PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Juli 2018

Penerimaan Mahasiswa Magang di LRMPHP

Penerimaan dan Penjelasan Teknis Kegiatan PKM (dok. LRMPHP)
Sebagai salah satu bentuk pelayanan publik, LRMPHP senantiasa membuka pintu untuk mahasiswa/i maupun siswa/i yang ingin melaksanakan praktek kerja magang di LRMPHP.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada pertengahan tahun 2018 yang bertepatan dengan libur antar semester di universitas, LRMPHP kembali menerima 4 (empat) orang mahasiswa magang dari Universitas Brawijaya Malang. Keempat mahasiswa tersebut akan melaksanakan Praktek Kerja Magang (PKM) selama 1 bulan yaitu pada tanggal 2 Juli sampai 4 Agustus 2018 dibawah bimbingan para peneliti LRMPHP. Para mahasiswa magang tersebut yaitu :

Nama
NIM
Tema Magang
Pembimbing
Erda Ryvandu Wahidin
155080307111023
Alat Ekstraksi Rumput Laut
Zaenal Arifin Siregar, M.T.
Lina Widya Sari
155080300111023
Mesin Meat Bone Separator
Putri Wullandari, M.Sc.
Akhmad Gofur
155080300111010
Alat Pengisi Adonan Tahu Tuna
Tri Nugroho Widianto, M.Si.
Muhammad Ramadhan
155080301111065
Alat Deep Fryer
Arif Rahman Hakim, M.Eng.

Untuk mengawali pelaksanaan PKM, pada tanggal 2 Juli 2018 telah dilakukan pertemuan yang dihadiri oleh mahasiswa peserta magang, Kepala LRMPHP, peneliti LRMPHP dan staf pelayanan teknis dalam rangka penerimaan dan penjelasan teknis pelaksanaan PKM. Hal ini dilakukan agar para mahasiswa magang bisa mengetahui lebih jauh tentang LRMPHP dan mengetahui tata tertib selama PKM. Dalam pertemuan tersebut juga dijelaskan tema dan tugas yang harus dilaksanakn selama kegiatan PKM.

Selama PKM di LRMPHP, mahasiswa mendapatkan berbagai fasilitas seperti ruang untuk beraktivitas, akses internet, printer, fotokopi dan juga tempat tinggal di guest house LRMPHP.

Info pelaksanaan magang di LRMPHP dapat di akses melalui tautan dibawah ini :

Kamis, 05 Juli 2018

Menteri Susi Uji Coba Kapal Bambu Laminasi Pertama di Dunia

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat melakukan uji coba kapal bambu Baito Deling 001 di Pantai Kanjeran, Senin (2/7). Dok. Humas KKP/Handika Rizki
KKPNews, Surabaya – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri peluncuran kapal berbahan bambu laminasi, Baito Deling 001 hasil penelitian Dosen Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (2/7). Inovasi dengan teknik laminasi atau penggabungan bilah bambu hingga membentuk papan atau balok tersebut adalah yang pertama kalinya di dunia.

Sesuai namanya, Baito Deling berasal dari Bahasa Jawa, ‘baito’ yaitu kapal atau perahu, sedangkan ‘deling’ yaitu bambu. Baito Deling 001 ini memiliki dimensi panjang 6 meter, lebar 2,2 meter, dan tinggi 0,8 meter, dan mampu berlari hingga 7 unit, dengan daya tampung 2 GT. Baito Deling 001 juga dilengkapi 10 kursi duduk yang cukup nyaman.

Menteri Susi menyatakan bahwa inovasi kapal bambu laminasi ini sangat bagus dan kita harus mencobanya. Inovasi ini juga sebuah pilihan pada saat hutan kita sudah habis. Kayu tidak ada karena semakin mahal dan nelayan kita memerlukan kapal-kapal ukuran seperti ini. 

Selanjutnya, Menteri Susi melakukan uji coba kapal tersebut dengan berkeliling di Pantai Kanjeran. Ia pun berharap kapal Baito Deling 001 tersebut tak hanya dijadikan arketipe, tetapi juga diujikan lebih lanjut sehingga dapat diaplikasikan secara luas melalui produksi secara massal. Beliau juga berharap ini bisa difinalisasi menjadi sebuah produk. Jadi bukan hanya sekedar prototype trial, tapi diuji coba dengan benar supaya bisa diaplikasikan dan diimplementasikan.

Menteri Susi berpendapat, inovasi ini dapat dijadikan solusi atas mahalnya bahan baku kayu yang dibutuhkan nelayan untuk membuat kapal. “Jadi bambu tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk membuat angklung, tapi juga dapat digunakan untuk membuat kapal,” lanjutnya. Namun ia mengatakan, penggunaan bahan bambu rentan terhadap kelembaban sehingga dibutuhkan perlakuan dan penanganan yang baik dan tepat.

