleh ANRI pada pertengahan Juni 2021.


Sumber : kkp

Menang Lagi, KKP Raih Peringkat 2 Kategori Penilaian Kompetensi BKN Award 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award 2021. Capaian ini menambah deretan prestasi kementerian yang saat ini dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam ajang tersebut.

Pengumuman pemenang BKN Award 2021 disampaikan dalam Forum Evaluasi Pengelolaan Manajemen Kepegawaian se-Indonesia melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepegawaian 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Kamis (1/7/2021). Peringkat satu kategori Penilaian Kompetensi diraih oleh Kementerian Keuangan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berada di posisi ketiga.

"Ini tentu kabar gembira untuk kami di KKP. Prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk para pegawai terus bekerja melayani masyarakat kelautan dan perikanan," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar. Dia menambahkan di tengah pandemi Covid-19 dan kompleksitas permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan menuntut seluruh jajaran KKP bekerja dengan dedikasi tinggi dan profesional berbasis kompetensi masing-masing.

 “Ini bukan kali pertama KKP menjadi juara dalam BKN Award yang sudah berlangsung sejak tahun 2015. Tahun lalu, KKP meraih peringkat dua untuk kategori Penilaian Kinerja,” jelas Antam.

Antam mengatakan, pihaknya rutin melakukan penilaian kinerja jajaran KKP untuk mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang ada di KKP. Selain itu, program-program yang berkaitan dengan beasiswa pendidikan, jabatan, hingga pola karier disampaikan secara terbuka kepada para pegawai.

"Pegawai itu aset kita dalam melayani masyarakat, sehingga butuh human capital treatment agar kompetensi mereka terjaga dan bahkan terus meningkat," imbuh Antam.

Sebagai informasi, BKN kembali menggulirkan ajang BKN Award 2021 bagi Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D) sebagai instansi pengelola kepegawaian terbaik dari penilaian indeks implementasi norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Penilaiannya meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan ASN; pengangkatan ASN; pangkat; jabatan; pola karier; pengembangan karier ASN; mutasi; penilaian kinerja; penggajian, tunjangan, dan fasilitasi; penghargaan; disiplin; cuti; kode etik; pemberhentian; jaminan pensiun dan hari tua; pensiun; dan perlindungan.

Instansi pemenang BKN Award 2021 ditetapkan berdasarkan masing-masing kategori instansi, yakni Instansi Pusat melingkupi Kementerian dan Lembaga Negara/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK); dan Instansi Daerah meliputi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, serta Pemerintah Kota sebagai pelaksana manajemen ASN.

Peringkat 2 kategori Penilaian Kompetensi dalam ajang BKN Award 2021 menambah daftar panjang prestasi yang diraih KKP di tahun ini. Sebelumnya KKP meraih predikat Sangat Memuaskan pada hasil pengawasan kearsipan tahun 2020 yang diumumkan oleh ANRI pada pertengahan Juni 2021.


Sumber : KKP


Rabu, 30 Juni 2021

KKP Dorong Kemandirian Garam Nasional

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menerbitkan Buku Potret Garam Nasional, sebagai salah satu buku telaah akademik dalam rangka mendukung program prioritas KKP. Salah satu sasarannya adalah untuk kemandirian pengolah garam dalam negeri dan kesejahteraan petambak garam. Buku terbitan 2021 tersebut dibedah pada kegiatan Bincang Bahari, Selasa (29/6/2021), secara daring. 

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja sebagai salah satu penyusun buku Potret Garam Nasional menyampaikan tujuan buku tersebut adalah untuk memberikan gambaran secara umum terkait kondisi pergaraman nasional dilihat dari kebutuhan, pemenuhan kebutuhan dan produksi nasional; memberikan gambaran berbagai metode produksi garam yang dikenal dan berkembang di masyarakat; memberikan arahan bagi pemberdayaan masyarakat petambak garam sebagai upaya pelaksanaan UU perlindungan nelayan, pembudidaya dan petambak garam; serta memberikan alternatif dan acuan bagi penyusun kebijakan, program dan kegiatan produksi garam menuju swasembada garam nasional. 

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam penulisan buku ini dimaksudkan guna ketersediaan garam dari produksi dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan garam konsumsi dan garam industri; kemandirian industri pengolahan garam dalam negeri; serta meningkatnya kesejahteraan petambak garam dan industri pengolahan garam. 

