EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Agustus 2021

APLIKASI BAHAN ALAM ZEOLIT PADA BIDANG PERIKANAN

Zeolit alam (Sumber : https//simpedal.tasikmalayakab.go.id/)

Zeolit merupakan batuan alam yang sangat melimpah keberadaanya di Indonesia. Zeolit tersusun dari unsur aluminina-silikat berhidrat dan terikat dengan beberapa kation diantaranya natrium, kalium dan barium. Zeolit umumnya memiliki struktur atom silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen dan memiliki bentuk struktur yang teratur. Perpaduan komposisi alumunium dan silicon ini menyebabkan zeolit memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang dapat dimanfaatkan untuk mengikat kation sehingga dapat terjadi pertukaran kation. Secara umum zeolit sudah banyak dimanfaatkan sebagai ion exchanger, yaitu penukar ion alami yang berguna untuk menghilangkan kation atau senyawa lain yang dapat mencemari lingkungan. 

Komposisi penyusun zeolite salah satunya disampaikan oleh Zain, dkk., yang dimuat dalam Journal of Engineering and Applied Sciences pada tahun 2018 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zain tersebut bahwa zeolite dapat dipakai untuk mengurangi kandungan amonia selama masa pemeliharaan ikan nila merah. Pada percobaan yang dilakukan selama 60 hari untuk pemeliharaan ikan nila merah menunjukkan bahwa dosis pemberian zeolit terbaik adalah sebesar 15 gram/L air, sedangkan untuk kandungan fosfat terbaik didapatkan pada dosis zeolite sebesar 10 gran/L.

Pada penelitian lainnya, zeolite dapat dimanfaatkan sebagai penyerap amonium pada transportasi ikan hidup, salah satunya disampaikan oleh Singh, dkk yang dimuat di jurnal Aquaculture pada tahun 2004. Penelitian tersebut mengungkapkan zeolite dapat dimanfaatkan pada transportasi sejenis ikan mas sistem tertutup selama 48 jam menggunakan kantong plastik dengan berbagai perlakuan konsentrasi zeolite yang dipergunakan. Hasil penelitian seperti ditunjukkan pada Tabel 2., tampak bahwa dosis zeolite sebesar 7 gram/L terjadi penurunan kandungan amonia terbaik serta menghasilkan sintasan ikan 100%.

Amonia adalah salah satu senyawa yang dihasilkan oleh ikan dari sisa pencernaan dan kotoran ikan. Amonia (NH3) dalam air akan terdisosisasi menjadi ion ammonium (NH4)+ dan ion (OH)- secara kesetimbangan. Dengan adanya zeolite dapat digunakan untuk menyerap ion ammonium (NH4)+, kesetimbangan kimia akan bergeser ke arah kanan (membentuk ammonium (NH4)+ ), sehingga ion ammonia (NH3) yang berbahaya bagi ikan keberadaanya dapat berkurang. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP

Selasa, 10 Agustus 2021

Harteknas, Menteri Trenggono Perkuat Peran IPTEK untuk Wujudkan Ekonomi Biru

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan peran riset dan inovasi teknologi sangat penting dalam upaya membangun sektor kelautan dan perikanan Indonesia menjadi lebih modern dan produktif. Untuk itu dia meminta jajarannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat peran keduanya. 

"Riset dan inovasi teknologi memegang peranan penting dalam mewujudkan ekonomi biru sebagai agenda prioritas kelautan dan perikanan melalui pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang terukur dan seimbang antara ekologi dan ekonomi," ujarnya dalam tayangan video peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Selasa (10/8/2021).

Penguatan riset dan penerapan teknologi secara masif, sambung Menteri Trenggono, juga mampu mendongkrak jumlah dan kualitas produksi kelautan dan perikanan dengan tetap menjaga lingkungan lestari. 

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk memperkuat riset maupun inovasi teknologi di bidang kelautan dan perikanan, menurutnya melalui kolaborasi intensif dengan lembaga maupun instansi lainnya. 

"Saya berharap kolaborasi intensif akan menghasilkan teknologi tepat guna yang tepat sasaran, up to date, dan memberikan manfaat, sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat kelautan dan perikanan," pungkasnya. 

Sementara itu, KKP sebagai 'tangan' pemerintah yang mengurusi sektor kelautan dan perikanan sudah menelurkan beragam inovasi, baik di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengawasan hingga menjaga kelestarian ikan-ikan endemik. 

Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro mengatakan, riset dan inovasi tersebut dilakukan untuk mendukung tiga terobosan yang menjadi program prioritas KKP. Pertama, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Kedua, Pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor didukung riset kelautan dan perikanan. Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan air tawar, air payau dan air laut berbasis kearifan lokal. 

Dari sekian banyak hasil riset dan inovasi yang dihasilkan oleh KKP, tiga diantaranya adalah Barata, kincir air tambak hemat energi dan ramah lingkungan, dan Speectra. Berikut penjelasan ketiganya:

1. Barata

Barata atau Bali Radar Ground Receiving Station merupakan radar canggih yang dioperasikan oleh Balai Riset dan Observasi Laut (BROL), Jembrana. Dengan teknologi ini, KKP mampu mendeteksi praktik Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing dan tumpahan minyak di wilayah perairan Indonesia, termasuk area Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Nantinya kemampuannya akan ditingkatkan sampai pada pemantauan stok ikan, kondisi terumbu karang, kawasan budidaya udang dan rumput laut, hingga area pesisir yang rentan.

Terkait mekanisme monitoring IUU Fishing pada teknologi informasi satelit radar yang beroperasi saat ini, awalnya data radar dari satelit Radarsat-2 dan COSMO-SkyMed diterima secara langsung oleh stasiun bumi di BROL Jembrana. Kemudian data tersebut dikorelasikan dengan data VMS (vessel monitong system) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP dan data AIS (automatic identification system) di BROL 

2. Kincir Air Tambak Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak. Kincir air berperan dalam menyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah. Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.

Menyadari perannya yang krusial serta harga di pasaran dan perawatannya yang relatif mahal, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, satuan pendidikan di bawah naungan BRSDM, KKP melakukan inovasi dengan membuat teknologi kincir air hemat energi dari bahan lokal yang ada di sekitar, sehingga apabila ada kerusakan maka perawatannya ringan dan suku cadangnya mudah didapat. Melalui berbagai uji coba di perairan tambak ikan dan udang, Politeknik ini mengembangkan mesin kincir air hemat energi bertenaga listrik yang ramah lingkungan tanpa ada gas buang dan tidak menimbulkan kebisingan.

Inovasi teknologi kincir yang dihasilkan memiliki tingkat komponen dalam negeri di atas 50%. Kincir ini memiliki keunggulan dimana DO (dissolved oxygen) yang dihasilkan tinggi, cakupan area maupun tinggi semburan maksimal, biaya operasional lebih murah, sparepart mudah didapatkan, perawatan mudah dikerjakan dan tentu saja dengan harga lebih kompetitif. Dengan adanya kincir ini diharapkan akan menekan biaya operasional budidaya udang, sehingga pendapatan menjadi lebih meningkat dan kesejahteraan petambak terwujud.

3. Speectra

Special Area for Conservation and Fish Refugia atau Speectra merupakan model pengelolaan perikanan dengan memanfaatkan rawa banjiran yang sudah dimodifkasi menjadi ekosistem rehabilitasi.

Perairan rawa banjiran (flood plain area) berfungsi sebagai tempat spawning, nursery dan feeding ground untuk ikan, namun ekosistem ini lebih cepat rusak bahkan hilang saat kemarau datang. Sehingga penerapan model Speectra bertujuan untuk menjadikan rawa banjiran sebagai margasatwa perikanan air tawar dan menjaga ikan-ikan endimik dari kepunahan.

