EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Kamis, 12 November 2020

Diseminasi Teknologi ALTIS-2 di LRMPHP Bantul

Diseminasi Teknologi ALTIS-2 di LRMPHP Bantul

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melaksanakan kegiatan diseminasi teknologi berupa Alat Transportasi Ikan Segar untuk Kendaraan Roda Dua (ALTIS-2) di halaman kantor LRMPHP. Kegiatan diseminasi ini dalam rangka mendekatkan hasil-hasil riset dan inovasi kepada masyarakat sehingga dapat memberikan nilai tambah pemanfaatan alat bagi pelaku usaha. 

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala LRMPHP beserta staf, Ketua Dewan Riset Daerah D.I. Yogyakarta, Perwakilan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul,  Kapolsek Jetis Bantul, Penyuluh Perikanan Bantul dan pelaku usaha perikanan asal Bantul yang menjadi mitra riset ALTIS-2 yaitu Bapak Somulyo dan Riyanto. 

Kepala LRMPHP bersama narasumber

Dalam sambutannya, Kepala LRMPHP Luthfi Assadad, M.Sc menyampaikan diseminasi ini  sebagai bagian dari komunikasi publik atas hasil kegiatan riset yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. "ALTIS-2 merupakan salah satu inovasi hasil riset LRMPHP dengan capaian prestasi diantaranya menjadi salah satu rekomendasi teknologi (rekomtek) Kementerian Kelautan dan Perikanan 2016 dan juara 2 pada kompetisi Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition (IPLAN) Challenges 2018, " tuturnya. 

Sementara itu, Diperpautkan Bantul yang diwakili Ibu Hanifah mengatakan ALTIS-2 merupakan salah satu solusi terbaik untuk melancarkan distribusi produk-produk perikanan yang mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. 

Hal serupa juga disampaikan oleh Ir. Bayudono, M.Sc, selaku Ketua Dewan Riset Daerah D.I. Yogyakarta yang mengapresiasi ALTIS-2. "Teknologi ALTIS-2 merupakan peluang bagi pedagang ikan keliling dalam mendekatkan dagangannya ke masyarakat, " tuturnya.  Selain itu, teknologi ALTIS-2 merupakan teknologi sepadan, material/bahan untuk merakit ALTIS-2 dapat dengan mudah diperoleh di Bantul. Ketua DRD juga menyampaikan kehadiran teknologi baru tidak selalu mudah untuk diterima masyarakat, padahal teknologi tersebut bermanfaat. Oleh karena itu dalam berinovasi diharapkan tidak hanya memperhatikan aspek teknis, namun aspek sosialnya juga. "Peneliti jangan takut membuat kesalahan, tapi usahakan jangan membuat kesalahan, "tambahnya.

Terkait aspek teknis, Kapolsek Jetis Bantul, AKP M. Sholeh SH MM menyampaikan bahwa ALTIS-2 masih memenuhi kriteria teknis barang bawaan kendaraan bermotor sesui Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 4 tentang Angkutan Jalan yaitu muatan memiliki lebar tidak melebihi stang kemudi, tinggi muatan tidak melebihi 900 mm dari atas tempat duduk pengemudi, dan barang muatan diletakkan di belakang pengemudi.

Instalasi ALTIS-2 pada kendaraan pelaku usaha

Pada pelaksanaan diseminasi ini, pemberian materi terkait dengan petunjuk instalasi, penggunaan dan perawatan ALTIS-2 sesuai buku petunjuk/manual book disampaikan oleh Tri Nugroho Widianto, M.Si selaku peneliti ALTIS-2. Rangkaian kegiatan pelaksanaan diseminasi ALTIS-2 diakhiri dengan diskusi dan instalasi ALTIS-2 pada kendaraan bermotor. 


Selasa, 10 November 2020

Modifikasi Sifat Mekanik PLA

PLA (Sumber gambar : cngreenplastic.com)

Isu lingkungan dan ekonomi membuat peneliti dan produsen dibidang pengemasan berlomba-lomba mencari bahan yang ramah lingkungan untuk menggantikan polimer konvensional yang bersumber dari minyak bumi. Polylactic acid (PLA) adalah bahan yang berpotensi menggantikan polimer tersebut. PLA merupakan salah satu biopolimer yang diproduksi dari fermentasi gula pada bahan yang dapat diperbaharui seperti tebu dan jagung. Oleh karena itu PLA sangat aman digunakan dan ramah lingkungan. Keunggulan PLA jika dibandingkan dengan biopolimer lainnya adalah memiliki kemampuan proses thermal yang lebih baik jika dibandingkan dengan bahan lain seperti polyhydroxyl alkanoate (PHA), polyethylene glycol (PEG), dan polycaprolactone (PCL), memiliki kekuatan tarik tinggi, dan dapat diproses menggunakan peralatan standar pembuatan plastik pada umumnya seperti injection moulding, film extrusion, blow molding, thermomorfing, fiber spinning, dan film forming.

