EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Desember 2017

Perwakilan LRMPHP menghadiri Knowledge Sharing Perbendaharaan




Balai Diklat keuangan Yogyakarta menyelenggarakan Knowledge Sharing Perbendaharaan bertema "Realisasi Belanja APBN, Mengapa Takut?". Acara ini diselenggarakan pada tanggal 5 Desember 2017 dengan narasumber Basit Sugiyanto, SE, MM (Widyaiswara Madya pada Balai Diklat Keuangan Yogyakarta). Perwakilan dari LRMPHP (KPA dan bendahara pengeluaran) menghadiri kegiatan ini. Materi yang disampaikan diantaranya yaitu
  • penganggaran dan siklusnya
  • proses pencairan anggaran

Perwakilan LRMPHP menghadiri Lokakarya Penyegaran bagi PPK

Dalam rangka penyegaran dan penguatan tugas fungsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kanwil Ditjen Perbendaharaan DI Yogyakarta mengundang PPK satuan kerja yang menjadi mitra untuk mengikuti "Lokakarya Refreshment Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka Pelaksanaan/Pencairan Anggaran". Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Senin tanggal 4 Desember 2017 di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta yang beralamat di Jl Solo, Kalasan Yogyakarta.




Perwakilan LRMPHP (PPK LRMPHP) turut serta berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, bersama-sama dengan beberapa perwakilan instansi lainnya. Narasumber pada kegiatan ini, yaitu Jamila Lestyowati, S.E., M.Si. dan Agung Yuniarto, S.E., yang merupakan Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Yogyakarta. Materi yang disampaikan yaitu

  • Gambaran Umum Pengadaan Barang/Jasa : merupakan materi penyegaran terkait dengan proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa, mulai dari tahap awal (perencanaan) hingga tahap akhir penyelesaian kontrak. Materi yang disampaikan mengadopsi dari beberapa bahan ajar diklat PBJ dan juga peraturan pengadaan barang/jasa
  • Pencairan Anggaran Belanja Negara : merupakan materi penyegaran terkait dengan kewajiban dan wewenang PPK dalam proses pencairan anggaran. Sebagian materi mengadopsi dari PMK 190 tahun 2012.

Selasa, 05 Desember 2017

Rencana Umum Pengadaan Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TA 2018


SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan RUPnya. SiRUP sebagai sarana layanan publik terkait RUP sehingga memudahkan masyarakat dalam mengakses secara langsung Pengadaan Barang/Jasa secara Nasional.

LRMPHP sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Kementerian  Kelautan dan Perikanan telah menerapkan aplikasi SiRUP untuk mengumumkan RUPnya. Untuk transparansi anggaran, RUP LRMPHP TA 2018 dapat dilihat di tautan berikut : RUP LRMPHP 14553 - 2018, 5 Desember 2017 

Senin, 04 Desember 2017

Mutu Tepung Ikan Rucah Pada Berbagai Proses Pengolahan


Ikan rucah merupakan hasil samping pengolahan utama ikan maupun dari hasil tangkapan sampingan yang dipandang tidak memiliki nilai ekonomis, sehingga cenderung tidak diproses dan dibuang oleh pengolah atau nelayan. Jenis ikan ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk diproses menjadi suatu produk dalam rangka pemanfaatan hasil samping, penerapan konsep zero waste dan peningkatan nilai tambah. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan ikan rucah sebagai bahan baku tepung ikan.

Tepung ikan merupakan produk hasil pengeringan dan penggilingan dari ikan atau hasil samping pengolahan ikan tanpa penambahan material apapun. Proses pengolahan tepung ikan sangat beragam, tergantung pada komposisi kimia dan ketersediaan teknologi yang ada. Proses pengolahan tepung ikan secara umum dibagi menjadi dua metode yaitu metode kering dan metode basah berdasarkan kandungan lemak ikan, dimana pada metode basah dilakukan dengan cara perebusan. Penelitian pengolahan tepung ikan dengan proses perebusan yang dilanjutkan dengan pengepresan, pengeringan dan penggilingan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian lain juga menggunakan proses pengukusan dan presto sebagai proses utama untuk pembuatan tepung ikan. Perbedaan proses pengolahan tersebut diduga mempengaruhi kualitas mutu tepung ikan yang dihasilkan.

Kajian mutu tepung ikan berdasarkan perbedaan proses pengolahan ini telah dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu, namun belum memberikan informasi mutu tepung ikan secara lengkap sebagaimana tercantum dalam standar mutu tepung ikan SNI 01-2715-1996. Oleh karena itu, LRMPHP melakukan penelitian tentang mutu tepung ikan rucah pada berbagai proses pengolahan. Bahan utama penelitian berupa ikan rucah, dicuci menggunakan air lalu diolah dengan tiga macam perlakuan, yaitu perebusan selama 30 menit, pengukusan selama 30 menit dan presto selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan proses penirisan dan penghalusan dengan menggunakan grinder. Material dalam kondisi lumat kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari hingga kering (estimasi kadar air < 10%), selanjutnya dilakukan proses penepungan dengan menggunakan blender. Tepung ikan yang diperoleh dianalisis dengan parameter pengujian kimia, mikrobiologi dan organoleptik sesuai Standar Nasional Indonesia SNI 01-2715- 1996.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kestabilan suhu selama proses dapat tercapai pada perlakuan perebusan dengan rendemen akhir tertinggi pada perlakuan pengukusan, yaitu sebesar 23.04%. Seluruh perlakuan memberikan nilai kadar protein di atas 50% dan kadar lemak di bawah 14% (memenuhi persyaratan SNI). Hasil pengujian mikrobiologi terhadap tepung ikan rucah menunjukkan negatif Salmonella untuk semua perlakuan sehingga memenuhi persyaratan SNI. Perlakuan perebusan mempunyai nilai tertinggi untuk parameter kenampakan dan tekstur pada pengujian organoleptik. Secara umum, perlakuan perebusan memberikan mutu tepung ikan rucah terbaik, dengan kadar air, protein, serat, abu, lemak, kalsium, fosfor dan NaCl berturut-turut sebesar 5,62%, 58,02%, 1,46%, 15,79%, 13,39%, 4,36%, 4,13%, dan 0,36%.