Speectra terletak di salah satu instalasi Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) BRSDM yang berada di Patra Tani, Muara Enim, Sumatera Selatan Speectra tahap 1, 2 dan 3 telah dibangun bertahap sejak tahun 2019, dengan luas 3 hektare sebagai percontohan, yang akan dikembangkan hingga mencapai 40 hektare.

Hasil riset menunjukkan Speectra dapat meningkatkan pendapatan nelayan sekitar, dengan perkiraan cadangan produksi ikan yang dapat dihasilkan lebih dari Rp100 juta per model per tahun. Diharapkan inovasi ini dapat diterapkan pada daerah-daerah lainnya.

 

Sumber : KKP 


Senin, 09 Agustus 2021

“FISH JELLY GUNUNG KIDUL” Tayang di Neptune TV KKP

“FISH JELLY GUNUNG KIDUL” video hasil produksi LRMPHP sudah dapat dinikmati melalui Neptune TV KKP di aplikasi MAXstream yang dikelola Telkomsel. Video ini diproduksi sebagai bentuk dukungan LRMPHP kepada BRSDM KP untuk mengisi siaran Neptune TV KKP. “FISH JELLY GUNUNG KIDUL” berisi tentang dukungan riset teknologi tepat guna (TTG) LRMPHP dalam pengembangan UMKM fish jelly di Kabupaten Gunung Kidul. “FISH JELLY GUNUNG KIDUL” dapat disaksikan melalui link  https://maxstream.tv/movies/111405

Jumat, 06 Agustus 2021

KKP Komitmen Pelayanan Informasi Publik Secara Transparan, Cepat dan Mudah


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat, termasuk dalam hal pengelolaan pelayanan informasi publik. Terbaru, KKP bersama Komisi Kelembagaan Informasi Pusat (KIP) menyepakati Komitmen Bersama Keterbukaan Informasi Publik.

Hadir dalam penandatangan komitmen tersebut Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar beserta Komisioner Bidang Kelembagaan Komisi Informasi Pusat, Cecep Suryadi di Kantor Pusat KKP, Jakarta, pada Kamis (5/8/2021).

Antam mengatakan dalam mengoptimalkan keterbukaan informasi publik, kementeriannya akan mengedepankan digitalisasi dan otomatisasi. Dengan menggunakan teknologi, penyampaian informasi publik menjadi lebih cepat dan efisien.

“Kementerian dan negara kalau tidak ikut digitalisasi jangan harap bisa mengejar ketertinggalan, jadi kita harus mengikuti,” ujar Antam dalam sambutannya.

Antam berharap keterbukaan informasi publik yang digaungkan pihaknya memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses berbagai informasi terkait sektor kelautan dan perikanan. Ini juga bagian dari tanggung jawab lembaga pemerintah sebagai badan publik terhadap hak publik.

“Jadi akses mereka ke KKP harus dibuka secara seluas-luasnya. Jangan sampai terjadi lagi banyak keluhan,” tegas Antam.

Sementara itu Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri KKP Agung Tri Prasetyo menambahkan, terdapat peningkatan Hasil Pemeringkatan K/L oleh KIP terhadap Badan Publik KKP dalam 3 tahun terakhir. Di mana pada tahun 2018 KKP pada kategori Cukup Informatif, 2019 Kategori Informatif dan pada tahun 2020 KKP Kategori Informatif dengan trend peningkatan nilai.

“Selanjutnya dengan adanya Komitmen kita bersama maka di tahun 2021 ini kita berharap untuk mempertahankan KKP Sebagai Badan Publik Kategori Informatif melalui upaya-upaya inovasi-kolaborasi, perbaikan layanan dan aplikasi yang terintegrasi,” ujar Agung.

Untuk layanan keterbukaan informasi publik, KKP memiliki website e-PPID dan Aplikasi Android e-PPID yang dikelola oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Layanannya berupa pelayanan informasi publik meliputi permohonan informasi dan pengajuan keberatan. Kemudian layanan penyediaan daftar informasi publik/klasifikasi informasi. Lalu pengujian konsekuensi bagi informasi yang dikecualikan (rahasia), serta penanganan sengketa informasi.

KKP juga terus membenahi pelayanan keterbukaan informasi publik di daerah melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT). Belum lama ini, inovasi dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, mendapat penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) melalui aplikasi Cukup Mudah dan Gampang (Si Chupang).

Keberadaan Si Chupang berhasil memangkas waktu layanan dari 1 - 4 hari menjadi 30 menit saja. Hasilnya terjadi peningkatan frekuensi ekspor dari yang semula 148 pengiriman menjadi 271 atau naik sebesar 83,11%. Nilai ekspor yang dihasilkan pun meningkat, dari yang mulanya Rp20,6 miliar menjadi Rp66,8 miliar, atau naik sebesar 223,97%. Selain itu pengiriman domestik juga turut meningkat, dari 19.067 menjadi 22.869 frekuensi pengiriman, naik sebesar 19,94%.

Sebagai informasi, penandatanganan komitmen bersama dilakukan serentak secara luring dan daring jajaran KKP di Pusat oleh Karo Humas dan KLN, para Sekretaris Itjen/Ditjen/Badan selaku Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Eselon 1 dan Daerah oleh seluruh Kepala UPT KKP selaku PPID Pelaksana.


Sumber : kkp

Kamis, 05 Agustus 2021

Komitmen LRMPHP pada Keterbukaan Informasi Publik

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) sebagai satuan kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen mendukung penuh pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik di KKP. Hal ini merupakan amanat dari Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penyelenggaran Layanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dukungan itu salah satunya dinyatakan dalam bentuk dokumen Komitmen Bersama Keterbukaan Informasi Publik yang ditandatangani secara serentak oleh Sekretaris unit Eselon I, para kepala satuan kerja/unit pelaksana teknis, dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan KKP dengan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal KKP Bapak Antam Novambar dan Komisioner Komisi Informasi Publik.

Hal-hal yang tercakup di dalam komitmen ini diantaranya yaitu penyediaan anggaran, sarana dan prasarana pendukung, sumber daya manusia yang kompeten serta pengelolaan pelayanan informasi publik secara transparan, cepat, dan mudah.

Pelaksanaan penandatanganan komitmen bersama ini merupakan rangkaian kegiatan Forum Kehumasan bertema "Keterbukaan Informasi Publik KKP Menuju Terintegrasi" yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal KKP pada tanggal 5 Agustus 2021 secara daring.

Kepala LRMPHP, koordinator manajerial dan ketua kelompok peneliti (Kakelti) mengikuti rangkaian kegiatan ini dari lobby lantai 2 gedung LRMPHP, termasuk penandatanganan komitmen bersama dan diskusi dalam forum kehumasan tersebut.


Selasa, 03 Agustus 2021

Peneliti LRMPHP Raih Pemakalah Terbaik Pada Semnaskan-UGM XVIII 2021

Sertifikat pemakalah terbaik yang diraih peneliti LRMPHP

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul, Ahmat Fauzi meraih Pemakalah Terbaik dalam Seminar Nasional Tahunan XVIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan 2021 yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan, Fakustas Pertanian, Universitas Gadjah Mada secara daring pada 26 - 27 Juli 2021 dengan platform Zoom. Semnaskan-UGM XVIII ini merupakan agenda tahunan sebagai wahana berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi hasil penelitian dari para peneliti di Indonesia dalam rangka penyebarluasan informasi untuk dapat diterapkan dan diintegrasikan dalam kegiatan pengembangan sektor perikanan dan kelautan.

Pada Semnaskan-UGM XVIII 2021, pemakalah yang registrasi secara online mencapai 150 peserta, baik kalangan akademisi maupun instansi pemerintah. Ahmat Fauzi merupakan salah satu dari lima peneliti LRMPHP yang mempresentasikan karya tulis ilmiah (KTI) secara oral. Keikutsertaan peneliti LRMPHP ini selain untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan, juga untuk mempublikasikan hasil karya tulis ilmiah (KTI). 