Meskipun memiliki begitu banyak keunggulan, PLA juga memiliki kelemahan yaitu tingkat kekerasan yang rendah. PLA merupakan bahan yang rapuh dengan nilai elongasi kurang dari 10%. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan modifikasi pada PLA baik secara kimia maupun fisik. Penelitian yang diterbitkan prosiding Material Today pada tahun 2019 telah mengkaji pengaruh pencampuran PLA dengan thermoplastic polyurethane (TPU) terhadap sifat mekanik dan morfologi. Bahan TPU dipilih karena memiliki kekuatan tarik tinggi, tidak mudah rapuh, daya tahan tinggi dan mudah untuk diproses. Pada penilitian ini PLA dan TPU dicampur menggunakan metode melt blending dengan komposisi PLA 75, 50, dan 25 %. Selain itu untuk mendapatkan hasil campuran yang lebih menyatu ditambahkan ethylene-methyl acrylate-glycidyl methacrylate (EMA-GMA) sebagai bahan compatibilizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan TPU pada PLA tidak dapat tercampur dengan sempurna. Sementara jika ditambahkan dengan EMA-GMA campuran PLA dan TPU dapat lebih menyatu. Penambahan TPU dan EMA-GMA membuat PLA tidak mudah rapuh, hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai elongasi. Selain itu kekuatan benturan juga meningkat secara signifikan seiring dengan penambahan TPU dan EMA-GMA. Hal ini menunjukkan bahwa sifat mekanik PLA dapat ditingkatkan dengan penambahan beberapa bahan.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Analisis Struktur Mikro pada Nugget Ikan

Struktur mikro pada nugget ikan

Struktur mikro pada bahan makanan dapat didefinisikan sebagai susunan ruang sel dan pori dari suatu bahan makanan. Struktur terdiri dari tiga molekul utama yaitu polisakarida, protein dan lemak. Struktur mikro memiliki peran penting terhadap kualitas makanan. Perubahan struktur mikro selama pengolahan makanan dapat menurunkan kualitas makanan. Perubahan struktur mikro menyebabkan berubahnya sifat fisik, kimia dan nutrisi yang berakibat pada perubahan kualitas gizi dan organoleptik dalam bahan makanan. Oleh karena itu pemahaman terhadap hubungan antara struktur mikro  dan cara pengolahan makanan adalah suatu hal yang sangat penting untuk dapat merancang teknologi pengolahan makanan yang efisien. 

Penelitian tentang pengaruh pengolahan terhadap struktur mikro nugget ikan dilakukan oleh Novianto dkk yang diterbitkan pada Prosiding Seminar Nasional Tahunan XVII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2020. Penelitian ini menganalisis pengaruh jumlah mata pisau yang digunakan pada alat bowl cutter terhadap struktur mikro nugget ikan. Bowl cutter adalah alat yang digunakan untuk mencampur adonan pada proses pembuatan nugget dengan variasi mata pisau 3 dan 6. Metode yang tepat untuk mempelajari struktur mikro makanan adalah menggunakan mikroskop elektron yang digabungkan dengan software analisis citra. Struktur mikro nugget ikan dikarakterisasi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Pengujian SEM dilakukan di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur dengan perbesaran 500 X dan 1000X. Sementara hasil mikrografi SEM dianalisis menggunakan software ImageJ.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro pada kedua perlakuan menunjukkan perbedaan pada permukaan nugget ikan. Terlihat adanya perbedaan ukuran rongga – rongga pada kedua perlakuan pencampuran. Rata-rata ukuran rongga pada pencampuran menggunakan pisau 6 lebih seragam dibandingkan dengan menggunakan pisau 3. Semakin sedikit dan seragamnya rongga maka kualitas produk semakin meningkat karena memiliki struktur yang lebih baik. Selain itu dengan sedikitnya struktur berongga dapat meningkatkan tekstur produk. Sementara hasil perhitungan nilai porositas pada variasi jumlah mata pisau menunjukkan bahwa nugget ikan hasil pencampuran dengan jumlah mata pisau 6 memiliki nilai porositas lebih kecil daripada mata pisau 3. Nilai porositas berhubungan dengan kehilangan kadar air pada proses pemasakan makanan.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Kamis, 05 November 2020

