EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Jumat, 25 September 2020

LRPT Benoa Kunjungi LRMPHP Bantul

LRMPHP menerima kunjungan LRPT Benoa

Jumat (25 September 2020), Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan – Bantul menerima kunjungan studi banding dari Loka Riset Perikanan Tuna – Benoa (LRPT – Benoa, Denpasar). Tim dari LRPT dipimpin oleh Kepala Subseksi Tata Operasional Bapak Eka Karya Budi, dengan diikuti oleh Kasubsi Pelayanan Teknis (Bapak Noor Muhamad), Pengelola Kepegawaian (Bapak Jumariadi) dan jajaran Tata Operasional LRPT.

Rombongan dari LRPT ini diterima oleh Kepala LRMPHP, Koordinator Tata Operasional, Koordinator Tata Usaha dan tim manajerial LRMPHP. Kepala LRMPHP menyampaikan selamat datang dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari LRPT untuk studi banding, meskipun dalam banyak hal justru LRPT lebih unggul dan LRMPHP memerlukan banyak sharing pengalaman dari LRPT dalam pengelolaan manajerial.  

Materi diskusi dan sharing pengalaman manajerial diantaranya yaitu terkait pengelolaan kinerja, pengelolaan konten website, dan pengelolaan kepegawaian. Masing-masing penanggungjawab dari LRMPHP dengan sigap menanggapi diskusi dan pertanyaan dari tim LRPT.


Selasa, 15 September 2020

Monitoring Alat Pemindang Ikan Higienis di UKM Gunung Kidul

Monitoring alat pemindang higienis di UKM Pendang Mendak Lestari

Monitoring penggunaan alat hasil riset LRMPHP oleh UKM/pelaku usaha perikanan dilakukan dalam rangka jejaring kerja sama dan pemanfaatan hasil riset. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan uji kinerja peralatan alat pemindang ikan yang dihasilkan LRMPHP dengan UKM Pindang Mendak Lestari dan UKM Gesing Asri. UKM Pindang Mendak Lestari merupakan kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) produk perikanan yang berkedudukan di Padukuhan Mendak, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, sedangkan UKM Gesing Asri berkedudukan di Pantai Gesing Padukuhan Bolang, Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.

Kegiatan monitoring di UKM Pindang Mendak Lestari dihadiri oleh Kepala Loka Riset Mekanisasi Pengolahan hasil Perikanan (LRMPHP), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul dan UKM pengguna alat pemindang ikan sebagai mitra riset LRMPHP. Kepala LRMPHP, Luthfi Assadat menyampaikan kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan peralatan hasil riset LRMPHP bagi UKM. Selain itu kendala yang dihadapi UKM selama penggunaan alat dapat dijadikan feedback untuk perbaikan peralatan kedepannya agar dapat dimanfaatkan lebih optimal. Hal serupa juga disampaikan oleh DKP Gunung Kidul yang diwakili oleh Noor Ichsan dan Mahendra bahwa monitoring ini berguna untuk pengembangan peralatan, sehingga informasi penggunaan alat oleh UKM baik dari segi teknis maupun nonteknis agar disampaikan kepada LRMPHP.

Diskusi bersama DKP Gunung Kidul dan UKM Pindang Mendak Lestari

Pelaksanaan monitoring terhadap UKM dilakukan dengan cara wawancara, diskusi dan pengamatan langsung. Ketua UKM Pindang Mendak Mandiri, Ibu Marsinah menyampaikan bahwa pengoperasian alat pemindang secara umum cukup mudah dan belum menemui kendala yang berarti. “Alat pemindang ini praktis dan higienis, lebih memudahkan dalam pengolahan pindang, “ tuturnya. Hingga saat ini operasional alat baru dilakukan dua kali karena keterbatasan bahan baku ikan. Bahan baku biasanya didatangkan dari TPI Ngrenehan, namun ketersediaanya belum mencukupi karena faktor cuaca. Ikan yang diolah berupa ikan lisong, layang benggol, dan teropong dengan kapasitas 35 dan 40 kg. Dengan durasi pemindangan selama 2 jam diperlukan konsumsi bahan bakar gas elpiji sebanyak 5,5 kg untuk 2 kali pengolahan. Pemasaran ikan pindang biasanya dilakukan dengan penjualan langsung ke warga di wilayah Ngrenehan maupun melalui media sosial dengan harga jual Rp. 10.000 s/d Rp. 12.000. Meskipun belum maksimal, namun usaha pemindangan ini sudah mampu menggerakkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pemindangan di UKM Gesing Asri

