EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Selasa, 20 Oktober 2020

Perbandingan Metode Klasifikasi pada Pengolahan Citra Mata Ikan

Pengolahan citra mata ikan

Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah mengalami penurunan kualitas. Kesegaran adalah parameter penting dalam menentukan kualitas ikan dan produk perikanan. Konsumen dan pedagang umumnya menggunakan kondisi mata ikan untuk menentukan tingkat kesegaran ikan. Hal ini karena mata ikan mengalami perubahan yang terlihat jelas setelah ikan mati. Saat ini telah banyak penelitian mengenai metode penentuan kesegaran ikan yang lebih cepat dan praktis. Salah satunya menggunakan metode pengolahan citra pada mata ikan. Pengolahan citra merupakan alat yang digunakan untuk mengevaluasi data berupa gambar dan menganalisis perubahan warnanya menggunakan perangkat lunak sehingga dapat digunakan untuk menentukan kesegaran ikan. 

Salah satu bagian penting dari metode pengolahan citra adalah pemilihan metode klasifikasi data. Klasifikasi data adalah suatu proses memisahkan serta mengelompokan sekumpulan data dengan kumpulan data yang lain sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan keputusan. Pemilihan metode klasifikasi yang tepat pada pengolahan citra mata ikan sangat mempengaruhi keakurasian dalam menentukan kesegaran ikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Novianto dkk. mengenai perbandingan metode klasifikasi pada pengolahan citra mata ikan tuna yang dimuat dalam prosiding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya (SNFA) Tahun 2020 di Universitas Sebelas Maret. Metode klasifikasi yang dibandingkan adalah artificial neural networks (ANN), support vector machine (SVM), dan k-nearest neighbour (k-NN). Metode-metode ini dipilih karena dibeberapa literatur digunakan dalam pengolahan citra pada ikan. 

Rangkaian penelitian dimulai dengan akuisisi data citra mata ikan di dalam kotak khusus. Penggunaan kotak khusus ini untuk mendapatkan lingkungan yang sama sehingga meminimalisir variasi yang timbul pada citra mata ikan. Ikan disimpan pada suhu ruang selama 20 jam dan pengambilan citra mata ikan dilakukan setiap dua jam sekali. Software yang digunakan untuk pengolahan citra adalah matlab 2017b. Untuk membandingkan performa dari masing-masing metode klasifikasi digunakan nilai koefisien korelasi dan RMSE (root mean square error). Semua model algoritma dijalankan menggunakan software open source Weka 3.8. Hasil prediksi menggunakan model algoritma klasifikasi SVM, ANN, dan k-NN memperlihatkan bahwa nilai koefisien korelasi dari yang tertinggi adalah k-NN, SVM dan ANN. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi maka semakin akurat model algoritma tersebut untuk digunakan untuk mempediksi kesegaran ikan tuna. Sebaliknya semakin rendah nilai RMSE maka semakin baik akurasi suatu model algoritma.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Jumat, 16 Oktober 2020

Hari Pangan Sedunia, Menteri Edhy: Sektor Kelautan dan Perikanan Solusi di Tengah Pandemi


Peringatan Hari Pangan Sedunia 2020 terasa berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya karena berlangsung di masa pandemi Covid-19. Bersamaan dengan hari besar yang diperingati di lebih 150 negara ini, ada ancaman naiknya jumlah penderita kelaparan.

Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun 2020 karena resesi ekonomi dunia imbas wabah Covid-19. Sebelum pandemi, sudah ada lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Di mana hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengakui negara-negara di dunia tengah menghadapi masa-masa sulit karena krisis terjadi di tiga sektor sekaligus, yakni krisis kesehatan, ekonomi, dan juga sosial. Namun Edhy optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi solusi mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepercayaan diri ini lantaran ia melihat permintaan hasil perikanan Indonesia tetap tinggi di pasar internasional. Terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,9 persen pada semester I 2020 atau setara 2,4 miliar dolar AS.

“Peringatan Hari Pangan satu momentum yang baik, untuk meyakinkan kita bahwa dalam menghadapi sulitnya kondisi saat ini imbas Covid, saya sangat optimis sektor kelautan dan Perikanan menjadi solusi. Baik itu lapangan pekerjaan maupun devisa negara,” ujarnya di Jakarta, Jumat (16/10/2020).