Rabu, 22 November 2017

Performansi Pendingin Termoelektrik Alat Transportasi Ikan Segar pada Berbagai Tegangan

Penanganan ikan pada suhu rendah merupakan teknik penanganan yang paling banyak digunakan untuk mempertahankan mutu ikan. Penanganan ikan selama kegiatan transportasi sampai pengolahan mensyaratkan dilakukan pada suhu rendah. Suhu merupakan faktor eksternal yang berperan penting pada proses kemunduran mutu ikan, karena bakteri-bakteri pembusuk berkembang lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Proses pembusukan ikan dapat ditunda dengan menerapkan sistem rantai dingin yaitu mengkondisikan ikan pada suhu rendah. Pada suhu rendah aktivitas pembusukan secara kimiawi dan enzimatis dapat diperlambat.

Salah satu alat transportasi ikan yang biasa digunakan oleh pedagang ikan keliling adalah sepeda motor. Pada umumnya alat transportasi tersebut menggunakan kotak stirofom yang diletakkan di atas sepeda motor. Sistem rantai dingin dapat diterapkan dengan menambahkan es di dalam peti penyimpanan ikan atau menggunakan peti ikan berpendingin. Penggunaan es sebagai pendingin banyak diaplikasikan karena mudah dan mempunyai kapasitas pendinginan yang besar. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan es adalah penambahan es dapat mengurangi kapasitas angkut. Selain itu juga menambah bobot peti sehingga dapat mengganggu keseimbangan berkendaraan karena kapasitas angkut sepeda motor terbatas. Penggunaan bongkahan es yang besar, kasar serta tajam juga dapat menyebabkan kerusakan fisik ikan. Goncangan alat yang terjadi selama transportasi menyebabkan gesekan antara es dan ikan sehingga dapat mengakibatkan memar dan luka pada permukaan ikan. Luka dan memar pada permukaan ikan tersebut dapat mempercepat proses pembusukan ikan oleh bakteri.

Sistem pendingin lain yang dapat digunakan dalam peti insulasi adalah sistem pendingin termoelektrik. Aplikasikan sistem pendingin pada alat transportasi ikan menggunakan sepeda motor mempunyai keterbatasan ruang, massa dan daya. Dengan demikian penggunaan sistem pendingin konvensional kurang efektif untuk diaplikasikan. Sistem pendingin termoelektrik menggunakan heat pipe dapat digunakan untuk membuat peti insulasi yang diaplikasikan menggunakan sepeda motor. Pendingin termoelektrik menggunakan elemen peltier bekerja menggunakan arus listrik searah. Hasil penelitian Shen dkk. (2012) dan Jugsujinda dkk. (2010) menunjukkan bahwa jumlah tegangan yang diberikan pada sebuah elemen termoelektrik berpengaruh terhadap capaian suhu ruang peti insulasi. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui tegangan dan arus optimal pada sistem pendingin sehingga dapat ditentukan spesifikasi sumber energi yang tepat, karena sumber energy pada sepeda motor sangat terbatas.

LRMPHP telah melakukan penelitian tentang uji performansi sistem pendingin termoelektrik pada alat transportasi ikan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui capaian suhu heat pipe, heat sink dan ruang peti insulasi serta kebutuhan listrik sistem pendingin pada berbagai tegangan. Sistem pendingin termoelektrik tersusun dari dua buah elemen peltier, bracket alumunium, fan, heat sink dan heat pipe serta menggunakan sumber listrik dari aki. Tiap kotak penyimpanan ikan terdiri dari dua buah elemen peltier. Alat transportasi ikan rancangan LRMPHP tersebut dan skema penyusunan komponen pendinginnya ditunjukkan pada Gambar 1.

(a)
(b)
Gambar 1. (a) Alat transportasi ikan segar berpendingin dan (b) komponen pendinginnya

Uji performansi peralatan dilakukan pada tegangan 8, 10 dan 12 V. Parameter yang diukur adalah jumlah arus listrik yang melalui sistem pengingin, suhu heat sink, heat pipe dan suhu ruang peti insulasi. Suhu ruang peti insulasi yang dicapai pada tegangan 12, 10 dan 8 V berturut-turut sebesar 14, 16 dan 17 °C. Suhu heat sink yang dicapai pada tegangan 12 V sebesar -0,1 °C, sedangkan pada tegangan 8 dan 10 V tidak jauh berbeda yaitu antara 3-4 °C. Suhu heat pipe yang dicapai pada tegangan 12 dan 10 V tidak jauh berbeda yaitu sekitar 30-31 °C, sedangkan pada 8 V sebesar 27 °C. Kebutuhan arus listrik sistem pendingin pada tegangan 12, 10 dan 8 V sebesar 6,3; 4,8 dan 3,8 A dengan kebutuhan energi berturut-turut 75, 48 dan 30 Watt. Nilai cooling capacity elemen peltier pada tegangan 12 V sebesar 12,5 W, sedangkan pada tegangan 10 dan 8 V sebesar 10,5 W.


