EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Senin, 14 Februari 2022

Bagaimana Potensi Ikan sebagai Pengganti Daging (Meat Substitutes) ?

Ikan memiliki beberapa manfaat yang membuatnya menjadi bagian dari diet sehat, seperti kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi, yang memiliki peran penting dalam tubuh dan dapat mengurangi resiko beberapa penyakit penyebab kematian. Hal ini dikemukakan oleh Thilsted dkk dalam Food Policy volume 61 tahun 2016. Selaras dengan itu, Perignon, Reynolds dan van Dooren dalam Public Health Nutrition volume 19, 22 dan 79 mengemukakan bahwa ikan merupakan produk berprotein tinggi yang dapat digunakan sebagai produk pengganti daging sapi yang relatif efisien di negara-negara dengan tingkat konsumsi daging sapi tinggi, karena menyebabkan lebih sedikit tekanan lingkungan daripada hewan lain yang layak untuk dikonsumsi manusia. 

Konsumen sampai batas tertentu direkomendasikan untuk makan ikan dan bagi konsumen yang sudah makan lebih dari satu porsi ikan dianjurkan untuk mengganti sisanya dengan sumber protein nabati yang lain, hal ini sesuai rekomendasi dari Brink dkk dalam Public Health Nutrition volume 22 tahun 2019. Sementara itu, terdapat beberapa hambatan bagi konsumen untuk mengkonsumsi ikan, yaitu: ketidaksukaan terhadap sensorik ikan, kurangnya kenyamanan konsumen, kurangnya kepercayaan pada kemampuan sendiri untuk memilih dan mengolah ikan, masalah risiko kesehatan, kurangnya ketersediaan ikan dan juga harga tinggi di wilayah tertentu. Hal ini sesuai pemaparan Carlucci dkk dalam Appetite volume 84 tahun 2015. Dalam kaitannya dengan itu, Sadler dalam Trends in Food Science and Technology volume 15 tahun 2004 mengemukakan bahwa meat imitation erat kaitannya dengan munculnya convenience food dan adanya pangsa pasar kecil konsumen dengan minat untuk sesekali mengkonsumsi makanan tanpa kandungan daging. 

Penelitian mengenai pengaruh penambahan ikan (baik telur maupun dagingnya) terhadap kualitas dan nilai gizi pork pates (daging babi) telah dilakukan oleh Skalecki dkk dalam Applied Science volume 11 tahun 2021. Produk yang ditambahkan telur dan daging ikan terbukti memiliki kandungan lemak dan nilai kalori yang lebih rendah dibandingkan produk yang murni terbuat dari daging babi. Selain itu, penambahan bahan baku ikan dapat meningkatkan indeks kualitas gizi untuk protein (dari 3,2 menjadi 3,9) dan mengurangi indeks gizi untuk lemak (dari 2,2 menjadi 1,9). Konstituen ikan memodifikasi warna, tekstur, dan sifat sensorik pork pates, sampai batas tertentu, sambil mempertahankan penerimaan konsumen. Tambahan telur ikan secara signifikan meningkatkan kualitas kesehatan dengan meningkatkan profil asam lemak pork pates.

Penelitian ini menggunakan model produk daging atau “pâté babi”, terbuat dari daging babi, lemak babi, hati babi, kaldu daging, dan campuran bumbu. Bahan-bahan dimasak selama sekitar 25 menit hingga suhu 75℃ di pusat geometris dan kemudian dicincang dua kali menggunakan sebuah alat pelumat daging HENDI 198 (Rhenen, Belanda) dan sebuah piringan dengan diameter 4 mm.


Gambar 1. Alat pelumat daging HENDI 198

(Sumber : https://www.hendi.eu/en/meat-mincer-198-5512.html)

Bumbu dan garam ditambahkan ke dalam campuran bahan tersebut. Dalam rancangan penelitian, 20% daging (dari bahu babi) diganti dengan bahan baku ikan (telur atau daging ikan). Campuran dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam toples kaca (kapasitas 125 mL), yang ditempatkan dalam waterbath sistem sous-vide HENDI GN 1/1 (Rhenen, Belanda) pada suhu 90℃ dan dipasteurisasi untuk mendapatkan suhu 75℃ di dalam produk. Setelah pasteurisasi, pates didinginkan hingga suhu kamar dan disimpan selama 12 jam pada 6℃.

