PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Senin, 30 Oktober 2017

Pembuatan Pupuk Organik Granul dari Tepung Rumput Laut Sargassum Sp.


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kelimpahan rumput laut yang sangat tinggi.  Produksi rumput laut Indonesia tercatat sebesar 3,082 juta ton pada tahun 2010, meningkat dibandingkan pada tahun 2009 yakni sebesar  2,574  juta  ton, sedangkan pada tahun 2014 mencapai 10,2 juta ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015). Namun demikian, potensi yang ada tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Salah satu pemanfaatan rumput laut yang ada yaitu dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Hal ini dikarenakan rumput laut kaya akan unsur hara dan zat pemacu tumbuh (ZPT) seperti auksin, sitokinin, giberelin, asam abisat, dan etilen. Unsur hara yang terdapat dalam rumput laut tersebut berasal dari air laut karena di dalam air laut banyak mengandung mineral seperti natrium, klor, bromida, yodium, fosfor, nitrogen, dan karbondioksida. Sargassum  Sp. merupakan jenis rumput laut yang memiliki kandungan zat  besi dengan bioavailabilitas yang  tinggi sehingga potensial untuk dijadikan bahan baku pupuk organik.

Pupuk organik memiliki beberapa macam bentuk seperti tablet, briket, curah, dan granul. Bentuk granul adalah yang paling diminati di pasaran karena bentuk granul lebih mudah diaplikasikan dan mudah meresap ke tanaman. Oleh karena itu, diperlukan proses granulasi partikel dimana partikel-partikel kecil disatukan untuk membentuk gumpalan (aglomerat) yang kuat secara fisik. Metode granulasi yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi 5 metode, yaitu granulasi basah (wet granulation), granulasi dengan memberikan umpan (feeded granulation), granulasi dengan menggunakan bahan kimia (chemical granulation), pembentukan butiran (drop Formation atau Prilling) dan granulasi dengan pemadatan (Compaction granulation)

LRMPHP telah melakukan penelitian tentang pembuatan pupuk organik granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dengan granulator hasil rancang bangun LRMPHP (Gambar 1.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan volume air yang tepat untuk menghasilkan rendemen pupuk organik granul tertinggi, dan mengetahui kualitas pupuk organik granul yang dihasilkan bila dibandingkan dengan pupuk organik granul komersial. Metode granulasi yang digunakan yaitu metode granulasi basah (wet granulation) dengan variasi rasio air dengan bahan (tepung Sargassum sp. dan kapur pertanian) yaitu 10 : 30, 11 : 30, 12 : 30, dan 13 : 30.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi pupuk granul (ukuran mesh 2 – 4 mm) sebesar 26,43% pada rasio air : bahan sebesar 12 : 30 (ml air/g bahan). Kadar karbon (C) organik pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 15,1 dan 20,2%. Rasio kabon/nitrogen (C/N) pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 18,41 dan 3,10%. Kadar air pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 19,47 dan 13,79%. Kadar timbal (Pb) pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. kurang dari 0,04 ppm, sedangkan pupuk granul komersial sebesar 6,20 ppm. Sementara itu, kadar besi (Fe) total pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk komersial berturut-turut 8.031 dan 5.316 ppm. Kualitas pupuk organik granul yang berasal dari tepung rumput laut tersebut sebagian besar sudah memenuhi Permentan No.70/Permentan/SR.140 /10/2011. Keunggulan pupuk organik granul dari tepung rumput laut yaitu memiliki kandungan C/N ratio sebesar 18,41, ikutan logam berat yang sedikit, kadar airnya sebesar 19,47% dan kadar hara makronya (N + P2O5 + K2O) sebesar 4,72%.

Kamis, 26 Oktober 2017

Sarasehan Makaryo Bangun Deso “Pengembangan Kawasan Sentra Budidaya Lele di Bantul"

Berdasarkan undangan Setda Kab. Bantul dengan No. Surat 532/04253, LRMPHP menghadiri Sarasehan Makaryo Bangun Deso Pengembangan Kawasan Sentra Budidaya Lele di Bungas, Sumberagung, Jetis, Bantul, 24 Oktober 2017. Kegiatan sarasehan dihadiri oleh Perwakilan Bupati Bantul, Kepala Diperpautkan Bantul, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Instansi terkait se-Kecamatan Jetis. Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Kepala Diperpautkan Bantul dan akademisi dari Perikanan UGM.

Sarasehan dibuka oleh Asisten Bupati bidang perekonomian dan pembangunan (Bambang Guritno, S.H) selaku perwakilan Bupati Bantul.  Dalam sambutannya dijelaskan bahwa dalam pengembangan kawasan budidaya akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga diharapkan akan bermunculan kawasan sentra industri perikanan baru.