Selasa, 21 November 2017

Alat Steam Boiler Sebagai Sumber Energi Dalam Ekstraksi Alginat

Steam (uap panas) saat ini menjadi sumber energi penting bagi dunia industri. Uap panas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengolahan pangan maupun non pangan. Sistem yang digunakan untuk menghasilkan uap panas disebut boiler atau steam generatorBoiler adalah bejana tertutup yang menghasilkan uap panas dari pemanasan air melalui system pembakaran bahan. Menurut American Society of Mechanical Engineers (ASME), sebuah unit pembangkit uap didefinisikan sebagai kombinasi peralatan untuk memproduksi, melengkapi atau recovery panas bersama dengan peralatan penghasil uap dari fluida panas.

Steam boiler terdiri dari dua bagian utama, yaitu tempat pembakaran bahan bakar dan tempat penukar panas yang mengubah air menjadi uap. Tipe-tipe boiler yang banyak digunakan saat ini adalah tipe fire-tube, water tube, modular, coil tube dan cast iron. Steam boiler dapat digunakan untuk berbagai fungsi, seperti proses penguapan panas, pembangkit listrik, proses petrokimia dan chemical recovery. Selain itu uap yang dihasilkan dari steam boiler dapat digunakan sebagai fluida kerja maupun media pemanas untuk berbagai macam keperluan rumah tangga sampai keperluan industri. Steam Boiler hasil rancang bangun seperti disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Steam Boiler Hasil Rancang Bangun
Pada industri pengolahan alginat, salah satu tahapan  yang harus dilakukan adalah proses penggilingan saat ekstraksi agar alginat yang terekstrak lebih banyak. Proses penggilingan akan sulit dilakukan bila dilakukan ekstraksi skala besar, terlebih kondisi media dan rumput laut bersuhu tinggi. Sedangkan bila tanpa proses penggilingan, rendemen dan viskositas alginat yang dihasilkan masih rendah. Oleh karena itu diperlukan alat untuk mempermudah proses penggilingan dalam proses ekstraksi. Dengan ekstraksi menggunakan uap panas diharapkan akan mempermudah ekstraksi rumput laut untuk mengeluarkan alginat.

LRMPHP telah melakukan penelitian tentang rancang bangun mesin steam boiler sebagai sumber energinya dalam ekstraksi alginat dari rumput laut Sargassum sp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perlakuan terbaik performansi steam boiler sebagai sumber uap panas. Steam boiler yang digunakan merupakan steam boiler jenis water tube. Pemilihan steam boiler jenis water tube dikarenakan memiliki beberapa keuntungan antara lain mampu bekerja pada tekanan tinggi, berat steam boiler yang relatif lebih ringan dibandingkan dengan kapasitas boiler, kapasitas yang besar, dapat dioperasikan dengan cepat sehingga dalam waktu singkat telah dapat memproduksi uap.

Perlakukan yang digunakan dalam penelitian adalah variasi volume air umpan (water feed) sebanyak 20, 30 dan 40 liter, serta besar tekanan uap 1 dan 2 atm. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa perlakukan terbaik adalah volume air umpan sebanyak 30 liter pada tekanan 1 atm. Dengan nilai rata-rata lama pemasakan selama 72.67 menit, kebutuhan bahan bakar 0.87 kg, suhu output 860 C, volume uap panas yang dihasilkan 6034.13 kJ/jam dan rendemen ekstrak rumput laut yang dihasilkan sebanyak 70.3 %.

Rabu, 15 November 2017

Ujian CPNS SKB Kementerian Kelautan dan Perikanan 2017 di LRMPHP

Pelaksanaan Seleksi CPNS KKP 2017 (dok. LRMPHP)
Berdasarkan surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.131-10/95 tanggal 30 Oktober 2017, hal Penyampaian Hasil Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2017, telah disampaikan dan diumumkan peserta CPNS yang lulus SKD. Para peserta CPNS yang lulus tersebut mengikuti seleksi ke tahapan selanjutnya yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 14 November 2017 di 10 lokasi di seluruh Indonesia yang salah satunya adalah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) menjadi tempat pelaksanaan Ujian CPNS KKP Regional Jateng – DIY yang diikuti oleh 127 peserta yang akan ditempatkan di seluruh unit kerja KKP se-Indonesia. Ujian yang dilakukan meliputi SKB (Seleksi Kemampuan Bidang) dengan CAT (Computer Assist Test), tes psikologi lanjutan yang terdiri dari tes psikologi lanjutan dengan CAT dan uji grafis, dan tes wawancara dengan psikolog dan user. SKB dan tes psikologi lanjutan dilaksanakan pada hari Minggu 12 November 2017 yang dibagi menjadi dua sesi, sesi pagi pukul 08:00 – 12:00 WIB dan sesi siang pukul 13:00 – 17:00 WIB.
Pelaksanaan CAT (dok. LRMPHP)
Pelaksanaan Tes Wawancara (dok. LRMPHP)
Tes wawancara dengan psikolog dan user dilaksanakan pada tanggal 13 – 14 November 2017. Pelaksanaan tes wawancara dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama dilaksanakan pada hari Senin 13 November 2017 dengan jumlah peserta 65 orang dan sesi kedua pada hari Selasa 14 November 2017 dengan jumlah peserta 62 orang.