Sinkronisasi Program dan Kegiatan LRMPHP dengan Dinas KP Kabupaten/Kota di DI Yogyakarta

Pembukaan kegiatan sinkronisasi program oleh Kapusriskan, Yayan Hikmayani

Sinkronisasi program dan kegiatan riset Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan di wilayah D.I. Yogyakarta diselenggarakan pada 4 November 2020 di Ruang Aula LRMPHP dan dapat diakses secara daring melalui aplikasi zoom. Sinkronisasi program dan kegiatan riset dibuka oleh Kepala Pusat Riset Perikanan KKP, Yayan Hikmayani secara daring sekaligus memberikan arahannya. Hadir dalam kegiatan ini Kepala LRMPHP beserta staf serta Kepala Dinas KP Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta.

Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa kegiatan ini dalam rangka mendapatkan masukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan dan penerapan kegiatan riset mekanisasi perikanan di D.I. Yogyakarta yang dilaksanakan oleh LRMPHP. “Acara ini untuk mempertajam roadmap kegiatan riset yang telah disusun LRMPHP agar pelaksanaannya mencapai hasil yang optimal. Disisi lain acara ini untuk memberikan dukungan kepada kegiatan Dinas KP dengan kompetensi yang dimiliki LRMPHP, " tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Perikanan dalam arahannya menyampaikan bahwa kegiatan sinkronisasi dalam rangka membangun kemitraan dan kerjasama antara kedua belah pihak. Sinkronisasi ini selain membantu eselon 1 lingkup KKP juga  menjawab kebutuhan stake holder terdekat yaitu Dinas KP di wilayah D.I. Yogyakarta. Hasil sinkronisasi diharapkan dapat dilanjutkan menjadi kebijakan pengembangan alat dan mesin perikanan KKP untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.

Penyampaian materi sinkronisasi program dari Dinas KP

Secara umum hasil pemaparan yang disampaikan Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan riset mekanisasi alat perikanan yang dilakukan LRMPHP. Alat mekanisasi perikanan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan pada berbagai sektor usaha perikanan seperti penyiapan sarana produksi, budidaya, penangkapan, pengolahan dan pemasaran. Selain memudahkan stake holder usaha perikanan, juga dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitasnya.




Senin, 02 November 2020

Peneliti LRMPHP Kembali Torehkan Prestasi

Sertifikat best presenter ICTCRED 2020 yang diraih peneliti LRMPHP

Bakti Berlyanto Sedayu, salah satu peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan yang baru saja kembali dari studi S3 di Victoria University, menjadi best presenter dalam The 6th International Conference on Tropical and Coastal Region Eco Development (ICTCRED) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro Semarang dan beberapa partner internasional pada tanggal 27-28 Oktober 2020 lalu. 

ICTCRED merupakan salah satu agenda konferensi internasional tahunan yang diselenggarakan oleh UNDIP, dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keenam dengan mengusung tema Sustainable Development in Coastal Area. ICTCRED 2020 diikuti oleh 107 presenter baik dari dalam maupun luar negeri.

Bakti Berlyanto Sedayu menjadi best presenter dengan membawakan paper berjudul Initial Properties Identification of Carrageenan Powder for Biodegradable Plastic Production yang ditulis bersama Putri Wullandari, Arif Rahman Hakim dan Dina Fransiska.

Bakti Berlyanto Sedayu memaparkan hasil penelitiannya secara online via zoom meeting



Rabu, 28 Oktober 2020

Kualitas Ikan Pada Kapal Berpendingin Freezer Di PPN Pekalongan

Kapal ikan di PPN Pekalongan

Kualitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor utama penanganan dan penyimpanan di atas kapal. Ikan yang ditangkap harus secepatnya disimpan dengan pendinginan atau pembekuan. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan adalah salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Tengah yang  sudah berhasil dalam mengelola baik dari segi fasilitas, produksi dan nilai produksi, maupun pengaturan secara lengkap sebagai pelabuhan perikanan. Kapal-kapal ikan berukuran besar di atas 30 GT di PPN Pekalongan kebanyakan sudah menggunakan mesin pendingin Freezer untuk mendinginkan ikan, sedangkan kapal ikan kecil ukuran kurang dari 30 GT sebagian besar masih menggunakan es sebagai pendingin ikan. Analisis mutu ikan penting dilakukan untuk mengetahui kualitas ikan baik pada kapal dengan pendingin freezer  maupun es. 

