EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Senin, 31 Oktober 2016

PARTISIPASI LPP-MPHP DALAM GELAR TEKNOLOGI INOVASI KELAUTAN DANPERIKANAN PADA HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) KE - 36

Berdasarkan memorandum Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 1386/BALITBANG KP.0/HM.400/V/2016 tanggal 16 Mei 2016, LPP-MPHP berpartisipasi dalam Gelar Teknologi Inovasi Kelautan dan Perikanan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36 yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2016 di alun-alun Kabupaten Boyolali, kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.


Gambar 1. Partisipasi LPP-MPHP pada Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36 mengusung tema “Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan Mengantisipasi Era Perubahan Iklim”. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan. Selain itu peringatan HPS tersebut juga menjadi momentum gerakan keragaman pangan lokal, bangga potensi daerah dengan keanekaragaman pangan lokal, kebhinekaan sumber karbohidrat yang mewujudkan kedaulatan pangan. Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Arman Sulaiman didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Boyolali Seno Samdoro, dan Mark Muller perwakilan dari "Food and Agriculture Organization" (FAO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara ini juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo yang diawali dengan mengunjungi panen raya padi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Setelah itu, Bapak Jokowi dan Ibu Iriana meninjau Pameran Gelar Inovasi Teknologi di kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Gambar 2. Demo alat meat bone separator

Gambar 3. Coaching clinic alat meat bone separator

Pada partisipasi Gelar Teknologi Inovasi Kelautan dan Perikanan LPP-MPHP menampilkan tiga hasil penelitian yaitu alat meat bone separator untuk memisahkan daging dan tulang ikan, Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2) dan maket peralatan pengolahan tepung ikan. Selain itu LPP-MPHP juga melakukan demo dan coaching clinic kepada para pengunjung dan penyuluh di lokasi pameran. Selama partisipasi tersebut LPP-MPHP menerima banyak kunjungan dari berbagai instansi daerah, universitas dan juga para pelaku UMKM. Beberapa pengunjung umumnya tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal diantaranya prinsip kerja, kegunaan alat, harga alat dan spesifikasi alat.

Gambar 4. Interaksi dan diskusi tentang ALTIS-2

Gambar 5. Interaksi dan diskusi tentang peralatan tepung ikan

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan interaksi dan diskusi dengan pengunjung diantaranya dengan Bapak Sapto dari Sragen yang menyampaikan bahwa peralatan penepung ikan bisa bermanfaat di lingkungannya. Hal ini karena seringnya ikan nila yang mati di area Waduk Kedung Ombo dan dengan peralatan tersebut ikan yang mati bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi tepung ikan.  Selain itu Bapak Arman Ngudau dari Kutai Barat Kalimantan Timur menyatakan bahwa beliau tertarik dengan Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2)  karena di lingkungannya banyak para nelayan atau pencari ikan di sungai yang menempuh transportasi cukup lama ketika membawa hasil tangkapannya dan memerlukan wadah yang bisa mempertahankan kesegaran ikan.

Senin, 17 Oktober 2016

RANCANG BANGUN ALAT UJI KESEGARAN IKAN BERBASIS NON DESTRUKTIF


Ikan adalah bahan pangan yang mempunyai sifat mudah mengalami kerusakan. Untuk menilai tingkat kemunduran mutu ikan atau produk perikanan baik sebelum atau setelah pengemasan umumnya dilakukan secara kimiawi atau dekstruktif namun kecepatan dan kemudahan perolehan informasi dan data terkait kemunduran mutu tersebut perlu ditingkatkan sehingga penelitian terkait penentuan metode pengukuran kemunduran mutu ikan atau produk perikanan secara non destruktif perlu dikembangkan.

Tujuan rancang bangun ini adalah (1) melakukan kajian awal untuk menentukan hubungan parameter fase kemunduran mutu dengan parameter penentu kemunduran mutu ikan; (2) merancang alat ukur kesegaran ikan secara parsial berdasarkan sensor; dan (3) mengembangkan model penilaian pengukuran kesegaran ikan berdasar sensor yang menghasilkan nilai pengukuran dengan akurasi tertinggi.