Gambar 2. Waterbath sistem sous-vide HENDI GN 1/1

(Sumber : https://www.hendi.eu/en/sous-vide-system-gn-11-6744.html)


Penulis : Putri Wullandari - LRMPHP

Selasa, 08 Februari 2022

Bangkitnya Mina Wisata di Samberembe



Daerah Istimewa Yogyakarta memang tidak ada habisnya jika dibahas sektor pariwisatanya. Namun ternyata, sektor pariwisata bisa digabungkan dengan sektor kelautan dan perikanan. Berbeda dengan wisata di Malioboro yang mainstream, pernahkah mendengar mina wisata? Di Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta, terdapat Kampung Samberembe yang bukanlah kampung biasa. Udaranya segar serta alamnya indah, asri, dan hijau, jauh dari polusi dan hiruk-pikuk perkotaan. Sejauh mata memandang terlihat hamparan sawah. Uniknya di sawah tersebut terdapat banyak ikan yang cantik-cantik, membuat mata betah menatapnya sebagai hiburan untuk melepas penat. Terdapat juga kolam, tambak, kebun, pasar ikan, hingga sungai yang airnya jernih. 

Kampung Samberembe dulunya hanya mengandalkan sektor pertanian secara turun-menurun. Kemudian dilakukan pengembangan kawasan budidaya ikan terintegrasi dengan pariwisata, yang sering disebut Kampung Mina Padi atau Kampung Mina Wisata Technopark. Produksinya mencapai 17,92 ton ikan konsumsi per tahun. Kelompok masyarakat yang terlibat antara lain Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Muda, Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Mina Laras Mandiri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mina Padi Mino Mudo.

Pelopor kegiatan perikanan dan wisata di kampung ini adalah Pokdakan Mina Muda yang dibentuk pada 2010. Pada 2012 diadakan percontohan budidaya mina padi dengan pola tanam jajar legowo, namun belum dapat berkembang dengan baik. Pada tahun 2016 mina padi jajar legowo dikembangkan dibarengi uji coba budidaya Udang Galah bersama Padi (Ugadi), hasil kerja sama dengan Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Pada 2018, Kepala BRSDM melakukan kunjungan kerja ke Samberembe. Memperhatikan potensi yang ada, BRSDM merekomendasikan agar di Samberembe dikembangkan semacam embrio mina wisata secara bertahap, sambil tetap melanjutkan usaha perikanan. 

Dengan arahan dari pimpinan BRSDM, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), menginisiasi agar Penyuluh Perikanan Sleman dapat menyusun proposal dan mendorong adanya percontohan penyuluhan mina wisata berbasis mina padi dan Ugadi di Samberembe. Sambil berjalan, secara bertahap dilengkapi sarana dan prasarana serta spot atraksi layaknya sebagai tempat wisata. 

Pada Juli 2019, Samberembe digunakan sebagai lokasi display Pekan Daerah Pembangunan Pertanian Perikanan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Percontohan penyuluhan Mina Wisata antara lain Mina Padi dan Ugadi sebagai salah satu display teknologinya. Melalui momentum tersebut, kegiatan lapangan dan percontohan mina wisata mulai digaungkan. Rintisan mina wisata terus dikembangkan sebagai pusat wisata dan usaha kelompok perikanan. Kunjungan wisatawan terus mengalir hingga saat ini, meskipun dibatasi karena pandemi Covid-19.

Terkait pengembangan kampung ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan program prioritas KKP, salah satunya pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Menurutnya, terdapat tiga kategori, yaitu kampung perikanan budidaya pedalaman untuk komoditas air tawar; kampung perikanan budidaya pesisir untuk komoditas payau; serta kampung perikanan budidaya laut. Pada rapat kerja dengan Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, 18 Januari lalu, Menteri Trenggono mengatakan, pembangunan kampung perikanan merupakan salah satu program yang akan diakselerasi pada tahun 2022. Menurutnya, pembangunan tersebut bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat dan mendorong pembangunan di berbagai daerah.