Menteri Susi menyadari, memang tak semua produk baru mudah diterima masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan sertifikasi untuk menjamin mutunya. “Selama ini banyak karya anak bangsa terhambat sertifikasi karena sertifikasi sering dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

Oleh karena itu, Menteri Susi ingin dilakukan sertifikasi yang benar karena di era globalisasi ini setiap negara membutuhkan sertifikasi untuk melindungi karya anak bangsa. “Negara dengan produksi yang bagus, kualitas dan efisiensi (produk) bagus akan sukses,” ia meyakinkan.

Pada kesempatan tersebut, Rektor ITS Prof. Joni Hermana mengungkapkan, investor kapal telah mempresentasikan kapal di Inggris dan kapal tersebut telah dinyatakan sebagai kapal pertama di dunia dengan penggunaan bambu seluruhnya. Ia juga mengatakan kesiapan ITS untuk memproduksi kapal ini secara massal sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat. (AFN)

Sumber : KKPNews

Senin, 02 Juli 2018

Potensi Pemanfaatan Udang Dan Rajungan Rucah Sebagai Bahan Baku Alternatif Pakan Ikan

Tepung ikan merupakan produk penting untuk menunjang usaha peternakan dan budidaya perikanan karena menjadi komponen utama sumber protein dalam formulasi pakan. Hal ini mengingat kandungan protein pada ikan yang cukup besar dan mencapai lebih dari 20%. Sejalan dengan berkembangnya industri peternakan dan budidaya perikanan, kebutuhan tepung ikanpun semakin meningkat. Permintaan tepung ikan berkisar antara 150.000 - 200.000 ton per tahun, dan diprediksi setiap tahunnya mengalami kenaikan 10 -15%. Dengan produksi lokal sekitar 45.000 ton, kebutuhan tepung ikan di dalam negeri harus dipenuhi dari impor. Sampai saat ini impor bahan baku pakan ikan, terutama tepung ikan setiap tahunnya mencapai 35% dari total impor perikanan Indonesia, padahal Indonesia memiliki banyak potensi perikanan yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung ikan, misalnya udang dan rajungan rucah.

Udang dan rajungan merupakan komoditas penting perikanan di tingkat internasional. Namun demikian, terdapat udang maupun rajungan dalam jumlah besar yang tidak laku terjual oleh pemasar ikan lokal, baik karena kualitas yang tidak memenuhi standar maupun penurunan daya beli konsumen. Udang dan rajungan yang tidak laku terjual ini nilai ekonomisnya menjadi turun, tidak layak dikonsumsi manusia dan dapat dikategorikan sebagai udang dan rajungan rucah.

Melihat besarnya potensi udang dan rajungan rucah, serta kebutuhan akan bahan alternatif sebagai bahan baku pakan ikan, maka LRMPHP telah melakukan penelitian potensi pemanfaatan udang dan rajungan rucah sebagai bahan baku alternatif pakan ikan. Bahan untuk pembuatan tepung berupa udang dan rajungan yang diperoleh dari pasar ikan di pantai Depok, Bantul, DIY. Udang dan rajungan dicuci menggunakan air, lalu dikukus dengan menggunakan alat pengukus selama 30 menit, selanjutnya dilakukan proses penirisan dan penggilingan dengan menggunakan grinder. Material dalam kondisi lumat kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari hingga kering (estimasi kadar air w/w = 10%). 

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tepung udang dan rajungan rucah yang diperoleh, keduanya mempunyai kenampakan warna khas tepung ikan sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tepung udang dan rajungan rucah

Rendemen tepung udang dan rajungan yang diperolah masing-masing sebesar 15,87% dan 23,20%, penurunan bobot tersebut terjadi karena proses pengolahan dan pada saat pengeringan. Hasil pengujian kadar nutrisi, kimia, organoleptik dan mikrobiologi (Salmonella) tepung udang dan rajungan selengkapnya disajikan pada Tabel berikut.

Tabel. Hasil pengujian nutrisi, kimia, organoleptik dan Salmonella tepung udang dan tepung rajungan
Produk
Kadar Nutrisi dan Kimia (%)
Organo-leptik
Salmo-nella
Kalsi-um
Fos-for
NaCl
Air
Abu
Protein
Lemak
Serat
Tepung udang rucah
7,36
4,88
1,07
7,01
48,39
45,61
3,78
5,32
3,53
negatif
Tepung rajungan rucah
15,75
5,04
1,11
6,46
47,84
35,91
1,00
11,52
4,38
negatif
SNI Tepung Ikan 2016 (Mutu III)
2,5-7,0
1,6-4,0
≤4
≤12
≤30
≥45
≤12
≤3
≥6
negatif










Berdasarkan hasil pengujian tersebut terlihat bahwa kadar air, lemak, protein (tepung udang) dan NaCl masih memenuhi standar SNI, sedangkan kalsium, fosfor belum memenuhi standar SNI sehingga perlu dilakukan modifikasi/penambahan nutrien tertentu agar dapat memenuhi standar SNI. Hasil pengujian secara organoleptik juga menunjukkan bahwa tepung udang dan rajungan rucah yang dihasilkan dari percobaan ini belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI. Selain pengujian secara kimia dan organoleptik, pengujian secara mikrobiologi (Salmonella) kedua jenis tepung juga dilakukan dan hasilnya negatif sehingga memenuhi persyaratan SNI.

