EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Selasa, 02 Juni 2020

Lidah Buatan Untuk Menilai Kesegaran Ikan


Instrumen Lidah elektronik ASTREE (Sumber: alpha-mos.com/astree-taste-analysis#applications)

Pada kenyataannya hingga saat ini sejumlah teknologi sensor masif telah dikembangkan untk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh metode konvensional. Sebut saja beberapa teknologi tersebut diantaranya spektrofotometer, analisa citra, colorimeter, perangkat uji sifat elektrik permukaan, dan hidung elektronik. Seluruh metode tersebut masih dalam tahap pengujian laboratorium dan memerlukan eksplorasi dan penelitian lebih lanjut agar aplikatif untuk dunia nyata.Peningkatan konsumsi ikan terus terjadi selama beberapa dekade terakhir. Isu utama yang menjadi fokus seluruh dunia adalah jaminan menyeluruh terhadap konsumen terkait aspek keamanan dan mutu ikan. Metode konvensional untuk uji kesegaran ikan biasanya sangat tergantung pada prinsip fisik, kimia, mikrobiologi, dan sensori. Meskipun teknik konvensional tersebut terbukti akurat dan dapat diandalkan, namun masih terdapat keterbatasan yaitu bersifat destruktif, berulang, melibatkan penggunaan bahan kimia, dan masalah paling krusial adalah membutuhkan personel yang sangat ahli.

Salah satu teknik nondestruktif yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan adalah lidah elektronik yang dikombinasikan dengan teknik machine learning. Kolaborasi peneliti di Jiangsu University dan University of Cape Coast dan dipublikasikan dalam Czech J. Food Sci. Vol. 32, 2014, No. 6: 532–537 telah berhasil mengembangkan teknik lidah elektronik yang digabungkan dengan algoritma multivariat linier dan persamaan linier sebagai salah satu metode alternatif uji kesegaran ikan non destruktif. Teknologi yang dikembangkan telah digunakan untuk menguji kesegaran ikan jenis Parabramis pekinensis melalui akuisisi data dengan α-Astree TM E-tongue (Alpha M.O.S., Toulouse, France). Sebagai validasi teknik yang dikembangkan dilakukan pengujian konvensional destruktif yaitu Total Volatil Base Nitrogen (TVBN) dan Total Viable Count (TVC). Untuk mengklasifikasikan kesegaran ikan berbasis hari penyimpanan digunakan algoritma Fisher Linear Discriminant Analysis (FLDA) dan Support Vector Machine (SVM). 

Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa metode SVM memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan metode FLDA karena mampu mencapai akurasi hingga 97,22%. Selain klasifikasi untuk memprediksi nilai TVBN dan TVC diterapkan metode Partial Least Square (PLS) dan Support Vector Regression (SVR). Hasil uji menunjukkan untuk prediksi nilai TVBN dan TVC, SVR jauh lebih baik dibandingkan PLS yang diindikasikan dengan tingkat error yang lebih kecil namun dengan koefisien korelasi lebih tinggi. Secara kuantitatif untuk metode SVR pada prediksi TVBN memiliki RMSEP 5,65 mg/100g dan koefisien korelasi 0,9491 sementara untuk prediksi TVC memiliki RMSEP 0,73 log CFU/g dan koefisien korelasi 0,904. Berdasarkan kajian tersebut menunjukkan bahwa lidah elektronik dikombinasikan dengan SVM dan SVR memiliki potensi yang menjanjikan dan bersifat nondestruktif sebagai metode non konvesional dalam penilaian kesegaran ikan.


Penulis : I Made Susi Erawan

 

 

 


Jumat, 29 Mei 2020

YANG BERBAU MENYENGAT BELUM TENTU TIDAK BERKHASIAT "BAWANG PUTIH

Bawang putih (Foto : mediaindonesia.com)

Salah satu alternatif bahan alami yang aman namun terbukti ampuh untuk penanggulangan penyakit pada ikan adalah penggunaan bawang putih. Bawang putih dapat digunakan untuk meningkatkan imun ikan. Pengujian bawang putih secara in vivo melalui pakan dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan mas Cyprinus carpio terhadap infeksi penyakit KHV yang ditinjau dari gambaran darah ikan. Hal ini merupakan hasil penelitian Pernama Giri di IPB pada tahun 2008. 

Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak bawang putih efektif untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan mas Cyprinus carpio yang diinfeksi oleh Koi Herpes Virus (KHV). Pengamatan gambaran darah ikan yang terinfeksi KHV setelah pemberian ekstrak bawang putih selama 30 hari dapat meningkatkan jumlah leukosit lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif. Peningkatan jumlah limfosit dalam darah mampu meningkatkan pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah leukosit ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah limfosit dan penurunan jumlah monosit. Penurunan jumlah leukosit menunjukkan masa inkubasi KHV telah terlewati. Pada tataran praktek penggunaan bawang putih dapat dicampurkan pada pakan ikan. Bawang putih diektrak menggunakan air kemudian dicampurkan pada pakan yang kemudian dapat digunakan secara langsung sebagai pakan harian maupun secara periodik tiap minggu. 

Penelitian lain terkait kasiat bawang putih juga dilakukan oleh Prasonto, dkk. di Universitas Padjajaran pada tahun 2017. Penelitian tersebut bertujuan untuk uji aktivitas antioksidan bawang putih dengan terlebih dahulu melakukan ekstrak bawang putih menggunakan metode maserasi dan pelarut yang digunakan yaitu etanol. Hasil analisis fitokimia dari ekstraksi dengan pelarut etanol didapatkan kandungan senyawa kimia alkaloid, tanin, fenolik, flavonoid dan triterpenoid dibandingkan ekstraksi dengan pelarut air hanya didapatkan kandungan senyawa kimia alkaloid, fenolik, dan triterpenoid. Semua jenis senyawa tersebut diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid, fenolik dan tanin merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan.

 

Penulis : Tri Nugroho W.


Kamis, 28 Mei 2020

Peluang dan Tantangan Budidaya Lobster

Perikanan budidaya harus mampu mengambil peran dalam membangkitkan ekonomi ditengah pandemi ini.  Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, SE., MM., MBA. saat membuka Webinar Nasional SFH Budidaya Lobster di Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 28 Mei 2020. Lebih lanjut disampaikan bahwa komoditas perikanan budidaya  berfokus pada budidaya udang vannamei dan lobster. Benih lobster yang diambil dari alam, harga minimalnya ditetapkan Rp. 5.000,-/ekor melalui peraturan khusus di level petani/nelayan penangkap. Dari sisi riset, selain lembaga litbang internal KKP, perguruan tinggi diharapkan mampiu mengambil bagian didalamnya.

Potensi keberlanjutan ekonomi lobster dan alam di Indonesia masih menjadi perdebatan, sedangkan Vietnam telah lebih dulu berhasil membudidayakan lobster meskipun dalam prakteknya masih menggunakan berbagai macam obat-obatan termasuk antibiotik untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Cepat atau lambat, produk lobster Vietnam akan dibanned oleh pasar internasional karena hal tersebut. Pengembangan budidaya lobster di Indonesia, harus diawali dengan cara budidaya yang baik tanpa bergantung pada obat-obatan tersebut. Di Indonesia budidaya lobster sebenarnya sudah mulai dirintis sejak 1999 di Awang, Gerupuk Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan mengadalkan benih dari alam. Penangkapan benih di alam menggunakan alat bantu berupa kertas semen yang dibentuk menjadi seperti kipas dan diletakkan diatas jaring. Permasalahan yang hingga kini masih dihadapi dalam budidaya lobster adalah : kematian yang tinggi, rendahnya mutu ikan rucah, penyakit, kebersihan karamba jaring apung, kanibalisme yang tinggi pada fase peurulus dan aturan dari maskapai yang mewajibkan lobster masuk kargo 5 jam sebelum keberangkatan pesawat pengangkut yang menyebabkan  lobster sampai tujuan dalam kondisi tidak segar/mengalami kematian. Hal tersebut disampaikan oleh Bayu Priyambodo,Ph.D., Wakil Ketua Bidang Riset dan Pengembangan KP2 KKP.

Sedangkan Suadi, Ph.D., salah satu dosen Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa dengan terbitnya Permen KP no 12 Tahun 2020, maka pembatasan ruang gerak perikanan lobster berakhir disertai dengan regulasi-regulasi baru mengenai pengelolaan yang berkelanjutan. Hal ini cukup menggembirakan, akan tetapi memonitor pelaksanaan kebijakan ini juga merupakan suatu hal yang cukup berat dan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja.