Sementara itu, menurut Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, Samberembe menjadi contoh kampung perikanan yang menarik. Kegiatan perikanan dari hulu sampai ke hilir mulai dari budidaya, pengolahan, pemasaran, kuliner, pariwisata, pelatihan, dan penyuluhan berjalan dengan baik. Kegiatan ekonomi ini menjadi sebuah model yang baik untuk diterapkan di daerah-daerah lain. Tak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat, kampung ini juga meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia.

"Dalam dua setengah tahun setelah di-launching perkembangan Kampung Samberembe ini cukup signifikan. Ini suatu inisiasi yang lahir dari masyarakat, dan tumbuh secara kelembagaan dengan baik, diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk yang lain, bisa dimanfaatkan dengan baik," ujar Kusdiantoro pada kunjungannya ke Samberembe, akhir Januari lalu.

Ia menyampaikan, semua program pada hakikatnya tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak ada yang mendampingi, meskipun secara fisik telah dilakukan pembangunan. Hal tersebut menjadi kesempatan sekaligus tantangan bagi penyuluh perikanan untuk mendampingi kelompok pelaku utama perikanan dalam mendukung program prioritas nasional maupun program daerah.

Senada, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, Penyuluh Perikanan sebagai wakil KKP di lapangan dan garda terdepan pembangunan kelautan dan perikanan memiliki peran penting, khususnya melalui dukungan kegiatan penyuluhan dan pendampingan pelaku utama dan usaha kelautan dan perikanan. Penyuluh perikanan dalam pendampingan nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar ikan serta petambak garam di lapangan diharapkan dapat mencerahkan (enlightening), memperkaya (enrichment) dengan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, akses permodalan, akses pemasaran dan akses sumber daya lainnya, dan memberdayakan (empowerment) pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Tak hanya BPPP Tegal dan BRPI Sukamandi, UPT BRSDM lainnya dlibatkan di Samberembe, seperti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) Bantul, Yogyakarta, sebagai UPT terdekat. Peneliti LRMPHP Zaenal Arifin Siregar mengatakan, berdasarkan hasil penggalian informasi pada 2021, terdapat banyak hal positif yang dapat dipelajari dari Mina Padi Samberembe. Menurutnya, terdapat keberanian para petani untuk berubah dari cara petani konvensional menjadi petani dengan teknologi mina padi yang dikembangkan menjadi daerah wisata. 

"Perubahan terjadi karena adanya pertambahan core bisnis yang dilakukan para petani. Petani konvensional yang memiliki core bisnis menghasilkan padi berubah menjadi minapadi yang memilki core bisnis penghasil padi dan ikan, lalu berubah menjadi daerah wisata yang memilki tambahan wisata sebagai core bisnisnya," ujarnya

Bagi masyarakat yang sedang berwisata di Yogyakarta, patut dicoba untuk mengunjungi Kampung Mina Wisata Samberembe. Lokasinya berada di Kelurahan Candibinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.

 

Sumber : kkp


Minggu, 30 Januari 2022

Suburkan Tanaman, KKP Kembangkan Inovasi Rumput Laut


Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Salah satu komoditas andalannya adalah rumput laut. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut terbesar di dunia. Komoditas ini menghasilkan banyak manfaat. Tak hanya dijadikan sebagai produk pangan, farmasi, dan kosmetik, rumput laut bisa juga dijadikan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan riset dan membuktikannya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono baru saja melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/1/2022). Di daerah ini banyak sekali dihasilkan berbagai inovasi oleh KKP di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya teknologi pengolahan pupuk rumput laut. Inovasi ini dihasilkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) Bantul.

Sebelumnya, Menteri Trenggono pada SeaweedFest 2021, 20 Desember lalu, mengatakan, rumput laut berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bahkan, ia menyebut rumput laut juga memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global. Menurutnya, negara beriklim tropis seperti Indonesia memiliki potensi beraneka ragam rumput laut bernilai ekonomi tinggi.

"Rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial untuk menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," sambungnya.

