EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Rabu, 06 Januari 2021

Menteri Trenggono Dorong UPT KKP jadi Lokomotif Ekonomi Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan  Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya memaksimalkan keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia agar menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara.

"UPT itu corenya KKP, sebagai bentuk kehadiran negara langsung di tengah masyarakat kelautan dan perikanan. Produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara ," ujar Menteri Trenggono saat memimpin rapat bersama sejumlah pejabat eselon I dan II di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2020).

KKP memiliki seratusan UPT yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), salah satu sektor yang menjadi fokus Menteri Trenggono.

Menteri Trenggono mengakui perlunya inovasi dalam mengelola UPT, khususnya di sektor perikanan budidaya.

Sebagai contoh yang dapat diterapkan yakni memanfaatkan lahan-lahan UPT yang menganggur menjadi tambak udang maupun kolam ikan.

Dengan inovasi, sambung Menteri Trenggono, kehadiran UPT tidak hanya untuk melayani tapi juga menjadi model bisnis yang dapat ditiru oleh masyarakat.

Bila ini berjalan, Menteri Trenggono optimistis masyarakat akan sejahtera, pendapatan negara dari sektor kelautan dan perikana pun meningkat.

"Harus bisa dihitung dampak ekonominya UPT ke masyarakat dan negara. Dengan begitu, manfaat dari UPT terukur. Produktivitas itu harus kita buktikan. Ngukurnya lewat sumbangsih ke masyarakat dan sumbangsih kita ke negara," tambahnya.

Menteri Trenggono juga meminta jajarannya di DJPB untuk membangun UPT baru di 2021 yang fokus pada komoditas tertentu.

Seperti udang, ikan dan juga lobster. Namun pembangunan tersebut tetap harus melalui kajian sehingga  punya nilai ekonomi dan tidak merusak lingkungan.

"Pembangunan UPT harus ada peluang ekonomi, dan hitung-hitungannya harus jelas. UPT yang penting value-nya bagi masyarakat dan negara," pungkas Menteri Trenggono.


Sumber : kkp

Selasa, 05 Januari 2021

KICK OFF Meeting Tahun Anggaran 2021


Mengawali tahun 2021, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menyelenggarakan pertemuan awal tahun yang dihadiri oleh seluruh pegawai dalam rangka Kick Off Tahun Anggaran 2021 pada tanggal 4 Januari 2021 di ruang aula LRMPHP.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program dan kegiatan serta penugasan yang diemban oleh LRMPHP pada tahun 2021. Kepala LRMPHP dalam kesempatan tersebut memaparkan Refleksi tahun 2020 dan Outlook 2021, yang berisi berbagai prestasi dan capaian yang telah diraih LRMPHP pada tahun 2020, serta rancangan pelaksanaan dan pembagian tugas dan kegiatan pada tahun 2021.

Sampai dengan pelaksanaan Kick Off, beberapa hal yang telah dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan anggaran tahun 2021 diantaranya yaitu: 

- penerimaan dokumen DIPA 2021 dari Kementerian Keuangan yang diserahterimakan secara simbolis oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X

- penyusunan  dan pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa melalui aplikasi SIRUP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

- penyusunan dan penetapan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran dan Keputusan Kepala Satuan Kerja untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala LRMPHP juga menyerahkan 2 (dua) buah SK kepegawaian, masing-masing SK Pencantuman Gelar M.Eng kepada Sdr. Arif Rahman Hakim dan SK Kenaikan Pangkat ke Pembina IV a kepada Sdr. Tri Nugroho Widianto.


