Astechnova 2017 International Energy
Conference
diselenggarakan di Eastparc Hotel pada tanggal 1 November 2017. Acara ini
dihadiri oleh perwakilan dari Venezuela, Kuba, Nepal, dan akademisi serta
peneliti dari berbagai instansi dan perguruan tinggi. Acara dibuka oleh Ketua Panitia Astechnova Rachmawan Budiarto, dalam sambutannya
disampaikan bahwa Astechnova 2017 dapat menjadi
forum diskusi dan publikasi para pakar dan peneliti di bidang energy,
food, water nexus. Dalam seminar Astechnova 2017 ini ada lima pembicara kunci.
Keynote speech pertama oleh Prianti Gagarin Djatmiko
Singgih selaku Director of Non Aligned
Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dalam
paparannya disampaikan bahwa
Indonesia kaya akan sumber daya alam, namun hanya 3,25% yang baru digunakan.
Dengan adanya forum seperti ini
diharapkan akan terjadi sinergi antar sektor.
Kata kunci dalam
seminar ini yaitu nexus yang bertujuan untuk pemahaman
lebih baik mengenai keterkaitan antara makanan, energi, dan air. Keterkaitan
antar ketiga ini berkaitan dengan energy
sustainability di seluruh dunia.
Keynote speech kedua oleh Gladys F. Urbaneja Duran
selaku Duta Besar dari Republik Bolivarian, Venezuela. Dalam
paparannya disampaikan beberapa isu
mengenai makanan, energi, dan air yang merupakan isu yang sangat besar. Air memiliki karakteristik yang
spesifik, yang bertindak sebagai pelindung bagi kehidupan di bumi. Makanan,
energi, dan air adalah trilogi yang mempengaruhi eksistensi mahluk hidup di
bumi. Konstitusi Bolivarian tahun 1999 mengemukakan adalah hak dan kewajiban
dari setiap manusia untuk menikmati
kehidupan di bumi namun juga harus menjaga bumi dari kontaminasi. Pada bulan
Desember 2016, Republik Bolivarian dari Venezuela turut hadir dalam Konferensi
Paris yang membahas mengenai mitigasi nasional. Venezuela memiliki banyak
energi yang potensial, salah satunya yaitu banyak memiliki air terjun.
Pemaparan materi oleh keynote speech
Keynote speech ketiga oleh Sundar Bahadur Khadka
selaku Federal Democratic Republic of
Nepal dengan tema mengenai
Solar Water Pumping. Pemaparan
materi tersebut berkaitan dengan kondisi geografis Nepal yang mempunyai jumlah cadangan air yang
cukup besar. Teknologi tersebut dipilih
berdasarkan : availability, accesability, dan affordability.
Keynote speech keempat oleh Barbara Hernandez
Martinez selaku perwakilan dari Republik Kuba. Dalam paparannya disampaikan
bahwa AZCUBA
menghasilkan 4 juta ton gula mentah, 400 ribu ton gula rafinasi, 180 juta
alkohol, 1500 GWh listrik, dan produk samping lainnya. Sugar agro-industry adalah kombinasi natural dari makanan, energi,
dan air yaitu : 1) ekstraksi dari jus/ madu digunakan untuk produksi alkohol,
2) sampahnya digunakan untuk produksi listrik, 3) listrik dijual ke public power system, 4) air sisa dari
produksi alkohol digunakan untuk irigasi.
Keynote speech kelima dari Hiroshige Kikura (Tokyo Institute of Technology). Paparan yang
disampaikan mengenai
status di Fukushima, di Jepang terdapat 54 reaktor nuklir. Kondisi di Fukushima
setelah terjadi gempa bumi besar dan tsunami menyisakan 3 reaktor yang beroperasi dari 6 reaktor yang ada.
Plenary session ini ditutup dengan keynote speech dari Gea Oswah Fatah
Parikesit, perwakilan dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan scientific parallel session yang dibagi menjadi
kelas-kelas seminar. Pada
kesempatan ini perwakilan dari LRMPHP menyampaikan publikasi karya tulis ilmiah
(KTI) yang tergabung pada bidang
“New and Renewable Energy”. Tema KTI yang disampaikan yaitu “Performance
test of solar-powered ice maker : case study in South Lampung”. Tema KTI ini merupakan hasil riset LRMPHP pada tahun
2016.
Penyampaian hasil riset oleh perwakilan dari LRMPHP