Sumber : Prosiding Semnaskan UGM 2015

Jumat, 29 Juni 2018

Desain Bilah Pisau Bowl Cutter dan Lama Pengadonan pada Pembuatan Nugget Ikan

Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi perikanan adalah pengembangan produk bernilai tambah. Beberapa produk yang telah dikembangkan menggunakan bahan baku ikan di antaranya bakso, otak-otak, sosis dan nugget ikan. Selain meningkatkan nilai tambah, produk olahan ikan tersebut sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang menuntut makanan cepat saji serta mengandung cukup gizi. Jadwal yang padat dan gaya hidup masyarakat yang sibuk menuntut seseorang untuk dapat makan dengan cepat. Selain cepat, kebutuhan makanan cepat saji juga harus memenuhi standar gizi dan kesehatan. Salah satu makanan cepat saji dari pengolahan produk perikanan adalah nugget ikan. Produk olahan hasil perikanan tersebut menggunakan lumatan daging ikan dan atau surimi minimum 30 % dicampur tepung dan bahan lainnya, dibaluri dengan tepung pengikat, dimasukkan ke dalam adonan butter mix kemudian dilapisi dengan tepung roti dan dipanaskan.

Proses pembuatan nugget ikan dilakukan dengan menggiling daging ikan kemudian mencampur dengan bahan lainnya seperti tepung dan bumbu sampai dihasilkan adonan yang homogen. Setelah homogen adonan dicetak kemudian dikukus selama kurang lebih 10 menit, dilapisi dengan larutan buttermix dan breadcrumbs selanjutnya digoreng. Proses pembuatan nugget ikan skala UKM dilakukan secara manual dan menggunakan peralatan sederhana. Peralatan yang diperlukan dalam proses pembuatan nugget ikan di antaranya mesin pengiling daging, mesin pengadon dan alat pengukus. Mesin pengadon untuk pembuatan nugget yang biasa digunakan adalah bowl cutter. Fungsi utama dari bowl cutter adalah melumatkan daging ikan serta mengaduk campuran adonan untuk menghasilkan adonan nugget ikan yang homogen.

Bowl cutter yang ada di pasaran dapat digunakan untuk mencincang daging dan sayuran serta dapat pula digunakan untuk membuat adonan bakso, sosis maupun nugget. Komponen utama bowl cutter adalah bilah pisau dan motor penggerak. Bilah pisau berfungsi untuk mencacah daging sedangkan motor penggerak berfungsi untuk menggerakkan mangkuk dan bilah pisau secara bersamaan. Bentuk dan jumlah bilah pisau bowl cutter tersebut didesain umumnya untuk berbagai olahan dan berbagai jenis adonan. Bentuk dan jumlah bilah pisau yang bervariasi tentunya akan menghasilkan mutu adonan dan konsumsi energi yang beragam. 

Penggunaan bowl cutter dalam pengolahan nugget ikan di beberapa UKM di Gunungkidul menunjukkan beberapa kendala diantaranya pencampuran adonan membutuhkan waktu yang relatif lama dan kualitas adonan kurang homogen. Jumlah dan bentuk bilah pisau serta lamanya proses pengadonan yang dilakukan dalam pengolahan nugget ikan di beberapa UKM sangat bervariasi. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas adonan nugget serta biaya operasional dan waktu pengadonan menjadi hal penting untuk diketahui. Bowl cutter yang biasa digunakan UKM menggunakan motor listrik dengan daya berkisar antara 1100 sampai 1900 Watt. Kebutuhan listrik tersebut cukup besar untuk skala UKM, sehingga pengadonan yang dilakukan sesingkat mungkin dengan mempertimbangkan kualitas nugget dan dapat menghemat biaya operasional.

LRMPHP telah mengembangkan beberapa bentuk dan susunan bilah pisau Bowl cutter salah satunya dengan 3 buah bilah pisau melengkung (Gambar 1.).

Gambar 1. Desain bowl cutter dengan 3 buah bilah pisau melengkung

Bahan yang digunakan untuk membuat bilah pisau bowl cutter adalah plat SS 304 tebal 2 mm dan batang teflon berdiameter 11 cm. Desain bilah pisau melengkung mempunyai bentuk ± 3/8 lingkaran dengan panjang 80 mm dari sisi luar dudukan. Lebar bilah pisau sebesar 22 mm dengan tebal 3 mm. Radius putar bilah pisau dari pusat poros sebesar 130 mm. Kelengkungan bilah pisau mempunyai radius 50 mm dengan sisi tajamnya terletak pada lengkung bagian luar. Sudut ketajaman sekitar 120 pada salah satu sisi bilah pisau. 