Ujian seleksi CPNS ini merupakan tahap ketiga setelah para peserta melalui tahapan seleksi administrasi dan Seleksi Kemampuan Dasar (SKD). Tahun ini KKP membuka kesempatan kepada 329 orang untuk bergabung menjadi bagian dari KKP yang akan ditempatkan di kantor pusat dan Unit Pelayanan Teknis (UPT) di lingkungan KKP.

Senin, 13 November 2017

Kunjungan BBRBLPP Gondol ke LRMPHP


Tim dari BBRBLPP Gondol yang dipimpin oleh Ir. Bambang Susanto, M.Si. selaku Kepala BBRBLPP melakukan kunjungan dan penjajakan kerjasama penelitian ke kantor Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), Bantul, DI Yogyakarta pada hari Rabu tanggal 8 November 2017. Kunjungan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait peralatan yang telah dikembangkan oleh LRMPHP. Selain itu dilakukan diskusi untuk penjajakan kerjasama penelitian antara kedua belah pihak.

Kunjungan diterima langsung oleh Kepala LRMPHP, Bapak Luthfi Assadad, S.Pi beserta para Peneliti dari LRMPHP. Diskusi diawali dengan pemaparan oleh Kepala LRMPHP terkait profil, tupoksi dan kegiatan penelitian yang dilakukan di LRMPHP. Dalam diskusi juga membahas terkait tema penelitian yang dapat ditindak lanjuti oleh BBRBLPP Gondol dan LRMPHP.



Kegiatan kunjungan dilanjutkan dengan mengunjungi ruang display peralatan hasil rancang bangun LRMPHP, sarana workshop, dan bengkel konstruksi. Selain itu juga dilakukan pemaparan mengenai fungsi dan mekanisme kerja beberapa peralatan hasil rancang bangun, salah satunya yaitu Alat Uji Kesegaran Ikan. Pada kesempatan tersebut dilakukan demo cara menggunakan Alat Uji Kesegaran Ikan yang sudah berbasis Android sehingga kesegaran ikan dapat diketahui dengan cepat dan mudah.

Selasa, 07 November 2017

Seminar Astechnova 2017- International Energy Conference


Astechnova 2017 International Energy Conference diselenggarakan di Eastparc Hotel pada tanggal 1 November 2017. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Venezuela, Kuba, Nepal, dan akademisi serta peneliti dari berbagai instansi dan perguruan tinggi. Acara dibuka oleh Ketua Panitia Astechnova Rachmawan Budiarto, dalam sambutannya disampaikan bahwa Astechnova 2017 dapat menjadi forum diskusi dan publikasi para pakar dan peneliti di bidang energy, food, water nexus. Dalam seminar Astechnova 2017 ini ada lima pembicara kunci.

Keynote speech pertama oleh Prianti Gagarin Djatmiko Singgih selaku Director of Non Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dalam paparannya disampaikan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam, namun hanya 3,25% yang baru digunakan. Dengan adanya forum seperti ini diharapkan akan terjadi sinergi antar sektor. Kata kunci dalam seminar ini yaitu nexus yang bertujuan untuk pemahaman lebih baik mengenai keterkaitan antara makanan, energi, dan air. Keterkaitan antar ketiga ini berkaitan dengan energy sustainability di seluruh dunia.

Keynote speech kedua oleh Gladys F. Urbaneja Duran selaku Duta Besar dari Republik Bolivarian, Venezuela. Dalam paparannya disampaikan beberapa isu mengenai makanan, energi, dan air yang merupakan isu yang sangat besar. Air memiliki karakteristik yang spesifik, yang bertindak sebagai pelindung bagi kehidupan di bumi.  Makanan, energi, dan air adalah trilogi yang mempengaruhi eksistensi mahluk hidup di bumi. Konstitusi Bolivarian tahun 1999 mengemukakan adalah hak dan kewajiban dari setiap manusia  untuk menikmati kehidupan di bumi namun juga harus menjaga bumi dari kontaminasi. Pada bulan Desember 2016, Republik Bolivarian dari Venezuela turut hadir dalam Konferensi Paris yang membahas mengenai mitigasi nasional. Venezuela memiliki banyak energi yang potensial, salah satunya yaitu banyak memiliki air terjun.

Pemaparan materi oleh keynote speech

Keynote speech ketiga oleh Sundar Bahadur Khadka selaku Federal Democratic Republic of Nepal dengan tema mengenai Solar Water Pumping. Pemaparan materi tersebut berkaitan dengan kondisi geografis Nepal yang mempunyai jumlah cadangan air yang cukup besar. Teknologi tersebut dipilih berdasarkan : availability, accesability, dan affordability.