Sementara itu, penulis lainnya yang merupakan narasumber pertama Bincang Bahari, Koordinator Perencanaan dan Kerja Sama Pusat Riset Kelautan (Pusriskel) BRSDM Ifan Ridlo Suhelmi mengatakan, kajian yang telah dibuat pada buku ini memuat beberapa ruang lingkup. Ruang lingkup tersebut meliputi gambaran kondisi pergaraman nasional; kebutuhan, produksi, produktivitas dan kualitas garam; jenis garam dan pemanfaatannya; metode produksi; metode pengolahan dan pemurnian; berbagai jenis turunan garam; serta analisis ekonomi pengusahaan dan pengolahan garam. 

“Jadi potret ini adalah mencuplik, menggambarkan sebagian dari permasalahan garam nasional ini. Yang kita bahas utamanya pada buku ini adalah potret bagaimana kita memproduksi garam, kemudian pengolahan yang ada di masyarakat. Tujuan dan sasarannya adalah memang untuk stakeholder kita, para petambak garam, para pengolah garam, sehingga nanti yang dikeluarkannya pun adalah teknologi yang sederhana bisa diakses oleh masyarakat. Jadi tidak berbicara tentang bagaimana untuk farmasi dan teknologi tinggi yang tidak dimiliki oleh UKM. Teknologi yang kita susun adalah yang sederhana yang bisa diakses oleh masyarakat salah satunya untuk memperoleh nilai tambah,” ujar Ifan. 

Penulis lainnya, yang menjadi narasumber kedua, Peneliti Pusriskel Rikha Bramawanto menyampaikan, terdapat tiga cara perolehan garam, yaitu solar salt, rock salt, dan vacum salt. Menurutnya, Indonesia sepenuhnya mengandalkan garam evaporasi (solar salt). 

Dia melanjutkan, terdapat beberapa metode produksi garam antara lain tradisional (Maduris dan Portugis), teknologi geomembran, prisma, tunnel, teknologi bestekin, teknologi integrasi lahan. Adapun proses produksi garam terdiri dari pengeringan lahan, pengolahan air peminihan, proses kristalisasi, proses pemungutan hasil, proses pencucian, dan proses di akhir musim. Lebih lanjut, dia membahas secara teknis terkait metode dan proses produksi, yang dibahas secara rinci pada buku yang dia susun.

Terakhir, sebagai narasumber ketiga, Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Miftahul Huda menyampaikan data tahun 2019 terdapat kurang lebih 22.856 hektare lahan garam dengan 14.719 petambak dan 70.000 lebih tenaga kerja pada musim puncak. Produksinya mencapai sekitar 2,4 juta ton garam rakyat ditambah 0,4 juta ton dari PT. Garam, sehingga totalnya hampir 2,9 juta ton. Jumlah SDM dan luas lahannya meningkat pada 2021, yaitu sekitar 16.000 petambak garam dan 23.000 hektare luas lahannya.

Pihaknya telah melakukan kegiatan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar), dengan kegiatan utama adalah integrasi lahan garam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi; gudang garam sebagai jaminan kontinuitas pasokan garam bahan baku; serta penguatan SDM/kelembagaan melalui koperasi induk untuk menciptakan manajemen yang andal dan akselerasi koperasi primer untuk lebih berkembang maju.

“Beberapa wilayah dengan curah hujan lebih tinggi, seperti Aceh dan Pantai Selatan Jawa, dikembangkan produksi garam dengan metode tertutup, misalnya tunnel. Daerah dengan produksi yang melimpah dibangun Unit Pencucian dan Pemurnian Garam atau Washing Plant. Tujuh unit yang telah dibangun ada di Karawang, Indramayu, Brebes, Pati, Gresik, Pasuruan dan Sampang,” tambahnya.

Sebagai informasi, Buku Potret Garam Nasional merupakan buku telaah akademik ketiga terbitan BRSDM yang dibedah pada Bincang Bahari. Di akhir buku ini dimuat berbagai rekomendasi, yang terdiri dari rekomendasi teknologi produksi, pemurnian, dan sosial ekonomi.

Dua buku telaah akademik BRSDM yang telah dibedah sebelumnya berjudul “Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan” dan “Pengembangan Industri Perikanan Budidaya Berbahan Baku Pakan Lokal Menuju Kemandirian Pakan”. Rencananya pada Bincang Bahari selanjutnya akan dibedah pula buku-buku telaah akademik lainnya antara lain Shrimp Estate Teknologi Super Intensif; Rancangan Pengaturan Pungutan terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Tangkap Laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; Pengembangan Pelabuhan Perikanan Terintegrasi untuk Mendukung Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional; Perspektif Pembangunan Ekonomi Kelautan; serta Pengembangan Budidaya Lobster Berkelanjutan.

