PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kamis, 30 Juni 2022

Desain Dan Manufaktur Media Filter Dengan Surface Area Tinggi Melalui Pencetakan 3D Untuk Bioreaktor Moving Bed Pada Aplikasi Pengolahan Air Limbah

Salah satu pendekatan untuk melakukan proses remediasi polusi air adalah penggunaan biofilter yang menggunakan lapisan biofilm dari mikroba yang telah tumbuh untuk melakukan metabolisme bahan bahan pencemar terikat. Spesifik surface area (SSA) dan toplogi dari carrier (pembawa) media biofilter merupakan salah satu parameter paling penting sebagai penentu kinerja dan efisiensi sistem biofilter. Karena pentingnya kedua parameter tersebut sejumlah periset asal Amerika Serikat berkolaborasi untuk melakukan kajian mengenai pemodelan matematis dan teknologi 3D printing dalam proses desain dan manufaktur rancangan media filter kompleks yang mampu menyediakan SSA tinggi dan tempat berlindung biofilm dari pengelupasan prematur. Sejumlah desain berbasis gyroid (permukaan minim periodik terhubung tanpa batas yang tidak memiliki garis lurus) diajukan dengan hasil jauh SSA jauh melebihi 2300 m2/m3. 

Gambar 1.  Contoh media biofilter komersial :(A)K1 dan K3 Kaldness; (B) Bioball Atlantic; (C) Bioball sarang madu; (D) Media MB3. Sumber : Elliott et al (2017)

Namun ketebalan dinding dan ukuran pori yang berperan terhadap terjadinya penyumbatan menjadi pembatas hasil kajian sehingga dihasilkan SSA m2/m3 meskipun hasil ini jauh melebihi K! kaldness komersial hingga 133%. Sejumlah Moving Bed Bio Reaktor (MBBR) dikonstruksi untuk pengujian laboratorium menggunakan inokulasi (sumber bakteri) dari air limbah yang dihasilkan fasiltas atau produksi perikanan. Hasil kajian menunjukkan bahwa media filter dengan 3D printing dapat mempertahankan kondisi awal dalam MBBR, dan kemampuan media berdesain giroid ini juga dapat dibandingkan kinejanya dengan K1 kaldness komersial. Riset yang bertujuan untuk mengkaji kelayakan manufaktur media biofilter desain giroid dicetak dengan 3D printing serta memungkinan optimalisasi topologi pada perbaikan operasi telah dipublikasikan pada Journal of Contemporary Water Research & Education Issue 160, Pages 144-156, April 2017 dengan tim periset dipimpin Olivia Elliot dari Departemen Teknik Biosistem Universitas Auburn, Amerika Serikat. Riset mendatang diperlukan untuk mengkaji bagaimana media kompleks ini mampu menstimulasi pertumbuhan mikroba penting dan metabolisme komunitasnya yang berujung pada peningkatan yield efisiensi operasional reaktor. 

Gambar 2. Media Gyroid yang dicetak menggunakan 3D Printing dengan penguatan orientasi menerapkan (A) saluran internal; (B) Orientasi acak. Sumber : Elliott et al (2017)

Gambar 3. Sketsa Bioreaktor skala pilot untuk pengujian media biofilter.
Sumber : Elliott et al (2017) 

Penulis : I Made Susi Erawan - LRMPHP


Senin, 27 Juni 2022

Dorong Kemandirian Desa Perikanan, KKP Kembangkan Smart Fisheries Village

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) tengah mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) dalam rangka memperkuat kemandirian desa yang berbasis usaha perikanan serta sebagai wujud akselerasi program prioritas yang digaungkan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono, yakni pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. 

‘’Smart Fisheries Village (SFV) merupakan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasi/Desa Mitra,’’ terang Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, pada acara pelatihan teknis yang merupakan bagian dari  SFV bagi masyarakat Desa Panembangan, Kec. Cilongok, Kab. Banyumas, akhir Juni ini. 

Kegiatan pelatihan tersebut merupakan langkah BRSDM dalam mempersiapkan SDM unggul untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi desa yang berprinsip nilai ekologi atau lingkungan lestari berbasis digital serta  pengembangan SFV agar dapat menjadi pilot project bagi wilayah lain dan memberikan percontohan bagi perkembangan perikanan budidaya air tawar. 

