EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Kamis, 29 Desember 2016

Teknologi Pengolahan Pupuk Rumput Laut (Seri 3 - Alat Pencuci RumputLaut)


Rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Rumput laut dapat dijadikan sebagai bahan makanan, kosmetik, dan pupuk organik. Untuk mendapatkan kualitas rumput laut yang baik dan siap menjadi bahan baku perlu dilakukan penanganan yang baik dan benar.

Salah satu penanganan rumput laut yaitu pencucian untuk menghilangkan kotoran-kotaran berupa pasir, karang, garam, keong dan kotoran lainnya. Pencucian rumput laut pada umumnya masih dilakukan secara manual oleh para petani, yaitu dengan cara merendam rumput laut di dalam drum yang berisi air sambil diaduk dalam jangka waktu tertentu. Proses ini memerlukan waktu yang lama dan tidak efisien.

Untuk mengatasi kendala tersebut, pada tahun 2015 LPP-MPHP telah mengembangkan model alat pencuci rumput laut dengan sistem kontinyu seperti disajikan pada gambar 1. Mekanisme kerja alat ini cukup sederhana yaitu rumput laut dimasukkan kedalam drum pencucian yang berputar secara horisontal dan disertai dengan penyemprotan air untuk membersihkan kotoran – kotoran. Posisi drum yang didesain miring sehingga secara otomatis rumput laut akan keluar melalui outlet alat. Proses ini dapat dilakukan secara terus menerus tanpa harus berhenti untuk loading dan unloading. Pencucian rumput laut seperti disajikan pada gambar 2 dan 3.
Gambar 1. Alat pencuci rumput laut hasil rancang bangun LPP-MPHP
Gambar 2. Pencucian rumput laut
Gambar 3. Pencucian yang terjadi di dalam drum
Hasil uji kinerja alat menunjukkan bahwa kapasitas pencucian rumput laut E. Cottoni dan Sargassum berturut-turut sebesar 100 kg/jam dan  40 – 60 kg/jam. Keunggulan alat ini adalah menggunakan sistem kontinyu sehingga lebih mudah dan bisa mengurangi waktu loading dan unloading material.

Jumat, 23 Desember 2016

Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional



Informasi tentang percepatan pembangunan industri perikanan KKP yang dikemukakan oleh Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo yang dimuat di Bisnis Tempo tanggal 16 November 2016

Menindaklanjuti Instruksi Presiden No. 7/2016, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan percepatan pembangunan industri perikanan nasional mulai tahun 2017. Pada tahun 2016, KKP fokus pada perlindungan nelayan, pembudidayaan ikan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, serta penambak garam. Adapun pada tahun 2015, KKP fokus kebijakan pada pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal dan pembenahan tata kelola perikanan.

Pada tahun 2017 KKP menargetkan produksi olahan sebanyak 6,2 juta ton, naik dari tahun 2015 yang hanya 5,5 juta ton. Untuk mencapai target itu, KKP akan membangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 12 pulau terluar. Kawasan tersebut dipilih selain karena terdapat stok ikan yang melimpah, juga relatif dekat dengan negara-negara tetangga yang akan menjadi sasaran ekspor.

Selain mempermudah kegiatan ekspor, keberadaan SKPT tersebut diharapkan dapat mendistribusikan pasokan bahan baku ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) di dalam negeri yang saat ini produksinya jauh di bawah kapasitas yang ditentukan. Untuk memperlancar distribusi, KKP sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah BUMN yang bergreak di bidang logistik agar dapat mengoperasikan pengangkutan dari SKPT ke sejumlah UPI di Bitung (Sulawesi Utara), Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Utara.

Kegiatan yang dilakukan di masing-masing SKPT mencakup hulu dan hilir, perikanan tangkap maupun budi daya, pengawasan dan karantina, pengelolaan ruang laut, serta sumber daya manusia dan kelembagaan. Seluruh unit eselon I KKP akan bergerak di masing-masing SKPT. Di sisi hilir dan daya saing, KKP akan membangun sistem pendingin terintegrasi (integrated cold storage) berkapasitas 200-500 ton, ice flake kapasitas 10 ton dan 1,5 ton, coolbox dan freezer, gudang rumput laut, kendaraan roda empat dan roda enam berpendingin, sentra kuliner, dan pasar ikan bersih.