Kegiatan Bincang Bahari untuk membedah buku tersebut maupun topik lainnya dapat disaksikan pada channel Youtube KKP. Adapun kegiatan Bincang Bahari untuk membedah Buku Potret Garam Nasional dapat disaksikan pada link https://youtu.be/mD-BJdAk1wg.

 

Sumber : KKP


Kamis, 24 Juni 2021

Menteri Trenggono: Riset Ujung Tombak Penerapan Blue Economy di Sektor KP

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan penguatan riset merupakan salah satu modal penting dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Terlebih pengelolaan sektor kelautan dan perikanan kini mengedepankan prinsip ekonomi biru. 

Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat bertemu Kepala Badan Riset dan Informasi Nasional (BRIN), L.T Handoko di Jakarta, Rabu (23/6/2021). 

"Blue economy ini butuh proses, saya melihat peranan riset itu penting. Kita harus benar-benar paham tentang ekonomi biru karena ini sangat penting," ujar Menteri Trenggono. 

Penerapan prinsip blue economy yang didukung oleh riset diharapkan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, serta menjaga ekosistem tetap lestari. 

"Blue economy itu untuk kemaslahatan umat manusia. Laut itu kehidupan. Kesehatan laut itu penting, karena jika laut sehat, lingkungan sehat," tegasnya. 

Lebih lanjut Menteri Trenggono menjelaskan, peran riset dalam sektor kelautan dan perikanan dapat diimplementasikan di banyak segmen. Mulai dari inovasi pakan, penyediaan benih dan indukan unggul, dan alat tangkap ramah lingkungan. 

Kemudian peningkatan keselamatan nelayan, hingga menyiapkan tambak-tambak berkelanjutan dengan hasil produksi yang optimal. Sebagai contoh, Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini mengembangkan tambak superintensif ramah lingkungan di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Mendengar penjelasan Menteri Trenggono, Kepala BRIN, L.T. Handoko menyambut baik penerapan prinsip ekonomi biru berbasis hasil riset dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan. 

Pihaknya mengaku siap melakukan diskusi lebih lanjut membahas hal tersebut. "Kami siap mendukung dan semoga ke depannya kita bisa lebih bisa mengeksplorasi laut kita lebih dalam lagi," jelas  Handoko.


Sumber : KKP


Senin, 21 Juni 2021

Lantik Pejabat Tinggi KKP, Menteri Trenggono : Kawal Target Hingga Tercapai!

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono melantik Pejabat Tinggi Madya dan Pratama pada lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Gedung Mina Bahari III, Kantor KKP, Jakarta pagi ini (21/6/2021).

Dalam sambutannya Menteri Trenggono menyampaikan imbauan kepada para pejabat yang dilantik untuk terus mengawal program-program prioritas KKP hingga tercapai.

“Untuk seluruh pejabat yang dilantik, agar dapat menggerakkan seluruh pegawai di KKP mengawal pencapaian target-target dalam  program prioritas  KKP, yakni devisa negara, PNBP dan pajak, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kesejahteraan,” imbau Menteri Trenggono.

Pejabat Madya yang dilantik tersebut yaitu TB. Haeru Rahayu sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya (PB), dimana sebelumnya Tebe menduduki posisi Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL). Selanjutnya Muhammad Zaini juga dilantik sebagai Dirjen Perikanan Tangkap (PT) setelah sebelumnya menduduki posisi sebagai Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga yang kini posisi tersebut diduduki oleh Budi Sulistiyo yang turut dilantik dalam kesempatan yang sama.

Selain Pejabat Madya, terdapat 10 Pejabat Pratama yang turut dilantik dalam kesempatan ini, yaitu Mansur sebagai Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan; Nono Hartanto sebagai Direktur Perbenihan; Halid K. Jusuf sebagai Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; Teuku Elvitrasyah sebagai Direktur Penanganan Pelanggaran; Teuku Nilwan sebagai Inspektur I; Lutfi sebagai Inspektur II; Lina Herlina sebagai Inspektur IV; Rahmat Irawan sebagai Kepala PPS Kendari; Bagus Oktori Sutrisno sebagai Kepala PPS Nizam Zahman; serta Heri Yuwono sebagai Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I.

Proses pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi KKP ini telah melalui tahapan sebagaimana evaluasi yang dilakukan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara, yaitu dimulai dari manajemen karir, metode pencarian kandidat, penilaian kompetensi, pembobotan nilai, manajemen kinerja, hingga upaya pengembangan kompetensi para kandidat. Hal ini merupakan implementasi Sistem Merit dimana seleksi dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif. Dengan adanya proses yang ketat ini, KKP diwajibkan melakukan koordinasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara di setiap pengajuan Jabatan Pimpinan Tinggi.