Menteri Trenggono mengajak masyarakat melihat perkembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional, sekaligus juga mengetahui potensi dan status pemanfaatan jenis rumput laut Indonesia yang bernilai tinggi. Dengan melihat potensi tersebut, ia berharap link and match antara hasil penelitian/pengembangan rumput laut dengan pelaku industri rumput laut guna memajukan industri rumput laut nasional.


Sementara itu, Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai riset rumput laut, salah satunya dilakukan LRMPHP Bantul. Satuan kerja ini di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM. Riset tersebut dilakukan dalam rangka mendukung tiga program prioritas KKP, terutama pada program kedua, yaitu pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, antara lain udang, lobster, kepiting dan rumput laut.

Kepala LRMPHP Luthfi Assadad mengatakan, peralatan pengolahan pupuk organik dari rumput laut yang telah dikembangkan yaitu pengolahan pupuk cair dan pengolahan pupuk padat (granul). Pada pengolahan proses dasar, digunakan alat pencuci sistem kontinu dengan kapasitas pencucian 100 kg/jam (E. Cottonii) dan 40-60 kg/jam (Sargassum sp.), yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 1.000 watt. Digunakan juga alat pencacah sistem kontinymu berkapasitas 10 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik 3 phase, 8.000 watt. 

Pada pengolahan pupuk cair digunakan alat pengekstraksi berkapasitas 90 kg/90 menit menggunakan tenaga listrik daya 6.000 watt. Digunakan juga alat pengepres menggunakan press hidrolik berkapasitas 10 kg/10 menit, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt.

Adapun pada pengolahan pupuk padat, pertama, digunakan alat granulator berkapasitas 10 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 2.500 watt. Kedua, digunakan alat konvenyor berkapasitas 5 kg/jam dengan diameter drum 32 cm, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt. Ketiga, digunakan alat pengayak berkapasitas 5 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt.

Sementara itu, Peneliti LRMPHP Bakti Berlyanto Sedayu mengatakan pembuatan pupuk rumput laut sebenarnya cukup mudah, dan dapat dilakukan oleh rumah tangga. Cara pertama, rumput laut segar dipotong-potong kemudian direbus menggunakan air destilata, setelah itu air rebusannya disaring. Air hasil saringan mengandung seluruhnya ekstrak rumput laut yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.

Cara kedua, lanjut Bakti, yaitu seperti halnya cara pertama namun berasal dari rumput laut yang telah dikeringkan. Rumput laut kering digiling menjadi tepung kemudian dimasukkan ke dalam air destilata dan didiamkan selama beberapa waktu. Campuran rumput laut tersebut kemudian dipanaskan hingga mendidih kemudian didiamkan lagi untuk beberapa waktu. Setelah itu campuran disaring menggunakan kain saring untuk menghilangkan ampas/padatan. Sedangkan cairan hasil saringan disentrifugasi untuk memisahkan padatan yang masih terikut. Untuk aplikasi ke tanaman, cairan ekstrak rumput laut yang didapatkan biasanya diencerkan menggunakan air terlebih dahulu.

Sedangkan cara ketiga, sambungnya, rumput laut segar dicuci bersih menggunakan air keran kemudian digiling menggunakan grinder hingga lumat. Rumput laut yang telah digiling tersebut kemudian ditambahkan air dan juga ditambahkan daging ikan rucah yang telah dihaluskan untuk meningkatkan unsur nitrogennya. Selanjutnya campuran rumput laut di fermentasi atau dikompos dalam wadah tertutup selama beberapa hari. Cairan ekstrak rumput laut hasil pengomposan rumput laut dapat diambil melalui pipa yang dipasang pada blong pengomposan, dan untuk aplikasi penyemprotan ke tanaman perlu diencerkan dengan air terlebih dahulu.

"Berbagai hasil penelitian telah membuktikan bahwa pupuk cair rumput laut dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat tumbuhnya buah, bahkan membuat hasil panen holtikultura meningkat. Pupuk cair rumput laut juga memiliki khasiat tinggi untuk digunakan pada tanaman bunga. Dengan mudahnya cara membuat pupuk rumput laut seperti yang telah diterangkan, maka kita bisa membuat sendiri pupuk cair rumput laut untuk tanaman atau kebun kita di rumah," pungkas Bakti.