“Melalui SFV, diharap dapat menyinergikan antara riset dan teknologi dengan peningkatan SDM perikanan melalui pelatihan dan teaching factory serta mewujudkan kegiatan usaha perikanan yang terhubung dari hulu ke hilir guna menciptakan desa mandiri serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Tentunya program ini dapat berjalan dengan baik melalui sinergitas berbagai pihak, baik dari swasta, kementerian, pemerintah daerah, lembaga terkait, serta stakeholder lain,” tegas Nyoman. 

Selain itu, pengembangan model SFV yang sudah mulai dijalankan ini, akan menjadi sinergi dengan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal, dengan karakteristik lebih memiliki nilai tambah dengan sentuhan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi. 


Di sisi lain, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh) KP, Lilly Aprilya Pregiwati, berharap pelatihan SFV ini dapat memotivasi masyarakat Desa Panembangan untuk menjadikan desanya sebagai icon kawasan SFV. 

“Melalui pelatihan ini, semoga dapat memotivasi masyarakat untuk menciptakan icon Desa Panembangan sebagai kawasan SFV serta dapat menghasilkan produk perikanan yang nantinya menarik perhatian masyarakat luar untuk berbisnis di desa perikanan pintar ini. Peran penyuluh menjadi sangat penting dalam mengawal dan melakukan monitoring terkait kegiatan pelatihan di kawasan SVF tersebut, tuturnya. 

Lebih lanjut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Sub Koordinator Pengembanganan Logistik, Warsito, menuturkan bahwa pengembangan Desa Panembangan menjadi SFV juga mendapat dukungan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

“Saya ucapkan terima kasih atas terselenggaranya beragam giat pelatihan dalam rangka SFV ini, baik itu pelatihan budidaya hingga olahan di Desa Panembangan. Pengembangan ini juga mendapat dukungan Pak Gubernur, harapannya setelah semuanya terintegrasi, pemberdayaan masyarakat di Panembangan dapat tercapai,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Banyumas yang diwakili oleh  Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Irma Sufitri. Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada KKP, khususnya BRSDM yang telah mendampingi Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) dalam mengelola usahanya.

"Melalui dukungan sarana dan prasarana baik dari pemerintah pusat maupun provinsi, maka Desa Panembangan saat ini tepat untuk memaksimalkan potensinya dalam usaha perikanan agar terkelola dengan baik dalam bentuk SFV. Tentunya hal tersebut tak lepas dari peran penyuluh perikanan yang juga bekerja keras dalam mendampingi kelompok di lapangan,” jelasnya.

Pada giat pelatihan yang diselenggarakan Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan (BPPP Tegal) ini, 120 peserta mendapatkan materi berupa pelatihan budidaya ikan nila dengan sistem minapadi; pelatihan pembuatan pakan ikan berbahan baku lokal; dan pelatihan diversifikasi olahan ikan. Pelatihan ini juga mendapat respon positif dari Riyanto, salah satu peserta pelatihan budidaya ikan nila dan pakan ikan mandiri. Pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga masyarakat lain, di mana sebelumnya hanya dapat belajar melalui media sosial.

Hadir pada kegiatan pelatihan, Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Joni Haryadi; Kepala BPPP Tegal, Muchlisin; Kepala Desa Panembangan, Untung Sanyoto; serta para Penyuluh Perikanan Kab. Banyumas sebagai motor penggerak utama program ini . Dalam kesempatan tersebut, BRSDM turut memberikan bantuan berupa 80 ekor induk ikan nila unggul, mesin pencetak pakan ikan, serta demplot mina padi.