Keyakinan Edhy juga dibarengi dengan fakta bahwa sumber daya ikan Indonesia sangat melimpah. Baik di sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Di perikanan tangkap potensinya mencapai 12,5 juta ton per tahun dan lahan budidaya lebih dari 4,5 juta haktare. Hanya saja, sambung Edhy, hasilnya belum optimal.

Untuk meningkatkan produksi sektor perikanan, Edhy rutin membangun komunikasi dengan banyak pihak. Tidak sebatas dengan stakeholder, tapi juga pemerintah daerah serta kementerian maupun lembaga hingga organisasi dunia, salah satunya FAO.

Edhy mencontohkan beberapa keberhasilan dari komunikasi yang ia bangun, di antaranya harga pakan ikan yang tidak naik di masa pandemi, kemudahan perizinan kapal di atas 30 GT yang kini hanya butuh waktu satu jam, serta masuknya ikan dalam item bantuan sosial.

“Jadi saya pikir, langkah saya membangun komunikasi secara menyeluruh. Terintegrasi. Kalau ini sudah terbuka, komunikasi yang baik, apapun enak,” tegasnya. Untuk menjamin rantai produksi sektor kelautan dan perikanan berjalan di masa pandemi, KKP akan menyalurkan sejumlah bantuan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di antaranya bantuan gudang pendingin portable, alat tangkap ikan, keramba jaring apung, sarana dan prasana untuk petambak garam. Edhy berharap bantuan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.

Edhy memastikan, kebijakan KKP tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tapi juga keberlanjutan. Menurutnya, menyeleraskan dua sisi tersebut merupakan perintah konstitusi bukan sebatas jargon, sehingga menjadi kewajiban semua pihak untuk mematuhi termasuk kementerian yang ia pimpin. “Keberlanjutan tanpa pertumbuhan adalah kerugian, tapi pertumbuhan mengabaikan keberlanjutan adalah kehancuran,” tegasnya.

Sementara itu, Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.

“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia.

KKP bersama GEF/FAO sedang menjalankan GEF/FAO ISLME Project serta iFISH. Substansi dan tujuan kedua proyek ini adalah mendorong pengelolaan perikanan skala kecil dan menjamin berjalannya pengelolaan sumber daya ikan sesuai kaidah keberkelanjutan.

Hari Pangan Sedunia tahun ini juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan meliputi petani, nelayan , komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.

Pahlawan Pangan terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah. Hal ini menunjukkan ketangguhan para pahlawan pangan dan pentingnya menjaga rantai pangan tetap hidup.

Memperingati Hari Pangan Sedunia ini FAO Indonesia mengadakan serangkaian kegiatan di bulan Oktober bertajuk “Food Heroes Festival” yang berpusat pada kegiatan-kegiatan virtual. 75 Tahun FAO Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun.

FAO berdiri pada 16 Oktober 1945 beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. Kehancuran massif perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.

“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi COVID-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang, " tegas Victor.

Sekarang, FAO memiliki 194 negara anggota dan bekerja di lebih dari 130 negara di seluruh dunia.


Sumber ; KKP

Rabu, 14 Oktober 2020

Sharing Session : Penyimpanan Rumput Laut Kering Menggunakan Mini Bunker Untuk Mempertahankan Mutunya

Peneliti LRMPHP sampaikan hasil riset secara live streaming

Peneliti LRMPHP Bantul, Putri Wullandari dan Ahmad Fauzi, menyampaikan hasil riset tentang “Penyimpanan Rumput Laut Kering Menggunakan Mini Bunker untuk Mempertahankan Mutunya” dalam acara sharing session BRSDMKP secara live streaming melalui link https://www.youtube.com/user/datinification pada tanggal 14 Oktober 2020. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman. 

Pada kesempatan ini dipaparkan hasil riset mengenai penyimpanan rumput laut Eucheuma cottonii kering di dalam alat penyimpan rumput laut dengan pengontrol suhu dan RH (mini bunker rumput laut) dengan kapasitas 25 kg selama 7 minggu. Tujuan riset ini untuk mengetahui pengaruh penyimpanan Eucheuma cottonii kering di dalam mini bunker terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologisnya jika dibandingkan dengan penyimpanan secara konvensional (penyimpanan di dalam karung kemudian ditumpuk di dalam gudang yang tidak memiliki pengontrol suhu dan RH). 