Penyerahan SK Kepegawaian oleh Kepala LRMPHP


Senin, 04 Januari 2021

RESEARCH PROJECTS 2021


Prototipe Alsin Hasil Riset Perikanan  

1. Desain dan Rancangbangun Alat Pengdeteksi Cepat Jenis dan Asal Ikan 

        Koordinator : Bakti Berlyanto Sedayu, S.Pi, M.Sc, Ph.D 

2. Desain dan Rancangbangun Aerator Tipe Kincir Terkontrol Untuk Kolam Budidaya Ikan Intensif 

        Koordinator: Arif Rahman Hakim, S.Pi, M.Eng


Produk Rekayasa Alsin Perikanan Siap Guna 

1. Rancangbangun dan Uji Kinerja Alat Transportasi Ikan Hidup Sistem Basah untuk Menjamin Komoditas Berkualitas Prima 

        Koordinator: Tri Nugroho Widianto, S.Si, M.Si

2. Rancangbangun dan Uji Kinerja Mesin Penghasil Bioplastik Ramah Lingkungan untuk Jaminan Produk Berkualitas Prima 

        Koordinator: Putri Wullandari, STP, M.Sc

3. Rancangbangun, Introduksi dan Uji Terap skala Terbatas Alat Pengisi Adonan Produk Fish Jelly Semi Otomatis

        Koordinator: I Made Susi Erawan, S.Pi, M.S.c


Senin, 28 Desember 2020

PENGATURAN TEKANAN EVAPORATOR PADA ALREF UNTUK PENAMPUNG IKAN PADA KAPAL NELAYAN 10-15 GT

Palka dan Cooling unit  rancang bangun LRMPHP (Sumber: Widianto et al, 2018)

Metode pendinginan merupakan salah satu upaya untuk menjaga mutu ikan setelah penangkapan dan transportasi di atas kapal. Salah satu sistem pendinginan yang telah dibuat adalah sistem ALREF (air laut yang direfrigerasi) untuk penyimpanan ikan pada kapal 10-15 GT oleh Widianto tahun 2018 yang dimuat dalam Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan tahun 2018. Uji kinerja pada prototipe sistem ALREF menunjukkkan bahwa secara teknis aplikasi sistem pendingin dapat diterapkan pada kapal kecil sebagai alternatif penganti es balok. Prototipe sistem ALREF berupa mini chilling storage dengan sistem RSW menggunakan sistem kompresi uap. Sistem ALREF pada alat tersebut terdiri dari komponen utama berupa palka dengan volume sekitar 2,03 m3, evaporator, kondensor, kompresor, palka, refrigeran dan katup ekspansi. Evaporator berfungsi menyerap panas media pendingin oleh refrigeran di dalam evaporator. Tekanan evaporator merupakan salah satu variabel penting yang menentukan performansi pendinginan sehingga hubungan antara tekanan evaporator dengan performansi pendinginan pada sistem ALREF penting untuk diamati.

Pengujian chilling storage telah dilakukan di Loka Riset Mekanisai Pengolahan Hasil Perikanan berupa pengujian variasi tekanan evaporator sistem ALREF untuk pendinginan udara dalam palka tanpa beban dengan rangkaian desain ALREF yang telah dibuat oleh Widianto et al pada tahun 2018. Rangkaian peralatan sistem ALREF meliputi komponen utama palka dan cooling unit. Palka terbuat memiliki volume sekitar 2,03 m3 dan kapasitas 1,3 ton ikan, berukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1650, 1200 dan 1030 mm. Cooling unit terdiri dari evaporator yang terbuat dari pipa tembaga dengan panjang 84 m, diameter 5/8 inch dan tebal pipa 1,6 mm, kompresor tipe open 3 hp, kondensor 25 kW berpendingin air dan katup ekspansi 15 kW. 

Pengujian pada sistem ALREF berupa perlakuan variasi tekanan evaporator 0 dan 1 bar untuk pendinginan udara di dalam palka. Udara didinginkan di dalam palkah yang memiliki volume 2,05 m3. Pengujian dilakukan pada kondisi palka tanpa beban selama 2 jam dengan parameter pengamatan yaitu suhu udara yang didinginkan di dalam palkah pada 5 titik, tekanan dan suhu kondensor, tekanan dan suhu evaporator serta daya listrik/daya kompresor yang dibutuhkan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan pendinginan udara rata-rata pada tekanan evaporator 0 lebih besar bila dibandingkan pada tekanan 1 bar dengan nilai masing-masing adalah 19,2 dan 15,4 oC/jam. Daya listrik aktual dan daya kompresor pada tekanan evaporator 0 lebih rendah bila dibandingkan tekanan 1 bar  (daya listrik 2,57 kW vs 2,9 kW dan daya kompresor 2,03 vs 2,27 kW).