Ahmat Fauzi terpilih menjadi pemakalah terbaik atau best presenter pada kelompok panel kategori bidang Penangkapan Ikan-Kelautan-Biologi Perikanan. Pada bidang ini terdapat 15 makalah yang dipresentasikan secara oral. Selain itu masih ada beberapa kategori bidang lain yang dipresentasikan dalam Semnaskan-UGM XVIII 2021 yaitu bidang Genetika dan Pembenihan, Nutrisi - Pakan, Rekayasa Budidaya dan Kesehatan Ikan, Manajemen Sumber Daya Perikanan, Sosial Ekonomi Perikanan, Mutu dan Keamanan Pangan, Pasca Panen dan Bioteknologi, Rekayasa Budidaya Perikanan, Kesehatan Ikan, Manajemen Sumber Daya Perikanan - Penangkapan Ikan, Sosial Ekonomi Perikanan - Biologi Perikanan, dan Mutu Keamanan Pangan - Pasca Panen.

Pada Semnaskan-UGM XVIII, Ahmat Fauzi mempresentasikan KTI berjudul “PENGUJIAN SISTEM ALREF SEBAGAI COLD STORAGE UNTUK PEYIMPANAN IKAN PADA KAPAL NELAYAN 10-15 GT” yang ditulis bersama Tri Nugroho Widianto. Dalam paparannya, penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan mutu ikan setelah penangkapan dan transportasi di atas kapal nelayan dengan metode pendinginan. Penerapan metode pendinginan yang digunakan adalah sistem ALREF (air laut yang direfrigerasi) untuk penyimpanan ikan pada kapal 10-15 GT. Komponen utama sistem ALREF adalah palka, evaporator, kondensor, kompresor, refrigerant dan katup ekspansi. 

Penelitian yang dilakukan Ahmat Fauzi bersama Tri Nugroho Widianto ini bertujuan untuk mendapatkan performansi suhu ruang palka pada sistem ALREF dengan pengujian media dingin berupa udara (sistem cold storage). Perlakuan yang dilakukan yaitu pengujian sistem cold storage pada sistem ALREF sampai suhu udara palka mencapai sekitar -18 °C. Pengujian dilakukan pada kondisi palka tanpa beban dengan parameter pengamatan yaitu suhu udara yang didinginkan di dalam palka pada 5 titik, arus/daya listrik yang dibutuhkan, tekanan dan suhu kondensor dan tekanan dan suhu evaporator. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem ALREF dapat mendinginkan ruang palka sampai -18 °C dalam waktu 250 menit. Kecepatan pendinginan udara pada 5 titik berkisar 10,92 - 11,37 °C/jam dengan rata-rata 11,23 °C/jam. Daya listrik aktual 2,42 kW dan daya kompresor 1,83 kW. Berdasarkan hasil pengujian di atas, sistem ALREF dapat digunakan sebagai cold storage hingga suhu -18 °C sebagai alternatif penyimpanan pada ikan yang kurang cocok dengan media pendingin air laut.

 


Jumat, 30 Juli 2021

MONEV SEMESTER I TAHUN 2021 LINGKUP LRMPHP

Pemaparan riset ALTIH oleh peneliti LRMPHP

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menyelenggarakan Monitong dan Evaluasi (Monev) Semester I Tahun  2021 secara daring melalui aplikasi Zoom pada 28 – 29 Juli 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala LRMPHP, koordinator riset, evaluator dan  seluruh pegawai LRMPHP.  

Dalam sambutannya, Kepala LRMPHP Luthfi Assadad menyampaikan bahwa tahun ini ada banyak perubahan, salah satunya terkait refokusing anggaran hingga empat kali. Meskipun adanya refokusing anggaran, namun target IKU harus diupayakan dapat tercapai karena belum ada kebijakan pengurangan IKU. Oleh karena itu seluruh pegawai LRMPHP diharapkan dapat saling dukung dan bahu-membahu demi suksesnya kegiatan LRMPHP. Kepala LRMPHP juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada rekan-rekan peneliti senior LRMPHP yang sudah bersedia menjadi evaluator, selain akan mengevaluasi capaian kegiatan semester I ini, juga diharapkan dapat melihat potensi publikasi. 

Pelaksanaan Monev Semester I Tahun  2021  ada 5 kegiatan riset dengan output prototipe alsin hasil riset perikanan dan  produk rekayasa alsin perikanan siap guna. Pada kegiatan riset dengan output prototipe alsin hasil riset perikanan terdiri atas 2 judul riset yaitu Desain dan Rancangbangun Alat Pengidentifikasi Cepat Jenis dan Asal Ikan, serta Desain dan Rancangbangun Aerator Tipe Kincir Terkontrol Untuk Kolam Budidaya Udang Intensif. Adapun pada output produk rekayasa alsin perikanan siap guna terdiri 3 judul riset yaitu Rancangbangun dan Uji Kinerja Alat Transportasi Ikan Hidup Sistem Basah untuk Menjamin Komoditas Berkualitas Prima, Rancangbangun dan Uji Kinerja Mesin Penghasil Bioplastik Ramah Lingkungan untuk Jaminan Produk Berkualitas Prima, dan Rancangbangun, Introduksi dan Uji Terap Skala Terbatas Alat Pengisi Adonan Produk Fish Jelly Semi Otomatis. 

Pembahasan monev I kegiatan riset tahun 2021 dilaksanakan selama dua hari, diawali dengan pemaparan Riset Desain dan Rancangbangun Alat Pengidentifikasi Cepat Jenis dan Asal Ikan oleh Bakti Berlyanto Sedayu, evaluator  menyampaikan bahwa tema riset potensial untuk dikembangkan hanya saja target jenis ikan yang dianalisa harus diperjelas lagi lebih spesifik. Pada pemaparan Riset Rancangbangun Aerator Tipe Kincir Terkontrol Untuk Kolam Budidaya Udang Intensif oleh Arif Rahman Hakim, evaluator menyampaikan kegiatan ini cukup aplikatif untuk mendukung pengembangan budidaya dan diharapkan penggunaan sensor untuk pendeteksian secara ekonomis dapat dijangkau oleh pembudidaya. Pada pemaparan Riset Rancangbangun dan Uji Kinerja Alat Transportasi Ikan Hidup (ALTIH) Sistem Basah untuk Menjamin Komoditas Berkualitas Prima oleh Tri Nugroho Widianto, evaluator menyampaikan capaian output kegiatan sudah sesuai dan kelihatan, tinggal diperbanyak untuk simulasi. Selanjutnya pada hari kedua pembahasan monev I dilakukan pemaparan Riset Rancangbangun dan Uji Kinerja Mesin Penghasil Bioplastik Ramah Lingkungan untuk Jaminan Produk Berkualitas Prima oleh Putri Wullandari. Evaluator  menyampaikan bahwa riset ini  cukup menarik karena menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, dengan membuat inovasi bioplastik berbahan rumput laut. Sementara itu pada Riset Introduksi dan Uji Terap Skala Terbatas Alat Pengisi Adonan Produk Fish Jelly Semi Otomatis yang dipaparkan oleh I Made Susi Erawan, evaluator menyarankan agar pengukuran secara ergonomi perlu diperhatikan untuk mendukung kemudahan dalam aplikasi alat oleh pengguna.

Kamis, 29 Juli 2021

Nilai Baru ASN Ditetapkan, Sekjen KKP: ASN KKP Wajib Pedomani!

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk terus maju mengikuti perkembangan jaman agar bisa berperan dalam membuat birokrasi lebih adaptif dan lebih cepat dalam pelayanan publik serta pengambilan keputusan. Sejalan dengan hal tersebut, nilai-nilai dasar sebagai ASN tetap harus dipegang teguh serta dipedomani agar pelaksanaan tata pemerintahan yang baik dapat dicapai. 