Lebih lanjut dengan adanya pimpinan baru KKP yang dilantik, Menteri Trenggono pun memberikan arahan kepada seluruh jajaran KKP agar selalu melaksanakan kegiatan yang menjadi terobosan dan program prioritas KKP, yaitu Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak  dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan; Pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan; serta Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal. Selain itu dia juga mengimbau agar seluruh kegiatan KKP dapat dilakukan dengan prinsip Ekonomi Biru.

“Saya ingin membawa KKP ini rebound agar sektor kelautan dan perikanan bisa berkontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan. Kebijakan KKP dalam pemanfaatan sumber daya tidak hanya mengeksploitasi sebesar-besarnya untuk kepentingan ekonomi, namun harus memperhatikan lingkungan dan keberlanjutan. Kita harus memastikan bahwa ekosistem laut dan pesisir kita sehat, produktif dan dapat memberikan nilai ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan kelautan dan perikanan dapat menyeimbangkan antara ekologi dan ekonomi sesuai dengan arah masa depan ekonomi dunia, yaitu menuju ekonomi biru,” ucapnya memberi arahan.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Trenggono juga turut menekankan bahwa profesionalitas dan sinegitas yang kuat antar unit kerja merupakan kunci utama keberhasilan Program Terobosan KKP.

Sinergitas yang dimaksud yaitu Direktorat Jenderal Teknis bersama Badan dapat melaksanakan seluruh proses dari hulu ke hilir dengan memperhatikan market driven dan adanya quality assurance dalam setiap tahapan proses. Sementara itu Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal sebagai decission support system mengawal mulai dari penyusunan regulasi, programming and budgeting, pengelolaan keuangan, BMN dan sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang akuntabel, penguatan kapasitas SDM Aparatur, termasuk peningkatan kapabilitas para auditor, serta penyediaan data dan sistem informasi yang handal.

“Seluruh Pejabat Tinggi KKP beserta jajarannya dapat bekerja secara profesional, mampu menerjemahkan kebijakan dan strategi pemerintahan ke dalam rencana, program, kegiatan, dan sasaran-sasaran kinerja yang terukur, serta mampu melaksanakan dan mengendalikannya secara tertib. Selain itu pegawai KKP diharapkan pula dapat mewujudkan birokrasi yang dinamis, lincah, dan professional sehingga diharapkan seluruh jajaran di KKP dapat menjadi lebih berakualitas, berkeahlian, dinamis, dan terampil,” harap Menteri Trenggono sekaligus menutup sambutannya.


Sumber : KKP

 


Senin, 14 Juni 2021

"Reaksi Maillard" Si Pembuat Aroma Makanan

Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-reaksi-maillard

Tentu kita sudah bisa membayangkan lezatnya sepotong ikan bakar yang terhidang di meja makan dari bau aroma yang semerbak. Tanpa bumbu seperti kecap, ikan bakar akan terlihat warna karamel kecoklatan dan rasa gurih dan sedikit manis. Tapi tulisan ini bukan untuk membahas jenis ikan apa yang paling lezat atau restoran mana yang memiliki citarasa yang paling dahsyat. Kita akan sedikit belajar tentang sebuah reaksi kimia yang mengubah bau ikan yang amis menjadi sebuah makanan surgawi. Reaksi itu bernama Reaksi Maillard.

Dalam buku berjudul Reaksi Maillard, Pembentuk Citarasa dan Warna Produk Pangan yang di karang oleh Rini Hustiany (2016) terbitan LMU Press, secara umum dijelaskan bahwa Reaksi Maillard adalah reaksi antara gula pereduksi dengan asam amino saat bahan dipanaskan. Menurut catatan, reaksi ini pertama kali disadari oleh Louis-Camille Maillard pada tahun 1912 pada saat dia melakukan penelitian terhadap perubahan warna coklat pada pemanasan gula dan lisin. Seiring berkembangnya ilmu, pemahaman mengenai Reaksi Maillard semakin komplek. Dari berbagai variasi pemahaman Hodge (1953) berhasil menjelaskan urutannya dalam sebuah skema reaksi kimia sederhana. Tahap pertama adalah penambahan gugus karbonil dari gula tereduksi ke asam amino yang menghasilkan senyawa amadori. Tahap kedua dekomposisi senyawa amadori tersebut membentuk senyawa karbonil, senyawa volatile dan non volatile dengan berat molekul rendah. Tahap akhir adalah konversi senyawa karbonil menjadi produk berberat molekul tinggi. 