Sumber : Bisnis Tempo

Rabu, 07 Desember 2016

Selasa, 06 Desember 2016

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PUPUK RUMPUT LAUT (SERI 2 – ALAT GRANULATOR)



Pupuk organik memiliki bermacam-macam bentuk seperti tablet, briket, curah, dan granul. Pupuk dalam bentuk granul adalah salah satu yang cukup banyak di pasaran dengan kelebihan mudah ditaburkan dan mudah diserap oleh tanaman. Salah satu alat yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk granul adalah granulator. Alat ini berfungsi untuk membentuk butiran-butiran (granul) dari bahan awal berupa tepung.

Alat granulator sudah banyak diproduksi dan beredar di pasaran, namun pada umumnya granulator yang ada adalah tipe pan granulator yang terdiri dari piringan berputar dengan pengaturan sudut tertentu yang kurang cocok diaplikasikan untuk pengolahan pupuk granul rumput laut. Untuk mendukung pengolahan pupuk organik khususnya dari bahan rumput laut diperlukan peralatan yang bisa menghasilkan granul dengan mudah dan memiliki kapasitas yang besar sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.

Pada tahun anggaran 2015 LPP-MPHP telah mengembangkan model alat granulator seperti terlihat pada gambar 1. Mekanisme kerja alat ini cukup sederhana dan mudah yaitu memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran baling-baling di dalam drum seperti pada gambar 2. Alat granulator terdiri dari 3 drum yaitu drum 1 sebagai pembentuk granul yang terdiri dari baling-baling dan pemecah. Sedangkan drum 2 dan 3 sebagai pemadat granul yang sudah terbentuk. Bagian ini terdiri dari piringan yang berputar searah putaran jarum jam.

Gambar 1. Alat granulator hasil rancang bangun LPP-MPHP
Gambar 2. Bagian utama alat yang berfungsi untuk membentuk granul
Pada proses pembuatan pupuk granul dengan menggunakan alat ini diperlukan komposisi campuran yang tepat. Pada uji coba yang sudah dilakukan bahan yang digunakan adalah tepung dari bahan dasar rumput laut, kapur pertanian dan ditambah air dengan takaran tertentu. Selain takaran yang tepat juga diperlukan waktu yang tepat pada proses granulasi sehingga dihasilkan granul dengan ukuran yang standar. Hasil uji coba yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa alat granulator hasil rancang bangun memiliki kapasitas produksi yang lebih banyak yaitu 10 kg/jam dibandingkan dengan alat granulator komersil yaitu 4 kg/jam.

Senin, 28 November 2016

KOORDINASI, INISIASI KERJASAMA DAN SINKRONISASI HASIL LITBANG LPP-MPHPDENGAN BBP2HP


Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LPPMPHP) pada hari Kamis tanggal 24 November 2016 telah menerima kunjungan dari Tim Perekayasa Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP)-Jakarta yang dipimpin oleh Ibu Dra. Rini Andriyani, MP sebagai Kepala Bidang Uji Terap Teknik Pengolahan dan Pemasaran – BBP2HP. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melakukan diskusi, koordinasi, penjajakan kerjasama serta sinkronisasi hasil litbang LPPMPHP dengan kegiatan perekayasaan di BBP2HP. Kunjungan tersebut merupakan kelanjutan dari kunjungan yang telah dilakukan pada Bulan Maret lalu terkait teknologi Hidrolisat Protein Ikan (HPI). BBP2HP bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (P3DSPBKP), Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berhasil mengembangkan teknologi HPI berupa peralatan fermentor. Koordinasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi terkait industri pengolahan yang ada di wilayah DI Yogyakarta untuk kegiatan penerapan aplikasi teknologi HPI.

Kunjungan BBP2HP diterima langsung oleh Kepala LPPMPHP, Luthfi Assadad, S.Pi beserta Tim Pelayanan Teknis. Diskusi diawali dengan pemaparan oleh Bapak Koordinator Pelayanan Teknis, Tri Nugroho Widianto, M.Si tentang hasil litbang di LPPMPHP. Dalam diskusi juga disampaikan minat para Perekayasa BBP2HP untuk mengaplikasikan beberapa teknologi hasil litbang LPPMPHP berupa teknologi alat pengering rumput laut hybrid beserta pengembangan sumber energi hibrid untuk kegiatan pengembangan teknologi pengolahan ikan asin dari ikan Patin yang dapat dimanfaatkan oleh UKM.


