EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Selasa, 08 Desember 2015

Mutu Tepung Ikan Rucah Pada Berbagai Proses Pengolahan

Luthfi Assadad, Arif R. Hakim, dan Tri N. Widianto
Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

Abstrak

Telah dilakukan sebuah penelitian untuk memanfaatkan ikan rucah dalam rangka pemanfaatan hasil samping, penerapan konsep zero waste dan peningkatan nilai tambah menjadi produk tepung ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu tepung ikan rucah (kimia, mikrobiologi dan sensori) pada berbagai proses pengolahan. Ikan rucah diproses menjadi tepung ikan dengan tiga perlakuan pengolahan yang berbeda, yaitu perebusan, pengukusan dan presto. Suhu selama proses dicatat setiap lima menit dan bobot produk pada setiap akhir tahapan pengolahan ditimbang. Tepung ikan yang diperoleh dianalisis dengan parameter pengujian kimia, mikrobiologi dan organoleptik sesuai Standar Nasional Indonesia SNI 01-2715-1996. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kestabilan suhu selama proses dapat tercapai pada perlakuan perebusan, dan rendemen akhir tertinggi pada perlakuan pengukusan, yaitu sebesar 23.04% dari bobot awal. Seluruh perlakuan memberikan nilai kadar protein di atas 50% dan kadar lemak di bawah 14% (memenuhi persyaratan SNI). Hasil pengujian mikrobiologi terhadap tepung ikan rucah untuk semua perlakuan negatif Salmonella dan memenuhi persyaratan SNI. Perlakuan perebusan mempunyai nilai tertinggi untuk parameter kenampakan dan tekstur pada pengujian organoleptik. Secara umum, perlakuan perebusan memberikan mutu tepung ikan rucah terbaik, dengan kadar air, protein, serat, abu, lemak, kalsium, fosfor dan NaCl berturut-turut sebesar 5,62%, 58,02%, 1,46%, 15,79%, 13,39%, 4,36%, 4,13%, dan 0,36%.

Kata kunci: ikan rucah, metode pengolahan, SNI 01-2715-1996, tepung ikan

Preparasi Ikan Kuniran (Upeneus sulphureus) Pada Proses Pemisahan Daging Menggunakan Meat Bone Separator

Bakti Berlyanto Sedayu, I Made Susi Erawan, dan Putri Wullandari
Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

Abstrak
Untuk mendapatkan cara pemisahan daging ikan yang efektif menggunakan meat-bone separator, dilakukan perlakuan preparasi terhadap ikan sebelum dimasukan ke dalam mesin, yaitu: utuh, disayat, dan dibelah. Selain itu, dilakukan juga simulasi pengepresan terhadap ikan menggunakan Texture Analyser, meniru proses pemisahan daging ikan diantara sabuk penekan dan permukaan silinder berpori pada mesin. Hasil uji menunjukkan bahwa kekerasan ikan dipengaruhi oleh jenis preparasi, dengan nilai tertinggi ikan utuh, kemudian diikuti dengan ikan yang disayat dan dibelah. Jenis preparasi dan kekerasan ikan juga turut mempengaruhi lamanya waktu proses pemisahan, rendemen, serta kualitas daging lumat yang dihasilkan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa secara umum, teknik preparasi terbaik yaitu dengan cara disayat, dengan waktu proses pemisahan tercepat (11,35 kg/jam), jumlah rendemen yang tinggi (67,5%), serta memiliki kadar abu yang merepresentasikan kandungan tulang yang terikut dalam daging paling rendah (0,82% W B). Selain itu, pada preparasi ikan yang disayat juga memberikan karakteristik fish-gel yang terbaik untuk nilai kekerasan 1295 g, chewiness 684, dan gumminess 576.

KATA KUNCI: Meat bone separator, kekerasan, preparasi, kualitas daging lumat


Sabtu, 05 Desember 2015

Focus Group Discussuion ( FGD ) ALTIS -2 Padang, Sumatra Barat

Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) merupakan rangkaian dari kegiatan uji terap Altis-2 TA 2015. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk serah terima Altis-2 kepada volunteer (pedagang ikan segar), penandatangan BAST (berita acara serahterima) barang, penjelasan teknis tentang penggunaan Altis-2 dan kuesioner penilaian Altis-2.

Pelaksanaan FGD dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Padang bapak Ir. Zalbardi beserta Kabid P2HP dan para pedagang ikan keliling yang menjadi volunteer.