Lalu senyawa apa sebenarnya yang sampai di indera kita dan membangkitkan rasa lapar tersebut? Senyawa tersebut dinamakan citarasa hasil Reaksi Maillard. Secara sederhana terdapat tiga kelompok senyawa yang dihasilkan dalam reaksi tersebut. Pertama adalah senyawa oksigen heterosiklik dimana senyawa ini dapat menimbulkan citarasa karamel dan sedikit rasa manis. Kedua adalah senyawa bersulfur, dimana senyawa ini akan membentuk aroma daging dan sangraian kopi. Sehingga senyawa ini dominan ditemui pada produk olahan daging dan biji kopi. Yang ketiga adalah nitrogen heterosiklik. Kelompok ketiga ini banyak didominasi oleh senyawa volatile dan sebagai senyawa dominan yan gmembentuk citarasa makanan. Kelompok ketiga ini akan menghasilkan aroma sangraian biji bijian (kopi, kacang-kacangan, kakao), aroma roti yang dipanggang, aroma daging yang dipanggang dan digoreng, rasa pahit pada sangraian kopi.

Penulis : Koko Kurniawan - LRMPHP


Jumat, 11 Juni 2021

Sabet Anugerah Kearsipan ANRI, KKP Komitmen Kelola Arsip Digital Strategis Negara

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil meraih predikat “Sangat Memuaskan” pada hasil pengawasan kearsipan 2020 yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk kategori lembaga setingkat kementerian. Penghargaan tersebut diberikan sebagai wujud apresiasi serta mendorong setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kearsipan.

Dari 34 kementerian, KKP berhasil mendapatkan peringkat 9 dengan nilai sebesar 95,39. Nilai tersebut naik 2,64 poin jika dibandingkan hasil pengawasan tahun 2019 sebesar 92,75. Penilaian dilakukan dengan sistem hybrid ( online dan offline ) oleh Tim Pengawasan ANRI. Anugerah Kearsipan ini disampaikan secara langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Tjahjo Kumolo, didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala ANRI, M. Taufik dalam Rapat Koordinasi Nasional Tahun 2021 di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta pada Rabu (9/6/2021) untuk kategori 3 terbaik, sementara untuk kategori 10 besar termasuk KKP disampaikan pada Kamis (10/6/2021) di Hotel Santika Premiere, Jakarta.

Penghargaan ini diterima oleh Sekretaris Jenderal KKP yang diwakili Miazwir, Kepala Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) KKP. Miazwir mengatakan terdapat empat kategori penilaian pengawasan kearsipan milik KKP yang berhasil mendapat predikat “Sangat Memuaskan”, diantaranya kategori Kebijakan Kearsipan, Pembinaan Sumber Daya Kearsipan, Pengelolaan Arsip Dinamis, serta Sumber Daya Kearsipan Data.

Atas prestasi tersebut, Miazwir mengajak seluruh pegawai KKP dari pusat hingga daerah untuk bersama-sama mempersiapkan masing-masing unit kerja untuk memasuki masa digitalisasi arsip. “Dari seluruh unit kerja KKP di pusat hingga daerah, berjenjang bersama-sama merapikan arsip masing-masing, agar semua terdata dengan baik, sehingga terwujud digitalisasi arsip,” ujar Miazwir.

Untuk mendukung terwujudnya digitalisasi arsip, KKP telah mengambil satu langkah lebih awal yaitu melalui penggunaan aplikasi e-layar. Aplikasi tersebut telah digunakan sejak tahun 2017, dimulai dengan digitalisasi Tata Naskah Dinas di lingkup KKP. Penggunaan aplikasi e-layar ini sejalan dengan tema besar yang diusung ANRI pada Rakornas 2021, yaitu Tahun Emas Kearsipan: Satukan Langkah Mewujudkan Arsip Digital.

Dalam rangka untuk terus meningkatkan hasil pengawasan kearsipan, KKP telah memberikan petunjuk lebih lanjut kepada semua unit kerja untuk melakukan langkah-langkah dalam pencapaian tersebut sesuai substansi kegiatan masing-masing bidang kerja meliputi peningkatan kualitas pengelolaan persuratan dan kearsipan meliputi kewajiban Implementasi Tata Naskah Dinas, Kode Klasifikasi, Jadwal Retensi Arsip serta Sistem Keamanan dan Hak Akses sesuai ketentuan, Identifikasi arsip tercipta, Pemberkasan arsip, Penataan arsip inaktif, Penyusunan daftar arsip inaktif, serta Penyusutan arsip berdasarkan Jadwal Retensi Arsip.