 

Sumber : kkp


Jumat, 28 Januari 2022

Kick Off #BulanCintaLaut, Menteri Trenggono Pungut Sampah di Pantai Parangkusumo


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan kick off #BulanCintaLaut di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/1/2022). Program berupa Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) ini merupakan wujud komitmen KKP dalam menjaga kelestarian ekosistem laut sesuai dengan prinsip ekonomi biru. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono turun langsung memungut sampah yang ada di Pantai Parangkusumo sebagai penanda awal pemanasan #BulanCintaLaut. Kegiatan ini menjadi agenda rutin KKP untuk mencegah dan mengurangi pencemaran sampah, utamanya sampah plastik yang berasal dari aktivitas manusia di darat maupun di laut. 

"Ini adalah satu acara pemanasan, kenapa karena saya berharap ini berlangsung di seluruh Indonesia. Saya berharap program ini dicanangkan oleh Presiden kita, dengan harapan gerakan ini benar-benar berdampak pada kesehatan ekologi, dan kesehatan ekologi merupakan panglima," ujar Menteri Trenggono. 

Kegiatan #BulanCintaLaut di Yogyakarta dilakukan sepanjang 1,53 kilometer menelusuri Pantai Parangkusumo hingga Pantai Parangtritis. Pesertanya sekitar 500 orang yang berasal dari KKP, personel TNI/Polri, perwakilan pemerintah daerah, perwakilan pelajar, mitra kerja KKP, kelompok nelayan, hingga penggiat lingkungan.

Menteri Trenggono berharap program ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, pemangku kelautan dan perikanan dan masyarakat pada umumnya. Bila kegiatan ini berjalan masif, dia juga berharap nantinya ada bulan tertentu, di mana para nelayan tidak melaut untuk menangkap ikan melainkan khusus untuk mengambil sampah. Sampah-sampah ini kemudian dapat ditukarkan dalam bentuk kompensasi.

"Ini harapan ke depannya. Namun yang pasti tugas kita bersama mewujudkan laut yang sehat, minim pencemaran dan kerusakan ekosistem. Menjadikan laut biru adalah tanggung jawab kita bersama," tegasnya.

Menteri Trenggono menambahkan, #BulanCintaLaut sendiri merupakan salah satu wujud komentimen Pemerintah Indonesia melalui KKP dalam menjaga kesehatan laut yang menjadi concern dunia sejak beberapa tahun terakhir. Terlebih Indonesia saat ini didaulat menjadi tuan rumah forum internasional G20 bertemakan "Recover Together, Recover Stronger".

Salah satu pilar untuk mewujudkan tema tersebut adalah dengan memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, yang akan didukung oleh pembahasan isu-isu prioritas di bidang lingkungan yang salah satunya adalah marine debris.

Pada Presidensi G20 Indonesia, KKP akan berpartisipasi di antaranya dalam segmen Environment and Climate Sustainability Working Group (ECSWG) yang mengupas isu tentang lingkungan.

ECSWG akan fokus pada prioritas sustainable recovery, land and sea-based actions serta resource mobilization, untuk mendukung perlindungan lingkungan dan target-target mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pamuji Lestari menyampaikan #BulanCintaLaut sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, di mana Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah sebanyak 30% melalui 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) dan penanganan sampah sebanyak 70% sampai tahun 2025, serta pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 70% sampai tahun 2025.

“Bulan Cinta Laut ini bukan hanya sekedar mengambil sampah lalu membuang pada tempatnya, melainkan aksi ini pun sebagai kampanye KKP dalam upaya mengurangi sampah di laut serta menjadi sarana edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat untuk melakukan pengendalian pencemaran di pesisir dan laut,“ ujar Tari.

Tari menambahkan, kick off Bulan Cinta Laut juga menempati trending topic Twitter di Indonesia. Dia berharap kegiatan gerakan bersih pantai dan laut (GBPL) bisa mengedukasi lebih luas masyarakat untuk lebih aware terhadap kesehatan laut.


"Sampah yang terkumpul hampir satu ton, terdiri dari sampah plastik dan sampah organik. Tentunya selain ini kami juga akan melakukan pelatihan untuk mengolah sampah menjadi barang-barang bisa bermanfaat kembali," tambah Tari.