Semangat inilah yang melatarbelakangi pembenahan dan perubahan nilai-nilai dasar ASN menuju ke arah yang lebih baik melalui kegiatan Launching Core Values "BerAKHLAK" dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB) dan diluncurkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara daring, Selasa, (27/7/2021). 

Core values BerAKHLAK sendiri merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core value ini ditetapkan sebagai bentuk penyeragaman nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia untuk ke depannya bisa menjadi tolak ukur budaya kerja ASN agar dapat melakukan pekerjaan secara profesional. 

Menyambut hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan siap mematuhi dan menjadikan core value itu sebagai pedoman bagi seluruh pegawai. 

“KKP menyambut baik peluncuran Core Values ASN ini dan kami akan mendorong semua ASN KKP wajib menjadikan nilai-nilai dasar tersebut sebagai pedoman dan menjadikannya fondasi budaya kerja,” ucap Antam Novambar, Sekretaris Jenderal KKP yang hadir secara daring di tempat terpisah. 

Menindaklanjuti hal tersebut, KKP akan melakukan internalisasi core values ASN BerAKHLAK serta meningkatkan pengelolaan manajemen perubahan melalui penerapan agen core value ASN BerAKHLAK. Selain itu juga akan dilakukan pengembangan kompetensi melalui penguatan manajemen talenta KKP serta memperkuat jiwa semangat loyalitas kepada Pancasila dan UUD 1945. Internalisasi ini bertujuan untuk mewujudkan ASN KKP yang bangga melayani bangsa.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyebutkan bahwa setiap ASN harus mempunyai jiwa untuk melayani, untuk membantu masyarakat.

“Untuk itu, ASN dilengkapi dengan kewenangan dan sumber daya yang diberikan oleh negara. Otoritas dan sumber daya ini harus digunakan secara akuntabel dengan loyalitas tinggi kepada pemerintah, bangsa, dan negara, serta menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis,” ucap Presiden Joko Widodo dalam sambutannya. 

ASN KKP selama ini telah menunjukkan integritasnya dalam melayani masyarakat dengan berpegang teguh pada nilai-nilai budaya kerja seperti menerapkan nilai-nilai Integritas, Inovatif, Kerja sama, Kedisiplinan, dan Profesional atau yang biasa disingkat INI KKP.

Diharapkan ke depannya ASN KKP yang tersebar di seluruh Indonesia, baik di pusat maupun di daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke mampu menyeragamkan dan memegang teguh Core Values BerAKHLAK dalam memaksimalkan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik serta pelayan publik.

 

Sumber : kkp


Rabu, 28 Juli 2021

Penangkapan Ikan Terukur untuk Indonesia Makmur


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan konsep penangkapan ikan terukur dalam mengelola sumber daya perikanan di wilayah Indonesia.

Konsep ini diyakini bisa  menjaga ekosistem laut dan pesisir yang sehat dan produktif, serta menjadikan Indonesia lebih makmur dari sisi ekonomi maupun sosial.

Ketua Tim Pelaksana Unit Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Annastasia Rita Tisiana menjelaskan, penangkapan ikan terukur merupakan turunan dari prinsip ekonomi biru, sebagaimana yang sering disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

"Kegiatan ekonomi harus seimbang dengan ekologinya, itu pesan Pak Menteri. Di mana setiap aktivitas di ruang laut, harus memperhatikan kesehatan lautnya," ujar Annastasia dalam forum Bincang Bahari KKP bertajuk 'Tata Kelola Penangkapan Ikan untuk Indonesia Makmur' yang digelar secara virtual, Selasa (27/7/2021).  

Langkah pertama dalam menerapkan konsep ini, yakni KKP lebih dulu mengetahui kesehatan stok ikan di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Kemudian diatur jumlah ikan yang boleh ditangkap, jumlah kapal yang menangkap, termasuk alat tangkapnya.

Dirjen Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini menambahkan, penerapan konsep penangkapan ikan terukur bertujuan untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan di Indonesia. Sebab nantinya pendaratan ikan tidak lagi berpusat di Pulau Jawa melainkan di pelabuhan-pelabuhan yang sudah ditentukan. 

Saat ini pihaknya tengah menyiapkan infrastruktur pendukung termasuk ekosistem industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk infrastruktur skemanya melalui perbaikan fasilitas pelabuhan yang sudah ada dan membangun pelabuhan baru.

"Ketimpangan wilayah akan kami atur dengan penangkapan terukur ini. Ada 6 wilayah WPPNRI yang kita akan berikan kepada fishing industries dimana lokasi tersebut menurut hitungan kami bersama Komnas Kajiskan, tidak ada terjadi overfishing, karena jumlah armada dan produksinya masih jauh di bawah jumlah penangkapan yang diperbolehkan. Kemudian dengan penangkapan terukur, di mana kapal menangkap dia harus stay di situ. Kenapa? Karena ini juga akan meningkatkan efiesiensi juga karena dari wilayah penangkapan ke pelabuhan menjadi lebih dekat," ujar Zaini.

Zaini juga menerangkan soal Permen KP Nomor 18 Tahun 2021 yang menjadi salah satu terjemahan dari penangkapan ikan terukur dalam bentuk kebijakan. Permen tersebut tidak hanya untuk kepentingan ekologi dan ekonomi, tapi juga menekan terjadinya konflik sosial di tengah masyarakat hingga menjaga kedaulatan negara.

Beberapa poin penting dalam Permen KP 18/2021 meliputi alat penangkapan ikan (API) yang dilarang meliputi, kelompok jaring hela yang terdiri atas pukat hela dasar berpalang, pukat hela dasar udang,

pukat hela kembar berpapan, pukat hela dasar dua kapal, pukat hela pertengahan dua kapal dan pukat ikan.

Kemudian kelompok API jaring tarik terdiri atas dogol, pair seine,

cantrang, dan lampara dasar. Selanjutnya kelompok API perangkap terdiri atas perangkap ikan peloncat dan kelompok API lainnya terdiri atas muro ami. Penggunaan alat tangkap yang dilarang tersebut selama ini juga ditolak oleh sejumlah nelayan.

"Permen ini juga menjawab kekosongan hukum. Kapal-kapal di bawah 30 GT itukan tadinya di bawah 12 mil. Nah sekarang bagaimana kalau mau naik? Naik ke 12 mil boleh, tapi harus minta izin ke pemerintah pusat supaya bisa dilindungi. Sehingga dia punya kepastian hukum dan izin yang pasti. Kemudian kapal 30 ke atas tidak boleh turun di zona 12 mil ke bawah," terang Zaini.

Dalam menerapkan konsep penangkapan terukur termasuk penegakan Permen KP 18/2021, KKP memperkuat pengawasan. Mulai dari penguatan tim patroli, armada, hingga peran teknologi untuk menekan terjadinya pelanggaran. Saat ini KKP memiliki puluhan kapal pengawas, pesawat air surveillance, dan Pusat Pengendalian yang dapat memantau pergerakan kapal-kapal perikanan dengan menggunakan sistem VMS. 

Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PDSKP Pung Nugroho Saksono menjelaskan, ada tiga skema pengawasan yang dilakukan, meliputi sebelum melaut, saat melaut dan selesai melaut. Sebagai contoh, untuk pemeriksaan selesai melaut akan dilakukan validasi mengenai hasil tangkapan dengan alat tangkap yang digunakan.

"Misal yang dipakai pancing tuna tapi hasil tangkapannya cumi banyak sekali. Ini kan perlu adanya evaluasi lebih lanjut. Intinya kami di PSDKP siap mengawal Permen 18, siap melaksanakan apa yang menjadi tugas-tugas kami. Mohon kawan-kawan meminimalisir pelanggaran, jangan sampai kapal Indonesia yang lebih banyak melakukan pelanggaran," tegas Ipung.