Sementara itu, UKM Gesing Asri melakukan penambahan rempah-rempah dalam proses pemindangan untuk menambah citarasa. Pemindangan di UKM Gesing Asri menggunakan alat pemindang Tipe H, berbeda dengan di UKM Pindang Mendak Lestari (Tipe L). Pemindangan dengan Tipe H  dilakukan selama 2 jam menghabiskan gas sebanyak 3 kg untuk 2 kali proses pemindangan. Ikan pindah dikemas dengan plastik mika berisi 2-3 ekor tergantung ukuran ikan dan dijual Rp. 5.000,- /kemasan. Harga ini masih dirasa tinggi oleh sebagian konsumen karena biasanya satu mika plastik berisikan 4-5 ekor. Tingginya harga jual tersebut disebabkan kurangnya ketersediaan bahan baku ikan sehingga harganya ikut naik. Namun hal ini dapat disiasati dengan mengurangi jumlah ikan per kemasan agar harga jual ikan pindang tetap sama. Pemasaran ikan pindang biasanya dilakukan dengan penjualan langsung di wilayah sekitar Gesing maupun melalui pedagang yang mengambil untuk dipasarkan lagi. Ibu Poniati selaku Ketua UKM Gesing Asri menyampaikan bahwa meskipun hasil penjualan belum maksimal namun sudah mendapat keuntungan. UKM ini berharap musim ikan segera tiba sehingga ketersediaan bahan baku ikan akan melimpah dan  proses pemindangan dapat dilakukan secara kontinyu.

Beberapa kendala baik secara teknis maupun non teknis dihadapi UKM diantaranya terkait produk hasil pemindangan terlihat kurang menarik karena tidak utuh, kering dan terdapat sisa garam yang menempel pada ikan. Namun hal ini sudah diatasi dengan teknik penggaraman melalui perendaman ikan dalam larutan garam. Selain itu pengemasan ikan pindangpun hanya menggunakan plastik/mika dialasi daun pisang sehingga kurang menarik minat pembeli. Berbagai kendala tersebut akan dijadikan bahan masukan bagi LRMPHP untuk melakukan pendampingan lanjutan dalam rangka jejaring kerja sama dan pemanfaatan hasil riset agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.


Jumat, 11 September 2020

Peneliti LRMPHP Berpartisipasi pada Seminar Nasional dan Diseminasi Teknologi serta Gelar Produk UMKM Kelautan Perikanan Tahun 2020

Peneliti LRMPHP memaparkan hasil riset

Peneliti LRMPHP berpartisipasi pada Seminar Nasional dan Diseminasi Teknologi serta Gelar Produk UMKM Kelautan Perikanan Tahun 2020 secara daring via Zoom dan YouTube. Seminar ini diselenggarakan oleh Politeknik Ahli Usaha Perikanan bekerjasama dengan Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI), Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (IPKANI), Mina Kelana Indonesia dan Conservation International (CI) pada tanggal 7 – 8 September 2020. Seminar dan diseminasi ini mengambil tema “Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Bangsa”. 

Seminar Nasional dibuka oleh Kepala BRSDMKP Prof. Ir. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa tema Seminar Nasional dan Diseminasi Teknologi Kelautan dan Perikanan ini sangat tepat. “Sesuai dengan tema, yakni, sumberdaya perikanan berkelanjutan untuk kesejahteraan bangsa. Seminar ini merupakan bagian dari upaya pemanfaatan perikanan secara optimal dan berkelanjutan bagi kesejahateraan nelayan dan pembudidaya ikan, pemenuhan gizi masyarakat, memperluas lapangan kerja dan peluang usaha, serta peningkatan ekspor untuk devisa negara yang dapat menjamin keberlangsungan usaha perikanan”. Pada Seminar Nasional ini menghadirkan beberapa narasumber utama antara lain Prof. Ir. Sjarief Widjaja, Ph.D, FRINA, selaku Kepala BRSDM KP; Dr. Tb Haeru Rahayu, A.Pi, M.Sc selaku Dirjen PSDKP-KKP; Dr. Bambang Suprakto, A.Pi, S.Pi, MT., - Kepala Pusat Pendidikan KP, Dr. Ateng Supriatna, A.Pi, M.Si, - Conservation International, dan Prof. Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc. – Ketua Dewan Pengawas Masyarakat Iktiologi Indonesia. 