Apalagi penangkapan udang karang termasuk lobster di beberapa daerah seperti Kepualauan Pangkep, Sulawesi Selatan, sudah overfishing atau melebihi kuota penangkapan yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan pengawasan yang lemah karena minimnya armada pengawas serta kondisi kepulauan yang cukup menyulitkan armada pengawas yang ada. Selain itu, kesadaran masyarakat mengenai alat tangkap yang ramah lingkungan sangat rendah dengan masih digunakannya bom ikan dan racun. Demikian ditambahkan oleh Dr. Hasrun dari FPIK Universitas Muslim Indonesia pada webinar yang sama.

Sumber : webinar dengan tema SFH Budidaya Lobster di Indonesia

 


Larik Sensor Virtual untuk Analisis Kesegaran Ikan

Sebuah konsep baru instrumen kontrol afinitas sensor secara elektrik telah ditetapkan untuk membentuk larik sensor virtual berdasarkan elemen penginderaan tunggal. Salah satu hasil penelitian tersebut diantaranya disampaikan dalam Jurnal Sensors and Actuators B 241 (2017) halaman 652–657 oleh Yulia Efremenko dan Vladimir M. Mirsky. Karakteristik afinitas elemen ini dimodulasi melalui pengendalian tegangan listrik pada proses konversi material kemosensitif.  Proses konversi tersebut berlangsung karena adanya perbedaan kondisi redoks film polimer dengan afinitas berlainan. Sensor bekerja  berdasarkan prinsip kemotransistor elektrokimia dengan cara menghubungkan material kemosensitif pada elektroda referen Ag/AgCl melalui cairan ionik yang mengandung klorida pada suhu rendah. 

Konsep larik virtual diterapkan untuk mengukur perubahan konduktansi pada headspace wadah kaca inkubasi ikan. Menggunakan tiga karakteristik respon sensor yang diukur pada tiga keadaan redoks berbeda berhasil didapatkan sinyal dari larik sensor virtual yang memiliki sembilan elemen kemosensitif. Sensor menampilkan perubahan sistematis dari sembilan sinyalnya selama tahap degradasi mutu ikan sehingga memungkinkan dilakukan analisis kuantitatif terhadap kesegaran ikan sejak ikan ditangkap. Tingkat deteksi menunjukkan perbedaan nilai yang jauh dibawah tingkat penilaian organoleptik.

Sumber Gambar: Efremenko dan  Mirsky (2017)

Gambar di atas menunjukkan desain dan pengabelan sensor kemotransistor elektrokimia dengan kontrol afinitas sensor secara elektrik. Empat elektroda kerja pada bagian dalam sensor terhubung dengan potensiostat (probe) berfungsi sebagai elektroda pengukuran dua atau empat nilai hambatan listrik. Sementara elektroda luar yang dilapisi dengan Ag/AgCl berfungsi sebagai elektroda referensi. Lapisan kemosensitif dan elektroda referen dihubungkan dengan cairan ionik yang mengandung klorida.


Penulis : I Made Susi Erawan


Halal Bihalal KKP, Menteri Edhy Ingatkan Disiplin Hadapi Normal Baru

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar halal bihalal internal melalui video confrence yang dipimpin langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Selasa (26/5/2020). Dalam acara tersebut, Menteri Edhy menyinggung soal langkah KKP menghadapi kondisi normal baru. 

"Mari kita songsong hari esok dengan semangat dan gembira. Tentunya dengan cara yang agak sedikit kita modifikasi dalam menghadapi Covid-19. Di kondisi normal baru," jelasnya. 

Dalam menghadapi tatanan normal baru, Edhy lebih menekankan pentingnya disiplin mengikuti anjuran pemerintah agar terhindar dari penularan Covid-19. Sedangkan untuk aktivitas perkantoran yang akan dibuka lagi, Edhy mengaku selama ini sebagian besar lingkup kerja KKP sebenarnya berjalan normal. Seperti layanan tetap buka baik secara offline maupun online, begitu juga dengan produktivitas di sektor perikanan budidaya maupun tangkap. 

