|
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meluncurkan sistem pembelajaran daring E-Milea |
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meluncurkan sistem
pembelajaran daring (online) Electronic Millennial Learning (E-Milea) sekaligus
membuka pelatihan daring bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Senin (18/5/2020).
Pelatihan bertajuk “Transformasi Diklat Berbasis Knowledge
Management dan Teknologi 4.0 Menuju Smart ASN 2024” sekaligus peluncuran
e-Milea diikuti oleh 439 ASN yang berasal dari seluruh unit kerja eselon I KKP.
Kegiatan ini sesuai dengan salah satu fokus pembangunan nasional 2019–2024
yaitu pembangunan sumber daya manusia (SDM), termasuk ASN.
Sistem pembelajaran daring E-Milea sendiri menyediakan
diklat-diklat managerial, fungsional, teknis, dan sosiokultural. Dengan sistem
ini, ASN KKP dapat belajar di mana pun dan kapan pun dengan lebih efisien. ASN
diyakini sebagai salah satu elemen penting dan utama dalam proses
penyelenggaraan pembangunan di industri 4.0.
“Kita ingin menjadikan kurang lebih 13.500 ASN KKP menjadi SDM
yang berkualitas dan kompetitif untuk membantu pencapaian target pembangunan
nasional,” tutur Menteri Edhy.
Menteri Edhy melanjutkan, saat ini Indonesia masih berada di
peringkat ke-77 dari 119 negara Global Talent Competitiveness Index dengan
nilai 38,04. Guna memperbaiki indeks tersebut, pemerintah melalui Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menerapkan Human
Capital Management Strategy menuju Smart ASN 2024.
Smart ASN ini dibutuhkan untuk menghadapi era disrupsi dan
tantangan dunia yang semakin kompleks. Smart ASN dimaksud memiliki beberapa
kriteria seperti integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global,
jiwa melayani, jiwa entrepreneurship, jaringan luas, serta kemampuan menguasai
IT dan bahasa asing.
“Pelatihan dalam bentuk teknis, manajerial, dan sosiokultural
ini merupakan salah satu upaya KKP untuk menciptakan ASN dengan
kriteria-kriteria Smart ASN tersebut,” lanjut Menteri Edhy.
Mandat kebijakan dan perubahan paradigma pengembangan kompetensi
ASN juga telah tercantum dalam misi ke-8 Presiden RI yaitu reformasi pendidikan
dan pelatihan ASN berbasis knowledge management. Hal ini disesuaikan dengan
tantangan global, top skills 2020, serta hasil penelitian yang menyebutkan
bahwa pendekatan pembelajaran klasikal semakin kurang mampu merespon kebutuhan
pengembangan pegawai.
Sedangkan pelatihan daring ini, menurut Menteri Edhy, merupakan
bentuk transformasi metodologi pelatihan mengikuti era industri 4.0. Selain
mengikuti perkembangan zaman, metodologi ini dinilai dapat membantu efisiensi
anggaran.
Berdasarkan Pasal 203 ayat 4, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan
paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Pengembangan
kompetensi ini dapat dilakukan melalui e-Learning sebagaimana diatur dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2018. Bahkan e-Learning ini
masuk dalam salah satu penilaian reakreditasi Lembaga Diklat Pemerintah oleh
LAN.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja, mengatakan, pelatihan juga
diberikan untuk membina 17 jenis jabatan fungsionl tertentu di bawah naungan
KKP. Jabatan fungsional tertentu tersebut adalah: 1) Penyuluh Perikanan; 2)
Pengendali Hama Penyakit Ikan; 3) Analis Pasar Hasil Perikanan; 4) Pengawas
Perikanan Bidang Penaatan Peraturan Perundang-Undangan; 5) Pengawas Perikanan Bidang
Mutu Perikanan; 6) Pengawas Perikanan Bidang Budidaya; 7) Pengawas Perikanan
Bidang Penangkapan Ikan; 8) Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir; 9) Pengelola
Produksi Perikanan Tangkap; 10) Asisten Pengelola Produksi Perikanan Tangkap;
11) Inspektur Mutu; 12) Asisten Inspektur Mutu; 13) Pembina Mutu; 14) Asisten
Pembina Mutu; 15) Analis Akuakultur; 16) Teknisi Akuakultur; dan 17) Teknisi
Kesehatan Ikan.
Menurut Sjarief, secara umum jenis pelatihan yang diberikan
meliputi pelatihan budaya kerja, pelayanan publik, dan kewirausahaan. “Melalui
pelatihan ini kita ingin membangun budaya kerja yang lebih baik di lingkungan
KKP, mendorong ASN KKP memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh stakeholder
perikanan, baik di kantor pusat, pelabuhan, bandara, di manapun unit kerja KKP
berada, serta membangun jiwa kewirausahaan ASN KKP,” ucapnya.
Adapun metode pelatihan yang digunakan di antaranya ceramah;
diskusi melalui live chat/zoom; belajar mandiri dengan mempelajari bahan ajar,
modul, melihat video, dan bahan ajar lainnya; mengerjakan quiz; dan praktik
membuat video dan mengerjakan studi kasus baik individu maupun kelompok.
Hingga 17 Mei 2020, pelatihan yang telah digelar melalui
platform e-Milea berjumlah 6.204, ditambah dengan 205 pelatihan metode klasikal
dan 60 pelatihan metode blended learning. Pelatihan melalui ketiga metode ini
telah menghasilkan 5.152 lulusan.
Sumber : KKP