Keynote speech keempat oleh Barbara Hernandez Martinez selaku perwakilan dari Republik Kuba. Dalam paparannya disampaikan bahwa AZCUBA menghasilkan 4 juta ton gula mentah, 400 ribu ton gula rafinasi, 180 juta alkohol, 1500 GWh listrik, dan produk samping lainnya. Sugar agro-industry adalah kombinasi natural dari makanan, energi, dan air yaitu : 1) ekstraksi dari jus/ madu digunakan untuk produksi alkohol, 2) sampahnya digunakan untuk produksi listrik, 3) listrik dijual ke public power system, 4) air sisa dari produksi alkohol digunakan untuk irigasi.

Keynote speech kelima dari Hiroshige Kikura (Tokyo Institute of Technology). Paparan yang disampaikan mengenai status di Fukushima, di Jepang terdapat 54 reaktor nuklir. Kondisi di Fukushima setelah terjadi gempa bumi besar dan tsunami menyisakan 3 reaktor yang beroperasi dari 6 reaktor yang ada. 

Plenary session ini ditutup dengan keynote speech dari Gea Oswah Fatah Parikesit, perwakilan dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan scientific parallel session yang dibagi menjadi kelas-kelas seminar. Pada kesempatan ini perwakilan dari LRMPHP menyampaikan publikasi karya tulis ilmiah (KTI) yang tergabung pada bidangNew and Renewable Energy. Tema KTI yang disampaikan yaitu “Performance test of solar-powered ice maker : case study in South Lampung”. Tema  KTI ini merupakan hasil riset LRMPHP pada tahun 2016.

Penyampaian hasil riset oleh perwakilan dari LRMPHP

Senin, 06 November 2017

Bioflok Tingkatkan Kesejahteraan dan Kualitas Masyarakat Perbatasan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan panen budidaya lele sistem bioflok di Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia – Malaysia. Dok. Humas DJPB
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Jakarta (3/11) menjelaskan bahwa pengembangan budidaya lele sistem bioflok di perbatasan bertujuan untuk mendorong peningkatan gizi masyarakat dan pemerataan ekonomi dan ketahanan pangan di kawasan-kawasan perbatasan. Menurut dia, kawasan perbatasan memiliki sumberdaya alam yang tinggi, namun minimnya informasi teknologi menyebabkan nilai ekonomi SDA tersebut belum dapat dirasakan. Oleh karena itu, penting membangun daerah perbatasan melalui penciptaan alternatif usaha berbasis inovasi teknologi termasuk teknologi di bidang perikanan budidaya.

Slamet juga menggarisbawahi pesan Nawacita untuk membangun Indonesia dari pinggiran menjadi pertimbangan utama bagaimana program – program prioritas perikanan budidaya ini bisa menyasar ke daerah-daerah perbatasan.

Di sisi lain, program lele bioflok diharapkan akan mampu menyuplai kebutuhan gizi masyarakat dari sumber protein ikan. Kebutuhan gizi menjadi masalah yang kerap kali dihadapi masyarakat di daerah perbatasan, padahal ketercukupan gizi menjadi indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Sementara itu Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengatakan, Pemda Kabupaten Sanggau sangat mengapresiasi upaya KKP dalam memperkenalkan inovasi teknologi budidaya lele bioflok untuk masyarakat perbatasan. Dirinya mengungkapkan keyakinannya, bahwa upaya ini akan memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat.

Kabupaten Sanggau memiliki luas perairan hingga mencapai +/- 136.364 Ha baik perairan umum seperti sungai, danau, rawa dan bendungan, maupun kolam budidaya. Oleh sebab itu, Ontot berharap agar inovasi teknologi bidang perikanan budidaya ini akan mampu mendorong berkembangnya usaha perikanan di Kabupaten Sanggau.

Sebagai gambaran, tingkat konsumsi ikan per kapita Kabupaten Sanggau pada tahun 2016 masih cukup rendah yaitu 30 kg/kapita/tahun, di bawah tingkat konsumsi ikan per kapita nasional sebesar 43,94 kg/kapita/tahun. Oleh karena itu Kabupaten Sanggau menargetkan konsumsi ikan tahun 2019 sebesar 36 kg per kapita (Humas DJPB/AFN).

Sumber : KKPNews

Rabu, 01 November 2017

Gelar Hasil Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2017


Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan Seminar Nasional Gelar Hasil Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan dan Perikanan. Acara ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil riset dan teknologi kelautan dan perikanan dari para pakar, peneliti dan dosen, praktisi, pemerhati dan pengambil kebijakan lembaga penelitian, perguruan tinggi, instansi pemerintah terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan mahasiswa. Seminar Nasional Gelar Hasil Riset dan Inovasi Teknologi Kelautan dan Perikanan mengusung tema “Riset dan Inovasi Teknologi untuk Solusi dan Akselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan”. Rangkaian acara seminar bidang pengolahan produk dan bioteknologi kealutan dan perikanan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2017 di Gedung Mina Bahari III Lt. 1 dan Gedung Mina Bahari IV Lt. 15. 

