Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar. Salah satu komoditas andalannya adalah rumput laut. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut terbesar di dunia. Komoditas ini menghasilkan banyak manfaat. Tak hanya dijadikan sebagai produk pangan, farmasi, dan kosmetik, rumput laut bisa juga dijadikan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan riset dan membuktikannya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono baru saja melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/1/2022). Di daerah ini banyak sekali dihasilkan berbagai inovasi oleh KKP di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya teknologi pengolahan pupuk rumput laut. Inovasi ini dihasilkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) Bantul.
Sebelumnya, Menteri Trenggono pada SeaweedFest 2021, 20 Desember lalu, mengatakan, rumput laut berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bahkan, ia menyebut rumput laut juga memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global. Menurutnya, negara beriklim tropis seperti Indonesia memiliki potensi beraneka ragam rumput laut bernilai ekonomi tinggi.
"Rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial untuk menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," sambungnya.
Menteri Trenggono mengajak masyarakat melihat perkembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional, sekaligus juga mengetahui potensi dan status pemanfaatan jenis rumput laut Indonesia yang bernilai tinggi. Dengan melihat potensi tersebut, ia berharap link and match antara hasil penelitian/pengembangan rumput laut dengan pelaku industri rumput laut guna memajukan industri rumput laut nasional.
Sementara itu, Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai riset rumput laut, salah satunya dilakukan LRMPHP Bantul. Satuan kerja ini di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM. Riset tersebut dilakukan dalam rangka mendukung tiga program prioritas KKP, terutama pada program kedua, yaitu pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor, dengan komoditas unggulan di pasar global, antara lain udang, lobster, kepiting dan rumput laut.
Kepala LRMPHP Luthfi Assadad mengatakan, peralatan pengolahan pupuk organik dari rumput laut yang telah dikembangkan yaitu pengolahan pupuk cair dan pengolahan pupuk padat (granul). Pada pengolahan proses dasar, digunakan alat pencuci sistem kontinu dengan kapasitas pencucian 100 kg/jam (E. Cottonii) dan 40-60 kg/jam (Sargassum sp.), yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 1.000 watt. Digunakan juga alat pencacah sistem kontinymu berkapasitas 10 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik 3 phase, 8.000 watt.
Pada pengolahan pupuk cair digunakan alat pengekstraksi berkapasitas 90 kg/90 menit menggunakan tenaga listrik daya 6.000 watt. Digunakan juga alat pengepres menggunakan press hidrolik berkapasitas 10 kg/10 menit, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt.
Adapun pada pengolahan pupuk padat, pertama, digunakan alat granulator berkapasitas 10 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 2.500 watt. Kedua, digunakan alat konvenyor berkapasitas 5 kg/jam dengan diameter drum 32 cm, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt. Ketiga, digunakan alat pengayak berkapasitas 5 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt.
Sementara itu, Peneliti LRMPHP Bakti Berlyanto Sedayu mengatakan pembuatan pupuk rumput laut sebenarnya cukup mudah, dan dapat dilakukan oleh rumah tangga. Cara pertama, rumput laut segar dipotong-potong kemudian direbus menggunakan air destilata, setelah itu air rebusannya disaring. Air hasil saringan mengandung seluruhnya ekstrak rumput laut yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.
Cara kedua, lanjut Bakti, yaitu seperti halnya cara pertama namun berasal dari rumput laut yang telah dikeringkan. Rumput laut kering digiling menjadi tepung kemudian dimasukkan ke dalam air destilata dan didiamkan selama beberapa waktu. Campuran rumput laut tersebut kemudian dipanaskan hingga mendidih kemudian didiamkan lagi untuk beberapa waktu. Setelah itu campuran disaring menggunakan kain saring untuk menghilangkan ampas/padatan. Sedangkan cairan hasil saringan disentrifugasi untuk memisahkan padatan yang masih terikut. Untuk aplikasi ke tanaman, cairan ekstrak rumput laut yang didapatkan biasanya diencerkan menggunakan air terlebih dahulu.
Sedangkan cara ketiga, sambungnya, rumput laut segar dicuci bersih menggunakan air keran kemudian digiling menggunakan grinder hingga lumat. Rumput laut yang telah digiling tersebut kemudian ditambahkan air dan juga ditambahkan daging ikan rucah yang telah dihaluskan untuk meningkatkan unsur nitrogennya. Selanjutnya campuran rumput laut di fermentasi atau dikompos dalam wadah tertutup selama beberapa hari. Cairan ekstrak rumput laut hasil pengomposan rumput laut dapat diambil melalui pipa yang dipasang pada blong pengomposan, dan untuk aplikasi penyemprotan ke tanaman perlu diencerkan dengan air terlebih dahulu.
"Berbagai hasil penelitian telah membuktikan bahwa pupuk cair rumput laut dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat tumbuhnya buah, bahkan membuat hasil panen holtikultura meningkat. Pupuk cair rumput laut juga memiliki khasiat tinggi untuk digunakan pada tanaman bunga. Dengan mudahnya cara membuat pupuk rumput laut seperti yang telah diterangkan, maka kita bisa membuat sendiri pupuk cair rumput laut untuk tanaman atau kebun kita di rumah," pungkas Bakti.
Sumber : kkp