Uji kinerja alat dilakukan menggunakan volume bowl sebesar 10 L dengan pesifikasi mesin 1700 W dengan komponen utama adalah motor listrik, pupy, belt, poros dan bowl. Kecepatan putar bilah pisau dan bowl masing-masing sebesar 1535 dan 29 rpm. Selama proses pengadonan kebutuhan rata-rata arus listrik sebesar 4,2 A pada tegangan 220 Volt dengan kebutuhan daya berkisar 895 - 928 Watt.

Gambar 2. Uji kinerja bowl cutter

Hasil uji kinerja terhadap bowl cutter menunjukkan bahwa dengan desain 3 bilah pisau melengkung dengan lama pengadonan 8 menit kebutuhan biaya operasional listrik sebesar Rp. 2.700/100 kg adonan, dengan mutu nugget sesuai standar SNI. Nugget yang dihasilkan pada kondisi tersebut mempunyai kadar air 54,2 %, tektur sebesar 12,6 N, susut masak 16,7 %, WHC 32,9 % dan nilai organoleptik lebih dari 7. 

Sumber : Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi KP, Vol 11 No. 1 (2016)

Selasa, 26 Juni 2018

Semar MekanisasiKP Sebagai Produk Inovasi Proyek Perubahan Berprestasi

Dalam rangka memenuhi tuntutan global, tuntutan kompetensi, serta untuk mewujudkan visi misi dalam pelaksanaan tugas pemerintahan, kepala LRMPHP mengikuti diklat kepemimpinan tingkat IV (diklatPIM IV) angkatan XXIX Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diselenggarakan di Balai Diklat Aparatur Sukamandi, Subang - Jawa Barat.

DiklatPIM IV ini diselenggarakan mulai tanggal 12 Februari s.d. 1 Juni 2018, dengan mekanisme on dan off campus. Sebagai bagian dari penyelesaian diklat, peserta diklatPIM IV diberi tugas untuk melaksanakan suatu proyek perubahan yang diterapkan pada unit kerja penugasan dengan memperhatikan struktur organisasi, tugas-fungsi, permasalahan dan inovasi, serta stakeholders dan customers dari organisasi yang dipimpin.

Untuk itu, kepala LRMPHP mengajukan proyek perubahan bertema "Penyediaan Sistem Informasi Knowledge Management System Peralatan dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Terstandar sebagai Prasarana Optimalisasi Penyampaian Hasil-Hasil Riset Kepada Pengguna", dengan mentor Bapak Budi Nugraha, S.Pi, M.Si (Kepala Bidang Riset Pemulihan Sumber Daya dan Teknologi Alat & Mesin Perikanan) dan coach Bapak Edy Sutanto, A.Pi, M.Pd. Proyek perubahan ini dibuat dengan branding Semar MekanisasiKP dan dapat diakses secara online melalui alamat https://semar.mekanisasikp.id dan aplikasi android (link APK).

Pada akhir pelaksanaan diklatPIM IV, kepala LRMPHP dengan proyek perubahan Semar MekanisasiKP ini mendapatkan predikat Sangat Memuaskan dan menempati peringkat II dari 40 peserta diklatPIM IV angkatan XXIX.

Berita terkait:



Pemaparan laporan Proyek Perubahan (dok. LRMPHP)

Penutupan Diklat PIM IV Angkatan XXIX (dok. LRMPHP)

Piagam Penghargaan (dok. LRMPHP)

Jumat, 08 Juni 2018

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1439 H

Kami Segenap Keluarga Besar Loka Riset Mekanisasi 
Pengolahan Hasil Perikanan 

Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H


Rabu, 06 Juni 2018

Penegakan Disiplin dalam Pelaksanaan Cuti Bersama Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018

Surat Menpan

Surat dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Penegakan Disiplin dalam Pelaksanaan Cuti Bersama Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018


Bimtek Penulisan Berita Populer di LRMPHP

Pemaparan materi bimtek oleh narasumber
LRMPHP, Bantul. Dalam rangka penyebarluasan hasil riset Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), telah diselenggarakan bimbingan teknis (bimtek) Cara Penulisan Berita Popular di Media Sosial pada tanggal 5 juni 2018 di ruang aula LRMPHP. Sebagai narasumber yaitu Drs. Ahmad Lutfie, MA selaku wakil pimpinan Harian Redaksi Kedaulatan Rakyat (KR) Yogyakarta. Kegiatan bimtek dibuka oleh Ka.Loka LRMPHP (Luthfie Assadad, S.Pi, M.Sc) dan dihadiri oleh perwakilan Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut (LPPRBRL) Gorontalo dan seluruh pegawai LRMPHP.