Pada kegiatan sarasehan juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan sarpras berupa bibit ikan lele sebanyak 40 ribu ekor dan pakan ikan sebanyak 3,5 ton serta premi asuransi bagi nelayan. Di tempat yang sama juga dilakukan tebar benih dan panen ikan lele bersama Kelompok Pembudidaya Ikan “Mino Mulyo” Bungas.



Rabu, 18 Oktober 2017

Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan PLN untuk Mesin Pembuat Es (Ice Maker)

Panel Surya untuk Ice Maker
Wilayah Indonesia terletak di daerah ekuator yang menyebabkan ketersediaan sinar matahari hampir sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia kecuali pada musim hujan dan saat awan tebal menghalangi sinar matahari. Berdasarkan peta insolasi matahari, wilayah Indonesia memiliki potensi energi listrik yang berasal dari sinar matahari yaitu sebesar 4,5 kW/m2/hari. Hal ini sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama untuk menangani keterbatasan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional dan keterbatasan ketersediaan sumber daya alam berbasis fosil maka diterbitkan Kebijakan Energi Nasional (KEN). Energi listrik terbarukan bisa dalam bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan mikrohidro (PLTM), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga angin (PLTB), pembangkit listrik biomassa, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB). Potensi energi alternatif dan terbarukan tersebut cukup banyak namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2025 diharapkan peran energi terbarukan akan mencapai sekitar 5% dari keseluruhan kapasitas pembangkitan listrik nasional. Peran PLTS diharapkan dapat menyumbang sebesar 800 MW dengan pertumbuhan sekitar 40 MW per tahun (Kumara, 2010).

Sebagai institusi riset, LRMPHP telah melakukan penelitian tentang perancangan sistem hibrid pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan PLN untuk mesin pembuat es (ice maker). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban daya PLTS yang dibutuhkan, kebutuhan dan spesifikasi panel surya (photo voltaic), baterai, alat pengatur pengisian baterai (charge controller) dan alat pengubah arus searah menjadi arus bolak-balik (inverter). Metode yang digunakan yaitu analisis atau perhitungan teorotis untuk menentukan beban energi yang diperlukan oleh ice maker, perhitungan daya dalam waktu pemakaian (Watt hour) yang mampu disediakan oleh PLTS hibrid, seleksi panel surya dan bahan lainnya yang akan digunakan berdasarkan material dan spesifikasinya. Kondisi awal (initial condition) yaitu ice maker dengan kapasitas sampai dengan 200 kg es/ hari dengan daya 760 watt. Ice maker yang digunakan merupakan jenis flakes ice maker, atau penghasil es berbentuk serpihan atau serut (flakes) yang diperuntukkan bagi pengepul atau pedagang ikan skala kecil dengan konsumsi daya listrik yang rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk desain 8 jam operasional dengan penggunaan 50% PLTS sebesar 6080 Wh diperlukan spesifikasi dari komponen sebagai berikut : 1) Tujuh buah panel surya dengan kapasitas per buah sebesar 200 Wp, 2) Jenis panel surya yang digunakan yaitu polycristalline, 3) Kapasitas baterai 100 Ah, 48 volt, 4) Jenis aki yang digunakan yaitu aki kering, 5) Kapasitas arus charge controller lebih besar dari 15,83 A, 6) Tegangan keluaran pada charge controller sebesar 48 volt, 7) Jenis charge controller yang digunakan yaitu Pulse Width Modulator (PWM) Controller, dan 8) Spesifikasi inverter yang digunakan yaitu : tegangan masuk 48 volt DC, tegangan keluar 220 volt 1 phase, input lebih besar dari 15,83 A, gelombang output adalah gelombang sinus murni (jenis Pure Sine Wave Inverter).


Sumber : Prosiding KSNTTG LIPI 2016

Rabu, 11 Oktober 2017

Cold Storage Berkapasitas 100 Ton Dibangun di PPS Bungus

Kepala PPS Bungus mendampingi tim Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan bersama kontraktor dan konsultan meninjau lokasi pembangunan cold storage di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus. (Foto: Kicil-PPS Bungus)
Kementerian  Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan (Ditjen PDSPKP) akan membangun cold storage berkapasitas 100 ton di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, Sumatera Barat.Cold storage ini nantinya akan menampung hasil tangkapan nelayan baik yang didaratkan di dermaga PPS Bungus maupun hasil tangkapan dari daerah lainnya termasuk tempat pendaratan ikan (TPI) binaan PPS Bungus.