 DSC00755
Gambar 1. Sambutan Kadis Kelautan, Perikanan  Kota Padang

Selanjutnya ialah paparan singkat dari Kepala LPPMPHP terkait tujuan dan harapan dari kegiatan uji terap Altis-2. Kemudian dilanjutkan penjelasan teknis penggunaan dan pemeliharaan Altis-2 oleh tim peneliti LPPMPHP, juga di lakukan perakitan / pemasangan Altis-2 pada sepeda motor para volunteer.

IMG_1585 IMG_1586

IMG_1587IMG_1590

Gambar 2. Pemasangan Altis-2 pada motor volunteer

Kegiatan diakhiri dengan penandatangan BAST oleh para volunteer, Kepala LPPMPHP dan Kadis Kelautan Perikanan  Kota Padang, serta penyerahan kepada ALTIS -2 kepada volunteer

IMG_1592
Gambar 3. Penyerahan ALTIS-2 kepada Volunteer

Kamis, 03 Desember 2015

Focus Group Discussuion ( FGD ) ALTIS -2 Pacitan, Jawa Timur

Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) merupakan rangkaian dari kegiatan uji terap Altis-2 TA 2015. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk serah terima Altis-2 kepada volunteer (pedagang ikan segar), penandatangan BAST (berita acara serahterima) barang, penjelasan teknis tentang penggunaan Altis-2 dan kuesioner penilaian Altis-2.

Pelaksanaan FGD dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur bapak drh. M. Yunus Haryadi, MM beserta Kabag Binus DKP Ibu Dewi dan para pedagang ikan keliling yang menjadi volunteer.

DSC_0017

Gambar 1. Sambutan Kadis Kelautan, Perikanan  Kabupaten Pacitan

Selanjutnya ialah paparan singkat dari Kepala LPPMPHP terkait tujuan dan harapan dari kegiatan uji terap Altis-2. Kemudian dilanjutkan penjelasan teknis penggunaan dan pemeliharaan Altis-2 oleh tim peneliti LPPMPHP, juga di lakukan perakitan / pemasangan Altis-2 pada sepeda motor para volunteer.

DSC_0052    DSC_0054

DSC_0055    DSC_0049

Gambar 2. Pemasangan Altis-2 pada motor volunteer

Kegiatan diakhiri dengan penandatangan BAST oleh para volunteer, Kepala LPPMPHP dan Kadis Kelautan Perikanan  Kabupaten Pacitan, serta penyerahan kepada ALTIS -2 kepada volunteer

DSC_0041

DSC_0060

Gambar 3. Penyerahan ALTIS-2 kepada Volunteer

Jumat, 27 November 2015

Focus Group Discussuion ( FGD ) ALTIS -2 Jembrana, Bali

Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) merupakan rangkaian dari kegiatan uji terap Altis-2 TA 2015. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk serah terima Altis-2 kepada volunteer (pedagang ikan segar), penandatangan BAST (berita acara serahterima) barang, penjelasan teknis tentang penggunaan Altis-2 dan kuesioner penilaian Altis-2.

Pelaksanaan FGD dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan (DKPK) Kabupaten Jembrana Provinsi Bali bapak Ir. I Made Dwi Maharimbawa, M.Si beserta Sekretaris DKPK dan para pedagangikan keliling yang menjadi volunteer. Dalam sambutannya Kepala Dinas menekankan tentang pentingnya perbaikan teknologi dalam penjualaan ikan karena mutu ikan harus terjaga hingga sampai konsumen. Selain itu kepala dinas sangat berharap para volunteer bisa menggunakan bantuan yang diberikan serta memberikan informasi sejujurnya terhadap penggunaan Altis-2.
DSC_0336

Gambar 1. Sambutan Kadis Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana

Selanjutnya ialah paparan singkat dari Kepala LPPMPHP terkait tujuan dan harapan dari kegiatan uji terap Altis-2. Kemudian dilanjutkan penjelasan teknis penggunaan dan pemeliharaan Altis-2 oleh tim peneliti LPPMPHP, juga di lakukan perakitan / pemasangan Altis-2 pada sepeda motor para volunteer. Adapun peserta yang diundang ialah sebagai berikut:

Table 1. Peserta undangan FGD

Volunter Jembrana

DSC_0362 DSC_0365 DSC_0376

Gambar 2. Pemasangan Altis-2 pada motor volunteer

Kegiatan diakhiri dengan penandatangan BAST oleh para volunteer, Kepala LPPMPHP dan Kadis Kelautan Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Jembrana
DSC_0390DSC_0393DSC_0395DSC_0398