Sementara itu Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik mengapresiasi strategi pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang digagas KKP. Menurutnya, memang diperlukan pemerataan dalam hal infrastruktur maupun pemanfaatan potensi sumber daya perikanan di Indonesia antara wilayah barat dan timur.

Di samping itu, peran serta masyarakat dalam implementasi Permen KP18/2021 juga menurutnya sangat penting. "Jadi saya ingin Permen ini juga harus diletakkan agar benar-benar punya daya ungkit dalam kaitan dengan ekonomi masyarakat, nasional. Dia harus diletakkan dalam kerangka koreksi terhadap sarana dan prasarana perikanan kita tadi," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Trenggono mengimbau para nelayan untuk tidak lagi menggunakan salah satu alat penangkap ikan yang dilarang di Permen KP 18 yakni cantrang, khususnya untuk kapal-kapal ukuran di atas 30 GT.

Tindakan tegas akan diambil kepada para pelanggar karena penggunaan alat tangkap tersebut menimbulkan konflik sosial dan mengancam keberlanjutan ekosistem.

"Kalau mereka yang memilih kapal cantrang itu tetap melakukan terus-menerus, kita bisa buktikan bahwa Laut Jawa itu sudah sangat merah dan over-fishing kemudian terumbu karangnya juga rusak. Ini sudah menjadi isu internasional selama ini. Kami sampaikan kepada nelayan yang memiliki kapal di atas 30 GT, bahwa 'anda harus berhenti. Kalau tidak berhenti, kami hentikan'. Kami hentikan itu karena itu akan merusak lingkungan," tegas Menteri Trenggono.


Sumber : kkp



Partisipasi LRMPHP Pada Semnaskan-UGM XVIII 2021

Presentasi peneliti LRMPHP pada Semnaskan-UGM XVIII 2021

Peneliti LRMPHP mengikuti rangkaian kegiatan Seminar Nasional Tahunan XVIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan 2021 yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan, Universitas Gadjah Mada. Semnaskan-UGM XVIII ini merupakan agenda tahunan sebagai ajang temu ilmiah dan berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi hasil penelitian dari para peneliti di Indonesia.

Kegiatan Semnaskan-UGM XVIII dilaksanakan secara daring pada 26 - 27 Juli 2021 dengan platform Zoom, terdiri atas plenary sesion dan sesi kelas paralel. Plenary session menghadirkan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., dan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., IPU. Adapun dua pembicara kunci yang dihadirkan yaitu Dr. Ir. Bambang Triyatmo, M.P. (Dosen Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM) yang menyampaikan presentasi tentang gagasan dan inovasi pembangunan akuakultur Indonesia, dan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri M.S. (Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia) tentang manajemen usaha budidaya ikan yang berkelanjutan.

Pada Semnaskan-UGM XVIII 2021 ini presentasi dilaksanakan secara paralel dalam dua sesi selama dua hari, dengan topik bidang akuakultur, manajemen sumberdaya akuatik, dan teknologi hasil perikanan. Artikel bidang akuakultur berupa hasil penelitian tentang genetika dan perbenihan ikan, pakan dan nutrisi, rekayasa budidaya, dan penyakit ikan dan lingkungan. Makalah bidang manajemen sumberdaya perikanan mencakup aspek manajemen sumberdaya perairan, sosial ekonomi perikanan, penangkapan ikan, biologi perikanan dan bidang kelautan. Adapun hasil penelitian bidang teknologi hasil perikanan berupa keamanan pangan, bioteknologi, pengawetan pangan, pangan fungsional, pengembangan produk dan bidang nilai tambah.

Total peserta secara online pada Semnaskan-UGM XVIII ini mencapai 150 peserta, berasal dari berbagai kalangan baik akademisi maupun instansi pemerintahan. Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul mengirimkan 5 karya tulis ilmiah (KTI) yang dipresentasikan secara oral. 





Senin, 26 Juli 2021

SENJATA RAHASIA NINJA HATTORI DI DALAM "BOWL CUTTER"

Kalau menyaksikan film “Ninja Hattori” ada sebuah senjata rahasia yang disebut “SHURIKEN” yang menjadi senjata andalan dalam menaklukkan lawanya. Senjata tersebut berupa mata pisau terbuat dari logam yang dibentuk seperti bintang  yang biasanya terdiri dari lima buah mata pisau yang dapat dilempar untuk melumpuhkan musuh-musuhnya. Seperti halnya Ninja, bowl cutter juga mempunyai senjata rahasia yang tersembunyi di bawah penutup mangkuk. Bowl cutter (Gambar 1)  adalah mesin pencacah sekaligus pengaduk adonan yang biasa dipergunakan pada proses pembuatan bakso maupun produk fish jelly lainya. Bowl cutter yang ada di pasaran dapat digunakan untuk mencincang daging dan sayuran serta dapat pula digunakan untuk membuat adonan bakso, sosis maupun nugget. Komponen utama bowl cutter adalah bilah pisau dan motor penggerak. Bilah pisau (Gambar 2) berfungsi untuk mencacah daging sedangkan motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan mangkuk dan bilah pisau secara bersamaan. 

Gambar 1. Bowl cutter (Sumber : www.astromesin.com)

Pada tahun 2016, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) telah mendesain sekaligus mensimulasi bilah pisau pada bowl cutter khususnya dalam rangka untuk mendapatkan jumlah mata pisau dan lama pengadonan untuk pembuatan nugget ikan menggunakan alat tersebut.  Terkait dengan jumlah dan bentuk mata pisau tentunya akan sangat tergantung dengan peruntukanya. Pada penelitian tersebut yang diungkap adalah desain bilah pisau bowl cutter untuk produksi nugget ikan. Penelitian tersebut telah dilaporkan oleh Widianto, dkk., pada Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016. Pada penelitian tersebut didesain duan buah bentuk mata pisau melengkung dan lurus dengan masing masing terdiri dari tiga dan enam buah bilah pisau. Desain bilah pisau melengkung mempunyai bentuk ± 3/8 lingkaran dengan panjang 80 mm dari sisi luar dudukan. Lebar bilah pisau sebesar 22 mm dengan tebal 3 mm. Radius putar bilah pisau dari pusat poros sebesar 130 mm. Kelengkungan bilah pisau mempunyai radius 50 mm dengan sisi tajamnya terletak pada lengkung bagian luar. Sudut ketajaman sekitar 120 pada salah satu sisi bilah pisau. Desain bilah pisau lurus mempunyai spesifikasi dan dimensi sama dengan desain pisau melengkung kecuali pada radius kelengkungan sebesar 75 mm serta ujung bilah pisau dibengkokkan dengan sudut 300 dengan jarak yang dibengkok 25 mm dari ujung bilah pisau. Material bilah pisau terbuat dari plat SS 304, sedangkan dudukan bilah pisau menggunakan bahan teflon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain bilah pisau terbaik adalah 3 buah bilah pisau melengkung dengan lama pengadonan 8 menit. Nugget yang dihasilkan pada kondisi tersebut mempunyai kadar air 54,2 %, tektur sebesar 12,6 N, susut masak 16,7 %, WHC 32,9 %, nilai organoleptik lebih dari 7 dan biaya operasional listrik sebesar Rp. 2.700,-/100 kg adonan. 