 

Sumber : kkp


Selasa, 21 Juni 2022

Pengaruh Esktrak Bawang Putih Sebagai Respon Imun Non Spesifik pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Pada pembudidayaan ikan terdapat dua parameter kunci yang sangat penting diperhatikan untuk menjaga kelangsungan usaha yaitu pertumbuhan absolut dan respon imun non spesifik. Salah satu jenis ikan yang menjadi primadona budidaya adalah ikan karper. Kepopuleran ikan ini salah satunya karena cita rasanya yang lezat saat diolah. Karena nilai ekonomi yang tinggi inilah para pembudidaya ikan seringkali untuk memenuhi suplai pasar melakukan praktik budidaya dengan padat tebar tinggi dikombinasikan dengan pemberian pakan yang melebihi kapasitas. Kedua praktik ini justru berdampak pada buruknya kualitas air media budidaya ikan yang berimbas pada meningkatnya kerentanan ikan terhadap serangan penyakit yang ditimbulkan oleh virus, parasit, maupun bakteri. 

Berbagai upaya telah dilakukan sebagai tindakan pencegahan penyakit ikan. Upaya yang lazim dilakukan adalah penggunaan vaksin dan antibiotik. Keterbatasan vaksin yaitu hanya bekerja pada patogen spesifik ditambah harga jualnya juga tinggi. Sementara itu penggunaan antibiotik secara berlanjut dapat menimbulkaan masalah resistensi ikan terhadap mikroorganisme patogen. Karena sejumlah keterbatasan itulah maka diperlukan bentuk tindakan pencegahan alternatif pengganti obat-obatan dan bahan kimia yang mampu meningkatkan sistem imun (kekebalan) ikan non spesifik ikan.

Gambar 1. Total leukosit pada ikan karper 
Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020)

Salah satu bahan yang mampu meningkatkan sistem imun (kekebalan) ikan non spesifik dan pertumbuhan ikan adalah bawang putih. Bawang putih memiliki senyawa-senyawa sulfur seperti aliin, allicin,  disulfida, trisulfida dan sejumlah enzym semisal alinase, perinase. Selain itu asam amino berupa arginin dan mineral dalam bentuk selenium juga terkandung pada bawang putih. 

Bahan aktif pada bawang putih yang memiliki kemampuan membunuh bakteri patogen semisal Aeromonas sp. adalah allicin. Selain itu karena kemampuan Allicin dalam meningkatkan sistem imun ikan, bawang putih dapat digunakan sebagai immunostimulan yang efektif. Adanya kemampuan bawang putih (Allium sativum) sebagai immunostimulan pada peningkatan respon imun non spesifik inilah yang mendorong sejumlah peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Airlangga melakukan kajian terhadap hal tersebut dengan objek pengujian adalah ikan karper (Cyprinus carpio).

Setelah melalui tahap pengeringan dan ekstraksi, ekstrak bawang putih dikonsentrasikan menggunakan evaporator rotari. Ekstrak bawang putih ini diaplikasikan pada  ikan karper berukuran 3-5 cm selama 4 pekan. Perlakuan bawang putih yang diberikan adalah 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 (Treatment A, B, C, D, E, F), masing-masing dalam satuan g/kg pelet ikan. Dosis pellet yang diberikan adalah 5% bobot tubuh per hari dengan frekuensi pemberian pakan 2x sehari. Sampel darah ikan karper diambil untuk keperluan analisis imnunological  mencakup uji fagositas dan leukositas dengan menerapkan metode pewarnaan Giemsa. Sementara untuk uji pertumbuhan spesifik ikan karper dilakukan dengan menghitung selisih antara bobot akhir dan awal ikan.

Hasil kajian menunjukkan adanya korelasi linier antara perlakuan dosis ekstrak bawang yang diberikan dengan total leukosit, aktivitas fagositosis, dan pertumbuhan absolut. Hasil uji leukosit aktivitas fagositosis, dan pertumbuhan absolut divisualkan dalam grafik 1, 2, dan 3.

Gambar 2. Aktivitas fagositosis pada ikan karper
Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020)

Dari data hasil pengujian ini dikonfirmasi bahwa peningkatan pada respon imun sangat berpengaruh dalam peningkatan performa pertumbuhan ikan karper. Grafik hubungan linier tersebut dpat dilihat pada Gambar 3.  Dari hasil kajian dapat dibuktikan adanya potensi ekstrak bawang putih sebagai agen imunostimulan terhadap ikan karper. Hasil kajian ini telah dipublikasikan di IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 493 (2020) 012015 dengan doi:10.1088/1755-1315/493/1/012015.