Kepala PPS Bungus Joko Supraptomo mengatakan pembangunan cold storage ini merupakan investasi yang baik di PPS Bungus. Harapannya, para pengusaha perikanan nantinya tidak akan ragu lagi untuk menjalankan industri perikanan di kawasan PPS Bungus dan sekitarnya.
Pembangunan cold storage tersebut sudah dimulai dengan tahap pemancangan lahan seluas ± 176.600 m² yang dilaksanakan oleh PT Bintang Laguna Sulawesi dan konsultan pengawas PT Paradhiguna Dwipantara Loka sebagai pemenang lelang pekerjaan pembangunan cold storage.
“Pembangunan akan kita percepat dengan hasil yang optimal sehingga dapat selesai pada bulan Desember 2017 apabila tidak ada kendala,” tandas Joko saat rapat teknis dengan pihak terkait usai peninjauan lapangan. (KC/CP)

Sumber : KKP News

KKP Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Ikan Dori Berbahaya

Sumber foto (ilustrasi) : kabartani.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta masyarakat berhati-hati terhadap peredaran ikan patin (dori) asal Vietnam. Ikan tersebut terkontaminasi zat yang berbahaya bagi kesehatan. Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina menyatakan, pihaknya dan Bareskrim Polri telah menemukan bahwa dori-dori ilegal tersebut mengandung tripolyphosphate yang melebihi ambang batas aman dan beresiko membahayakan kesehatan jika dikomsumsi.

Berdasarkan hasil pengujian tiga sampel dori di Laboratorium BUSKIPM bulan September 2017, diperoleh data bahwa terdapat kemiripan DNA sebesar 98-100 persen dibandingkan dengan sequensing ikan dori impor yang dimiliki Laboratorium BUSKIPM. Demikian pula menurut laporan hasil uji sampel dori lokal dan dori berlabel impor hasil operasi bersama yang diterbitkan oleh Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech, parameter tripolyphosphate menunjukan nilai 7.423.18 part per million (ppm) dan 8.251.26 ppm. Sedangkan batas maksimum pada ikan dan produk perikanan adalah 2.000 ppm.

Kepala BKIPM KKP Rina menyatakan, ikan dori yang berasal dari Vietnam tersebut illegal sebab KKP tidak pernah mengeluarkan izin produk ikan tersebut masuk ke Indonesia. Menurut Rina, ikan dori tersebut telah beredar di pasaran, seperti ritel modern. Bahkan ikan ini juga dijual secara online melalui situs e-commerce. Untuk itu, KKP berencana memanggil e-commerce yang bersangkutan untuk meminta keterangan penjualan ikan dori.‎


Sumber : https://www.cnnindonesia.com/, http://bisnis.liputan6.com/

Selasa, 10 Oktober 2017

Uji Lapang Alat Uji Kesegaran Ikan Berbasis Non Destruktif di LPPMHP Yogyakarta

LRMPHP sedang mengembangkan peralatan uji kesegaran ikan berbasis non destruktif dengan menggunakan pengolahan citra mata ikan dan sensor bau. Aplikasi penggunaan citra dan sensor bau saat ini masih jarang diterapkan di bidang perikanan, namun metode ini menawarkan kecepatan, kemudahan, akurasi yang baik dan bersifat non destruksi. Prinsip kerja alat ini adalah pendeteksian bau ikan menggunakan sensor dan citra mata ikan menggunakan kamera.

Desain peralatan yang dikembangkan menggunakan aplikasi smartphone dengan spesifikasi sistem operasi minimal android ice cream sandwich. Tampilan aplikasi kesegaran ikan dalam smartphone, pembacaan sensor bau, pengolahan citra mata ikan dan hasil pengujian kesegaran ikan terlihat pada Gambar 1.


Gambar 1. Tampilan aplikasi kesegaran ikan dalam smartphone


Gambar 2. Uji lapang di LPPMHP Yogyakarta
Saat ini alat uji kesegaran ikan tersebut sedang diuji lapang untuk mengetahui performansinya. Uji lapang dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Yogyakarta (Gambar 2.). Pada kesempatan tersebut dilakukan pengenalan alat uji, bimbingan cara download aplikasi uji kesegaran ikan dan penggunaannya. Selain pengenalan juga dilakukan praktek uji alat bersama para staf analis LPPMHP. Praktek uji alat menggunakan ikan tuna dengan berbagai kondisi kesegaran yang berbeda. Pada akhir uji lapang peserta uji alat diberi kuisioner untuk memberi masukan dan tanggapan tentang alat yang telah diujikan. 

