Kamis, 08 Juli 2021

Peneliti LRMPHP Menjadi Narasumber Pada Kegiatan Sharing Session BRSDMTV

Penyampaian materi sharing session dari studio LRMPHP
Dua peneliti muda LRMPHP Bantul, Arif Rahman Hakim, M.Eng dan Putri Wullandari, M. Sc menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session BRSDMTV yang ditayangkan secara live streaming dari studio LRMPHP melalui link https://www.youtube.com/c/BRSDMTV, 7 Juli 2021. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.  Pada sharing session ini, Arif Rahman Hakim, M.Eng menyampaikan materi hasil riset “Phase Change Material” Aplikasi Teknologi Baru di Bidang Refligerasi Perikanan, sedangkan Putri Wullandari, M. Sc tentang “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”. 

Pemaparan materi sharing session oleh Arif Rahman Hakim, M.Eng

Dalam paparannya, Arif Rahman Hakim, M.Eng menjelaskan bahwa penelitian Thermal Storage Energy (TES) untuk mengatasi permasalahan dalam sistem refrigerasi masif telah dilakukan oleh para ahli refrigerasi. TES adalah teknik untuk menyimpan energi panas maupun dingin kemudian bisa digunakan pada waktu mendatang. Energi yang disimpan dalam TES bisa berupa sensible heat, latent heat dan thermo-chemical heat. Namun energi dari latent heat dinilai lebih unggul dibandingkan sumber lain.

Dalam kerjanya TES membutuhkan material atau bahan yang sesuai sehingga latent heat/panas laten bisa disimpan dan dilepas pada kondisi yang diharapkan. Bahan tersebut disebut Phase Change Materials (PCM). PCM adalah jenis bahan yang mampu menyimpan panas laten melalui proses solidifikasi maupun pelelehan. Bahan menyimpan panas laten ketika berubah fasa dari padat ke cair, ataupun dari cair ke padat, kemudian bahan ini akan melepaskan panas laten ketika fasa berubah sebaliknya. Panas laten pada saat material ditransfer dari perubahan padat ke cair atau dari cair ke padat disebut perubahan fasa.

Penelitian aplikasi PCM oleh peneliti LRMPHP ini dilakukan untuk penyimpanan ikan di suhu rendah, pada cool box, freezer, dan dalam palka kapal. Aplikasi PCM sebanyak 500 ml pada cool box mampu menghasilkan suhu ruang cool box lebih rendah 5 oC dan suhu ikan yang disimpan lebih rendah 2.5 oC, dibandingkan penggunaan es curai sebanyak 1 kg selama 5 jam penyimpanan. Sementara itu pada aplikasi menggunakan freezer untuk penyimpanan ikan tuna, diperoleh laju penurunan suhu ikan pada freezer PCM lebih cepat dibandingkan pada freezer tanpa PCM. Untuk mencapai suhu -5 oC lebih cepat 3 jam, sedangkan untuk mencapai -15 oC lebih cepat 2 jam. Kualitas tuna beku yang dihasilkan dari freezer PCM mempunyai nilai thawing loss lebih rendah dibandingkan freezer tanpa PCM baik di posisi bawah, tengah dan atas cabinet freezer. Sedangkan aplikasi PCM dalam palka penyimpan ikan hasilnya menunjukkan saat palka berisi 75% beban dan mesin pendingin dimatikan, palka dengan PCM mampu mempertahankan suhu 0 oC lebih lama 3 jam dibandingkan palka tanpa PCM sehingga bisa menghemat penggunaan BBM mesin refrigerasi sebanyak 15-17 liter

Pemaparan materi sharing session oleh Putri Wullandari, M.Sc

Sementara itu, Putri Wullandari, M.Sc sebagai narasumber materi hasil riset “Bioplastik dari Rumput Laut dan Rangkaian Alat Pembuatnya”, menyampaikan bahwa produksi plastik secara global sudah mencapai 380 juta ton pada tahun 2015, dan 40 persen diantaranya digunakan untuk pengemasan (Groh et al., 2019). Sisi negatif sampah plastik yang dibuang dapat menimbulkan beberapa masalah lingkungan yang serius, seperti emisi gas rumah kaca, generasi mikroplastik dan efek beracun yang ditimbulkannya (Zhang, Show, & Ho, 2019). Alternatif untuk mengatasinya yaitu bioplastik. Rumput laut merupakan salah satu bahan yang potensial untuk dijadikan bahan baku bioplastik, dimana karaginan adalah salah satu fikokoloid paling menjanjikan yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik. 

Metode yang biasa digunakan dalam pembuatan bioplastik yaitu metode casting namun memiliki kelemahan yaitu belum dapat diproduksi secara massal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode ekstrusi untuk membuat bioplastik dengan bahan dasar karagenan. Ekstruksi  adalah  proses  yang  berkesinambungan  selama  bahan  baku  plastik  meleleh dan dibentuk menjadi panjang terus menerus dari produk plastik dengan profil konstan cross-sectional,  dan  produk  kemudian  dapat  dipotong  menjadi  panjang  yang diinginkan oleh peralatan pasca-die tertentu.

Rangkaian alat yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi mixer, extruder, conveyor, dan pelletizer. Mixer dengan spesifikasi kapasitas tanki 5 kg dilengkapi sistem pengaduk berputar (1/2HP) dan pemanas listrik dengan total daya 470 W. Extruder  berupa tipe screw tunggal dengan kapasitas produksi 2,42 kg/jam, dilengkapi 4 elemen pemanas elektrik dengan thermocontrol, memiliki 1 lubang die berdiameter 2 – 3 mm, serta total daya 600 W. Material mesin baik mixer maupun extruder mengunakan stainless steel dan hard chrome. Sementara itu, conveyor dengan spesifikasi panjang 1,5 m, media pendingin air dilengkapi water chiller dan daya 125 watt (220 V), adapun pelletizer menggunakan pisau berputar dengan motor ¼ HP dilengkapi pengatur kecepatan dan daya 70 W (220 V). Conveyor dan pelletizer juga terbuat dari bahan stainless steel. Rangkaian alat extruder tersebut menghasilkan film yang seragam dengan kapasitas produksinya mencapai 2,42 kg/jam. 

Sharing session yang disiarkan  secara live streaming dari studio LRMPHP Bantul melalui link you tube BRSDMKP ini disaksikan lebih dari 50 viewers saat live. Beberapa pertanyaan disampaikan selama live streaming diantaranya tentang keunggulan peralatan yang dihasilkan dan kelayakan secara ekonomisnya. 


0 comments:

Posting Komentar