Gambar 3. Pertumbuhan absolut pada ikan karper
Sumber : Isroni, Bahri, dan Siswarini (2020)

Penulis : I Made Susi Erawan - LRMPHP


Jumat, 17 Juni 2022

Peneliti LRMPHP Resmi Bergabung BRIN

Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) resmi dilantik sebagai Pejabat Fungsional Peneliti di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), oleh Kepala Badan BRIN Laksana Tri Handoko secara daring, pada hari Jumat, 17 Juni 2022. Pelantikan ini merupakan rangkaian pengalihan SDM dari beberapa Kementerian dan Lembaga ke dalam BRIN.

Peralihan ini berdasarkan Perpres Nomor 78 Tahun 2021 Pasal 65 tentang BRIN yang menyebutkan bahwa pengalihan tugas, fungsi dan kewenangan pada unit kerja pelaksana fungsi penelitian, pengembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan kementerian dan lembaga yang menjadi tugas fungsi BRIN.

Kepala LRMPHP, Luthfi Assadad menyampaikan selamat dan sukses untuk rekan-rekan peneliti yang telah dilantik sebagai peneliti/PNS BRIN. “Secara pribadi dan kedinasan, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dedikasi rekan-rekan peneliti selama bertugas di LRMPHP, teriring doa semoga rekan-rekan semakin sukses, dan berkibar dalam kiprah di dunia litbangjirap,” ucap Kepala LRMPHP.

Salah satu peneliti LRMPHP yang dilantik, Arif Rahman Hakim juga menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, dukungan dan doanya sehingga kegiatan pelantikan berjalan lancar. ”Saya tidak tahu bagaimana membalas kebaikan rekan-rekan, hanya doa kepada Tuhan YME semoga kita selalu diberi kemudahan, kesuksesan dalam segala hal. Meskipun kedepan kita mungkin tidak bersama lagi dalam pekerjaan, namun suatu kebanggaan dan pengalaman luar biasa pernah menjadi bagian dari LRMPHP,” ungkapnya.  


Rabu, 15 Juni 2022

Publikasi dan Sosialisasi Matriks Identifikasi Benturan Kepentingan LRMPHP tahun 2022

Berikut disampaikan kepada seluruh pegawai LRMPHP, masyarakat publik dan pemangku kepentingan, matriks identifikasi benturan kepentingan Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan tahun 2022 untuk pejabat, pegawai, pengelola keuangan, dan staf lainnya.








Kamis, 09 Juni 2022

Hari Laut Sedunia, KKP Ajak Masyarakat untuk Gemar Makan Ikan untuk Pemenuhan Gizi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan Hari Laut Sedunia sebagai momentum untuk kembali mengingatkan masyarakat bahwa laut merupakan penyedia sumber pangan dan pemenuhan gizi. KKP juga mengajak masyarakat Indonesia untuk gemar mengonsumsi ikan sebagai sumber pangan dan pemenuhan gizi.

"Kami ingin mengingatkan kembali bahwa laut sangat menyediakan pangan yang cukup dan bergizi bagi kita karenanya sangat penting untuk kita jaga," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti melalui keterangan pers, Kamis (9/6/2022).

Artati menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara maritim, kaya akan sumber daya ikan dan memiliki potensi lestari sumber daya ikan laut nasional sebesar 12,01 juta ton/tahun sebagaimana tertuang dalam Kepmen KP Nomor 19 Tahun 2022. KKP memandang seharusnya masyarakat dapat memaksimalkan potensi tersebut untuk sumber pangan. 

Dalam momen peringatan Hari Laut Sedunia 2022 yang diselenggarakan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), KKP membagikan 300 paket berisi abon ikan, stik rumput laut, pilus anggur laut untuk ibu hamil, ibu baru melahirkan dan anak-anak di Wakatobi. Artati memaparkan, paket tersebut dibeli dari UMKM setempat sebagai bagian dari promosi produk sekitar.

"Melalui Gemarikan, kami ingin menunjukkan bahwa menikmati hasil laut bisa dengan produk bernilai tambah, yang sudah dihasilkan oleh UMKM kita," ujarnya.