Seminar Nasional dan Diseminasi Teknologi Kelautan dan Perikanan ini diikuti oleh 85 presenter yang terdiri dari 18 presenter bidang Akuakultur, 2 presenter bidang Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 13 presenter bidang Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, 22 prsenter bidang Pengolahan Hasil Perikanan, 8 presenter bidang Penyuluhan Perikanan, 8 presenter bidang Permesinan Perikanan, 12 presenter bidang Teknologi Penangkapan Ikan, serta 2 presenter bidang Teknologi Kelautan. 

Pada seminar tersebut dua peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) mempresentasikan karya tulis ilmiah. Iwan Malhani Al Wazzan, M.Sc. mempresentasikan makalah dengan judul “Pengaruh Penyimpanan E. Cottonii Kering dalam Alat Penyimpan Rumput Laut Terhadap Kadar Air, CAW dan Impuritiesnya”, dan Wahyu Tri Handoyo, S.T. memperesentasikan makalah dengan judul “Rancang Bangun Alat Pengayak Rumput Laut Kering Sistem Getar”.

Jumat, 04 September 2020

Peneliti LRMPHP Paparkan Hasil Riset Pada Semnaskan UGM XVII 2020

Peneliti LRMPHP paparkan hasil riset dalam bentuk poster di Semnaskan UGM XVII

Peneliti LRMPHP berpartisipasi pada Seminar Nasional Tahunan XVII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan & Pertemuan Ilmiah Ke-12 MPHPI Tahun 2020 yang diselenggarakan  secara daring via Zoom dan Youtube oleh Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 1– 4 September 2020. Seminar dan pertemuan ilmiah tahun ini mengambil tema “Inovasi dan Komersialisasi Penelitian Hasil Perikanan untuk Mendukung Transformasi Ekonomi Indonesia”. Semnaskan UGM XVII tahun ini berkolaborasi dengan Pertemuan Ilmiah Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan (MPHPI) Ke-12 dengan tujuan untuk mewadahi pertemuan para peneliti bidang perikanan dan kelautan, pelaku usaha perikanan, pemerintah (pengambil kebijakan) dan seluruh pemangku kepentingan bidang perikanan dan kelautan, untuk membahas capaian hasil penelitian yang telah dilakukan.

Seminar dilandasi dari peran perguruan tinggi dan lembaga riset untuk memproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan dan kelautan dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh berbagai perguruan tinggi dan institusi riset diharapkan dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan industri perikanan dan kelautan yang berdaya saing. Karena itu, diseminasi hasil-hasil penelitian melalui seminar atau berbagai pertemuan ilmiah lainnya diharapkan dapat memperkuat pertukaran informasi, komunikasi maupun sinergi dan kolaborasi antar para peneliti dalam rangka memperkuat basis pengembangan keilmuan dan teknologi perikanan dan kelautan. 

Pelaksanaan Semnaskan UGM XVII dan Pertemuan Ilmiah ke-12 MPHPI tahun 2020 secara virtual dan online (aplikasi zoom dan youtube) dengan rangkaian acara yaitu sesi pleno dan sesi paralel (presentasi). Sesi pleno meliputi Sambutan Rektor Universitas Gadjah Mada, Pelantikan Korwil MPHPI tingkat Provinsi/Wilayah se-Indonesia,  Pembicara Kunci  dan Pembicara Khusus. Pembicara Kunci Pertama yaitu Dr. Edhy Prabowo, S.E., M.M., M.B.A. (Menteri Kelautan dan Perikanan RI), Pembicara Kunci Kedua Dr. Penny Kusumastuti Lukito, M.C.P. (Kepala Badan POM RI), Pembicara Kunci Ketiga Dr. Amir Husni, M.P.(Universitas Gadjah Mada), Pembicara Kunci Keempat Ir. Ady Surya(Ketua Umum MPHPI) dan Pembicara Khusus Ir. Supari, M.Si.(Direktur BRI dan Wakil Ketua Umum MPHP).