Hal tersebut menjadi penting dalam hal kearsipan, dimana KKP dinilai sangat strategis karena memiliki data-data sektor kelautan dan perikanan yang meliputi Sumber Daya Alam seperti zonasi penangkapan ikan, serta Kewilayahan seperti data pulau-pulau terluar. Data-data tersebut harus dijaga dan diselamatkan untuk arsip strategis negara.

Lebih lanjut, hasil pengawasan kearsipan ini juga telah disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Menpan RB melalui surat nomor B/44/M.RB.06/2021 hal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2020.

Dalam acara tersebut, Plt. Kepala ANRI, Dr. M. Taufik menyampaikan bahwa melalui penghargaan ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh pelaku arsip di Indonesia untuk semakin meningkatkan kualitas kearsipan. Dengan peningkatan kualitas tersebut, diharapkan kearsipan akan memberikan manfaat nyata dalam membangun negeri dan memberikan layanan bagi masyarakat.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan kemampuan Indonesia dalam mengelola arsip harus semakin baik. Presiden mengingatkan bahwa pengarsipan yang baik berguna untuk mendukung pengambilan kebijakan yang tepat. Presiden Jokowi menyampaikan saat memberikan sambutan peringatan ulang tahun Arsip Nasional RI (ANRI) secara virtual pada HUT Kearsipan bahwa kemampuan untuk mengelola arsip harus semakin baik karena arsip sebagai landasan membuat kebijakan yang cepat dan tepat. Arsip juga menjadi bagian dari pendokumentasian kekayaan budaya bangsa.

 

Sumber : KKP


Rabu, 09 Juni 2021

Pemusnahan Arsip LRMPHP

Pemusnahan arsip LRMPHP
Sebagai bagian dari pengelolaan administrasi perkantoran, serta memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kearsipan di Lingkungan KKP, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan melaksanakan kegiatan pemusnahan arsip yang telah habis masa retensinya pada hari Selasa tanggal 8 Juni 2021 di Indoarsip Klaten. 

Arsip yang dimusnahkan merupakan arsip fasilitatif bidang tata usaha, keuangan, ketatausahaan dan kearsipan, perlengkapan, perencanaan dan kepegawaian LRMPHP. Pemusnahan arsip ini telah mendapatkan persetujuan dari Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) serta telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Dalam pelaksanaan pemusnahan ini, digunakan alat bantu penghancur kertas yaitu mesin shredder yang tersedia di Indoarsip Klaten.

Turut hadir dan ikut menjadi saksi dalam kegiatan pemusnahan arsip ini diantaranya Bapak Sunarto, SE, M.Si dan Ibu Desy Anggrahini, S.Pi dari Biro Umum dan PBJ KKP, Bapak Luthfi Assadad dan Bapak Jati Utomo dari LRMPHP,  Bapak Halda dari Sekretariat BRSDM KP serta  Bapak Agung Budiyanto dari Indoarsip Klaten. Kegiatan pemusnahan arsip ini diakhiri dengan sesi penandatanganan Berita Acara Pemusnahan (yang kemudian menjadi arsip vital) dan foto bersama.

Penyerahan dokumen berita acara pemusnahan arsip LRMPHP


Senin, 07 Juni 2021

Pembinaan Kearsipan oleh Tim Biro Umum dan PBJ KKP di LRMPHP

Pembinaan kearsipan di LRMPHP
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) mendapatkan kunjungan kerja tim kearsipan dari Biro Umum dan PBJ KKP pada hari Senin tanggal 7 Juni 2021. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pembinaan kearsipan di lingkungan LRMPHP. Dalam kunjungannya ini, tim Biro Umum dan Pengadaan Barang/Jasa KKP yang terdiri dari Bapak Sunarto, SE, M.Si (arsiparis madya), Desy Anggrahini, S.Pi (arsiparis muda), dan Kotimah, A.Md (arsiparis penyelia) diterima oleh Kepala LRMPHP beserta seluruh jajaran di aula LRMPHP lantai 2. 

Bapak Sunarto dalam kesempatan ini menyampaikan tentang penyelenggaraan kearsipan di lingkungan KKP sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2021. Dalam kegiatan pembinaan ini, selain tim Biro Umum dan PBJ, serta pegawai LRMPHP, ikut hadir juga perwakilan pengelola kearsipan dari Sekretariat BRSDM KP. Kegiatan yang dimoderatori oleh Bapak Jati Utomo (arsiparis muda LRMPHP) ini diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab serta pemberian cinderamata kepada narasumber.