Senada, Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan Trisna Ningsih yang hadir langsung di Kabupaten Wakatobi menyebut alasan pemilihan daerah ini sebagai daerah perluasan Gemarikan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 30,2%, dan di Kabupaten Wakatobi sendiri mencapai 26%. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 1 di antara 4 balita di Kabupaten Wakatobi mengalami stunting.

"Tentu ini menjadi concern kami untuk tidak berhenti mengingatkan ayo makan ikan. Dan makan ikan tidak harus goreng atau bakar, tapi bisa olahan," terang Trisna.

Ia menyampaikan bahwa ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan Omega-3, bisa menjadi salah satu sumber protein untuk mendukung program prioritas penanganan stunting, khususnya dalam hal meningkatkan kecerdasan. Tak hanya itu, ikan memiliki kandungan gizi yang lengkap serta berperan penting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK), utamanya membantu perkembangan mata dan jaringan otak anak-anak di bawah usia dua tahun (Baduta). Selain itu, ikan juga baik untuk asupan gizi bagi remaja usia produktif serta para lanjut usia.

Trisna berharap melalui Gemarikan, masyarakat semakin mengerti manfaat dan cara alternatif menikmati ikan. Dengan begitu, hal ini diharapkan bisa menghasilkan multiply effect bagi ekonomi setempat, termasuk menanggulangi stunting.

"Kegiatan ini saja, tidak akan mungkin dapat mengatasi stunting dan gizi buruk, namun jika dilakukan secara berulang, massif, dan didukung oleh semua pihak, niscaya permasalahan tersebut akan dapat diatasi," tutupnya.

Dalam peringatan Hari Laut Sedunia 2022 di Wakatobi, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pun menyempatkan diri menyapa anak-anak yang berdiri di booth Gemarikan. Menteri Trenggono berinteraksi dan memotivasi agar mereka rajin mengonsumsi ikan guna membantu mewujudkan cita-cita.

"Jangan lupa makan ikan ya, biar sehat cerdas dan pintar," sapa Menteri Trenggono ke anak-anak di Wakatobi.


Sumber : kkp


Jumat, 03 Juni 2022

PENGGUNAAN ALAT VAKUM-TEKAN, LRMPHP DAN PT NANKAI INDONESIA LAKUKAN PENJAJAKAN KERJASAMA

Praktek penggunaan alat Vakum-tekan

LRMPHP menerima kunjungan PT Nankai Indonesia, 3 Juni 2022. Kunjungan ini bertujuan untuk diskusi dan survey alat Vakum-tekan. Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh Luthfi Assadad (Kepala LRMPHP), Bakti B Sedayu (KaKelti) dan Arif Rahman Hakim (Peneliti alat Vakum-tekan), sedangkan PT Nankai Indonesia diwakili oleh Hiroshi Miyauchi dan Yuri Mori selaku Senior Manager serta Asa Rahmadi Kepala Unit Research dan Development. 

Alat Vakum-tekan ini merupakan hasil riset LRMPHP pada tahun 2012. Alat ini berfungi untuk mengintroduksikan bahan/larutan osmotik ke dalam produk perikanan dengan tujuan meningkatkan daya awet maupun pengkayaan nutrisinya. Prinsip kerja alat ini adalah mengkondisikan tekanan udara dalam tangki vakum menjadi lebih tinggi maupun lebih rendah dari tekanan normal atmosfer. Salah satu perlakukan yang berhasil dilakukan ialah introduksi asap cair ke dalam fillet ikan Nila. Dengan menggunakan alat Vakum-tekan, introduksi asap cair 4 kali lebih cepat dibandingkan metode perendaman. 

Berdasarkan hal tersebut PT Nankai Indonesia tertarik untuk mengimplementasikan alat Vakum-tekan untuk pengawetan produk olahan kayu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan alat ini adalah karakteristik kayu diantaranya tingkat porositas dan kadar air. Selain itu larutan osmotik yang akan digunakan juga menjadi faktor penting dalam proses pengawetan kayu.

Pada kegiatan ini juga dilakukan praktek penggunaan alat vakum-tekan, untuk mengetahui komponen dan fungsi serta tahapan pengoperasian alat tersebut.