Pembukaan bimtek dan arahan oleh Ka.LRMPHP

Diskusi dan tanya jawab
Dalam arahannya, Ka.LRMPHP menjelaskan tentang kanal web pengelolaan informasi LRMPHP seperti MekanisasiKP.web.id, facebook.com/MekanisasiKP, Twitter @MekanisasiKP,  Instagram @MekanisasiKP, Bitrix http://kinerjakkp.bitrix24.com (BRSDM #MekanisasiKP) dan semar.mekanisasikp.id. Sementara itu materi bimtek yang disampaikan narasumber diantaranya tentang bahan berita, unsur dalam penulisan berita (5W+1H) dan gaya penulisan dengan metode piramida terbalik.

Pada kegiatan bimtek juga dilakukan evaluasi/penilaian beberapa konten berita dan artikel yang ada di web portal mekanisasikp.web.id. Beberapa saran dan masukan diberikan oleh narasumber agar berita maupun artikel ilmiah yang ditulis di LRMPHP lebih mudah dimengerti sehingga penyebarluasan hasil riset sampai kepada masyarakat .

Selasa, 05 Juni 2018

Rumput Laut, Jawaban Indonesia Terhadap Krisis Sampah Plastik Dunia

Sampah plastik dibuang ke sungai. Komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik (www.shutterstock.com)
Dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian plastik kini sudah di tahap yang mengkhawatirkan. Data terkini menunjukkan bahwa sejak tahun 1950-an sembilan juta ton plastik telah diproduksi di seluruh dunia, dan setidaknya saat ini masih meninggalkan sampah sebesar tujuh juta ton.

Tidak hanya merusak lingkungan dan mengancam kehidupan satwa, sampah plastik juga mengancam kehidupan manusia.

Salah satu komponen plastik yang paling berbahaya adalah serpihan sampah plastik yang dikenal sebagai mikroplastik. Serpihan tersebut telah terbukti merusak lingkungan, terutama di lautan, dengan jumlahnya yang ternyata lebih besar dibanding dengan yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian terbaru menunjukan jumlah mikroplastik yang tersebar di lingkungan kini mencapai sekitar 51 triliun butir, atau setara 236 ribu metrik ton. Partikel kecil ini bisa saja masuk ke dalam perut kita melalui air minum atau makanan laut dan mengancam kesehatan.

Langkah-langkah untuk mengurangi dampak penggunaan plastik telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahan plastik yang dapat hancur atau terurai secara alami di lingkungan yang lebih dikenal dengan istilah “biodegradable plastics” atau bioplastik.

Penelitian yang sedang saya lakukan ingin menunjukkan bahwa rumput laut dapat menjadi bahan terbaik untuk produksi bioplastik. Artikel ini juga memberikan gambaran bagaimana Indonesia dapat berperan penting dalam pengembangan plastik rumput laut.

Kebijakan melawan plastik
Negara-negara di dunia belakangan ini telah memberlakukan aturan-aturan yang mendukung penggunaan plastik ramah lingkungan dan juga daur ulang, guna menekan pemakaian plastik.

Tahun depan, Inggris melarang segala penjualan produk plastik sekali pakai, seperti sedotan minuman dan kapas pembersih. Kemudian kota-kota di Amerika Serikat telah mendeklarasikan perang terhadap sedotan minuman plastik. Seattle pun ikut meluncurkan kampanyenya dengan jargon “Tidak ada sedotan plastik di Seattle”. Sedangkan New York juga sedang mempertimbangkan untuk melarangnya.

Di 2017, Kenya bahkan menerapkan pelarangan paling keras terhadap penggunaan kantong plastik, yaitu dengan memberikan ganjaran 4 tahun penjara atau denda sebesar $40.000.

Pencarian solusi
Meskipun demikian, penghentian penggunaan plastik seutuhnya merupakan hal yang mustahil. Plastik merupakan bahan yang paling mudah serta serba guna untuk berbagai macam keperluan. Plastik juga memberikan banyak sekali manfaat untuk kehidupan manusia. Ketergantungan orang akan plastik telah mendorong meningkatnya produksi plastik, bahkan di masa mendatang.

Jumlah produksi plastik sangatlah besar, dan diperkirakan akan terus meningkat kedepannya. Pada tahun 2014, produksi plastik kemasan dunia tercatat senilai $270 miliar dan diprediksi akan meningkat hingga $375 pada tahun 2030.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah penggunaan plastik diantaranya dengan mendaur ulang. Namun cara ini tidaklah semudah yang diharapkan. Jenis produk plastik yang jumlahnya ratusan menjadi kendala utama pada proses daur ulang, terutama dalam proses pemilahannya. Sehingga hanya sekitar 9% saja jumlah sampah plastik dunia yang telah di daur ulang, 12% dibakar, sedangkan sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir atau di samudra.

Cara lainnya yaitu dengan mengembangkan bioplastik. Plastik ini umumnya terbuat dari tanaman atau bakteri sehingga menjadikannya lebih ramah terhadap lingkungan serta dapat berkelanjutan.