Kegiatan kunjungan oleh Tim Perekayasa dilanjutkan dengan mengunjungi sarana workshop, ruang display peralatan hasil litbang LPPMPHP, dan bengkel konstruksi yang ada di LPPMPHP. Selanjutnya, Tim Perekayasa BBP2HP akan mengkaji lebih detil terkait pengembangan teknologi pengolahan produk perikanan dengan efisiensi penggunaan energi yang dapat dimanfaatkan langsung oleh UKM.

Jumat, 25 November 2016

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PUPUK RUMPUT LAUT (SERI-1)


Pupuk berbahan dasar rumput laut saat ini banyak dikembangkan di berbagai negara untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, hortikultura, dan juga untuk jenis tanaman hias. Sedangkan di Indonesia sendiri, pupuk organik rumput laut sudah tersedia dipasaran, namun demikian masih merupakan produk impor. Pupuk rumput laut tersebut biasanya digunakan sebagai pupuk pelengkap atau sebagai pupuk organik dengan senyawa utamanya adalah hormon pemacu tumbuh (HPT) yang telah diklaim dan juga terbukti secara sains mampu untuk meningkatkan dan mempercepat hasil panen tumbuhan buah dan tanaman pertanian lainnya.

Pengolahan rumput laut menjadi pupuk umumnya dilakukan dengan pencucian, pencacahan dan ekstraksi. Sedangkan untuk membuat pupuk padat (granul) ditambahkan proses penepungan dan granulasi. Beberapa proses tersebut sebagian masih dilakukan secara manual seperti pada pencucian dan ektraksi. Pencucian secara manual dilakukan dengan merendam rumput laut ke dalam bak penampungan dan di injak-injak untuk membersihkan rumput laut dari kotoran-kotoran yang menempel. Sedangkan pada proses ektraksi dilakukan dengan cara memeras cairannya menggunakan kain belacu, kemudian hasilnya ditampung dalam botol-botol plastik.

LPP-MPHP pada beberapa tahun terakhir telah mengembangkan peralatan pengolahan pupuk rumput laut yang dapat digunakan untuk produksi skala UKM. Peralatan tersebut di desain melalui tahapan kegiatan diantaranya identifikasi kebutuhan yang langsung dilakukan terhadap pengguna serta pelaksanaan kegiatan uji coba lapang sehingga menghasilkan peralatan yang sesuai kebutuhan UKM. Beberapa peralatan tersebut diantaranya alat pencuci, alat pencacah, alat ektraksi, alat pengepres, alat granulator dan alat pengayak.

Rabu, 16 November 2016

Uji Coba Lapang Alat Uji Kesegaran Ikan

Salah satu rangkaian/tahapan penelitian Alat Uji Kesegaran Ikan TA 2016 adalah uji kinerja lapang. Uji coba alat dilakukan untuk mengetahui kinerja alat di berbagai tempat dan ketahanan alat saat transportasi. Pengujian alat dilakukan di Sadeng, TPI Tamperan  dan TPI Cilacap seperti terlihat pada gambar 1-3. Pemilihan pengujian di area TPI dikarenakan keberadaan ikan di tempat tersebut. Pengujian kesegaran ikan dilakukan dengan memeriksa tingkat kesegaran ikan yang dijual pedagang di sekitar TPI.



uki_1
Gambar 1. Pengujian alat uji kesegaran ikan di Sadeng

uki_2
Gambar 2. Pengujian alat uji kesegaran ikan di TPI Tamperan, Pacitan

uki_3
Gambar 3. Pengujian alat uji kesegaran ikan di TPI Cilacap

Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa alat sudah mampu mendeteksi citra mata ikan dengan berbagai tingkat kesegaran ikan. Harapannya alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi kesegaran ikan secara cepat dan akurat tanpa merusak ikan (non destruktif).