Pada sesi paralel (presentasi) diikuti oleh 206 presenter, berasal dari lingkungan perguruan tinggi, lembaga penelitian, perusahaan (BUMN dan swasta), organisasi non pemerintah, pengambil kebijakan, mahasiswa dan masyarakat pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan dan kelautan. Hasil penelitian yang dipresentasikan mencakup bidang budidaya perikanan (akuakultur, dummy, genetika dan pembenihan ikan, kesehatan ikan, nutrisi dan pakan ikan), manajemen sumberdaya perikanan (biologi perikanan, ekologi perairan, manajemen sumber daya perikanan, sosial ekonomi perikanan), dan teknologi hasil perikanan (mikrobiologi dan bioteknologi hasil perikanan, mutu dan keamanan produk perikanan, pangan fungsional produk akuatik, pascapanen hasil perikanan).

Peneliti LRMPHP paparkan hasil riset secara oral di Semnaskan UGM XVII

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) juga berpartisipasi dalam seminar/pertemuan ilmiah ini, yaitu  Putri Wullandari, I Made Susi Erawan, Ahmat Fauzi dan Toni Dwi Novianto. I Made Susi Erawan mempresentasikan makalah dengan judul “Perancangan dan Simulasi Aliran Udara pada Lemari Peniris Tahu Bakso Tuna Model Kabinet Vertikal” dalam kelas Teknologi Hasil Perikanan. Putri Wullandari menyampaikan makalah poster berjudul “Pengaruh Penyimpanan Eucheuma cottonii Kering dalam Mini Bunker Penyimpan Rumput Laut terhadap Mutu Karaginan yang Dihasilkan” dalam kelas Teknologi Hasil Perikanan. Ahmat Fauzi menyampaikan presentasi berjudul “Pengaruh Perlakuan Pengayakan dan Penjemuran terhadap Kadar Air dan Impurities Eucheuma cottonii Kering Pra Penyimpanan” dalam kelas Teknologi Hasil Perikanan dan “Uji Pengeringan Pakan Ikan Terapung dengan Pengering Rotary Drier” dalam kelas Budidaya Perikanan. Sedangkan Toni Dwi Novianto menyampaikan makalah poster berjudul “Analisis Struktur Mikro Nugget Ikan menggunakan Scanning Electron Microscopy” dalam kelas Teknologi Hasil Perikanan.


Kamis, 27 Agustus 2020

Peneliti LRMPHP Raih BEST PRESENTER ICGAB 2020

Sertifikat best presenter ICGAB 2020 yang diraih peneliti LRMPHP

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), Putri Wullandari dari tim desain dan rancangbangun mesin pengemas penghasil bioplastik ramah lingkungan meraih best presenter pada 4th International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy (ICGAB) 2020. ICGAB merupakan ajang pertemuan ilmiah tahunan para ilmuwan dari berbagai negara yang diselenggarakan  oleh Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (FTP UB). ICGAB tahun 2020 ini mengambil tema “Emerging Technology and Integrated Information System for Sustainable Agroindustry” dan diselenggarakan secara daring karena pandemi Covid-19.

Putri Wullandari terpilih menjadi best presenter atau penyaji terbaik untuk tiga bidang yaitu agroindustrial production system management and regulation; fisheries and marine resources technology, dan animal welfare and technology. Pada bidang ini terdapat 25 makalah yang dipresentasikan secara oral. Selain itu masih ada beberapa bidang lain yang dipresentasikan dalam ICGAB 2020 yaitu Food Safety and Security, Agricultural Engineering, Agricultural Product Technology, Renewable Energy And Biorefinery, Waste And Environmental Management, Health, Nutrition and Medical Microbiology, Industrial Biotechnology and Bioprocessing, Food Microbiology, Agro Forestry and Biodiversity, dan Bioeconomy and Biobusiness.