KKP melalui Ditjen Pengelolaan Ruang Laut juga memiliki program yang bersinergi dengan kegiatan ekonomi sirkular yaitu Program Desa Pesisir Bersih dalam rangka mengoptimalkan kelompok penggiat sampah pesisir dengan prinsip pemanfaatan kembali nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi, utamanya plastik.

Program tersebut berupa penyaluran infrastruktur, pelatihan, serta pendampingan kelompok guna meningkatkan kesadaran dan kemandirian kelompok pesisir yang fokus pada pengembangan aspek manusia, aspek pengendalian pencemaran, dan aspek kelembagaan dalam pengelolaan sampah.

 Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim

Muslih menerangkan, kegiatan GBPL yang digagas KKP sangat membantu pihaknya dalam mengentaskan persoalan sampah. Sebab Bantul yang berada di wilayah selatan, menjadi hilir dan muara seluruh perairan umum yang ada di Yogyakarta.

"Semoga kegiatan ini memantik kesadaran kita bersama untuk terus merawat lingkungan tetap bersih. Kita saat ini memang mengalami masalah serius terkait sampah. Kegiatan ini daya upaya kita bersama untuk mewujudkan kawasan pesisir yang indah. Ini juga untuk kelestarian ekosistem," ungkapnya.

Dalam kegiatan GBPL Parangkusumo tersebut hadir pula pejabat perwakilan Pemprov DIY, serta pejabat teras Kabupaten Bantul.

 

Sumber : kkp

Jumat, 21 Januari 2022

Asistensi Pembuatan Dokumen ZI WBK-WBBM di LRMPHP

Pemantauan dan asistensi dalam rangka pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) oleh tim Inspektorat I Itjen KKP dilaksanakan di Aula LRMPHP pada tanggal 18-21 Januari 2022. Asistensi pembangunan ZI menuju WBK-WBBM sudah diinisiasi sejak tahun 2021.

Sumini, SH., MH selaku pengendali mutu yang hadir sebagai narasumber kegiatan ini menyampaikan arahannya terkait Implementasi Pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam arahannya disampaikan pengertian zona integritas yaitu predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Dasar hukum pembangunan zona integritas antara lain Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 62/PERMEN KP/2017 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM di Liingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Evaluasi atau penilaian zona integritas terdiri dari 2 komponen yaitu komponen pengungkit dan komponen hasil. Adapun sub komponen pada 2 komponen tersebut adalah sebagai berikut :

Untuk memperoleh predikat WBK diperlukan pencapaian nilai minimal 60% dari nilai maksimum tiap-tiap sub komponen pengungkit, dan juga terdapat target tertentu pada komponen hasil sehingga diperoleh nilai capaian minimum untuk keseluruhan sebesar 75. Terdapat beberapa catatan terkait pembangunan ZI di lingkup KKP antara lain :

  1. Pembangunan zona integritas masih berfokus pada pemenuhan dokumen
  2. Pemahaman pejabat/pegawai pada unit kerja belum memadai dalam pelaksanaan pembangunan ZI
  3. Unit Kerja belum menunjukan komitmen bersama yang kuat
  4. Belum fokus pada peningkatan pelayanan publik dan fokus pengguna layanan
  5. Inovasi belum terukur, untuk memastikan  apakah relevan dan berkorelasi positif dengan kinerja yang dihasilkan 
  6. Penegakan Integritas dan etika masih sebatas pemenuhan 
  7. Penguatan pengawasan (SPIP, MR, PPG, Pengelolaan Pengaduan, COI) masih sangat perlu di internalisasi dan implementasikan

Pada pertemuan ini dilaksanakan review dan pembahasan oleh  tim Itjen KKP terhadap masing-masing sub komponen pengungkit dan juga komponen hasil. Terdapat 6 pokja, masing-masing koordinator pokja memaparkan dokumen yang telah tersedia untuk memenuhi poin-poin penilaian pada Lembar Kerja Evaluasi (LKE) ZI. Tim Itjen memberikan penilaian dan juga catatan yang perlu ditambahkan/diperbaiki pada dokumen yang telah tersedia, serta menyepakati rencana aksi dan waktu penyelesaian kelengkapan dokumen sesuai rincian penilaian pada LKE pembangunan ZI.