Penyampaian materi Sharing session oleh Peneliti LRMPHP

Eucheuma cottonii kering disimpan di dalam mini bunker dan karung selama 7 minggu, kemudian dianalisa kadar airnya, impurities, Clean Anhydrous Weed (CAW), kontaminasi jamur dan kadar garam. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan dianalisa secara statistik. Mini bunker yang digunakan memiliki kapasitas 25 kg, volume 0.45 m3, dimensi ruangan 0,9 x 0,8 x 0,6 m, input dan output dilakukan secara manual, blower 0,5 hp, dan sumber udara dari chiller. Hasil riset menunjukkan bahwa kadar air dari Eucheuma cottonii yang disimpan dalam mini bunker dan karung yaitu 12,22% dan 20,37%, impurities 0,74% dan 1,87%, CAW 40,42% dan 39,17%, kontaminasi jamur (dinyatakan dengan Angka Kapang Khamir) 610 cfu/g dan 676,67 cfu/g, kadar garam 23,61% dan 19,03%. Berdasarkan data hasil riset tersebut bahwa penyimpanan Eucheuma cottonii kering dalam mini bunker berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air, impurities dan kadar garam Eucheuma cottonii kering tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai CAW dan Angka Kapang Khamir.  

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan 157 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya keunggulan dan harga jual mini bunker. 


Jumat, 09 Oktober 2020

Survei Kajian Cepat Susut Hasil dan Limbah Pangan Bergizi di Kab. Gunungkidul

Berdasarkan memorandum Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) nomor 1208/BRSDM.1/ KS.110/III/2020 tanggal 4 Maret 2020 tentang Pelaksanaan kerjasama dalam kegiatan pengumpulan data dan kajian cepat tentang susut dan limbah ikan bergizi pascapanen, BRSDMKP bekerjasama dengan Jejaring Pascapanen dan Gizi Indonesia (JP2GI) melaksanakan kajian cepat di 15 lokasi di seluruh Indonesia. Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan sebagai salah satu UPT BRSDMKP, mendapatkan mandat dari BRSDMKP untuk melaksanakan kajian cepat tersebut dengan lokasi di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.

Pelaksanaan dan metode survei dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan pelaku usaha menggunakan modul kuisioner EFLAM susut hasil perikanan dan kuisioner EFLAM fish waste yang merujuk pada FAO. Jenis kuisioner mengacu pada buku panduan kajian cepat yang diterbitkan oleh JP2GI. Survei terhadap pelaku usaha diantaranya nelayan dengan tangkapan jenis ikan dominan yang dipasarkan lokal, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, pengolah ikan, penjual produk makanan berbasis ikan (sari laut dan restoran campuran), konsumen ikan rumah tangga, dan usaha catering dengan jumlah responden untuk masing-masing kategori antara 2-3 responden. 






Pelaksanaan survei di pelaku usaha perikanan Kab. Gunung Kidul





Kamis, 01 Oktober 2020

LRMPHP Bantul Ikuti Workshop Tata Kelola Kerjasama Riset dan SDM KP

LRMPHP ikuti Workshop Tata Kelola Kerjasama Riset dan SDM KP secara daring

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, LRMPHP Bantul mengikuti Workshop Tata Kelola Kerjasama Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan pada tanggal 28-30 September 2020 yang diselenggarakan di Hotel Aston Sentul Lake Resort and Conference Center – Bogor secara daring (aplikasi zoom). Workshop dalam rangka membudayakan penyelenggaraan kerja sama yang  melembaga, sesuai aturan, akuntabel dan menambah ketrampilan aparatur pelaksana kegiatan kerjasama, diikuti oleh Pusat dan Unit Kerja Lingkup BRSDMKP. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan ketaatan aparatur pelaksana kerjasama lingkup BRSDM terhadap implementasi peraturan perundang undangan terkait kegiatan kerjasama untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan kerjasama yang melembaga dan akuntabel.