Faktor yang mempengaruhi kecepatan pendinginan pada pengujian variasi tekanan evaporator adalah terutama oleh nilai Logarithmic Mean Temperature Difference (LMTD). Suhu freon R-22 pada pengujian tekanan evaporator 0 bar lebih rendah 10,2 °C sehingga nilai LMTD lebih tinggi dan perpindahan panas total lebih besar. Daya listrik dan daya kompresor pada pengujian tekanan evaporator 0 bar lebih rendah bila dibandingkan dengan pengujian 1 bar karena tekanan kondensor lebih rendah 0,3 bar meskipun tekanan evaporator lebih rendah 0,9 bar yang berakibat selisih entalpi (daya kompresor) lebih kecil.  Hasil pengujian secara umum menunjukkan bahwa tekanan evaporator 0 bar menghasilkan performa pendinginan yang lebih baik dan kebutuhan daya listrik yang lebih rendah.                                

Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP


Rabu, 23 Desember 2020

Data Logger Sebagai Alternatif “Mudah” Pencatatan Data

Aplikasi data logger suhu dan RH pada penyimpanan rumput laut di LRMPHP

Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang sangat pesat, terutama pada hal-hal yang dapat membantu memudahkan pekerjaan manusia sehingga menjadi lebih mudah dan efisien. Salah satu permasalahan yang ada adalah pencatatan data, misalnya pada pencatatan suhu yang berubah setiap menit bahkan detik dengan cara manual tidak efisien karena memakan banyak waktu dan menyulitkan untuk mengumpulkan data-data, sehingga diperlukan sistem pencatatan data yang mudah (data logging) dengan alat data logger.

Data Logging merupakan proses pengumpulan dan perekaman data secara otomatis dari sensor pengukuran yang akan digunakan untuk analisis data (misalnya riset) dan  pengarsipan. Sensor berfungsi untuk mengubah besaran fisik (misalnya regangan) menjadi sinyal listrik sehingga dapat diukur. Hasil data ukur tersebut selanjutnya dapat disimpan (misalnya dalam SD card) atau dikirim ke komputer secara otomatis untuk keperluan analisis/olah data. Beberapa sensor yang ada antara lain sensor suhu, kelembaban relatif atau relative humidity (RH), arus dan tegangan listrik AC/DC, tekanan, lama waktu operasi alat, intesitas cahaya, pH, tingkat suara, sudut rotasi, posisi,  oksigen terlarut, pernafasan, detak jantung, kelembaban tanah, curah hujan, kecepatan dan arah angin dan gerak. Beberapa alat ukur / alat uji laboratorium yang mempunyai output listrik dapat juga dikoneksikan dengan data logger.

Data Logger adalah rangkaian alat elektronik yang digunakan untuk mencatat data pada interval waktu tertentu selama periode  waktu tertentu secara terus menerus yang terintegrasi dengan sensor dan instrumen. Data logger berfungsi sebagai alat untuk mencatat data atau data logging dari sensor. Data logger terdiri dari mikroprosesor internal, penyimpanan data (memori internal, termasuk SD card), dan satu atau lebih sensor. Terdapat beberapa jenis data logger dan biasanya menggunakan komputer sebagai koneksi dan software sebagai aktivasi dan program. Hasil perekaman data dapat disimpan dan di lihat dengan komputer dalam bentuk data spreadsheet maupun grafik. Data logger dapat menggunakan sumber tenaga listrik DC agtau AC dengan adaptor, misalnya berupa baterai dan aki. yang . Data logger dapat ditempatkan di dalam rumah, di luar rumah, dan di bawah air serta dapat merekam data hingga waktu lama berbulan-bulan tanpa pengawasan. Data logger dapat digunakan untuk penelitian dan pengetahuan.

Sistem logging data pada perkembangannya dapat juga berbasis web, memungkinkan akses berbasis internet jarak jauh yang bebas dari waktu ke waktu melalui komunikasi GSM seluler, WI-FI atau Ethernet. Sistem ini dapat dikonfigurasi dengan berbagai sensor plug-in eksternal dan mengirimkan data yang telah dikumpulkan ke server web yang aman untuk mengakses data. Node data nirkabel mentransmisikan data real-time dari banyak titik ke komputer pusat, sehingga tidak perlu mengambil dan melepaskan data dari data logger secara manual. 