Prinsip kerja alat ini adalah ikan yang akan di uji dimasukkan ke dalam alat (kotak) yang sudah dilengkapi dengan sensor dan perangkat pendukung lainnya. Sensor mengambil data ikan dan selanjutnya data dikirim ke komputer. Data yang diterima diolah menggunakan bantuan software. Hasil olah data akan memberi keputusan ikan dalam kondisi segar atau tidak segar.

Kamis, 06 Oktober 2016

PARTISIPASI LPP-MPHP PADA KEGIATAN SEMINAR NASIONAL PENYEBARLUASANHASIL LITBANG PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berdasarkan surat nomor 2818/BALITBANG-KP.3/TU.210/IX/2016 tanggal 29 September 2016 dari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, LPPMPHP turut berpartisipasi dalam kegiatan seminar nasional penyebarluasan hasil litbang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan yang diselenggarakan di Aula Sofyan Ilyas Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada tanggal 4 Oktober 2016.

Pada kegiatan tersebut LPPMPHP memamerkan 2 (dua) peralatan hasil rancang bangun, yaitu alat pemisah daging ikan (meat bone separator) dan alat pengisi adonan tahu tuna. Selama sesi pameran yang berlangsung satu hari tersebut, banyak pengunjung yang mendatangi stand LPPMPHP, diantaranya dari dinas Provinsi DKI, Universitas Padjajaran dan para Peneliti lainnya.

Kegiatan pameran meliputi penjelasan spesifikasi teknis dan kegunaan alat. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan demo pengisian adonan tahu tuna dan pemisahan daging/tulang ikan menggunakan peralatan yang dibawa. Demo tersebut dilakukan oleh salah satu teknisi LPP-MPHP serta pengunjung pameran.

Gambar 1. Diskusi mekanisme dan rancangan peralatan dengan Peneliti Senior Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi KP

Gambar 2. Demo penggunaan alat pengisi adonan tahu bakso

Gambar 3. Demo penggunaan alat meat bone separator

Kegiatan pameran meliputi penjelasan spesifikasi teknis dan kegunaan alat. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan demo pengisian adonan tahu tuna dan pemisahan daging/tulang ikan menggunakan peralatan yang dibawa. Demo tersebut dilakukan oleh salah satu teknisi LPP-MPHP serta pengunjung pameran.

Rabu, 05 Oktober 2016

Pembinaan Pegawai lingkup LPPMPHP


Sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS pada tanggal 23 September 2016, Ibu Yayah selaku kasubag Perencanaan dan Pengembangan Pegawai Set BalitbangKP dan tim berkenan untuk membuka sesi diskusi dan konsultasi mengenai berbagai permasalahan kepegawaian. Untuk itu, usai acara pengambilan sumpah/janji PNS, dilakukan kegiatan pembinaan pegawai lingkup LPPMPHP dengan peserta meliputi PNS dan pegawai kontrak LPPMPHP serta selaku narasumber yaitu Ibu Yayah, Bapak Heri Trikoranto dan Ibu Widya dari BalitbangKP. Berikut sebagian dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan notulensi acara tersebut.

Jumat, 30 September 2016

Pengambilan Sumpah Janji PNS LPPMPHP



Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 82.PN, 83.PN, 84.PN, dan 85.PN tanggal 21 Juli 2016; 4 orang CPNS dari LPPMPHP ditetapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS pada tanggal 23 September 2016. Empat orang PNS yang diambil sumpah/janji-nya yaitu Sdr. Ahmat Fauzi, Wahyu Tri Handoyo, Toni Dwi Novianto dan Widiarto Sarwono. Bertindak selaku pengambil sumpah/janji yaitu kepala LPPMPHP, saksi Ibu Yayah Shobariah (Sekretariat BalitbangKP) dan Bapak Tri Nugroho (LPPMPHP), dengan rohaniawan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul.

Berikut adalah sebagian dokumentasi pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS LPPMPHP`





Senin, 26 September 2016

PERALATAN PENGOLAHAN FISH JELLY PRODUK (SERI 3 - ALAT PENGADON)


Peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses pembuatan nugget adalah alat penggiling daging, alat pembuat adonan dan alat pengukus. Proses produksi fish jelly secara manual oleh UKM terdapat kendala diantaranya kualitas/mutu produk tidak seragam dan efisiensi produksi yang masih rendah. Hal ini disebabkan proses produksi secara manual membutuhkan waktu relatif lama dan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan peralatan.