"Sebetulnya normal baru sudah diterapkan di KKP sejak awal Covid masuk Indonesia. Saat itu, kami para pimpinan KKP langsung mengadakan rapat. Langkah yang diambil tetap melaksanakan fungsi tugas masing-masing. Itu yang akan terus kita lakukan, tentunya dengan tidak mengabaikan aturan dari pemerintah tentang Covid-19. Disiplin yang terpenting untuk ditingkatkan," tegasnya. 

Menteri Edhy menambahkan, sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu ujung tombak pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa maupun sesudah pandemi Covid-19. Sehingga aktivitas produksi harus terus berjalan dengan tetap menaati protokol kesehatan dari pemerintah.

"KKP tidak akan menyerah karena menurut pandangan kami, sektor ini punya peluang besar. Kami tidak menghentikan produksi, tidak menghentikan pelayanan, dan terbukti hasilnya menggembirakan (ekspor perikanan naik di tengah pandemi)," terang Edhy.

Dalam halal bihalal virtual tersebut, Menter Edhy yang didampingi sang istri, meminta jajarannya tidak mengendorkan semangat. Dia mengajak para pegawai KKP untuk terdepan dalam melaksanakan reformasi birokrasi dan menerapkan budaya kerja yang profesional, berintegritas, disiplin, dan bersih dari dari korupsi kolusi dan nepotisme (KKN).

"Yang harus kita ingat, kita bukan bos dan bukan orang yang harus dihormati. Justru kita adalah orang yang harus melayani. Ingat, sumpah kita bukan untuk dilayani tapi untuk melayani. Dengan melayani, maka kita menjadi orang yang punya nilai tinggi," imbaunya.

Halal bihalal virtual KKP diikuti oleh para pejabat dan 600an perwakilan pegawai KKP dari seluruh Indonesia.

 

Sumber : KKP

 


Rabu, 27 Mei 2020

"BLOCKCHAIN" TEKNOLOGI DIGITAL UNTUK MENGETAHUI KETERTELUSURAN PRODUK PRODUK PERIKANAN

Skema Blockchain technology (Sumber : https://www.provenance.org/news/technology/tracking-tuna-catch-customer)

Penjelasan sederhana, menurut Tsalis Annisa dalam Ekrut Media, Blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi. Komponen utama penyusun Blockchain ialah kelompok (block) dan rantai (chain). Segala informasi yang terdapat dalam komputer dibagi menjadi beberapa block dan saling terhubung oleh rantai. Setiap block ini memiliki komponen yang disebut hash. Hash adalah suatu set karakter yang menyusun berbagai informasi pada block. Contohnya, block [Laboratorium] memiliki informasi berupa ‘Kimia’, ‘Sensori’, dan ‘Simulasi’. Komponen hash-nya adalah karakter yang terdapat pada ketiga informasi tersebut, misalnya KISESI.  Setiap block berturut-turut akan berisikan hash block sebelumnya. Jika block berikutnya berisikan informasi baru, misalnya ‘Mikrobiologi’, maka hash-nya berubah menjadi KISESIMI. Namun, block-block sebelumnya tetap memiliki hash lama berupa KISESI. Jaringan Blockchain, semua data maupun program tereplikasi ke seluruh jaringan. Komputer yang terhubung dalam jaringan ini kemudian mengeksekusi program tersebut bersama-sama. Jika salah satu komputer dalam Blockchain dimatikan, maka semua pengguna yang terhubung juga terkena dampaknya. Dengan kata lain, Blockchain adalah komputer skala besar yang dibentuk dari komunikasi antara beberapa komputer.

Teknologi Blockchain akan sangat berguna untuk ketelusuran suatu produk perikanan. Ketelusuran dan keterbukaan informasi produk perikanan saat ini menjadi salah hal yang diinginkan konsumen, meliputi asal, cara tangkap, jenis pengolahan, pihak penjual dan pengecer dari ikan yang dibeli. Secara umum ini juga bertujuan untuk menangkal praktek penangkapan ikan secara illegal dan tidak berkelanjutan terutama jenis ikan tuna.