Permintaan tinggi bioplastik
Kapasitas produksi bioplastik dunia diperkirakan akan meningkat hingga 6,1 juta ton pada 2021 dari sejumlah 4,2 juta ton pada 2016 yang dipicu oleh semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap penggunaan produk-produk ramah lingkungan.

Masyarakat kini juga telah banyak memanfaatkan bioplastik untuk keperluan sehari-hari mulai dari kantong plastik, peralatan rumah tangga hingga barang elektronik. Merek-merek terkenal dunia seperti Coca-cola, Heinz, Unilever, Nestle, Danone, dan Nike juga telah menggunakannya terutama untuk kemasan produk.

Mengapa rumput laut untuk bioplastik?
Bahan baku yang biasa digunakan untuk bioplastik antara lain adalah jagung, tebu, minyak tumbuhan, dan pati. Namun penggunaan komoditas tanaman tersebut untuk plastik dapat menimbulkan masalah lainnya.

Pertama, produksi bioplastik membutuhkan investasi yang sangat besar untuk lahan produktif, pupuk, dan kimia. Kemudian, pemanfaatan tanaman tersebut untuk plastik juga akan memicu persaingan antara kebutuhan untuk pangan dengan kebutuhan plastik, sehingga bisa menyebabkan naiknya harga komoditas tersebut dan juga mengakibatkan krisis pangan.

Sejauh ini, rumput laut merupakan kandidat terbaik untuk bioplastik karena mampu menjawab tantangan tersebut di atas. Pertama, harganya yang murah. Kemudian, tidak seperti tanaman darat, rumput laut tidak memerlukan pupuk serta lahan produktif karena ditanam di laut. Dengan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan bioplastik, produksi pangan juga akan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan kenaikan harga atau krisis pangan.

Peran kunci Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan. Indonesia juga merupakan salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia. Nilai ekspor rumput lautnya yaitu senilai US$200 juta dan dengan produksinya yang dilaporkan meningkat sekitar 30% tiap tahunnya.

Selanjutnya, Indonesia adalah penghasil jenis rumput laut merah terbesar di dunia, di mana kandungan karbohidratnya merupakan bahan utama untuk membuat bioplastik. Produksi rumput laut indonesia menyumbang lebih dari sepertiga produksi rumput laut dunia.

Laporan terkini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan lokasi yang sangat cocok untuk ditanami jenis rumput laut merah, karena didukung oleh faktor iklim, ketersediaan unsur hara, dan kondisi geografisnya.

Indonesia juga merupakan salah satu pionir dalam hal pengembangan plastik berbahan dasar rumput laut dibandingkan negara-negara lainnya. Industri start up Indonesia Evoware telah menciptakan serta menjual secara komersial cangkir minuman dan kotak makanan berbahan rumput laut hasil budidaya.

Penemuan tersebut menunjukkan betapa besarnya potensi rumput laut untuk dijadikan bahan alternatif bioplastik. Namun demikian, penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk menghasilkan bioplastik yang dapat digunakan untuk jenis produk yang lebih luas lagi. Kedepannya, kita berharap dapat menghasilkan plastik rumput laut yang memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan plastik konvensional yang ada saat ini.

Dengan segala potensi yang ada, Indonesia seharusnya memiliki peran besar dalam pengembangan plastik ramah lingkungan dari rumput laut, guna mengatasi krisis plastik global yang terjadi saat ini. Ketika botol minuman atau tas belanja yang berbahan terbuat dari plastik rumput laut mencemari samudera, kita tidak lagi khawatir karena limbah tersebut sebetulnya hanya kembali ke tempatnya semula, di laut.

Sumber : theconversation.com
Penulis : Bakti Berlyanto Sedayu, Peneliti LRMPHP
                

Senin, 04 Juni 2018

3rd Bali Tuna Conference, Menteri Susi Tekankan Pentingnya Sertifikasi Dan Tracebility Produk Perikanan


Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menekankan pentingnya sertifikasi dan traceablity (ketertelusuran) produk perikanan Indonesia, terutama tuna, dapat lebih kompetitif dengan produk perikanan luar negeri. Hal tersebut merupakan salah satu poin hasil dari 3rd Bali Tuna Conference yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 31 Mei - 1 Juni 2018.

"Indonesia dalam Bali Tuna Conference ini berbicara tentang menuju kepada sertifikasi supaya produk kita ini lebih kompetitif. Dari Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing menuju ke Legal Reported Regulated Fishing. Di mana dari sertifikasi ini, tuna Indonesia bisa mendapatkan harga premium sehingga bisa berkompetisi di pasaran dunia," ungkap Menteri Susi dalam gelaran konferensi pers, usai penutupan acara Bali Tuna Conference di Hotel Padma Bali, Jumat (1/6).