Pemberian cinderamata kepada narasumber



Selasa, 01 Juni 2021

LRMPHP Produksi Video untuk Neptune TV KKP

Pengambilan video di ruang studio LRMPHP

Produksi video oleh LRMPHP merupakan suatu bentuk dukungan kepada BRSDM KP untuk mengisi siaran Neptune TV KKP di aplikasi MAXstream yang dikelola Telkomsel. Kolaborasi dengan MAXstream ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapat informasi mengenai konten video kelautan dan perikanan, sarana publikasi, serta menjadi salah satu wadah untuk mengedukasi masyarakat tentang pembangunan dan isu-isu sektor kelautan dan perikanan.

LRMPHP mengambil tema produksi video tentang dukungan riset teknologi tepat guna (TTG) dalam pengembangan UMKM fish jelly di Gunung kidul. Format cerita yang diambil adalah video dokumenter dengan lokasi pengambilan di UKM Bu Hirto Gunung Kidul. UKM Bu Hirto merupakan salah satu mitra LRMPHP dalam melaksanakan kegiatan introduksi teknologi peralatan pengolahan produk fish jelly.   

Pengambilan video di UKM Bu Hirta Gunung Kidul

Sebagai tahapan awal dalam produksi video adalah pengambilan gambar dan video, selanjutnya proses editing dengan memadukan gambar dan video sehingga menjadikan sebuah cerita.Pengambilan gambar dan video di dilakukan sesuai skenario yang sudah direncanakan meliputi profile UKM, pemanfaatan alat LRMPHP, wawancara dan testimoni penggunaan alat baik manfaat maupun kendala yang dihadapi, sebelum dan setelah penggunaan alat. Pada pemanfaatan alat ini pengambilan gambar dan video dilakukan di ruang produksi, mulai dari proses pengadonan, pengukusan dan penggilingan.


Selasa, 18 Mei 2021

Metode dan Teknologi Menghitung Benih Ikan

Ilustrasi (sumber : https://matabanua.co.id/)

Potensi sektor perikanan budidaya di Indonesia cukup besar, bahkan berdasarkan siaran pers KKP untuk tahun 2021 target produksi sekitar 19,47 juta ton yang terdiri dari ikan sebesar 7,92 juta ton dan rumput laut 11,55 juta ton, yang naik 1,03 juta ton dari target produksi tahun 2020 yaitu 18,44 juta ton. Disamping produksi ikan konsumsi, target lain pada tahun 2021 adalah produksi Ikan hias.

Target produksi perikanan yang besar tersebut seharusnya didukung dengan teknologi akuakultur yang baik supaya target tersebut dapat tercapai. Salah satu kendala yang dialami para pembudidaya ikan adalah perhitungan benih ikan karena masih menggunakan metode manual atau takaran. Berdasarkan informasi dari IKANPEDIA Metode yang banyak digunakan yaitu dengan menghitung manual atau menggunakan takaran yang membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya tidak akurat. Metode menghitung manual biasanya digunakan untuk menghitung bibit dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, tetapi metode ini terbilang cukup akurat. Metode yang kedua yaitu menggunakan takaran gelas. Umumnya metode ini digunakan untuk menghitung jumlah benih ikan yang banyak. Metode ini lebih cepat dan efektif, tetapi tingkat akurasinya belum pasti. Metode yang ketiga yaitu menggunakan timbangan. Metode ini  mirip dengan metode takarang menggunakan gelas hanya saja takarannya dikonversi menjadi berat. Untuk kecepatan dan efisiensi metode ini cukup baik tetapi untuk akurasi masih belum pasti.

Sebenarnya teknologi perhitungan benih ikan sudah dikembangkan, bahkan sudah diproduksi dan digunakan oleh sebagian kalangan. Salah satu teknologi atau alat yang digunakan adalah Fry Counter. Teknologi ini salah satunya dikembangkan oleh Calitri Technology seperti disajikan pada gambar 1. Metode yang digunakan pada alat ini adalah melewatkan ikan melalui beberapa saluran atau channel dan dideteksi menggunakan sensor infrared pada tiap saluran. Hasil deteksi oleh sensor infrared kemudian diolah secara mikrokontroller dan hasilnya ditampilkan di monitor.  Bahkan selain untuk menghitung benih alat ini juga sudah dikembangkan untuk menghitung ikan dengan memberikan spesifikasi alat berdasarkan ukuran ikan yang akan dihitung.