Kegiatan workshop dibuka oleh Kepala BRSDM Prof. Sjarief Widjaja, sebelumnya diawali dengan pengantar laporan kegiatan oleh Sekretaris BRSDM Dr. Kusdiantoro, dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Nota Kesepahaman (NK) lingkup BRSDM dengan  Direktorat Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktifitas Kementerian Tenaga Kerja, Pemerintah Daerah Kabupaten Batubara, Dinas Sosial Kabupaten Batubara dan  Dinas Perikanan Kabupaten  Bangka Tengah. Beberapa pejabat yang hadir pada acara ini diantaranya Kepala Pusat Riset Kelautan Dr. I Nyoman Radiarta didampingi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Theresia Lolita, M.Si. dan Kepala Subbagian Keuangan B. Realino, M.Si., Kepala Pusat Riset Perikanan Yayan Hikmayani, M.Si. didampingi oleh Kepala Bagian TU Dra. Hera Rusida, M.M dan Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Dr. Rudi Alek Wahyudin serta pejabat eselon 3 dan 4 Sekretariat BRSDM.

Kegiatan workshop dilaksanakan selama tiga hari dengan 3 sesi, yakni pada hari pertama sesi updating kerjasama, hari kedua sesi paparan narasumber dan hari ketiga sesi coaching clinic. Beberapa narasumber diantaranya dari Direktorat Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerja Sama Daerah - Kementerian Dalam Negeri, Biro Perencanaan KKP, Biro Hukum dan Organisasi KKP, Biro Keuangan KKP, Badan Inteligen Negara dan Tim Koordinasi Pemberian Izin Penelitian Asing Kementerian Riset dan Teknologi /BRIN, serta Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri dan Biro Sumber Daya Manusia Aparatur  Sekretariat Jenderal KKP. Sesi coaching clinic hari ketiga disampaikan Materi Teknik Dasar Negosiasi untuk meningkatkan kemampuan aparatur kerjasama dalam mewujudkan kegiatan kerja sama yang efektif dan tepat sasaran mendukung program prioritas oleh Pengajar Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri dan dilanjutkan dengan diskusi serta simulasi negosiasi.


Jumat, 25 September 2020

LRPT Benoa Kunjungi LRMPHP Bantul

LRMPHP menerima kunjungan LRPT Benoa

Jumat (25 September 2020), Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan – Bantul menerima kunjungan studi banding dari Loka Riset Perikanan Tuna – Benoa (LRPT – Benoa, Denpasar). Tim dari LRPT dipimpin oleh Kepala Subseksi Tata Operasional Bapak Eka Karya Budi, dengan diikuti oleh Kasubsi Pelayanan Teknis (Bapak Noor Muhamad), Pengelola Kepegawaian (Bapak Jumariadi) dan jajaran Tata Operasional LRPT.

Rombongan dari LRPT ini diterima oleh Kepala LRMPHP, Koordinator Tata Operasional, Koordinator Tata Usaha dan tim manajerial LRMPHP. Kepala LRMPHP menyampaikan selamat datang dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari LRPT untuk studi banding, meskipun dalam banyak hal justru LRPT lebih unggul dan LRMPHP memerlukan banyak sharing pengalaman dari LRPT dalam pengelolaan manajerial.  

Materi diskusi dan sharing pengalaman manajerial diantaranya yaitu terkait pengelolaan kinerja, pengelolaan konten website, dan pengelolaan kepegawaian. Masing-masing penanggungjawab dari LRMPHP dengan sigap menanggapi diskusi dan pertanyaan dari tim LRPT.


Selasa, 15 September 2020

Monitoring Alat Pemindang Ikan Higienis di UKM Gunung Kidul

Monitoring alat pemindang higienis di UKM Pendang Mendak Lestari

Monitoring penggunaan alat hasil riset LRMPHP oleh UKM/pelaku usaha perikanan dilakukan dalam rangka jejaring kerja sama dan pemanfaatan hasil riset. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dan uji kinerja peralatan alat pemindang ikan yang dihasilkan LRMPHP dengan UKM Pindang Mendak Lestari dan UKM Gesing Asri. UKM Pindang Mendak Lestari merupakan kelompok pengolah dan pemasar (poklahsar) produk perikanan yang berkedudukan di Padukuhan Mendak, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, sedangkan UKM Gesing Asri berkedudukan di Pantai Gesing Padukuhan Bolang, Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunung Kidul.