Proyek pengembangan Blockchain untuk industri tuna tengah dilakukan oleh Word Wild Fund (WWF). Dalam salah satu tajuknya The Conversation melaporkan, bahwa WWF, dalam risetnya, mengkombinasikan teknologi penanda radio-frequency identification (RFID), dan quick response (QR) serta peralatan scanning untuk mengumpulkan informasi tentang “perjalanan” tuna di berbagai titik selama proses rantai pasok. Data informasi dari teknologi penanda tersebut selanjutnya dikumpulkan, dicatat dan disimpan menggunakan teknologi Blockchain.

Penelusuran dimulai segera saat ikan tuna ditangkap. Saat didaratkan ikan tuna sudah dilengkapi data yang tersimpan dalam RFID yang terpasang diatas kapal. Sistem di pelabuhan dan di pabrik pengolahan akan mendeteksi ikan tersebut kemudian informasi diunggah ke Blockchain. Demikian seterusnya, saat ikan masuk tahapan berikutnya data informasi akan dimasukkan block dengan menambahkan kode hash dan dianalisa kesesuaiannya. Sehingga teknologi Blockchain dapat menelusuri perjalanan tiap ikan, dimana ikan ditangkap dan bagaimana ikan diproses dari laut ke piring, From shore to plate.


Penulis : Arif Rahman Hakim


Selasa, 26 Mei 2020

Bioplastik Masa Depan Kemasan Dunia (Teknologi Ekstrusi)

Ekstrudat 

(Sumber : Humaira, 2012. Pengembangan Material Bioplastik dari Blending Tepung Konjac Glukomannan (KGM) dan Kitosan Menggunakan Single Screw Extruder)

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk produksi bioplastik adalah ekstrusi, karena memiliki efisiensi pencampuran dan pencetakan yang tinggi untuk bahan termoplastik. Menurut Jansen, Leon dan Leszek (ed.) pada buku Thermoplastic Starch : a Green Material for Various Industries tahun 2009, ekstrusi terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu pencampuran (mixing), pengadukan (shearing), pemasakan (cooking) dan pencetakan (shearing). Teknologi ekstrusi memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menghasilkan ragam bentuk material (tergantung pada bentuk die), prosesnya yang otomatis dan produktivitasnya tinggi.

Terdapat beberapa parameter kunci perlu diperhatikan untuk menciptakan kondisi produksi yang optimal, seperti kandungan plasticizer, input energi mekanikal, applied shear, waktu produksi, suhu, dan tekanan. Tingkat agregasi, perubahan molekular dan chemical crosslinking yang muncul selama proses ekstrusi dapat ditentukan melalui parameter – parameter tersebut. Parameter lainnya yang perlu diperhatikan saat akan menggantikan plastik konvensional dengan bioplastik yaitu karakteristik final yang diinginkan, seperti karakteristik mekanikal dan kapasitas penyerapan airnya. Perubahan pH juga dapat meningkatkan karakteristik bioplastik tertentu, seperti modulus Young atau kapasitas penyerapan, karena pH sangat mempengaruhi sifat interaksi antar molekul.

Gunning, Geever, Killion, Lyons dan Higginbotham mengemukakan hasil penelitiannya dalam Polymer – Plastics Technology and Engineering no.53 tahun 2014, hasil mikroskop optik menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan ulir (screw) meningkatkan dispersi serat (fiber) dalam komposit polimer. Pada kecepatan ulir (screw) yang tinggi ini menyebabkan reaksi eksotermik terjadi di dalam barrel yang menghasilkan serat-serat yang mengalami degradasi termal.

Humaira dalam skripsinya pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga tahun 2012, menggunakan blending tepung konjac glukomannan dan kitosan dengan rasio 50 : 10, 40 : 20, dan 30 : 30 (w/v) dengan plasticizer gliserol 20% dan stabilizer trisnonylphenylphospite (TNPP) sebesar 0,315% wt dan menggunakan single screw extruder. Bagian – bagian dari single screw extruder disajikan pada Gambar 1. Bioplastik yang dihasilkan bersifat elastomer (elastic polymer), berstruktur semi kristalin, dan berpola matriks dengan nilai elongasi tertinggi mencapai 35%.

Gambar 1. Bagian – bagian dari single screw extruder

(Sumber : Humaira, 2012. Pengembangan Material Bioplastik dari Blending Tepung Konjac Glukomannan (KGM) dan Kitosan Menggunakan Single Screw Extruder)

 

Penulis : Putri Wullandari