Beberapa contoh penggunaan data logger antara lain :

1. Pengukuran suhu dan RH baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, misalnya  tempat penyimpanan buah, sayuran, rumput laut dan barang.

2. Pemantauan/pengujian suhu dan RH ruangan penyimpanan daging (sapi, ikan dan lain-lain) untuk mendapatkan suhu dan RH sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pengujian ruang penyimpanan makanan kalengan dan susu.

4. Pengujian pada wilayah perindustrian.

5. Pengukuran terhadap hutan gambut misalnya ketinggian air pada lahan gambut.

6. Pengukuran terhadap cuaca, suhu, gerak angin

Kelebihan dari data logger salah satunya adalah kemampuan mengumpulkan data secara otomatis secara terus menerus dengan setting waktu pengambilan data sampai milidetik. Data logger dapat digunakan untuk mengukur dan merekam data/informasi selama waktu pemantauan tanpa harus ditunggui. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kondisi objek yang dipantau, misalnya kondisi suhu udara dan kelembaban relatif pada suatu lingkungan yang berubah cepat terhadap waktu. Pemantauan yang jika dilakukan secara manual akan sangat merepotkan dan bahkan sulit untuk dilakukan maka dapat dengan mudah dilakukan dengan data logger bahkan dengan hasil yang lebih komprehensif.

Aplikasi data logger antara lain di Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul untuk pengujian dan perekaman data riset. Data logger digunakan dalam pengukuran dan perekaman data suhu dan RH pada ruang penyimpanan (bunker) rumput laut. Data logger membaca data 10 sensor suhu dan RH untuk direkam dengan interval 8 detik selama berbulan-bulan dan juga sebagai sinyal untuk menghidupkan atau mematikan blower udara pendingin jika suhu atau RH mencapai nilai tertentu. Contoh yang lain adalah data logger untuk pengukuran dan perekaman data 20 sensor suhu dan 4 sensor arus listrik pada ruang penyimpanan ikan. Data suhu dan arus listrik direkam dengan interval 15 detik selama beberapa hari. Selanjutnya data disimpan di SD card dan dapat ditransfer ke komputer dengan mudah.

Aplikasi data logger suhu dan arus listrik pada penyimpanan ikan di LRMPHP

Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP

Selasa, 22 Desember 2020

KKP Gaungkan Ekonomi Kelautan Berkelanjutan

Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja.

Sustainable Ocean Economy (SOE) atau ekonomi kelautan berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip antara lain keselarasan, inklusivitas, pengetahuan, legalitas, pencegahan dini, perlindungan, daya lenting/ketahanan, solidaritas, dan keberlanjutan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang juga merupakan High Level Panel (HLP) Sous-Sherpa Sjarief Widjaja.

Hal itu disampaikan Sjarief pada seminar online “Transformasi Menuju Pembangunan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan” dengan topik “Penerjemahan Prinsip-Prinsip SOE ke dalam Kebijakan Pengelolaan Kelautan dan Perikanan” yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Selasa (22/12).

“Perlindungan dan produksi laut harus sejalan dengan Konvensi PBB tentang perubahan iklim dan perjanjian Paris, keanekaragaman hayati, dan prinsip pencemar membayar sebagaimana ditetapkan dalam Deklarasi Rio. Tindakan harus diselaraskan pada seluruh aktivitas berbasis lautan dan daratan serta ekosistem,” ujar Sjarief terkait prinsip keselarasan mengutip dari HLP SOE.

Sementara itu, tentang prinsip inklusivitas, ia menyampaikan statement HLP SOE bahwa hak asasi manusia, kesetaraan gender, komunitas dan partisipasi penduduk asli harus dihormati dan dilindungi.

Menurut Sjarief, kebijakan pengarusutamaan pembangunan kelautan dan perikanan merupakan kebijakan pengarusutamaan yang bertujuan untuk memberikan akses pembangunan yang adil dan merata melalui pembangunan berkelanjutan, pegarusutamaan gender, modal sosial budaya, dan transformasi digital.

Ia juga memaparkan mengenai prinsip pencegahan dini, di mana ada ancaman yang serius atau tidak dapat diubah kerusakan, kurangnya kepastian ilmiah tidak boleh digunakan sebagai alasan menunda tindakan untuk mencegah degradasi lingkungan.