Gambar 2. Bilah pisau pada Bowl cutter (Sumber : Widianto, dkk., 2016)


Penulis : Tri Nugroho W. - LRMPHP


Rabu, 21 Juli 2021

Potensi Penggunaan Microwave untuk Ekstraksi Karaginan

Ilustrasi Karaginan (Sumber : https://rico.com.ph/products/pure-carrageenan/)

Indonesia yang sebagian besar wilayahnya berupa kepulauan memiliki komoditas kelautan dan perikanan yang melimpah, salah satunya adalah rumput laut. Berdasarkan Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2017 produksi rumput laut Indonesia mencapai 10,81 juta ton. Tetapi hampir sekitar 80% produksi tersebut hanya dijual dalam bentuk bahan baku tanpa ada proses pengolahan lebih lanjut sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. 

Salah satu diversifikasi produk rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah karaginan yang diperoleh dari proses ekstraksi rumput laut. Karaginan adalah polisakarida linear berupa galaktan tersulfatasi yang diekstrak dari rumput laut merah (Rhodophyceae). Tiga jenis karaginan komersial yang paling penting adalah karaginan iota, kappa, dan lambda. Dikutip dari Polymers 3 yang disampaikan oleh Kadajji & Betageri (2011), pengguaan karaginan cukup luas baik untuk produk pangan maupun non pangan. Karaginan larut dalam air panas dan air dingin sehingga dapat digunakan sebagai pengental dan penstabil pada minuman dan makanan. Pada produk non pangan karaginan bisa digunakan sebagai coating, pengental, pembentuk gel pada produk kosmetik, farmasi, cat dan lain sebagainya.

Proses pengambilan atau ekstraksi karaginan merupakan kunci diperolehnya produk karaginan yang baik. Diperoleh dari beberapa sumber kualitas dan rendemen karaginan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Asikin et al (2015) dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis menyampaikan bahwa kualitas karagenan tidak hanya dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan, tetapi juga oleh konsentrasi pelarut yang digunakan. Selain itu seperti disampaikan Wenno et al (2012) dalam Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan bahwa umur panen rumput laut juga merupakan faktor penting yang menentukan kualitas karaginan.

Secara umum, ekstraksi karaginan dari rumput laut memerlukan beberapa tahapan, yaitu proses perendaman, ekstraksi, pemisahan karaginan dengan pelarut, dan kemudian pengeringan karaginan. Setiap tahapan proses ini akan mempengaruhi jumlah dan kualitas karaginan. Kendala yang dialami pada proses ekstraksi karaginan konvensional salah satunya adalah membutuhkan waktu yang lama dan rendemen yang dihasilkan masih kurang baik. Oleh karena itu diperlukan alternatif metode ekstraksi karaginan, salah satunya yaitu menggunakan teknologi microwave atau gelombang mikro yang sering disebut sebagai Microwave Assisted Extraction (MAE). Skema prinsip kerja ekstraksi berbasis microwave seperti disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Skema mekanisme ekstraksi berbasis microwave (sumber : Wang et al, 2005 dalam Journal of Food Engineering)

Dikutip dari Handbook of microwave technology for food applications yang disampaikan oleh Datta & Anantheswaran (2001), microwave adalah gelombang elektromagnetik dengan interval frekuensi antara 300 MHz hingga 300 GHz dan panjang gelombang antara 1 mm hingga 1 m. Wray & Ramaswamy (2015) dalam Jurnal Drying Technology menyatakan bahwa frekuensi yang digunakan untuk aplikasi pemanasan microwave yaitu 915 MHz, 2450 MHz, dan 5800 MHz, tetapi yang umum digunakan untuk pengolahan makanan dan khususnya untuk oven microwave adalah 2450 MHz.

Proses ektraksi dengan menggunakan microwave lebih cepat karena pemanasan yang terjadi adalah pemanasan volumetrik. Dikutip dari Momentum (2010) diperoleh informasi bahwa ektraksi berbasis microwave memiliki kelebihan karena memiliki kontrol terhadap temperatur yang lebih baik dibandingkan proses pemanasan konvensional. Selain itu juga memiliki beberapa keunggulan lain, diantaranya adalah waktu ekstraksi yang lebih singkat, konsumsi energi dan pelarut yang lebih sedikit, hasil yang lebih tinggi, akurasi dan presisi yang lebih tinggi.

Beberapa penelitian terkait dengan ekstraksi rumput laut menggunakan microwave telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Delfin et al (2013) yang disampaikan dalam Journal of Applied Phycology. Penelitian dilakukan dengan melakukan ekstraksi karaginan dari rumput laut Hypnea musciformis dengan metode konvensional dan berbasis microvawe. Ekstraksi berbasis microwave menggunakan frekuensi 2450 MHz dengan melakukan beberapa variasi suhu pemanasan. Hasil penelitian diperoleh bahwa meskipun hasil karaginan yang dihasilkan lebih rendah selama ekstraksi, tetapi karaginan yang dihasilkan dengan metode baru ini sebanding dengan yang diekstraksi dengan teknik konvensional. Penelitian lain dilakukan oleh Sjahriza et al (2012) yang disampaikan dalam Prosiding Seminar Nasional Sains V. Dalam penelitiannya dilakukan ekstraksi karaginan dari rumput laut jenis Eucheuma Cottonii menggunakan metode konvensional dan menggunakan microwave. Dari dua metode tersebut dilakukan perbandingan kualitas karaginan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi karaginan menggunakan microwave menghasilkan rendemen yang tinggi dan waktu yang lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dan dikembangkan hasilnya menunjukkan bahwa metode ekstraksi karaginan berbasis microwave memiliki potensi yang cukup baik.


Penulis : Wahyu Tri Handoyo - LRMPHP

Kamis, 15 Juli 2021

Bioplastik dari Rumput Laut, Solusi Membuat Laut Sehat


Laut Indonesia memiliki permasalahan serius terkait pencemaran lingkungan akibat sampah plastik. Sampah yang berasal dari darat ini membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa sampai ratusan tahun, untuk bisa terurai. Hal ini tidak saja menjadi permasalahan Indonesia tapi juga seluruh negara. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hadir menawarkan alternatif solusinya. 

Data pada jurnal penelitian (Groh et al., 2019) mengatakan, produksi plastik secara global sudah mencapai 380 juta ton pada tahun 2015, dengan sekitar 40 persennya digunakan untuk pengemasan. Jurnal penelitian lain (Zhang, Show, & Ho, 2019) mengatakan, sisi negatif sampah plastik yang dibuang dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang serius, seperti emisi gas rumah kaca, generasi mikroplastik dan efek beracun yang ditimbulkannya.

Karena itu, KKP mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan lingkungan, termasuk laut, dari sampah plastik. Hal ini salah satunya disampaikan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja. 

Dia mengatakan, pihaknya mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan laut, karena kesejahteraan manusia bergantung pada laut yang sehat.  Hal ini sejalan dengan perhatian dan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menekankan pentingnya kesehatan laut untuk mendukung ekonomi laut yang berkelanjutan. Laut yang sehat juga menjadi syarat utama konsepsi ekonomi biru yang tengah dikembangkan KKP di Indonesia. Kata kuncinya yaitu berkelanjutan, efisien, tanpa limbah, keadilan inklusif, pertumbuhan ekonomi, dan kesadaran publik.

Untuk itu, KKP telah banyak berbuat untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, salah satunya melalui penelitian yang dilakukan BRSDM. Salah satu penelitian dilakukan melalui kerja sama Pusat Riset Kelautan BRSDM dengan mitra Prancis tentang marine debris project. Menteri Kelautan Prancis Annick Girrardin mendatangi langsung Kantor BRSDM terkait kerja sama tersebut, 10 Juni lalu. 

Penelitian lain dilakukan oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM. Penelitian tersebut menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, yaitu dengan bioplastik berbahan rumput laut. 