Peneliti LRMPHP ikuti ICGAB 2020 secara daring

Pada ICGAB 2020, Putri Wullandari mempresentasikan makalah secara oral dengan judul Characteristic Differences between Semi Refined Carrageenan and Refined Carrageenan Flours Used in The Making of Biofilm (Bioplastic). Dalam paparannya disampaikan bahwa sifat fisik, mikrobiologis dan termal dari bahan baku tepung semi refined carrageenan (SRC) dan refined carragenan (RC) yang diperoleh dari Eucheuma cottonii, dianalisa sebagai bagian dari penelitian pendahuluan untuk pembuatan biofilm atau bioplastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel untuk tepung SRC dan RC masing-masing yaitu 60 dan 80 mesh, pH tepung SRC dan RC yaitu 8 dan 7, kadar air tepung SRC dan RC masing-masing yaitu 7,9 dan 8%, kekuatan gel tepung SRC dan RC yaitu 560 g / cm2 and 1140 g / cm2, viskositas tepung SRC dan RC masing-masing yaitu 80 mPas dan 35 mPas. Secara keseluruhan dari uji mikrobiologis dapat disimpulkan bahwa tepung SRC dan RC ini aman digunakan untuk aplikasi pada makanan. Sementara itu, analisis termal menunjukkan bahwa titik leleh tepung SRC dan RC masing – masing yaitu 168°C dan 175°C.


Rabu, 26 Agustus 2020

Peneliti LRMPHP Ikuti Seminar Internasional ICGAB 2020

Peneliti LRMPHP Ikuti ICGAB 2020 secara daring

Peneliti LRMPHP ikut berpartisipasi pada 4th International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy (ICGAB) 2020 yang diselenggarakan  secara daring oleh Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya (FTP UB) pada 25 Agustus 2020. ICGAB 2020 mengambil tema “Emerging Technology and Integrated Information System for Sustainable Agroindustry”. Konferensi ini bertujuan untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan pengalaman penelitian, inovasi teknologi, kemajuan penelitian dan teknologi, serta studi kasus terkait agroindustri berkelanjutan. 

Tema ICGAB 2020 sesuai dengan tantangan teknologi yang dihadapi di era digitalisasi dan menyongsong agroindustry 4.0, dimana penguasaan terhadap teknologi, inovasi, dan sistem informasi menjadi sebuah keharusan dan hal penting untuk mencapai agroindustry cerdas dan berkelanjutan (smart and sustainable agroindustry). Keberlanjutan agroindustry juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh industri berbasis hasil pertanian, ataupun juga non hasil pertanian. Selain itu, kesimbangan lingkungan harus tetap dijaga pada saat melakukan kegiatan ekonomi ataupun produksi, untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu pemenuhan kebutuhan generasi saat ini tidak mengurangi pemenuhan kebutuhan generasi dimasa datang.

Pelaksanaan ICGAB 2020 secara virtual dan online (aplikasi zoom) menghadirkan 5 pembicara kunci dari berbagai negara yaitu Rossana Marie Amongo, PhD (University of the Philippines Los Baños, Los Baños, the Phillipines) dengan tema “Land Consolidation (Contiguous Farming) for Sustainable Crop Production for the Agro-industry, Ir. Mohd Fazly bin Mail P.Eng., M.I.E.M (Malaysian Agricultural Research and Development Institute, Malaysia) dengan tema “How Modern Farming Can Sustain the Agriculture Industry?”, Assoc. Prof. Grause Guido (Tohoku University, Japan) dengan tema “Microplastic in Soil – A New Risk for the Future of Food Security?”, Assoc. Prof. Yasmin Sultanbawa (The University of Queensland, Australia) dengan tema “The Role of Underutilised Plant Foods in Developing a Sustainable Agroindustry” dan Prof. Teti Estiasih (Universitas Brawijaya, Indonesia dengan tema “Valorisation of Food and Agroindustrial Wastes as the Sources of Bioactive Compounds”).

ICGAB 2020 diikuti hampir 300 peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Jepang, Filipina dan Korea Selatan. Tema yang dipresentasikan dalam ICGAB 2020 meliputi bidang Food Safety and Security, Agricultural Engineering, Agricultural Product Technology, Agroindustrial Production System Management and Regulation, Renewable Energy And Biorefinery, Waste And Environmental Management, Health, Nutrition and Medical Microbiology, Industrial Biotechnology and Bioprocessing, Food Microbiology, Agro Forestry and Biodiversity, Fisheries and Marine Resources Technology, Animal Welfare and Technology, dan Bioeconomy and Biobusiness.