Berbagai inovasi terkait prinsip pencegahan dini antara lain Aksi Bersama Deteksi Awal Tsunami Secara Mandiri (Adat), Sistem Prediksi Kelautan (Sidik) Basis Data dan Informasi Kelautan, Aplikasi Sistem Informasi Kelautan, dan Model Alat Pemantau Cuaca-Iklim untuk Prediksi Produksi Garam.

Adapun mengenai prinsip perlindungan laut, disampaikan bahwa laut yang sehat menopang ekonomi laut yang berkelanjutan. Sebuah pendekatan keuntungan bersih harus diterapkan pada pemanfaatan laut untuk mendukung keberlanjutan atau pemulihan kesehatan laut.

Sjarief mengatakan, terkait hal ini telah diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/PERMEN-KP/2016 tentang Jaminan Perlindungan Atas Risiko Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. Contoh produk asuransinya adalah Si Mantep (Asuransi Nelayan Mandiri Terpercaya).

Dengan diselenggarakannya seminar ini, Chief Executive Officer (CEO) IOJI Mas Achmad Santosa berharap dapat tercapainya tujuan yang diharapkan, yaitu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan publik mengenai konsep pembangunan ekonomi kelautan berkelanjutan (sustainable ocean economy); dan mengumpulkan ide dan masukan untuk penyusunan sustainable ocean plan yang akan diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional.

Turut hadir pada seminar ini narasumber lainnya, yaitu Co-chair HLP SOE Expert Group Marie Elka Pangestu; Deputi Koordinator Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti; Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Febrian Alphyanto Ruddyard; Direktur Eksekutif SDGs Center Universitas Padjadjaran Suzy Anna; dan Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kemlu Agustaviano Sofjan.


Sumber : KKPNews

Senin, 21 Desember 2020

LRMPHP Perkenalkan Teknologi Mini Chilling Storage untuk Kapal Perikanan

Mini Chilling Storage (MCS) di kapal nelayan Pekalongan

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul memperkenalkan dan mensosialisasikan teknologi Mini Chilling Storage (MCS) untuk Kapal Perikanan. Hal ini terungkap dalam diskusi grup terarah (Focus Group Discussion) yang dilaksanakan di Gedung Technopark Perikanan kota Pekalongan pada hari Senin tanggal 21 Desember 2020.

Dalam kegiatan FGD tersebut, Kepala Pusat Riset Perikanan (Ir. Yayan Hikmayani, M.Si) membuka acara, sekaligus menyampaikan bahwa teknologi penyimpanan ikan di atas kapal ini telah sampai pada tahapan uji kinerja skala terbatas di kapal nelayan kota Pekalongan (mewakili karakteristik pantai utara Jawa); setelah sebelumnya melalui tahapan desain, rancangbangun dan pengujian baik di laboratorium maupun kapal nelayan di Sadeng Gunungkidul (mewakili karakteristik pantai selatan Jawa).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kota Pekalongan (Ir. Agus Jati Waluyo) menyambut baik aplikasi teknologi MCS ini di kota Pekalongan. Hal ini sebagai bagian dari ungkapan syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa bahwa kita menjaga agar kualitas atau mutu ikan hasil tangkapan tetap terjaga. Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan kepada KKP karena aplikasi teknologi ini merupakan bagian dari pembangunan kelautan dan perikanan, khususnya di kota Pekalongan. Harapannya agar percontohan teknologi MCS ini dapat ditularkan/dikembangkan lebih luas lagi.

Imam Menu selaku pimpinan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) kota Pekalongan menyampaikan ucapan terima kasih, sekaligus menguatkan bahwa selama teknologi itu mudah dan pendinginannya efektif; teknologi ini pasti akan diterima oleh nelayan.

Keunggulan Mini Chilling Storage (MCS) rancang bangun LRMPHP diantaranya:

Suhu penanganan ikan lebih optimal (-1,5 oC)

Pendinginan lebih merata pada permukaan ikan

Tekanan fisik pada ikan berkurang

Muatan ikan pada palka lebih banyak karena tidak perlu tempat untuk es balok

Dari sisi beban muatan terhadap kapal, mengangkut teknologi MCS lebih ringan dibandingkan membawa es balok dari darat