Senin, 17 Januari 2022

LRMPHP Terima Mahasiswa Magang Universitas Airlangga



Sebagai salah satu bentuk pelayanan publik, LRMPHP senantiasa membuka pintu untuk mahasiswa/i maupun siswa/i yang ingin melaksanakan praktek kerja lapang/magang di LRMPHP.

Sehubungan dengan hal tersebut, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan kembali menerima mahasiawa magang dari Universitas Airlangga pada 17 Januari 2022. Kegiatan PKL diikuti oleh enam mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan yaitu Fawwaz Natasya, Athirah Azhar, Alfania Alifha, Dharrma Mangala,  Marsanda Rizka Fauziah, dan  Alqatlya Wulandari Mustav.

Mahasiswa tersebut dijadwalkan akan melaksanakan magang selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 17 Januari - 18 Februari 2022 dibawah bimbingan para peneliti LRMPHP yaitu Tri Nugroho Widianto, M.Si, Arif Rahman Hakim, M.Eng, I Made Susi Erawan, M.Sc dan Bakti Berlyanto Sedayu, Ph.D. Adapun tema kegiatan magang yaitu penelitian tentang alat transportasi ikan hidup, pembuatan bioplastik dari rumput laut, pengolahan produk fish jelly dan ekstraksi rumput laut.

Dalam pertemuan ini para mahasiswa  diberikan penjelasan tentang tupoksi LRMPHP dan tata tertib selama pelaksanaan magang. Selama magang, para mahasiswa mendapatkan berbagai fasilitas seperti ruang untuk beraktivitas, akses internet, printer, fotokopi dan juga tempat tinggal di guest house LRMPHP.

Saat ini LRMPHP terus berbenah dalam memberikan inovasi pelayanan publik diantaranya pengajuan layanan penelitian dan magang secara daring yang dapat di akses melalui tautan http://bit.ly/MekanisasiKP-Maset dan http://bit.ly/MekanisasiKP-MaKlik .


Senin, 10 Januari 2022

Tingkatkan Produktivitas UMKM, LRMPHP Kenalkan Alat Pengisi Adonan Produk Fish Jelly di Bantul

Peneliti LRMPHP, I Made Susi Erawan kenalkan Alat Pengisi Adonan Produk Fish Jelly Semi Otomatis 

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan mengenalkan alat pengisi adonan produk fish jelly semi otomatis hasil rancang bangun LRMPHP kepada para pelaku usaha perikanan Bantul. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula LRMPHP ini dihadiri Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul dan pelaku usaha yang menjadi mitra/volunteer kegiatan.

Tri Nugroho Widianto, M.Si, yang mewakili Kepala LRMPHP menyampaikan kegiatan ini dalam rangka mendesiminasikan alsinkan hasil riset LRMPHP sekaligus uji terap untuk mengetahui performansi peralatan tersebut. Melalui uji terap ini diharapkan diperoleh masukan terkait penggunaan alat untuk perbaikan dan penyempurnaan alat.

Sementara itu, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul yang diwakili oleh Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan, Istriyani, S.Pt, MM menyampaikan pentingnya mendorong ketersediaan ikan dan produk alahannya supaya dapat meningkatkan gizi di masyarakat. Oleh karena itu uji terap alat pengisi adonan produk fish jelly semi otomatis dari LRMPHP diharapkan dapat mendorong Poklahsar dan UKM untuk semakin meningkatkan inovasi dan produksi olahan ikan.

Tiga Poklahsar dari Bantul yang menerima alat pengisi adonan produk fish jelly semi otomatis adalah Polahsar Siluang Mina Nisa, Poklahsar Midea Frozen Food dan Poklahsar Pempek Sewon Paris. Masing – masing Poklahsar tersebut menerima satu unit alat pengisi adonan produk fish jelly semi otomatis hasil rancang bangun LRMPHP. Penerimaan ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) oleh kedua belah pihak, yaitu LRMPHP atas nama Koordinator Riset, I Made Susi Erawan dan Poklahsar atas nama ketua masing-masing poklahsar.

Penandatanganan BAST