Jumat, 11 November 2016

PERALATAN PENGOLAHAN FISH JELLY PRODUK (SERI 4 – ALAT PENGGILING)



Mesin penggiling adalah alat yang digunakan untuk menggiling daging ikan menjadi daging lumat pada pembuatan produk fish jelly. Alat penggiling daging yang biasa digunakan oleh UKM pengolah fish jelly adalah grinder yang juga biasa digunakan untuk menggiling daging sapi, ayam dan produk lainnya. Alat tersebut dalam pengoperasiannya mengalami beberapa kendala. Kendala yang dihadapi dalam pengoperasian alat ini diantaranya kapasitas listrik tidak sesuai dengan kapasitas listrik terpasang di UKM, kapasitas alat tidak sesuai dengan kapasitas produksi sehingga beberapa peralatan tidak digunakan oleh pengolah. Selain itu desain hopper terlalu kecil sehingga efisiensi proses penggilingan belum optimal. Kendala lain yang dihadapi adalah kualitas hasil gilingan kurang halus, sehingga proses penggilingan dilakukan sampai tiga kali ulangan sampai hasil gilingan menjadi halus.

Pada tahun anggaran 2015 LPP-MPHP telah mengembangkan model alat penggiling daging. Alat penggiling dirancang untuk bisa memenuhi kebutuhan UKM dan menghasilkan fish jelly yang memenuhi standar SNI. Komponen utama mesin penggiling daging terdiri dari screw, pisau pemotong, hopper, screen berpori dan motor penggerak. Perbaikan dan modifikasi dilakukan berdasarkan hasil identifikasi peralatan penggiling daging yang telah digunakan oleh UKM, kebutuhan teknis UKM, karakteristik fisik/mekanik daging ikan yang digiling dan produk yang diinginkan.


Gambar 1. Alat penggiling hasil rancang bangun LPP-MPHP

Hasil uji kinerja alat menunjukkan bahwa kapasitas alat penggiling sampai 91,5 kg/jam. Dengan menggunakan screen berpori 6 mm penggilingan dapat dilakukan satu kali sehingga prosesnya menjadi lebih cepat.

Senin, 07 November 2016

Kerjasama Alat Uji Kesegaran Ikan Tuna Non Destruktif LPPMPHP - ITS (2016)


Dokumentasi liputan media, perjanjian kerjasama antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi KP - BALITBANGKP (cq. Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan) dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (cq. Jurusan Teknik Elektro)

Daftar Link
  • http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/16/11/04/og452v284-its-didukung-kkp-desain-alat-deteksi-kesegaran-ikan
  • http://www.suarasurabaya.net/mobile/kelanakota/detail/2016/179833-Teliti-Kesegaran-Ikan-Tuna,-ITS-Gandeng-LPP-MPHP-Bantul
  • http://kabarindo.com/?act=single&no=43623
  • http://www.antarajatim.com/lihat/berita/186923/its-kkp-kerja-sama-desain-alat-deteksi-kesegaran-ikan
  • http://balipost.com/read/pendidikan/2016/11/05/64456/its-desain-alat-deteksi-kesegaran-ikan.html
  • http://industri.bisnis.com/read/20161104/84/599282/inovasi-its-kkp-kembangkan-alat-deteksi-kesegaran-ikan
  • http://jatim.antaranews.com/berita/186923/its-kkp-kerja-sama-desain-alat-deteksi-kesegaran-ikan?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news
  • http://www.koran-sindo.com/news.php?r=5&n=18&date=2016-11-05
  • http://www.cendananews.com/2016/11/its-rancang-desain-alat-deteksi.html
  • http://www.centroone.com/News/Detail/2016/11/7/12747/its-digandeng-kkp-ciptakan-alat-deteksi-kesegaran-tuna
  • http://surabayaonline.co/2016/11/04/its-siapkan-teknologi-untuk-tangkapan-ikan-berkualitas/
  • http://www.jurnalindonesia.net/alat-deteksi-kesegaran-ikan-ala-its/

Sabtu, 05 November 2016

PENANDATANGANAN NASKAH KERJASAMA ANTARA LPP-MPHP/P3DSPBKP LPPM ITS

Penandatanganan naskah perjanjian kerjasama antara Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan - Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi KP dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakata Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [Surabaya, 4 Nopember 2016].