Analisis kualitas ikan di PPN Pekalongan antara lain dilakukan oleh Setiawati dkk pada tahun 2016 dalam jurnal dengan judul “Analisis Kualitas Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine Dengan Pendingin Freezer dan Pendingin Es Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan” yang dimuat dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016. Kegiatan pendaratan kapal perikanan di PPN Pekalongan  termasuk tinggi dengan didominasi hasil tangkapan purse seine. Hasil tangkapan kapal-kapal perikanan dengan pendingin es secara umum masih cukup layak dikonsumsi, namun para nelayan banyak yang mengganti es dengan pendingin freezer untuk meningkatkan kualitas ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan kapal-kapal purse seine baik dengan pendingin es maupun freezer cukup tinggi mencapai 163,78 ton per hari. 

Ada perbedaan harga antara ikan dari kapal freezer dibanding kapal dengan es. Kualitas ikan dari kapal freezer dianggap lebih baik dari pada ikan hasil dari kapal es. Dari perbedaan harga tersebut, telah dilakukan evaluasi/analisis kualitas ikan segar pada hasil tangkapan kapal purse seine yang menggunakan pendingin freezer dibanding es di PPN Pekalongan dengan mengkaji perbedaan kualitas mutu ikan, nilai produksi dan produksi ikan.

Pada pembekuan ikan, freezer adalah alat yang digunakan untuk membekukan ikan menurut  Murniyati dan Sunarman pada buku “Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan” tahun 2000. Freezer menyerap panas dari produk yang didinginkan dan membuang panas melalui refrigeran atau freon. Freon yang digunakan tidak berpengaruh dan tidak mengubah rasa, warna, atau tekstur dari ikan. Cara pembekuan yang digunakan di PPN Pekalongan yaitu contact plate freezer dan air blast freezer. Prinsip kerja contact plate freezer yaitu dengan menjepitkan ikan di antara pelat-pelat dingin, sedangkan air blast freezer dengan meniupkan udara dingin secara terus-menerus pada ikan. Ikan hasil tangkapan dibekukan dalam blok (beberapa ekor atau beberapa potong ikan menjadi satu blok) di dalam kantong-kantong plastik dan disiapkan dalam bentuk utuh. Blok-blok tersebut kemudian disusun dan langsung dibekukan di dalam pan dari logam. Ikan hasil tangkapan disusun pada rak secara efektif sehingga menghemat ruangan, di antara dan di atas ikan terdapat rongga udara agar aliran udara berjalan dengan lancar. 

Proses pendinginan es pada kapal purse seine di PPN Pekalongan yaitu ikan hasil tangkapan setelah dicuci dengan air laut bersih kemudian dimasukkan ke dalam palka. Ikan dicampur dengan es dan diatur. Es yang digunakan oleh kedua sampel kapal purse seine adalah jenis es balok (block ice) yang berukuran antara 12 -50 kg per balok. Es balok dipilih karena harganya murah dan mudah dalam pengangkutannya. Sebelum dipakai, es balok dipecah-pecah terlebih dahulu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil atau biasa disebut dengan es curai. Hal ini dilakukan agar es dapat mendinginkan ikan lebih cepat. Jumlah es yang dicampurkan dengan ikan tergantung pada keadaan ikan. Sebelum didinginkan dengan es curai, ikan dicuci terlebih dahulu dengan air laut bersih lalu disortir. Penyusunan ikan di dalam palka dilakukan secara bulking yaitu menumpuk ikan-ikan di dalam ruangan palka dengan dasar palka dilapisi es setebal 20 cm. Ikan ditumpuk berlapis-lapis, bergantian dengan lapisan es. Lapisan ikan dibuat tidak terlalu rapat agar ikan yang jauh dari es bisa cepat menjadi dingin. Lapisan-lapisan ikan diberi sekat-sekat berupa lembaran plastik agar cairan yang terbentuk dari pelelehan es pada satu lapisan tidak menetes atau mengalir ke lapisan dibawahnya yang mana cairan ini mengandung kotoran/bakteri.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setiawati dkk tahun 2016 yang dipublikasikan dalam Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 menunjukkan bahwa pengujian organoleptik ikan layang (Decapterus macrosoma) pada kapal purse seine pendingin freezer didapatkan selang kepercayaan sebesar 7.515 < μ < 7.763 sedangkan pada pendingin es 6.872 < μ < 7.04. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas ikan dengan pendingin freezer lebih baik bila dibandingkan dengan pendingin es. Pada jumlah produksi,  kapasitas penyimpanan ikan pada kapal purse seine pendingin freezer lebih besar dibandingkan pendingin es. Demikian pula nilai produksi pada kapal purse seine pendingin freezer lebih tinggi dibandingkan es. Dengan hasil tersebut, teknologi freezer disarankan digunakan sebagai sarana pendingin pada kapal Purse Seine untuk menjaga kualitas mutu ikan segar yang lebih baik.


Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP


Jumat, 23 Oktober 2020

Satu Tahun Menjabat, Menteri Edhy: Tentu Masih Banyak Kekurangan, tapi Kami Akan Terus Maju

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo

Memasuki usia satu tahun sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengaku semua yang dikerjakannya selama ini baru awalan. Masih banyak pekerjaan rumah dan tantangan yang harus diselesaikan dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

"Satu tahun ini menjadi momentum awalan untuk terus melaju ke depan. KKP sebagai lembaga, organisasi, kementerian yang siap menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, siap menghasilkan devisa bagi negara," ujar Menteri Edhy dalam keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (23/10/2020).

Menilik ke belakang, sejatinya banyak hal sudah dilakukan Menteri Edhy selama satu tahun menjabat. Yang paling mendapat banyak apresiasi dari stakeholder kelautan dan perikanan adalah kemudahan perizinan.

Salah satunya izin kapal di atas 30 GT yang kini prosesnya hanya satu jam secara online dari tadinya minimal 14 hari kerja. Sejak diluncurkan Desember 2019, sudah lebih dari 4.000 izin yang dikeluarkan dan menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih dari Rp470 miliar.

Menteri Edhy juga mempermudah perizinan ekspor produk perikanan. Dia meminta jajarannya melakukan jemput bola dalam melayani pelaku usaha yang ingin melakukan ekspor. Hasilnya fantastis, volume dan nilai ekspor perikanan di semester 1 2020 naik 6,9 persen di tengah pandemi Covid-19.

Soal ekspor hasil perikanan, tidak hanya izin yang mendapat perhatian, tapi juga proses pengiriman. Hasilnya, beberapa daerah, khususnya wilayah Timur Indonesia bisa langsung melakukan ekspor tanpa melalui Jakarta, Surabaya, atau Denpasar.

"Semangat kami bagaimana bisa mengekspor ikan sebanyak-banyaknya. Ini sudah kita lakukan dengan konsep menjemput bola. Terakhir kita sudah buka ekspor langsung dari Manado ke Jepang yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya juga dari Palu. Alhamdulillah ini mendapat antusiasme tinggi dari provinsi sekitar itu. Saya pikir ini awalan yang harus terus didorong," tegasnya.

Selain persoalan izin, Edhy juga gencar membangun komunikasi dengan stakeholder kelautan dan perikanan sesuai amanat Presiden Joko Widodo. Mulai dari nelayan, pembudidaya, petambak garam, pelaku usaha, pemerintah daerah, hingga kementerian/lembaga lainnya.

Komunikasi ini, menurut Edhy, yang menjadi kunci dalam menyelesaikan sejumlah persoalan di sektor kelautan dan perikanan. Sebagai contoh, lahirnya SILAT berkat komunikasi yang baik dengan Kementerian Perhubungan, kemudian masuknya komoditas perikanan dalam bantuan sosial yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial.

"Apa yang sudah dilakukan ini menjadi cambuk, menjadi dorongan bagi kami semua di KKP. Tentu masih banyak kekurangan, tapi saya merasakan ada titik pertumbuhan dan nilai-nilai positif yang mendorong saya semakin yakin dalam memajukan sektor kelautan perikanan ini," ujarnya.

Ke depan, Edhy mengatakan, KKP akan memperbaiki sistem rantai dingin di Indonesia dengan memperbanyak coldstorage. Ini sebagai upaya menjaga stabilitas harga sekaligus menjaga kualitas ikan.

Riset juga terus dikembangkan karena kebijakan yang dikeluarkan KKP harus berdasarkan kajian. Selain itu, KKP akan terus mendorong penyaluran bantuan pinjaman modal usaha untuk meningkatkan pendapatan dan perbaikan ekomomi masyarakat kelautan dan perikanan.

KKP juga akan memperbanyak kawasan perairan menjadi area konservasi dan menggalakkan penanaman mangrove sebagai upaya pemulihan ekosistem pesisir.

"Kadang ada dua hal yang selalu diperdebatkan. Antara konservasi dan ekonomi. Saya penganut jalan tengah. Kenapa? Karena saya percaya konservasi dan ekonomi bisa berjalan bersama," pungkasnya.


Sumber : KKP