Kegiatan monitoring di UKM Pindang Mendak Lestari dihadiri oleh Kepala Loka Riset Mekanisasi Pengolahan hasil Perikanan (LRMPHP), Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul dan UKM pengguna alat pemindang ikan sebagai mitra riset LRMPHP. Kepala LRMPHP, Luthfi Assadat menyampaikan kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan peralatan hasil riset LRMPHP bagi UKM. Selain itu kendala yang dihadapi UKM selama penggunaan alat dapat dijadikan feedback untuk perbaikan peralatan kedepannya agar dapat dimanfaatkan lebih optimal. Hal serupa juga disampaikan oleh DKP Gunung Kidul yang diwakili oleh Noor Ichsan dan Mahendra bahwa monitoring ini berguna untuk pengembangan peralatan, sehingga informasi penggunaan alat oleh UKM baik dari segi teknis maupun nonteknis agar disampaikan kepada LRMPHP.

Diskusi bersama DKP Gunung Kidul dan UKM Pindang Mendak Lestari

Pelaksanaan monitoring terhadap UKM dilakukan dengan cara wawancara, diskusi dan pengamatan langsung. Ketua UKM Pindang Mendak Mandiri, Ibu Marsinah menyampaikan bahwa pengoperasian alat pemindang secara umum cukup mudah dan belum menemui kendala yang berarti. “Alat pemindang ini praktis dan higienis, lebih memudahkan dalam pengolahan pindang, “ tuturnya. Hingga saat ini operasional alat baru dilakukan dua kali karena keterbatasan bahan baku ikan. Bahan baku biasanya didatangkan dari TPI Ngrenehan, namun ketersediaanya belum mencukupi karena faktor cuaca. Ikan yang diolah berupa ikan lisong, layang benggol, dan teropong dengan kapasitas 35 dan 40 kg. Dengan durasi pemindangan selama 2 jam diperlukan konsumsi bahan bakar gas elpiji sebanyak 5,5 kg untuk 2 kali pengolahan. Pemasaran ikan pindang biasanya dilakukan dengan penjualan langsung ke warga di wilayah Ngrenehan maupun melalui media sosial dengan harga jual Rp. 10.000 s/d Rp. 12.000. Meskipun belum maksimal, namun usaha pemindangan ini sudah mampu menggerakkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pemindangan di UKM Gesing Asri

Sementara itu, UKM Gesing Asri melakukan penambahan rempah-rempah dalam proses pemindangan untuk menambah citarasa. Pemindangan di UKM Gesing Asri menggunakan alat pemindang Tipe H, berbeda dengan di UKM Pindang Mendak Lestari (Tipe L). Pemindangan dengan Tipe H  dilakukan selama 2 jam menghabiskan gas sebanyak 3 kg untuk 2 kali proses pemindangan. Ikan pindah dikemas dengan plastik mika berisi 2-3 ekor tergantung ukuran ikan dan dijual Rp. 5.000,- /kemasan. Harga ini masih dirasa tinggi oleh sebagian konsumen karena biasanya satu mika plastik berisikan 4-5 ekor. Tingginya harga jual tersebut disebabkan kurangnya ketersediaan bahan baku ikan sehingga harganya ikut naik. Namun hal ini dapat disiasati dengan mengurangi jumlah ikan per kemasan agar harga jual ikan pindang tetap sama. Pemasaran ikan pindang biasanya dilakukan dengan penjualan langsung di wilayah sekitar Gesing maupun melalui pedagang yang mengambil untuk dipasarkan lagi. Ibu Poniati selaku Ketua UKM Gesing Asri menyampaikan bahwa meskipun hasil penjualan belum maksimal namun sudah mendapat keuntungan. UKM ini berharap musim ikan segera tiba sehingga ketersediaan bahan baku ikan akan melimpah dan  proses pemindangan dapat dilakukan secara kontinyu.

Beberapa kendala baik secara teknis maupun non teknis dihadapi UKM diantaranya terkait produk hasil pemindangan terlihat kurang menarik karena tidak utuh, kering dan terdapat sisa garam yang menempel pada ikan. Namun hal ini sudah diatasi dengan teknik penggaraman melalui perendaman ikan dalam larutan garam. Selain itu pengemasan ikan pindangpun hanya menggunakan plastik/mika dialasi daun pisang sehingga kurang menarik minat pembeli. Berbagai kendala tersebut akan dijadikan bahan masukan bagi LRMPHP untuk melakukan pendampingan lanjutan dalam rangka jejaring kerja sama dan pemanfaatan hasil riset agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.