Senin, 31 Oktober 2016

PARTISIPASI LPP-MPHP DALAM GELAR TEKNOLOGI INOVASI KELAUTAN DANPERIKANAN PADA HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) KE - 36

Berdasarkan memorandum Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 1386/BALITBANG KP.0/HM.400/V/2016 tanggal 16 Mei 2016, LPP-MPHP berpartisipasi dalam Gelar Teknologi Inovasi Kelautan dan Perikanan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36 yang diselenggarakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2016 di alun-alun Kabupaten Boyolali, kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.


Gambar 1. Partisipasi LPP-MPHP pada Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36

Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 36 mengusung tema “Membangun Kedaulatan Pangan Berkelanjutan Mengantisipasi Era Perubahan Iklim”. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan. Selain itu peringatan HPS tersebut juga menjadi momentum gerakan keragaman pangan lokal, bangga potensi daerah dengan keanekaragaman pangan lokal, kebhinekaan sumber karbohidrat yang mewujudkan kedaulatan pangan. Acara ini dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Arman Sulaiman didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Boyolali Seno Samdoro, dan Mark Muller perwakilan dari "Food and Agriculture Organization" (FAO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara ini juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo yang diawali dengan mengunjungi panen raya padi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Setelah itu, Bapak Jokowi dan Ibu Iriana meninjau Pameran Gelar Inovasi Teknologi di kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Gambar 2. Demo alat meat bone separator

Gambar 3. Coaching clinic alat meat bone separator

Pada partisipasi Gelar Teknologi Inovasi Kelautan dan Perikanan LPP-MPHP menampilkan tiga hasil penelitian yaitu alat meat bone separator untuk memisahkan daging dan tulang ikan, Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2) dan maket peralatan pengolahan tepung ikan. Selain itu LPP-MPHP juga melakukan demo dan coaching clinic kepada para pengunjung dan penyuluh di lokasi pameran. Selama partisipasi tersebut LPP-MPHP menerima banyak kunjungan dari berbagai instansi daerah, universitas dan juga para pelaku UMKM. Beberapa pengunjung umumnya tertarik dengan peralatan yang ditampilkan serta menanyakan beberapa hal diantaranya prinsip kerja, kegunaan alat, harga alat dan spesifikasi alat.

Gambar 4. Interaksi dan diskusi tentang ALTIS-2

Gambar 5. Interaksi dan diskusi tentang peralatan tepung ikan

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan interaksi dan diskusi dengan pengunjung diantaranya dengan Bapak Sapto dari Sragen yang menyampaikan bahwa peralatan penepung ikan bisa bermanfaat di lingkungannya. Hal ini karena seringnya ikan nila yang mati di area Waduk Kedung Ombo dan dengan peralatan tersebut ikan yang mati bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi tepung ikan.  Selain itu Bapak Arman Ngudau dari Kutai Barat Kalimantan Timur menyatakan bahwa beliau tertarik dengan Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2)  karena di lingkungannya banyak para nelayan atau pencari ikan di sungai yang menempuh transportasi cukup lama ketika membawa hasil tangkapannya dan memerlukan wadah yang bisa mempertahankan kesegaran ikan.

Senin, 17 Oktober 2016

RANCANG BANGUN ALAT UJI KESEGARAN IKAN BERBASIS NON DESTRUKTIF


Ikan adalah bahan pangan yang mempunyai sifat mudah mengalami kerusakan. Untuk menilai tingkat kemunduran mutu ikan atau produk perikanan baik sebelum atau setelah pengemasan umumnya dilakukan secara kimiawi atau dekstruktif namun kecepatan dan kemudahan perolehan informasi dan data terkait kemunduran mutu tersebut perlu ditingkatkan sehingga penelitian terkait penentuan metode pengukuran kemunduran mutu ikan atau produk perikanan secara non destruktif perlu dikembangkan.

Tujuan rancang bangun ini adalah (1) melakukan kajian awal untuk menentukan hubungan parameter fase kemunduran mutu dengan parameter penentu kemunduran mutu ikan; (2) merancang alat ukur kesegaran ikan secara parsial berdasarkan sensor; dan (3) mengembangkan model penilaian pengukuran kesegaran ikan berdasar sensor yang menghasilkan nilai pengukuran dengan akurasi tertinggi.

Prinsip kerja alat ini adalah ikan yang akan di uji dimasukkan ke dalam alat (kotak) yang sudah dilengkapi dengan sensor dan perangkat pendukung lainnya. Sensor mengambil data ikan dan selanjutnya data dikirim ke komputer. Data yang diterima diolah menggunakan bantuan software. Hasil olah data akan memberi keputusan ikan dalam kondisi segar atau tidak segar.