Selain sertifikasi, Menteri Susi juga meminta kepada pengusaha dan stakeholder perikanan agar dapat menjaga traceability dari produk perikanan yang dihasilkan. "Pengusaha-pengusaha dunia harus bisa menjaga traceability. Sertifikasi juga jangan lupa. Karena tanpa sertifikasi, transaksi jual beli itu sangat sulit bahkan tidak bisa," lanjutnya.

Dalam Bali Tuna Conference, Indonesia juga menyampaikan tentang penolakan produk perikanan yang melibatkan pelanggaran hak asasi manusia di dalamnya. Di mana produk perikanan harus bersih dari tindak perbudakan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. "Kita sudah compliance dengan human rights. Itu juga salah satu persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi premium. Jadi dunia ini sudah peduli dengan keberlanjutan, dunia ini sudah peduli dengan human rights. Kita tidak boleh lagi melakukan sebuah industri dengan manajemen semau kita. Aturan dunia, standar dunia. Dan kita semua sudah mengarah ke yang lebih baik yaitu sustainability," jelas Menteri Susi.

Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi prioritas pengelolaan perikanan tuna yang berfokus pada data produksi tuna. Selain itu juga meningkatkan sistem registrasi kapal tuna khususnya untuk perairan kepulauan, pengembangan dan implementasi sistem pemantauan elektronik dan sistem pelaporan untuk mengatasi masalah ketertelusuran tuna dan pengembangan peraturan terkait manajemen tuna.

"Dan kita berharap, leadership kita juga diikuti oleh negara lain. Karena tuna itu resource dunia bukan cuma milik Indonesia. Tapi juga milik negara-negara lain. Sehingga bangsa-bangsa lain juga bisa belajar dari kita. Laut kita jaga, semua kita dapat. Itu pesannya, bahwa ekspolitasi hasil alam yang benar ya menjaga keberlanjutan dan supaya terus ada dan banyak. Kalau ada tapi sedikit, itu tidak cukup untuk industri, untuk bisnis," jelas Menteri Susi.

"Ternyata tuna, dengan sebuah policy yang benar, dapat ditangkap oleh semua nelayan. Sekarang tuna bukan milik kapal-kapal long liners besar, bukan hanya milik kapal-kapal long liners asing, tetapi juga oleh nelayan Jembrana, oleh nelayan Banda Naira, oleh nelayan NTT, nelayan Sendang Biru, semua bisa dapat tuna. Besar-besar ukurannya dan dekat, tidak usah jauh-jauh ke tengah laut," tuturnya.

Indonesia sangat pantas diperhitungkan dalam bisnis tuna. Data resmi FAO melalui SOFIA pada tahun 2016 terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap di seluruh dunia. Di tahun yang sama Indonesia berhasil memasok lebih dari 16% total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta ton/tahun. Sedangkan volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta USD pada tahun 2017.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen dan konsistensi untuk mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya ikan tuna melalui Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna, Cakalang dan Tongkol. Rencana tersebut telah diluncurkan pada saat Konferensi Bali Tuna ke-1 yang selanjutnya ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 107 tahun 2015.

Rencana Pengelolaan Tuna Nasional tersebut telah ditetapkan untuk menerapkan aturan dan standar yang diadopsi oleh Organisasi Manajemen Perikanan Daerah (RFMOs), di mana Indonesia sekarang berpartisipasi dalam The Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), The Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), The Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) dan Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC).

Dalam Kerangka Implementasi Rencana Pengelolaan Perikanan pada Bali Tuna Conference Tahun 2018 ini, Pemerintah telah melaunching Framework of Harvest Strategy for tuna in Arcipelagic Water (WPP 713, 714 dan 715).

Rencana pengelolaan tuna nasional dan Framework for Harvest Strategi tersebut bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan perikanan tuna yang lestari untuk kesejahteraan masyarakat perikanan. Selain itu juga mendukung terwujudnya kedaulatan pangan nasional, pasokan protein ikan secara berkelanjutan dan peningkatan pendapatan nelayan serta penyediaan kesempatan kerja di atas kapal perikanan dan unit pengolahan ikan termasuk industri pendukung lainnya yang merupakan cita-cita nasional pemerintah Indonesia sebagai poros maritim dunia dan laut sebagai masa depan bangsa.

Sumber: kkp.go.id



Jumat, 25 Mei 2018

Sosialisasi Alat Uji Kesegaran Ikan Non Destruktif Kepada Stakeholders Melalui Learning Session LRMPHP 2018


LRMPHP menyelenggarakan learning session dengan tema Non Destructive Testing Ikan segar menggunakan aplikasi android pada hari Jumat, 25 Mei 2018. Kegiatan learning session ini dihadiri oleh tamu undangan dari perwakilan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul, Balai Penelitian Teknologi bahan Alam (BPTBA) LIPI, Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) DIY, Stasiun KIPM DIY, Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu hasil perikanan (LPPMHP) DIY, SMK N 1 Sanden Bantul, Penyuluh Perikanan Bantul, pelaku usaha perikanan (UKM) serta Pegawai Internal LRMPHP.