“Rumput laut merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik, dimana karaginan adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik,” ujar Peneliti LRMPHP Putri Wullandari, 

“Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik yaitu metode casting namun memiliki kelemahan yaitu belum dapat diproduksi secara massal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan. Ekstrusi  adalah  proses  yang  berkesinambungan  selama  bahan  baku  plastik  meleleh dan dibentuk menjadi panjang terus menerus dari produk plastik dengan profil konstan cross-sectional,  dan  produk  kemudian  dapat  dipotong  menjadi panjang  yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu,” tambahnya. 

Menurut Putri, rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer 

Dia mengatakan, mixer dengan spesifikasi kapasitas tanki 5 kg dilengkapi sistem pengaduk berputar (1/2HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 W. Material mesinnya mengunakan stainless steel dan hard chrome. 

Extruder, lanjutnya, merupakan tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg per jam. Alat ini dilengkapi empat elemen pemanas elektrik dengan thermocontrol, yang memiliki 1 lubang die berdiameter 2–3 mm. Material mesinnya mengunakan stainless steel dan hard chrome dengan total daya 600 W. 

Sementara itu, konveyor memiliki spesifikasi panjang 1,5 m dengan media pendingin air, yang dilengkapi water chiller. Material alatnya menggunakan stainless steel dengan total daya 125 watt (220 V).

Adapun pelletizer menggunakan pisau berputar dengan motor ¼ HP yang dilengkapi pengatur kecepatan. Materialnya menggunakan stainless steel dengan daya 70 W (220 V). Rangkaian alat extruder tersebut menghasilkan film yang seragam dengan kapasitas produksinya mencapai 2,42 kg/jam. 

Bioplastik dari rumput laut dan rangkaian alat pembuatnya ini telah dibahas pada kegiatan Sharing Session BRSDM, 7 Juli lalu. Kegiatan tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal youtube BRSDM dan saat ini masih dapat disaksikan pada link https://www.youtube.com/watch?v=Hm4_vQ4Y2ZE.



Suimber : KKP

Rabu, 14 Juli 2021

LRMPHP KEMBANGKAN MESIN PENCACAH TULANG IKAN UNTUK MENDUKUNG PAKAN IKAN MANDIRI

Tepung ikan merupakan salah satu komoditas penting perikanan di Indonesia. Kebutuhan tepung ikan di Indonesia sangat besar dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Namun sebagian besar kebutuhan tepung ikan tersebut dipenuhi dari impor. Kebutuhan tepung ikan ini sebagian besar digunakan untuk bahan baku pakan ikan. Salah satu upaya untuk mengurangi kebutuhan impor adalah memanfaatkan berbagai jenis ikan rucah dan sisa olahan ikan berupa tulang dan kepala ikan sebagai bahan baku tepung ikan. 

Permasalahan yang dihadapi pada pengolahan tulang ikan adalah proses pencacahan menjadi ukuran yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena bahan baku berasal dari tulang atau kepala ikan yang memiliki tekstur keras dan berukuran besar. Oleh karena itu diperlukan mesin yang mampu mencacah tulang ikan yang memiliki tekstur keras.

Berdasarkan latar belakang tersebut pada tahun 2015 Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) melakukan penelitian, rancangbangun dan uji kinerja mesin pencacah tulang dan kepala ikan yang merupakan rangkaian dari penelitian dan rancangbangun alat pembuatan tepung ikan. Tujuan penelitian dan rancangbangun adalah untuk merancang dan membuat mesin pencacah tulang ikan serta melakukan pengujian kinerja.

Mesin pencacah tulang ikan yang dirancangbangun ini mengadopsi mesin shredder untuk mencacah sampah plastik pada proses daur ulang plastik dalam manajemen sampah plastik dan juga biasanya digunakan untuk mencacah sampah botol plastik. Mesin pencacah bekerja berdasarkan mekanisme kerja poros berputar yang dilengkapi dengan sepasang roda gigi untuk memutar sepasang mata pisau dengan sumber penggerak berupa motor listrik 2 HP. Pisau berputar saling berlawanan ke arah dalam secara sinergis untuk mencacah bahan sehingga diperoleh ukuran cacahan yang lebih kecil. Arah putaran dan bentuk pisau yang meruncing ke dalam menyebabkan material yang akan dicacah tertarik dan masuk di celah antara dua mata pisau. Spesifikasi umum mesin pencacah yaitu mesin tipe berkelanjutan, menggunakan motor listrik 2 HP 3 phase dengan dimensi panjang total 1500 mm, lebar 320 mm dan tinggi 1200 mm. Bentuk mata pisau dan konstruksi alat seperti disajikan pada gambar 1. Mesin pencacah hasil rancangbangun seperti disajikan pada gambar 2.



Gambar 1. a) Bentuk mata pisau, b) Konstruksi alat

Gambar 2. Mesin pencacah tulang dan kepala ikan hasil rancangbangun LRMPHP

Hasil uji kinerja diperoleh bahwa mesin bekerja optimal pada frekuensi inverter 50,0 Hz dengan kapasitas 278,69 kg/jam. Kapasitas tersebut belum mencapai kapasitas yang ditentukan pada kriteria desain yaitu 500 kg/jam. Supaya mesin dapat mencapai kapasitas yang diharapkan maka perlu dilakukan beberapa modifikasi. Modifikasi untuk meningkatkan kapasitas adalah dengan menambah daya motor menjadi lebih besar sehingga menghasilkan torsi yang lebih besar dan menggunakan rasio gear reduction yang lebih kecil sehingga putaran mesin akan meningkat. Konsekuensinya adalah daya listrik yang dibutuhkan untuk operasional akan lebih besar.


Penulis : Wahyu Tri H. - LRMPHP

Senin, 12 Juli 2021

"PHASE CHANGE MATERIALS" Novel Teknologi Dalam Mesin Pendinginan Ikan

Aplikasi PCM pada cool box (A), dalam freezer (B), dan dalam palka kapal (C)

Beberapa tahun terakhir penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), telah melakukan penelitian penggunaan PCM dalam penyimpanan ikan disuhu rendah. Pertama aplikasi PCM air dalam circular pipe aluminium pada cool box sebagai wadah transportasi ikan. Penggunaan PCM sebanyak 500 ml mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 o dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2,5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Keunggulan lain ialah PCM dapat digunakan berulang kali dengan membekukannya lagi setelah mencair.

Kedua, aplikasi PCM berupa minyak jagung untuk mempercepat laju pembekuan dan meminimalkan fluktuasi suhu freezer dalam proses penyimpanan ikan tuna. Minyak jagung sebanyak 3.6 liter dikemas dalam slab stainless 470 x 370 x 10 mm3 diletakkan pada dinding cabinet freezer berukuran 830 x 600 x 820 mm3. Diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 o lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 o lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer

Ketiga, aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan dikapal penangkap ikan. PCM dipasang pada dinding palka berdampingan dengan pipa evaporator. PCM berupa paraffin cair RT0 dimasukkan ke dalam pipa galvanis diameter 1 inchi dengan panjang total 90 meter, sehingga mampu menampung 45.6 liter. Tujuannya adalah untuk menjaga agar fluktuasi suhu udara dalam palka tidak terlalu tinggi serta diperoleh penurunan konsumsi daya saat mesin pendingin beroperasi. Hasil penelitian, saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 o lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter. 

Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahawa PCM sebagai bahan penyimpan energy panas laten bisa dimanfaatkan untuk proses penyimpanan ikan baik dalam proses pendinginan maupun pembekuan. Aplikasi PCM pada cool box/penyimpan ikan portable dapat menjaga suhu rendah lebih lama dibandingkan dengan penambahan es curai. Aplikasi PCM pada freezer dapat mempercepat proses pembekuan ikan dan mengurangi thawing loss. Dan aplikasi PCM pada palka penyimpan ikan di kapal perikanan bisa menurunkan operasi mesin pendingin hingga 3 jam dalam tiap hari.  