Kamis, 06 Oktober 2016

PARTISIPASI LPP-MPHP PADA KEGIATAN SEMINAR NASIONAL PENYEBARLUASANHASIL LITBANG PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berdasarkan surat nomor 2818/BALITBANG-KP.3/TU.210/IX/2016 tanggal 29 September 2016 dari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, LPPMPHP turut berpartisipasi dalam kegiatan seminar nasional penyebarluasan hasil litbang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan yang diselenggarakan di Aula Sofyan Ilyas Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada tanggal 4 Oktober 2016.

Pada kegiatan tersebut LPPMPHP memamerkan 2 (dua) peralatan hasil rancang bangun, yaitu alat pemisah daging ikan (meat bone separator) dan alat pengisi adonan tahu tuna. Selama sesi pameran yang berlangsung satu hari tersebut, banyak pengunjung yang mendatangi stand LPPMPHP, diantaranya dari dinas Provinsi DKI, Universitas Padjajaran dan para Peneliti lainnya.

Kegiatan pameran meliputi penjelasan spesifikasi teknis dan kegunaan alat. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan demo pengisian adonan tahu tuna dan pemisahan daging/tulang ikan menggunakan peralatan yang dibawa. Demo tersebut dilakukan oleh salah satu teknisi LPP-MPHP serta pengunjung pameran.

Gambar 1. Diskusi mekanisme dan rancangan peralatan dengan Peneliti Senior Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi KP

Gambar 2. Demo penggunaan alat pengisi adonan tahu bakso

Gambar 3. Demo penggunaan alat meat bone separator

Kegiatan pameran meliputi penjelasan spesifikasi teknis dan kegunaan alat. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan demo pengisian adonan tahu tuna dan pemisahan daging/tulang ikan menggunakan peralatan yang dibawa. Demo tersebut dilakukan oleh salah satu teknisi LPP-MPHP serta pengunjung pameran.

Rabu, 05 Oktober 2016

Pembinaan Pegawai lingkup LPPMPHP


Sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS pada tanggal 23 September 2016, Ibu Yayah selaku kasubag Perencanaan dan Pengembangan Pegawai Set BalitbangKP dan tim berkenan untuk membuka sesi diskusi dan konsultasi mengenai berbagai permasalahan kepegawaian. Untuk itu, usai acara pengambilan sumpah/janji PNS, dilakukan kegiatan pembinaan pegawai lingkup LPPMPHP dengan peserta meliputi PNS dan pegawai kontrak LPPMPHP serta selaku narasumber yaitu Ibu Yayah, Bapak Heri Trikoranto dan Ibu Widya dari BalitbangKP. Berikut sebagian dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan notulensi acara tersebut.

Jumat, 30 September 2016

Pengambilan Sumpah Janji PNS LPPMPHP



Berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 82.PN, 83.PN, 84.PN, dan 85.PN tanggal 21 Juli 2016; 4 orang CPNS dari LPPMPHP ditetapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil, yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS pada tanggal 23 September 2016. Empat orang PNS yang diambil sumpah/janji-nya yaitu Sdr. Ahmat Fauzi, Wahyu Tri Handoyo, Toni Dwi Novianto dan Widiarto Sarwono. Bertindak selaku pengambil sumpah/janji yaitu kepala LPPMPHP, saksi Ibu Yayah Shobariah (Sekretariat BalitbangKP) dan Bapak Tri Nugroho (LPPMPHP), dengan rohaniawan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul.

Berikut adalah sebagian dokumentasi pelaksanaan pengambilan sumpah/janji PNS LPPMPHP`





Senin, 26 September 2016

PERALATAN PENGOLAHAN FISH JELLY PRODUK (SERI 3 - ALAT PENGADON)


Peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses pembuatan nugget adalah alat penggiling daging, alat pembuat adonan dan alat pengukus. Proses produksi fish jelly secara manual oleh UKM terdapat kendala diantaranya kualitas/mutu produk tidak seragam dan efisiensi produksi yang masih rendah. Hal ini disebabkan proses produksi secara manual membutuhkan waktu relatif lama dan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan peralatan.