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), Putri Wullandari dan I Made Susi Erawan tergabung dalam kelompok presentasi bidang agroindustrial production system management and regulation; fisheries and marine resources technology, dan animal welfare and technology.  Putri Wullandari memaparkan secara oral makalah dengan judul Characteristic Differences between Semi Refined Carrageenan and Refined Carrageenan Flours Used in The Making of Biofilm (Bioplastic), sedangkan I Made Susi Erawan memaparkan makalah berjudul Data Integration of Humidity Sensor and Image Texture for Water Content Prediction of Gracilaria sp. During Sun Drying.


Selasa, 25 Agustus 2020

Uji Coba Lapang Alat Pengayak Rumput Laut Sistem Getar


Alat pengayak rumput laut sistem getar ini adalah salah satu rangkaian alat pada rancang bangun dan pengembangan serangkaian alat sortasi dan grading kualitas rumput laut. Pelaksanaan uji coba lapang ini bertujuan untuk mendapatkan data-data lapang dan masukan dari pengguna sehingga alat siap digunakan oleh stakeholder. Pelaksanaan uji coba lapang dilakukan di UD. Rumput Laut Mandiri Dusun Duwet, Wonosari, Gunungkidul. 

Uji coba lapang dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu seting alat di lokasi yang disesuaikan dengan keadaan di lokasi tersebut. Seting alat yang dilakukan meliputi pengaturan posisi alat, pengaturan tempat hasil pengayakan dan pengotor, dan pengaturan kecepatan putaran motor penggerak. Tahapan kedua yaitu persiapan rumput laut. Persiapan dilakukan dengan menimbang berat rumput laut yang diayak yaitu 5 kg untuk sekali pengayakan. Bahan baku yang digunakan adalah rumput laut yang terdapat di UD. Rumput Laut Mandiri yang belum mengalami proses pembersihan/pengayakan. Tahapan selanjutnya adalah pengayakan rumput laut. Rumput laut diayak dengan tiga variasi frekuensi inverter yaitu 30 Hz, 40 Hz dan 50 Hz yang berpengaruh terhadap kecepatan putaran motor penggerak. Kecepatan putaran motor tersebut akan mempengaruhi tingkat getaran/goyangan alat pengayak.

Penimbangan rumput laut

Pengayakan rumput laut

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengayakan 5 kg rumput laut E. Cottonii mendapatkan jumlah pengotor pada kisaran 10 % dari berat rumput laut. Sedangkan untuk rumput laut Gracilaria Sp. mendapatkan jumlah pengotor pada kisaran 2 % dari berat rumput laut. Kecepatan pengayakan yang dikontrol melalui frekuensi inverter berpengaruh terhadap waktu pengayakan dan jumlah pengotor yang diperoleh. Proses pengayakan akan semakin cepat jika kecepatan pengayak semakin cepat dan sebaliknya. Tetapi karena rumput laut semakin cepat turun, maka tingkat pengayakan menjadi tidak optimal. Hasil uji coba menunjukan bahwa kecepatan pengayakan optimal pada frekuensi inverter 40 Hz.

Secara keseluruhan uji coba lapang berjalan dengan baik. Dari hasil uji lapang diperoleh beberapa poin penting terkait alat pengayak rumput laut, diantaranya yaitu :  1) Pengayak rumput laut menggunakan motor listrik yang tidak terlalu besar yaitu 0.5 HP sehingga listrik rumah tangga seperti di UD. Rumput Laut Mandiri mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk pengoperasian alat, 2) Penempatan alat pengayak harus ditanam ke beton atau tanah karena alat bergerak akibat gaya dorong sistem reciprocating. Selain ditanam alat juga bisa diberi pemberat supaya tidak bergeser, 3) Pengoperasian alat mudah karena hanya menggunakan satu saklar ON/OFF untuk menjalankan alat. Tetapi pada pengoperasian untuk menentukan kecepatan optimal pengayakan harus merubah frekuensi inverter, 4) Proses pengayakan cepat, tergantung kecepatan pengayak, semakin cepat pengayak maka rumput laut akan semakin cepat turun, tetapi proses pengayakan menjadi tidak optimal, 5) Kendala yang dihadapi pada uji coba lapang adalah penempatan alat pengayak yang harus ditanam atau diberi beban, hal ini menyebabkan alat pengayak tidak mudah untuk dipindah-pindahkan.