Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya tingkatkan pemberdayaan perempuan Indonesia, khususnya dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Kartini, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) menyelenggarakan serangkaian Pelatihan Pengolahan Hasil Perikanan edisi Hari Kartini secara serentak melalui kelima Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) yang tersebar di penjuru Indonesia. Rangkaian pelatihan meliputi:
1.Pelatihan Pembuatan Otak-otak ikan oleh BP3 Tegal
2.Pelatihan Pembuatan Ekkado Ikan oleh BP3 Ambon
3.Pelatihan Pengolahan Fish Cordon Bleu oleh BP3 Medan
4.Pelatihan Pembuatan Kebab Tuna oleh BP3 Banyuwangi; dan
5.Pelatihan Pembuatan Tuna Lasagna oleh BP3 Bitung.
Pelatihan diadakan dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas SDM melalui penyelenggaraan berbagai pelatihan bagi pelaku utama kegiatan kelautan dan perikanan dan masyarakat di penjuru daerah. Tak hanya itu, kompetensi mengenai pengolahan hasil perikanan berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk sehingga bisa menambah pendapatan dan memajukan taraf ekonomi masyarakat.
Disiarkan secara online melalui sambungan zoom dan kanal YouTube resmi dari kelima BP3, pelatihan telah menarik minat sejumlah 2.980 peserta dari ke-34 provinsi di Indonesia yang mencakup seluruh jenjang pendidikan dan kalangan pekerjaan.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyebut, pelatihan serentak ini diadakan guna memfasilitasi masyarakat Indonesia, khususnya wanita dalam mengembangkan usaha kuliner berbahan dasar produk perikanan. Hal ini dapat diketahui melalui 3 program prioritas Menteri Trenggono yakni peningkatan kesejahteraan nelayan dan PNBP perikanan, peningkatan produksi budidaya untuk komoditas perikanan ekspor, serta pengembangan kawasan kampung-kampung perikanan, salah satunya yaitu dengan memajukan UMKM di bidang kelautan dan perikanan.
Hal ini demi mempercepat pembangunan ekonomi nasional di masa pandemi. Sjarief mengungkap bahwa banyak sekali sektor usaha yang tutup oleh terpaan wabah, namun berbeda dengan sektor perikanan yang mampu bertahan.
“Banyak sekali sektor yang tumbang akibat pandemi, tapi sektor perikanan dan kelautan tetap bisa bertahan bakan bisa didorong untuk lebih naik lagi. Maka dari itu, sektor ini menjadi andalan dalam mempercepat pembangunan ekonomi nasional. Saya harap, pelatihan bisa menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru yang bisa meningkatkan usahanya sampai ke retail dan digital,” jelasnya.
Terlebih, Sjarief menuturkan bahwa usaha di bidang perikanan memiliki pangsa pasar yang luas dan ketersediaan bahan baku yang berpotensi tinggi. Tak hanya itu, nutrisi yang terkandung dalam produk perikanan pun melimpah dan aman dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dari semua kategori umur.
“Saya berharap dengan mengonsumsi Ikan yang banyak mengandung protein dan asam lemak tak jenuh yang baik untuk tubuh, kesehatan masyarakat di masa pandemi dapat senantiasa terjaga. Terutama bagi Ibu-Ibu sekalian ini, wanita tangguh yang berperan penting dalam menjaga kesehatan keluarganya,” tambahnya.
Dorongan Sjarief kepada masyarakat wanita ini disetujui oleh seluruh jajaran yang hadir di pelatihan hari itu. Pasalnya, walaupun dibuka untuk masyarakat umum, pelatihan ini didominasi oleh kaum hawa, yaitu 72,3% dari total jumlah peserta.
Mengetahui fakta tersebut, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengaku sangat mengapresiasi perhatian masyarakat wanita Indonesia terhadap rangkaian pelatihan. Ia menuturkan bahwa semangat kaum hawa ini tergambar sebagai jelmaan sosok Kartini baginya.
“Hari ini merupakan suatu momentum yang sangat baik karena bangsa Indonesia memperingati pahlawan perempuan Indonesia, R.A. Kartini. Sosok Kartini yang cerdas tangguh merupakan representasi dari wanita Indonesia yang dalam kondisi masih pandemi Covid-19 dan dalam keadaan berpuasa tetap bersemangat juang untuk belajar melalui festival pelatihan ini,” ujarnya.
“Seperti kutipan Kartini, tubuh boleh saja terpasung namun jiwa dan pikiran kita harus terbang sebebas-bebasnya. Jadikanlah pelatihan ini sebagai ajang bagi para perempuan di Indonesia untuk mengepakkan sayapnya, meskipun pandemi membuat kita berada dirumah, bukan berarti kita berhenti berkreasi,” tambah Lilly.
Lilly turut mengaku bahwa kesempatan ini dimanfaatkannya untuk mengangkat tema pengolahan dalam rangka mendorong Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Pasalnya, angka konsumsi ikan (AKI) nasional pada 2020 lalu bernilai 56,39 kg/kapita, hal ini ditargetkan untuk didorong kembali menjadi senilai 58,08 kg/kapita di tahun 2021 dan diharapkan meningkat menjadi 62,5 kg/kapita di tahun 2024.
“Memang sengaja dalam kesempatan ini kita mengangkat tema pengolahan supaya memaksimalkan GEMARIKAN. Mudah-mudahan dengan tema pelatihan ini bisa mendorong minat mengonsumsi ikan bagi masyarakat, terutama yang tidak suka makan ikan utuh, sehingga gizi masyarakat pun ikut terpenuhi,” pungkasnya.
Menyambut baik kegiatan ini, Penyuluh Perikanan Kabupaten Maluku Tengah, Satminkal BP3 Ambon, Amsir Ode mengapresiasi pelatihan yang telah diadakan. Menurutnya, pelatihan memberi bekal yang berguna dalam membantu pekerjaan yang ia emban.
"Pelatihan membantu menambah wawasan saya sehingga saya bisa membina kelompok pengolah dan masyarakat sekitar wilayah kerja saya dengan lebih baik lagi," ucapnya.
Fitri, seorang peserta asal Kota Serang, Banten pun turut mengapresiasi berjalannya pelatihan. "Sebagai ibu rumah tangga,saya merasa sangat terbantu karena bisa menambah menu sahur dan berbuka puasa bagi keluarga. Pelatihan juga memotivasi saya dalam membuka usaha kuliner rumahan,” tuturnya.
Ke depan, KKP melalui Puslatluh KP akan terus menghadirkan berbagai pelatihan guna meningkatkan kapasitas SDM bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Pelatihan-pelatihan ini diharapkan dapat memperluas wawasan pelaku utama kelautan dan perikanan dan masyarakat untuk mendiversifikasi aneka olahan dari hasil perikanan, yang merupakan hilir dari kegiatan kelautan dan perikanan.
Sumber : KKP