Alat uji kesegaran ikan non destruktif ini merupakan hasil riset rancang bangun dari Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) tahun 2016-2017, bekerjasama dengan Dept. Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, serta telah diusulkan menjadi paten pada tahun 2017 melalui Sentra HKI KKP.


Penyampaian Materi Learning Session
Bertindak sebagai pemateri yaitu Zaenal Arifin Siregar, M.T. (Peneliti LRMPHP). Pada presentasi yang dimoderatori oleh Tri Nugroho Widianto, M.Si. tersebut dijelaskan tentang pengenalan alat uji, bimbingan cara download aplikasi uji kesegaran ikan pada smartphone dan penggunaannya. Prinsip pengujian ini adalah pendeteksian bau ikan menggunakan sensor dan citra mata ikan menggunakan kamera. Aplikasi penggunaan citra dan sensor bau saat ini masih jarang diterapkan di bidang perikanan, namun metode ini menawarkan kecepatan, kemudahan, akurasi yang baik dan bersifat non destruktif.


Praktek pengujian kesegaran ikan oleh stakeholders
Pada saat learning session dilakukan brainstorming yang dilanjutkan dengan praktek pengujian kesegaran ikan menggunakan smartphone peserta. Peralatan yang sedang dikembangkan LRMPHP tersebut diharapkan dapat membantu stake holder dalam menentukan kesegaran ikan secara cepat dan praktis. 

Selasa, 22 Mei 2018

Menjawab Tantangan Kedepan, KKP Rotasi Jabatan Eselon 1


Jakarta - Berdasarkan Keputusan Presiden RI No 56/ TPA Tahun 2018 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melantik empat pejabat Eselon 1 di Gedung mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, pada tanggal 22 Mei 2018.

Empat pejabat Eselon I yang dilantik dan dirotasi jabatannya, yakni:
1. Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto menjadi Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
2. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Syarif Widjaya menjadi Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM).
3. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Dirjen PDSP KP) Nilanto Perbowo menjadi Sekretaris  Jenderal KKP.
4. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) M. Zulficar Mochtar menjadi Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

Dalam arahannya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan bahwa rotasi jabatan Eselon I merupakan hal yang lumrah terjadi dalam struktur organisasi. Terlebih saat ini KKP tengah menghadapi tantangan dinamis sehingga diperlukan orang yang tepat untuk mengisi jabatan pimpinan tinggi madya di KKP.

“Pertukaran tempat adalah hal yang biasa. Pergantian manajemen adalah suatu hal yang biasa dalam perjalanan organisasi. Tentu kita mencari orang yang tepat dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hari ini saya lega melihat tatanan baru di KKP. Saya yakin setiap individu mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan jabatan barunya,” papar Susi.

Susi turut menyoroti BRSDM sebagai sebagai institusi penting yang menjadi fokus utama pemerintah di tahun 2019. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa salah satu langkah dalam pembanguan sumber daya manusia (SDM) yakni melalui pendidikn vokasi.  

“Saya memohon pada Pak Syarif  yang kini menjabat sebagai Kepala BRSDM, sumber daya manusia menjadi pilar penting tahun ini dan tahun depan. SDM menjadi fokus penting pemerintah yang dapat kita tingkatkan melalui pendidikan vokasi,” tutur Susi.

Susi pun berharap, dengan adanya rotasi jabatan, KKP bisa semakin produktif dan efisien dengan dan  membawa jajaran KKP bekerja lebih cepat, sesuai tuntutan zaman.

Senin, 21 Mei 2018

Pentingnya Pembangunan SDM Melalui Pendidikan Vokasi

Peringati Hari Kebangkitan Nasional 2018, Kepala BRSDM Ingatkan Pentingnya Pembangunan SDM Melalui Pendidikan Vokasi




Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 110, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan Upacara Harkitnas 2018, pada tanggal 21 mei 2018 di STP Jakarta. Upacara dipimpin  langsung   oleh Kepala BRSDM M. Zulficar Mochtar. 

Dalam kesempatan tersebut, Zulficar membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) perihal  amanat Presiden RI Joko Widodo, yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada tahun 2019. “Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas SDM,” tegasnya.

Salah satu langkah pemerintah dalam pembangunan SDM, disampakan Zulficar, ialah melalui pendidikan vokasi. Pemerintah mendorong dunia pendidikan untuk bekerja sama dengan industri dan bisnis, guna mencari terobosan baru dalam pendidikan vokasi. Jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun di tingkat menengah, yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan, juga harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap kerja. 

Harkitnas 2018 yang mengusung  tema ‘Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital’, harus dimaknai dengan upaya penyadaran masyarakat Indonesia untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. Pengembangan kapasitas SDM juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia.

“Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2018. Maknai dengan semaksimal mungkin untuki memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM, terutama generasi muda yang akan membawa kejayaan bangsa di tahun- tahun mendatang,” ucap Zulficar.