Pembukaan seminar nasional ini dilaksanakan di Ball Room Gedung Mina Bahari III dengan rangkaian acara meliputi pembukaan oleh Dr. Aryo Hanggono, DEA selaku Staff Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, dan dilanjutkan dengan paparan oleh pembicara kunci yaitu Prof. Dr. Indroyono Soesilo. Kemudian dilanjutkan dengan paparan dari pembicara tambahan yaitu Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa dari Direktur Riset PKM Kemenristek Dikti, Dr. Nocholas Paul dari ACIAR dan Dr. Tukul Rameyo Adi dari SAM Kemenkomar Bidang Sosiologi. 

Dalam sambutannya, Dr. Aryo Hanggono, DEA menyatakan bahwa hasil riset dan teknologi dewasa ini merupakan hal yang wajib untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Khususnya di bidang kelautan dan perikanan sangat diperlukan teknologi dan hasil riset yang bisa membantu mensejahterakan para stakeholder. Sedangkan Prof. Dr. Indroyono Soesilo menyampaikan bahwa teknologi digital dan penginderaan jauh di bidang kelautan sangat membantu memudahkan dalam pemantauan kondisi laut Indonesia sehingga bisa melakukan mapping dalam memanfaatkan hasil laut Indonesia. Dengan melakukan mapping maka penangkapan ikan akan lebih efektif dan menghasil tangkapan ikan yang lebih banyak serta tidak merusak dan mematikan sumber daya ikan selanjutnya. Hasil tangkapan ikan yang melimpah jika di sinkronisasikan dengan bidang pengolahan ikan maka akan menghasilkan industri perikanan yang maju.

Prof. Ocky menyebutkan dalam paparannya kompetensi riset Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara lain.  Masih banyak hasil riset yang belum bisa dikembangkan menjadi skala usaha, hal ini yang menjadi salah satu tantangan pengembangan riset kedepan. Sementara itu dalam paparannya mengenai Akselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan, Dr. Tukul Romeyo Adi menyatakan bahwa dalam rangka akselerasi pembangunan kelautan dan perikanan yang harus diperkuat adalah industri ekonomi kreatifnya terlebih dahulu. Sebagai salah satu contoh adalah wisata bahari dan perikanan. Penggabungan antara wisata bahari dan perikanan kedepannya bisa didorong untuk menjadi prime mover perekonomian Indonesia. 

Senin, 30 Oktober 2017

Pembuatan Pupuk Organik Granul dari Tepung Rumput Laut Sargassum Sp.


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kelimpahan rumput laut yang sangat tinggi.  Produksi rumput laut Indonesia tercatat sebesar 3,082 juta ton pada tahun 2010, meningkat dibandingkan pada tahun 2009 yakni sebesar  2,574  juta  ton, sedangkan pada tahun 2014 mencapai 10,2 juta ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015). Namun demikian, potensi yang ada tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Salah satu pemanfaatan rumput laut yang ada yaitu dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Hal ini dikarenakan rumput laut kaya akan unsur hara dan zat pemacu tumbuh (ZPT) seperti auksin, sitokinin, giberelin, asam abisat, dan etilen. Unsur hara yang terdapat dalam rumput laut tersebut berasal dari air laut karena di dalam air laut banyak mengandung mineral seperti natrium, klor, bromida, yodium, fosfor, nitrogen, dan karbondioksida. Sargassum  Sp. merupakan jenis rumput laut yang memiliki kandungan zat  besi dengan bioavailabilitas yang  tinggi sehingga potensial untuk dijadikan bahan baku pupuk organik.

Pupuk organik memiliki beberapa macam bentuk seperti tablet, briket, curah, dan granul. Bentuk granul adalah yang paling diminati di pasaran karena bentuk granul lebih mudah diaplikasikan dan mudah meresap ke tanaman. Oleh karena itu, diperlukan proses granulasi partikel dimana partikel-partikel kecil disatukan untuk membentuk gumpalan (aglomerat) yang kuat secara fisik. Metode granulasi yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi 5 metode, yaitu granulasi basah (wet granulation), granulasi dengan memberikan umpan (feeded granulation), granulasi dengan menggunakan bahan kimia (chemical granulation), pembentukan butiran (drop Formation atau Prilling) dan granulasi dengan pemadatan (Compaction granulation)

LRMPHP telah melakukan penelitian tentang pembuatan pupuk organik granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dengan granulator hasil rancang bangun LRMPHP (Gambar 1.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan volume air yang tepat untuk menghasilkan rendemen pupuk organik granul tertinggi, dan mengetahui kualitas pupuk organik granul yang dihasilkan bila dibandingkan dengan pupuk organik granul komersial. Metode granulasi yang digunakan yaitu metode granulasi basah (wet granulation) dengan variasi rasio air dengan bahan (tepung Sargassum sp. dan kapur pertanian) yaitu 10 : 30, 11 : 30, 12 : 30, dan 13 : 30.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi pupuk granul (ukuran mesh 2 – 4 mm) sebesar 26,43% pada rasio air : bahan sebesar 12 : 30 (ml air/g bahan). Kadar karbon (C) organik pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 15,1 dan 20,2%. Rasio kabon/nitrogen (C/N) pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 18,41 dan 3,10%. Kadar air pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk granul komersial berturut-turut 19,47 dan 13,79%. Kadar timbal (Pb) pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. kurang dari 0,04 ppm, sedangkan pupuk granul komersial sebesar 6,20 ppm. Sementara itu, kadar besi (Fe) total pupuk granul dari tepung rumput laut Sargassum sp. dan pupuk komersial berturut-turut 8.031 dan 5.316 ppm. Kualitas pupuk organik granul yang berasal dari tepung rumput laut tersebut sebagian besar sudah memenuhi Permentan No.70/Permentan/SR.140 /10/2011. Keunggulan pupuk organik granul dari tepung rumput laut yaitu memiliki kandungan C/N ratio sebesar 18,41, ikutan logam berat yang sedikit, kadar airnya sebesar 19,47% dan kadar hara makronya (N + P2O5 + K2O) sebesar 4,72%.