Minggu, 08 Oktober 2017

WORKSHOP PENGISIAN SURVEI DATA LITBANG PEMERINTAH



Berdasarkan undangan dari Pusat Data dan Informasi Iptek dan Dikti (Pusdatin Iptek Dikti), satu orang perwakilan dari Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan mengikuti workshop pengisian survei data litbang pemerintah, yang diselenggarakan di Malang pada tanggal 5-6 Oktober 2017.

Survei data litbang pemerintah dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Iptek dan Dikti bekerjasama dengan Research Pro dalam rangka mengetahui tingkat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia secara akurat agar dapat merumuskan kebijakan yang tepat bagi perkembangan iptek.

Acara dibuka oleh Perwakilan dari Pusdatin Iptek Dikti (Ibu Lela). Dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi peserta pada acara workshop ini. Beberapa hal yang disampaikan diantaranya yaitu progres/realisasi pengumpulan data litbang pada rangkaian acara tahun sebelumnya. Pada rangkaian tahun 2016, realisasi data untuk litbang yang berasal dari instansi pemerintah sebesar 69%, jauh lebih rendah dibandingkan realisasi data untuk litbang dari ranah industri sebesar 90%. Narasumber selanjutnya yang terdiri dari Adi Putranto (Ristek Dikti), Malikus (Ristek Dikti) dan Argo Purnomo menekankan pada manfaat dan tujuan pengisian data litbang, metode survei dan area yang disurvei. Area yang disurvei sendiri meliputi lembaga litbang pemerintah, lembaga litbang industri, pendidikan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Indikator yang disurvei sebagai instrumen berupa belanja litbang, personel atau SDM litbang dan luaran atau capaian litbang.

Usai rangkaian pembukaan, acara selanjutnya merupakan materi teknis pengisian survei data litbang dengan basis offline dan online yang dipandu oleh Indri Juwita Sari (Pappiptek LIPI) dan Canggih Pramono (Pusdatin Iptek Dikti). Untuk versi online, aplikasi dimulai dari registrasi akun pada halaman SIIN.ristekdikti.go.id dan pengisian data litbang pemerintah pada halaman esurvei.ristekdikti.go.id. Seluruh materi pada workshop ini dapat diunduh melalui halaman http://goo.gl/BJRtXs

Selasa, 03 Oktober 2017

Alat Impregnasi Vakum dan Uji Performansinya Pada Filet Ikan

Impregnasi vakum (vacuum impregnation) merupakan suatu metode dalam pengolahan pangan. Prinsip impregnasi adalah mengeluarkan sebagian atau keseluruhan udara maupun cairan dalam suatu bahan pangan kemudian menggantikannya dengan cairan atau larutan osmotik yang dikehendaki. Saat bahan pangan diberi perlakuan impregnasi vakum, cairan yang ada dalam bahan akan keluar karena kondisi tekanan lingkungan di bawah tekanan atmosfir, bagian-bagian yang kosong tersebut akan terisi kembali oleh cairan lain ketika tekanan dikembalikan pada tekanan atmosfir seperti semula atau lebih tinggi hingga tercapai keseimbangan antara cairan dalam bahan dan lingkungan.

Saat ini metode impregnasi vakum tengah popular sebagai metode untuk pengkayaan (enrichment) produk pangan. Penelitian membuktikan bahwa jaringan sel pada buah-buahan bisa diperkaya dengan berbagai bahan seperti probiotik, vitamin dan mineral tertentu untuk menambah manfaatnya. Metode impregnasi vakum juga dapat memperbaiki rasa, memperpanjang daya simpan dan memperbaiki warna pada produk pangan. Oleh karena itu metode impregnasi vakum berpeluang besar untuk memperbaiki kualitas produk olahan ikan. Hal ini karena daging ikan mempunyai sifat matrik sel yang longgar sehingga proses penggantian cairan dalam daging ikan dengan larutan osmotik akan lebih mudah.