Gambar 1. Fry Counter yang dikembangkan oleh Calitri Technology (sumber : https://www.calitri-technology.com)
IPB juga sudah melakukan pengembangan alat sejenis dan sudah dipublikasikan bahkan sudah dipatenkan. Alat seperti disajikan pada gambar 2. Alat ini secara prinsip hampir sama dengan Calitri Technology. Berdasarkan sumber dari teknologi-kelautan.com prinsip kerja alat ini yaitu  benih ikan dimasukkan kedalam wadah yang berisi air selanjutnya ikan akan masuk kedalam saluran atau trek yang terdiri dari 8 saluran dan dideteksi oleh sensor opto interruptor. Hasil deteksi sensor diolah menggunakan mikrokontroller yang selanjutnya ditampilkan di monitor.
Gambar 2. Fry Counter yang dikembangkan oleh IPB (sumber : https://ipb.ac.id/news)
Teknologi lain alat penghitung benih yang sudah dikembangkan adalah menggunakan metode pengolahan citra atau Image Processing yang saat ini sangat potensial karena mudah penggunaannya, hasilnya cepat mendekati real time dan akurat. Pengembangan teknologi ini salah satunya telah dikembangkan oleh A. Rahmadiansah et al. yang disampaikan dalam International Conference on Mathematics (2018). Gambar konsep alat seperti disajikan pada gambar 3. Dalam penelitiannya dikembangkan sensor pengolah citra yaitu menggunakan kamera. Kamera akan menangkap gambar benih ikan yang melewati sensor kamera. Kemudian informasi berupa gambar dari kamera diolah untuk dapat dihitung. Tahap pemrosesan citra yang dilakukan yaitu segmentation, filtering, morphology dan fish seeds calculation. Berdasarkan pengujian akurasi, alat yang telah dirancang mampu menghasilkan nilai rata-rata error terkecil 1,0% pada 300 bibit ikan.

Gambar 3. Konsep alat penghitung benih ikan menggunakan image processing (sumber : A. Rahmadiansah et al. dalam International Conference on Mathematics (2018) 


Penulis : Wahyu Tri H - LRMPHP

Senin, 17 Mei 2021

Halal Bihalal KKP, Menteri Trenggono Singgung Pentingnya Dream Team


Momen halal bihalal Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dijadikan sarana oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk memompa semangat jajarannya yang ada pusat maupun daerah. Menteri Trenggono menyampaikan kembali target-target yang harus diselesaikan dalam rangka menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai tulang punggung ekonomi negara. 

"Semuanya saling memaafkan, tidak boleh ada lagi ganjelan di hati baik kepada sesama rekan atau atasan. Kemudian semuanya melebur menjadi satu untuk membangun sektor kelautan perikanan menjadi sektor yang sangat bagus dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi untuk bangsa dan negara," imbau Menteri Trenggono. 

Halal Bihalal Kementerian Kelautan dan Perikanan berlangsung di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Senin (17/5/2021) siang. Kegiatan ini turut disaksikan para pegawai dari seluruh Indonesia melalui saluran meeting online dan juga media sosial. 

Target utama KKP di antaranya mendorong produktivitas perikanan budidaya berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan nelayan. Program prioritas pun sudah disusun untuk mencapai target-target tersebut. Mulai dari membangun kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal, hingga meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap. 

Mengenai peningkatan produktivitas perikanan budidaya, Menteri Trenggono menegaskan pentingnya mengedepankan riset dan teknologi. Sebab yang ingin dicapai tidak sebatas keuntungan finansial tapi juga keberlanjutan ekosistem perikanan sesuai dengan konsep ekonomi biru yang saat ini menjadi acuan banyak negara. 

"Terus terang di sektor budidaya saya ingin seriusi betul. Produk kita adalah kebijakan, tapi saya belum melihat produk kita adalah kebijakan. Jadi saya minta di seluruh jajaran mulai dari bawah, apalagi kita akan menuju ekonomi biru. Di seluruh dunia saat ini menuju ekonomi biru. Budidaya pun bisa mencemari laut. Nah ini harus kita berpikir bagaimana tidak mencemari laut. Maka budidaya dengan teknologi, dengan cara-cara yang lebih bagus," tegasnya.

Menteri Trenggono pun mengajak jajarannya untuk solid dan aktif menelurkan ide-ide maupun berinovasi. Hal tersebut menurutnya kunci dalam mencapai target meski banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangannya adalah minimnya anggaran kementerian sehingga pembangunan infrastruktur perikanan tidak bisa hanya bergantung pada APBN.  

"Ini menjadi tantangan yang sangat menarik. Tapi ini kalau tidak didukung oleh bapak ibu semua, tidak akan berhasil. Keberhasilan ini bisa dilakukan apabila kita jadi dreamteam. Insya Allah tahun depan kita bisa bangkit dengan baik," pungkasnya.

 

Sumber : KKP