Kamis, 26 Oktober 2017

Sarasehan Makaryo Bangun Deso “Pengembangan Kawasan Sentra Budidaya Lele di Bantul"

Berdasarkan undangan Setda Kab. Bantul dengan No. Surat 532/04253, LRMPHP menghadiri Sarasehan Makaryo Bangun Deso Pengembangan Kawasan Sentra Budidaya Lele di Bungas, Sumberagung, Jetis, Bantul, 24 Oktober 2017. Kegiatan sarasehan dihadiri oleh Perwakilan Bupati Bantul, Kepala Diperpautkan Bantul, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan Instansi terkait se-Kecamatan Jetis. Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Kepala Diperpautkan Bantul dan akademisi dari Perikanan UGM.

Sarasehan dibuka oleh Asisten Bupati bidang perekonomian dan pembangunan (Bambang Guritno, S.H) selaku perwakilan Bupati Bantul.  Dalam sambutannya dijelaskan bahwa dalam pengembangan kawasan budidaya akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga diharapkan akan bermunculan kawasan sentra industri perikanan baru.



Pada kegiatan sarasehan juga dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan sarpras berupa bibit ikan lele sebanyak 40 ribu ekor dan pakan ikan sebanyak 3,5 ton serta premi asuransi bagi nelayan. Di tempat yang sama juga dilakukan tebar benih dan panen ikan lele bersama Kelompok Pembudidaya Ikan “Mino Mulyo” Bungas.



Rabu, 18 Oktober 2017

Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan PLN untuk Mesin Pembuat Es (Ice Maker)

Panel Surya untuk Ice Maker
Wilayah Indonesia terletak di daerah ekuator yang menyebabkan ketersediaan sinar matahari hampir sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia kecuali pada musim hujan dan saat awan tebal menghalangi sinar matahari. Berdasarkan peta insolasi matahari, wilayah Indonesia memiliki potensi energi listrik yang berasal dari sinar matahari yaitu sebesar 4,5 kW/m2/hari. Hal ini sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik, terutama untuk menangani keterbatasan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional dan keterbatasan ketersediaan sumber daya alam berbasis fosil maka diterbitkan Kebijakan Energi Nasional (KEN). Energi listrik terbarukan bisa dalam bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan mikrohidro (PLTM), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga angin (PLTB), pembangkit listrik biomassa, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB). Potensi energi alternatif dan terbarukan tersebut cukup banyak namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2025 diharapkan peran energi terbarukan akan mencapai sekitar 5% dari keseluruhan kapasitas pembangkitan listrik nasional. Peran PLTS diharapkan dapat menyumbang sebesar 800 MW dengan pertumbuhan sekitar 40 MW per tahun (Kumara, 2010).

Sebagai institusi riset, LRMPHP telah melakukan penelitian tentang perancangan sistem hibrid pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan PLN untuk mesin pembuat es (ice maker). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban daya PLTS yang dibutuhkan, kebutuhan dan spesifikasi panel surya (photo voltaic), baterai, alat pengatur pengisian baterai (charge controller) dan alat pengubah arus searah menjadi arus bolak-balik (inverter). Metode yang digunakan yaitu analisis atau perhitungan teorotis untuk menentukan beban energi yang diperlukan oleh ice maker, perhitungan daya dalam waktu pemakaian (Watt hour) yang mampu disediakan oleh PLTS hibrid, seleksi panel surya dan bahan lainnya yang akan digunakan berdasarkan material dan spesifikasinya. Kondisi awal (initial condition) yaitu ice maker dengan kapasitas sampai dengan 200 kg es/ hari dengan daya 760 watt. Ice maker yang digunakan merupakan jenis flakes ice maker, atau penghasil es berbentuk serpihan atau serut (flakes) yang diperuntukkan bagi pengepul atau pedagang ikan skala kecil dengan konsumsi daya listrik yang rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk desain 8 jam operasional dengan penggunaan 50% PLTS sebesar 6080 Wh diperlukan spesifikasi dari komponen sebagai berikut : 1) Tujuh buah panel surya dengan kapasitas per buah sebesar 200 Wp, 2) Jenis panel surya yang digunakan yaitu polycristalline, 3) Kapasitas baterai 100 Ah, 48 volt, 4) Jenis aki yang digunakan yaitu aki kering, 5) Kapasitas arus charge controller lebih besar dari 15,83 A, 6) Tegangan keluaran pada charge controller sebesar 48 volt, 7) Jenis charge controller yang digunakan yaitu Pulse Width Modulator (PWM) Controller, dan 8) Spesifikasi inverter yang digunakan yaitu : tegangan masuk 48 volt DC, tegangan keluar 220 volt 1 phase, input lebih besar dari 15,83 A, gelombang output adalah gelombang sinus murni (jenis Pure Sine Wave Inverter).