Alat pengadon adalah alat yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan produk fish jelly sehingga menjadi bentuk adonan yang homogen. Alat pengadon yang digunakan oleh UKM biasanya menggunakan bowl cutter yang banyak dijual di pasaran. Kendala yang dihadapi pada alat pengadon tersebut diantaranya kualitas adonan yang kurang homogen sehingga membutuhkan bantuan tangan sebagai pengaduk. Penggunaan tangan untuk mengaduk ini tidak aman karena didalam bowl pengadon terdapat pisau yang berputar. Selain itu juga kurang efektif karena masih membutuhkan tenaga manusia.

Pada tahun anggaran 2015 LPP-MPHP mengembangkan model alat pembuat adonan. Alat pembuat adonan tersebut dirancang dengan memodifikasi alat pengadon bowl cutter (Gambar 1) yang ada dipasaran. Modifikasi alat dilakukan dengan menambahkan dua buah static mixer dari bahan kayu (Gambar 2) yang diletakkan pada sisi tengah bowl pengadon dan satu lagi pada sisi pinggir (Gambar 3).
   
 
 Gambar 1. Alat pengadon bowl cutter di pasaran
  
 
 Gambar 2. Static mixer

  
 
 Gambar 3. Alat pengadon bowl cutter dengan tambahan static mixer

Penambahan static mixer bertujuan membantu proses pengadukan agar diperoleh adonan nugget yang homogen, sehingga nugget yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan standar SNI 7758 : 2013. Selain itu juga dilakukan modifikasi terhadap bentuk dan jumlah mata pisau sehingga diharapkan diperoleh mata pisau dengan konsumsi energi rendah yang menghasilkan nugget dengan mutu sesuai dengan standar SNI. Dari hasil uji coba yang sudah dilakukan kapasitas alat adalah 48 kg/jam dengan waktu pengadonan per batch 8 menit. Daya listrik yang digunakan juga tidak terlalu besar yaitu 1500 watt.

Jumat, 16 September 2016

PERALATAN PENGOLAHAN FISH JELLY PRODUK (SERI 2 - MEAT BONE SEPARATORTEPAT GUNA)


Alat pemisah daging ikan (meat-bone separator) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk pengolahan produk fish jelly. Alat ini berfungsi untuk memisahkan daging ikan dari tulangnya sehingga diperoleh daging lumat yang sudah bersih.

Secara umum alat pemisah daging ikan telah diproduksi dan beredar di pasaran, namun umumnya mesin-mesin tersebut adalah produk impor buatan Jepang, Korea dan Taiwan sehingga harganya relatif mahal. Selain itu mesin pemisah daging yang banyak ditemukan memiliki kapasitas yang besar dan juga memerlukan energi yang tinggi.Hal tersebut menyebabkan sulitnya mesin pemisah daging untuk diaplikasikan pada industri UMKM. Oleh karena itu untuk mendukung pengembangan pengolahan daging lumat diperlukan peralatan pengolahan yang sederhana dan dapat terjangkau oleh UMKM sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk akhir yang dihasilkan.

Pada tahun anggaran 2012 LPP-MPHP telah mengembangkan model alat pemisah daging ikan yang tepat guna untuk pengolahan perikanan skala UMKM. Mekanisme kerja dan penggunaan alat ini cukup sederhana dan mudah. Kapasitas pemisahan alat 10 kg/jam dengan daya listrik yang diperlukan cukup rendah yaitu 750 Watt. Dengan spesifikasi tersebut maka cocok untuk diaplikasikan pada industri rumahan yang rata-rata memiliki instalasi listrik dengan daya rendah.
  
 Gambar 1. Proses pemisahan daging dan tulang ikan

 
 Gambar 2. Hasil pemisahan daging dan tulang ikan

Prinsip pemisahan tulang ikan dan kulit yang digunakan yaitu dengan memaksa daging ikan masuk melalui lubang dengan mengkombinasikan gaya geser dan gaya tekan sehingga posisi ikan terhimpit antara permukaan drum yang berlubang/berpori dan pressure belt. Hal ini memberikan kesempatan untuk ekstrusi daging melalui lubang-lubang tersebut, sehingga tidak hanya tulang, tetapi kulit juga tetap berada di bagian luar drum (Booman et al., 2010).