Penulis : Arif Rahman Hakim - LRMPHP

           










Jumat, 09 Juli 2021

Cara KKP Agar Konsumsi Ikan Masyarakat Tak Terganggu di Tengah PPKM Darurat

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan pentingnya konsumsi ikan di tengah pandemi Covid-19. Karenanya, agar angka konsumsi ikan tak terganggu dan terus meningkat, kementerian yang dipimpin oleh Menteri Kelautan dan Perikaman Sakti Wahyu Trenggono ini meminta kepala daerah yang menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tetap mengizinkan angkutan logistik perikanan. 

Melalui surat bernomor 4510/DJPDSPKP/VII/2021, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) mengajak gubernur dan bupati/walikota di beberapa wilayah Jawa dan Bali sesuai PPKM Darurat dapat memberikan akses di pintu keluar-masuk wilayah bagi kelancaran pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. 

"Namun demikian, dalam pelaksanaan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dan Standar Operasional Prosedur sebagaimana yang ditetapkan," kata Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti saat menjelaskan surat untuk kepala daerah di Jakarta, Kamis (8/7/2021). 

Tak hanya itu, Artati memastikan telah meminta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kabupaten/Kota di wilayah Jawa dan Bali untuk terus mendampingi pelaku usaha perikanan yang akan melaksanakan pengiriman dan distribusi hasil kelautan dan perikanan. Tujuannya agar mereka tetap menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi ketentuan perjalanan sebagaimana aturan perundang-undangan yang berlaku. 

Artati berharap, melalui upaya ini dapat menjaga ketersediaan ikan di pasar tradisional maupun modern. Terlebih saat kondisi #dirumahaja, masyarakat banyak memanfaatkan pasar online atau fitur e-commerce untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan. Hal ini pun menjadi berkah tersendiri bagi para pengolah dan pemasar hasil kelautan dan perikanan yang telah konsen memanfaatkan fitur e-commerce dalam mempertahankan omsetnya di tengah pandemi. "Sehingga perlu dijaga benar kemudahan dalam pendistribusian ikan hingga ke tangan konsumen," ujar Artati. 

Dia pun memaparkan nutrisi pada ikan memang dibutuhkan oleh tubuh. Ikan mengandung protein tinggi, lemak omega 3, asam lemak tak jenuh, vitamin A, D, B6, dan B12, serta mineral yang semuanya baik untuk daya tahan tubuh. "Mari kita hentikan penyebaran Covid-19 dengan tetap #dirumahaja dan konsumsi ikan untuk membangun imun tubuh," ajak Artati. 

Adapun  Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Innes Rahmania menyebutkan bahwa jajarannya telah menyiapkan stiker untuk ditempel pada moda angkutan sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan. "Intinya stiker tersebut untuk memudahkan implementasi di lapangan  sebagai tanda pengenal bagi kendaraan yang mengangkut/mendistribusikan hasil kelautan dan perikanan,” terang Innes. 

Lebih lanjut Innes menegaskan  bahwa penerbitan stiker ini membuktikan komitmen KKP untuk hadir dan turut memberikan kepastian usaha  sektor strategis seperti angkutan bahan pangan berbasis perikanan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan PPKM Darurat  terhitung sejak 3 hingga 20 Juli 2021. Selama pembatasan berlangsung, pemerintah  menutup sejumlah fasilitas hiburan seperti mall, bioskop dan tempat rekreasi. Warung, restoran pun dilarang melayani makan di tempat dan hanya boleh dibawa pulang.

Manfaat penggunaan stiker ini sudah dirasakan langsung oleh pelaku usaha perikanan, salah satunya Amrozi dari Kelompok Mina Jaya yang berlokasi di Gunung Kidul, DIY. Amrozi mengaku bahwa stiker yang dia pasang di bagian depan mobil logistiknya telah membantu kelancaran pengiriman ikan beku ke Jakarta.

“Kami menggunakan stiker ini sejak pembatasan mudik beberapa bulan lalu. Dan kali ini kami gunakan kembali pada saat diterapkan PPKM Darurat. Alhamdulillah saat pengiriman barang ke Jakarta kemarin, stiker ini sangat membantu kelancaran perjalananya, begitu juga saat perjalanan baliknya,” terang Amrozi.


Sumber : KKP

 


Kamis, 08 Juli 2021

Peneliti LRMPHP Menjadi Narasumber Pada Kegiatan Sharing Session BRSDMTV

Penyampaian materi sharing session dari studio LRMPHP
Dua peneliti muda LRMPHP Bantul, Arif Rahman Hakim, M.Eng dan Putri Wullandari, M. Sc menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session BRSDMTV yang ditayangkan secara live streaming dari studio LRMPHP melalui link https://www.youtube.com/c/BRSDMTV, 7 Juli 2021. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.  Pada sharing session ini, Arif Rahman Hakim, M.Eng menyampaikan materi hasil riset “Phase Change Material” Aplikasi Teknologi Baru di Bidang Refligerasi Perikanan, sedangkan Putri Wullandari, M. Sc tentang “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”. 

Pemaparan materi sharing session oleh Arif Rahman Hakim, M.Eng

Dalam paparannya, Arif Rahman Hakim, M.Eng menjelaskan bahwa penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif telah dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Penelitian aplikasi PCM oleh peneliti LRMPHP ini dilakukan untuk penyimpanan ikan di suhu rendah, pada cool box, freezer, dan dalam palka kapal. Aplikasi PCM sebanyak 500 ml pada cool box mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 oC dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2.5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Sementara itu pada aplikasi menggunakan freezer untuk penyimpanan ikan tuna, diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 oC lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 oC lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer. Sedangkan aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan hasilnya menunjukkan saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 oC lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter

Pemaparan materi sharing session oleh Putri Wullandari, M.Sc

Sementara itu, Putri Wullandari, M.Sc sebagai narasumber materi hasil riset “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”, menyampaikan bahwa produksi plastik secara global sudah mencapai 380 juta ton pada tahun 2015, dan 40 persen diantaranya digunakan untuk pengemasan (Groh et al., 2019). Sisi negatif sampah plastik yang dibuang dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang serius, seperti emisi gas rumah kaca, generasi mikroplastik dan efek beracun yang ditimbulkannya (Zhang, Show, & Ho, 2019). Alternatif untuk mengatasinya yaitu bioplastik. Rumput laut merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik, dimana karaginan adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik. 

Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik yaitu metode casting namun memiliki kelemahan yaitu belum dapat diproduksi secara massal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan. Ekstruksi  adalah  proses  yang  berkesinambungan  selama  bahan  baku  plastik  meleleh dan dibentuk menjadi panjang terus menerus dari produk plastik dengan profil konstan cross-sectional,  dan  produk  kemudian  dapat  dipotong  menjadi  panjang  yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu.

Rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer. Mixer dengan spesifikasi kapasitas tanki 5 kg dilengkapi sistem pengaduk berputar (1/2HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 W. Extruder  berupa tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg/jam, dilengkapi 4 elemen pemanas elektrik dengan thermocontrol, memiliki 1 lubang die berdiameter 2 – 3 mm, serta total daya 600 W. Material mesin baik mixer maupun extruder mengunakan stainless steel dan hard chrome. Sementara itu, conveyor dengan spesifikasi panjang 1,5 m, media pendingin air dilengkapi water chiller dan daya 125 watt (220 V), adapun pelletizer menggunakan pisau berputar dengan motor ¼ HP dilengkapi pengatur kecepatan dan daya 70 W (220 V). Conveyor dan pelletizer juga terbuat dari bahan stainless steel. Rangkaian alat extruder tersebut menghasilkan film yang seragam dengan kapasitas produksinya mencapai 2,42 kg/jam. 

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming dari studio LRMPHP Bantul melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan lebih dari 50 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya tentang keunggulan peralatan yang dihasilkan dan kelayakan secara ekonomisnya.