Sumber : Prosiding KSNTTG LIPI 2016

Rabu, 11 Oktober 2017

Cold Storage Berkapasitas 100 Ton Dibangun di PPS Bungus

Kepala PPS Bungus mendampingi tim Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan bersama kontraktor dan konsultan meninjau lokasi pembangunan cold storage di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus. (Foto: Kicil-PPS Bungus)
Kementerian  Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan (Ditjen PDSPKP) akan membangun cold storage berkapasitas 100 ton di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, Sumatera Barat.Cold storage ini nantinya akan menampung hasil tangkapan nelayan baik yang didaratkan di dermaga PPS Bungus maupun hasil tangkapan dari daerah lainnya termasuk tempat pendaratan ikan (TPI) binaan PPS Bungus.

Kepala PPS Bungus Joko Supraptomo mengatakan pembangunan cold storage ini merupakan investasi yang baik di PPS Bungus. Harapannya, para pengusaha perikanan nantinya tidak akan ragu lagi untuk menjalankan industri perikanan di kawasan PPS Bungus dan sekitarnya.
Pembangunan cold storage tersebut sudah dimulai dengan tahap pemancangan lahan seluas ± 176.600 m² yang dilaksanakan oleh PT Bintang Laguna Sulawesi dan konsultan pengawas PT Paradhiguna Dwipantara Loka sebagai pemenang lelang pekerjaan pembangunan cold storage.
“Pembangunan akan kita percepat dengan hasil yang optimal sehingga dapat selesai pada bulan Desember 2017 apabila tidak ada kendala,” tandas Joko saat rapat teknis dengan pihak terkait usai peninjauan lapangan. (KC/CP)

Sumber : KKP News

KKP Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Ikan Dori Berbahaya

Sumber foto (ilustrasi) : kabartani.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta masyarakat berhati-hati terhadap peredaran ikan patin (dori) asal Vietnam. Ikan tersebut terkontaminasi zat yang berbahaya bagi kesehatan. Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina menyatakan, pihaknya dan Bareskrim Polri telah menemukan bahwa dori-dori ilegal tersebut mengandung tripolyphosphate yang melebihi ambang batas aman dan beresiko membahayakan kesehatan jika dikomsumsi.

Berdasarkan hasil pengujian tiga sampel dori di Laboratorium BUSKIPM bulan September 2017, diperoleh data bahwa terdapat kemiripan DNA sebesar 98-100 persen dibandingkan dengan sequensing ikan dori impor yang dimiliki Laboratorium BUSKIPM. Demikian pula menurut laporan hasil uji sampel dori lokal dan dori berlabel impor hasil operasi bersama yang diterbitkan oleh Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech, parameter tripolyphosphate menunjukan nilai 7.423.18 part per million (ppm) dan 8.251.26 ppm. Sedangkan batas maksimum pada ikan dan produk perikanan adalah 2.000 ppm.

Kepala BKIPM KKP Rina menyatakan, ikan dori yang berasal dari Vietnam tersebut illegal sebab KKP tidak pernah mengeluarkan izin produk ikan tersebut masuk ke Indonesia. Menurut Rina, ikan dori tersebut telah beredar di pasaran, seperti ritel modern. Bahkan ikan ini juga dijual secara online melalui situs e-commerce. Untuk itu, KKP berencana memanggil e-commerce yang bersangkutan untuk meminta keterangan penjualan ikan dori.‎


Sumber : https://www.cnnindonesia.com/, http://bisnis.liputan6.com/

Selasa, 10 Oktober 2017

Uji Lapang Alat Uji Kesegaran Ikan Berbasis Non Destruktif di LPPMHP Yogyakarta

LRMPHP sedang mengembangkan peralatan uji kesegaran ikan berbasis non destruktif dengan menggunakan pengolahan citra mata ikan dan sensor bau. Aplikasi penggunaan citra dan sensor bau saat ini masih jarang diterapkan di bidang perikanan, namun metode ini menawarkan kecepatan, kemudahan, akurasi yang baik dan bersifat non destruksi. Prinsip kerja alat ini adalah pendeteksian bau ikan menggunakan sensor dan citra mata ikan menggunakan kamera.

Desain peralatan yang dikembangkan menggunakan aplikasi smartphone dengan spesifikasi sistem operasi minimal android ice cream sandwich. Tampilan aplikasi kesegaran ikan dalam smartphone, pembacaan sensor bau, pengolahan citra mata ikan dan hasil pengujian kesegaran ikan terlihat pada Gambar 1.


Gambar 1. Tampilan aplikasi kesegaran ikan dalam smartphone


Gambar 2. Uji lapang di LPPMHP Yogyakarta
Saat ini alat uji kesegaran ikan tersebut sedang diuji lapang untuk mengetahui performansinya. Uji lapang dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Yogyakarta (Gambar 2.). Pada kesempatan tersebut dilakukan pengenalan alat uji, bimbingan cara download aplikasi uji kesegaran ikan dan penggunaannya. Selain pengenalan juga dilakukan praktek uji alat bersama para staf analis LPPMHP. Praktek uji alat menggunakan ikan tuna dengan berbagai kondisi kesegaran yang berbeda. Pada akhir uji lapang peserta uji alat diberi kuisioner untuk memberi masukan dan tanggapan tentang alat yang telah diujikan.