Alat pengadon adalah alat yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan produk fish jelly sehingga menjadi bentuk adonan yang homogen. Alat pengadon yang digunakan oleh UKM biasanya menggunakan bowl cutter yang banyak dijual di pasaran. Kendala yang dihadapi pada alat pengadon tersebut diantaranya kualitas adonan yang kurang homogen sehingga membutuhkan bantuan tangan sebagai pengaduk. Penggunaan tangan untuk mengaduk ini tidak aman karena didalam bowl pengadon terdapat pisau yang berputar. Selain itu juga kurang efektif karena masih membutuhkan tenaga manusia.

Pada tahun anggaran 2015 LPP-MPHP mengembangkan model alat pembuat adonan. Alat pembuat adonan tersebut dirancang dengan memodifikasi alat pengadon bowl cutter (Gambar 1) yang ada dipasaran. Modifikasi alat dilakukan dengan menambahkan dua buah static mixer dari bahan kayu (Gambar 2) yang diletakkan pada sisi tengah bowl pengadon dan satu lagi pada sisi pinggir (Gambar 3).
   
 
 Gambar 1. Alat pengadon bowl cutter di pasaran
  
 
 Gambar 2. Static mixer

  
 
 Gambar 3. Alat pengadon bowl cutter dengan tambahan static mixer

Penambahan static mixer bertujuan membantu proses pengadukan agar diperoleh adonan nugget yang homogen, sehingga nugget yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan standar SNI 7758 : 2013. Selain itu juga dilakukan modifikasi terhadap bentuk dan jumlah mata pisau sehingga diharapkan diperoleh mata pisau dengan konsumsi energi rendah yang menghasilkan nugget dengan mutu sesuai dengan standar SNI. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan kapasitas alat adalah 48 kg/jam dengan waktu pengadonan per batch 8 menit. Daya listrik yang digunakan juga tidak terlalu besar yaitu 1500 watt.

Jumat, 16 September 2016

PERALATAN PENGOLAHAN FISH JELLY PRODUK (SERI 2 - MEAT BONE SEPARATORTEPAT GUNA)


Alat pemisah daging ikan (meat-bone separator) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk pengolahan produk fish jelly. Alat ini berfungsi untuk memisahkan daging ikan dari tulangnya sehingga diperoleh daging lumat yang sudah bersih.

Secara umum alat pemisah daging ikan telah diproduksi dan beredar di pasaran, namun umumnya mesin-mesin tersebut adalah produk impor buatan Jepang, Korea dan Taiwan sehingga harganya relatif mahal. Selain itu mesin pemisah daging yang banyak ditemukan memiliki kapasitas yang besar dan juga memerlukan energi yang tinggi.Hal tersebut menyebabkan sulitnya mesin pemisah daging untuk diaplikasikan pada industri UMKM. Oleh karena itu untuk mendukung pengembangan pengolahan daging lumat diperlukan peralatan pengolahan yang sederhana dan dapat terjangkau oleh UMKM sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk akhir yang dihasilkan.

Pada tahun anggaran 2012 LPP-MPHP telah mengembangkan model alat pemisah daging ikan yang tepat guna untuk pengolahan perikanan skala UMKM. Mekanisme kerja dan penggunaan alat ini cukup sederhana dan mudah. Kapasitas pemisahan alat 10 kg/jam dengan daya listrik yang diperlukan cukup rendah yaitu 750 Watt. Dengan spesifikasi tersebut maka cocok untuk diaplikasikan pada industri rumahan yang rata-rata memiliki instalasi listrik dengan daya rendah.
  
 Gambar 1. Proses pemisahan daging dan tulang ikan

 
 Gambar 2. Hasil pemisahan daging dan tulang ikan

Prinsip pemisahan tulang ikan dan kulit yang digunakan yaitu dengan memaksa daging ikan masuk melalui lubang dengan mengkombinasikan gaya geser dan gaya tekan sehingga posisi ikan terhimpit antara permukaan drum yang berlubang/berpori dan pressure belt. Hal ini memberikan kesempatan untuk ekstrusi daging melalui lubang-lubang tersebut, sehingga tidak hanya tulang, tetapi kulit juga tetap berada di bagian luar drum (Booman et al., 2010).