Saat ini pengolahan ikan dengan cara penggaraman dan pengasapan masih membutuhkan waktu yang lama karena penyerapan garam maupun asap berjalan lambat sehingga beresiko terjadinya kemunduran mutu ikan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan peralatan agar proses pengolahan ikan lebih efisien. LRMPHP telah melakukan penelitian perancangan alat impregnasi vakum dan uji performansinya pada filet ikan. Alat impregnasi vakum dirancang dengan dimensi panjang 800 mm, lebar 570 mm dan tinggi 1740 mm menggunakan bahan besi hollow 4x4 cm. Semua bagian yang bersentuhan langsung dengan larutan garam, asap cair dan sampel digunakan bahan stainless steel tipe 304. Bagian utama alat impregnasi vakum tekan antara lain tangki vakum, tangki penyimpanan, tangki pengaduk, sistem pemvakuman, pompa pendorong manual, sistem aliran bahan dan panel kontrol (Gambar 1.). Alat tersebut menghasilkan kekuatan vakum maksimal sebesar -76 cmHg dalam 9,15 menit sedangkan kekuatan tekan/impregnasinya maksimal 8 Bar dalam 38,70 menit.
Gambar 1. Alat impregnasi vakum

Uji performansi alat impregnasi dilakukan menggunakan larutan osmotik berupa larutan garam (1,74%) dan asap cair (1,5%) yang diintroduksi ke dalam filet ikan nila. Penggunaan larutan garam dan larutan asap cair dipilih dalam uji karena prinsipnya lebih sederhana. Hasil uji performansi menunjukkan bahwa alat impregnasi vakum tersebut mampu mengintroduksikan larutan garam dan asap cair ke dalam filet ikan nila dengan lebih efisien dibandingkan tanpa menggunakan alat (perendaman). Dalam waktu 10 menit vakum dan 15 menit impregnasi mampu mengintroduksikan larutan garam sebanyak 1,25% dan fenol 15,18 mg/kg, sedangkan dengan metode perendaman selama 60 menit hanya mampu menyerap 0,4% larutan garam dan 2,95 mg/kg fenol.

Hemat Energi, KKP Raih Tiga Kategori Penghargaan Subroto 2017

Sekretaris Jenderal Rifky Effendi Hardijanto usai menerima Penghargaan Subroto 2017 (Dok. Humas KKP/M. Iqbal)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menyabet tiga kategori Penghargaan Subroto 2017 yang digelar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yaitu juara 1 Bangunan Gedung Hemat Energi subkategori Bangunan Gedung Hijau Besar untuk Gedung Mina Bahari IV; Juara 1 Penghematan Energi di Instansi Pemerintah subkategori Pemerintah Pusat; dan Juara 2 Bangunan Hemat Energi subkategori Bangunan Gedung Baru untuk Gedung Mina Bahari IV.

Penganugerahan dilaksanakan di XXI Ballroom, Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (27/9) malam, dan dibuka langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan. Tahun sebelumnya, KKP juga telah menerima penghargaan yang sama namun dengan nama berbeda, yaitu Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN). Jonan mengatakan, penghargaan ini akan terus diberikan kepada pejuang energi di Indonesia. Mulai tahun ini penghargaan ini diberi nama Penghargaan Subroto. “Penghargaan dimulai tahun ini dan akan diadakan terus, ” ungkap dia.

Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto menyampaikan apresiasi atas penghargaan ini. Menurutnya, penghargaan ini harus dimaknai sebagai upaya bangsa Indonesia untuk ikut menghemat energi.

“Di situ KKP memiliki peranan yang signifikan. Terlihat dari penghargaan yang kita terima ada dua juara 1, dan satu juara 2. Ini menunjukkan komitmen manajemen KKP untuk terus menerus hemat energi,” ungkap Rifky usai menerima penghargaan.

Ke depan, Rifky berharap, seluruh masyarakat dapat menyadari pentingnya menghemat energi. Bukan hanya untuk menghemat biaya yang harus dikeluarkan, tetapi juga mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

“KKP akan terus menerus mendorong hemat energi. Akan mendorong konservasi lingkungan. Mendorong sesuatu menjadi lebih hijau, lebih bermanfaat bagi lingkungan, dan tentu untuk ekosistem di alam semesta,” tutup Rifky.

Sebagai informasi, KKP berhasil unggul dalam subkategori Penghematan Energi Lingkup Pemerintah Pusat dengan kriteria kebijakan, implementasi, kinerja, energi, program, monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan INPRES 13/2011.

Adapun kriteria penilaian Gedung Hemat Energi subkategori Gedung Hijau, meliputi efisien energi (desain aktif), efiseinsi (desain pasif), energi terbarukan, penghematan air, keberlanjutan lingkungan (material, greenery, sustainable site, dll), indoor environmental quality, operasi dan pemeliharaan, fitur green building, dan inovasi.

Sedangkan kriteria penilaian Kategori Gedung Hemat Energi subkategori Gedung Baru, meliputi rancangan keseluruhan, penghematan energi, rancangan pasif, rancangan aktif, pemeliharaan dan manajemen, dan dampak lingkungan. (AFN)

Sumber : KKPNews