EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 April 2020

LRMPHP Ikuti Kegiatan Seminar Nasional Teknisi Litkayasa II BRPBAP3 Maros Secara Online

LRMPHP ikuti kegiatan Seminar Nasional Teknisi Litkayasa II BRPBAP3 Maros Secara Online
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) mengikuti  Seminar Nasional Teknisi Litkayasa II Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) dengan tema ‘Teknisi Unggul Riset Maju’ secara online melalui aplikasi Zoom, pada 7 April 2020. Kegiatan secara online dilakukan untuk mengikuti protokol dan imbauan pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19. Kepala LRMPHP, staf kepegawaian, koordinator riset serta teknisi litkayasa turut berpartisipasi pada kegiatan ini. Keikutsertaan LRMPHP ini dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapabilitas teknisi litkayasa di bidang penelitian dan perekayasaan.

Pembukaan seminar litkayasa oleh Kepala BRPBAP3, A. Indra Jaya Asaad, sekaligus bertindak sebagai moderator yang dilanjutkan pemaparan materi oleh keynote speaker antara lain Prof. Dr.Ir. Brata Pantjara, M.P (peneliti utama BRPBAP3) dengan materi “Peran Teknisi sebagai Mitra Dalam Kegiatan Penelitian”, Supito S.Pi.,M.Si (Kepala Balai BPBAP Takalar) dengan materi “Membentuk Teknisi Tangguh Untuk Kegiatan Budidaya” dan Ivan Deka Fiyanto, S.H (Kasub. Jabfung Bag. SDM, Aparatur dan Organisasi dengan materi  “Pengajuan Dupak Teknisi Litkayasa Terbaru”.

Dalam sambutannya Kepala BRPBAP3 menyampaikan bahwa semangat keilmuan dan marwah pertemuan atau silaturahim ini perlu terus dikawal. Dengan dukungan teknisi litkayasa yang kompeten dan handal, kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan di bidang kelautan dan perikanan akan berjalan dengan baik. Selain itu, teknisi litkayasa diharapkan dapat berperan sebagai mitra peneliti untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian.

Pemaparan materi seminar oleh salah satu keynote speaker
Sementara itu, pada pemaparan materi "Pengajuan Dupak Teknisi Litkayasa Terbaru", Ivan Deka Fiyanto, S.H. menyampaikan bahwa petunjuk teknis/juknis teknisi litkayasa masih mengacu pada PerKa BPPT No : 147/Kp/BPPT/V/2007 dengan memperhatikan Permen PANRB No. 13 Tahun 2019, dimana dalam peraturan tersebut setiap teknisi litkayasa wajib menyampaikan penilaian angka kredit (PAK) setiap tahunnya.  Dengan demikian penilaian SKP dan perolehan angka kreditnya menjadi terintegrasi, karena jabatan fungsional juga terintegrasi dengan struktur organisasi unit kerja. Penilaian angka kredit yang selama ini dilakukan secara konvensional direncanakan akan dilakukan secara online dengan aplikasi e-puspa. Namun aplikasi ini sedang disiapkan oleh Pusdatin KKP, sehingga proses penilaian teknisi litkayasa masih tetap dilakukan oleh kepala unit kerja yang bersangkutan. 
Selain diikuti oleh LRMPHP Bantul, kegiatan Seminar Nasional Teknisi Litkayasa II di BRPBAP3 ini diikuti lebih dari 50 peserta baik dari berbagai instansi internal KKP maupun perguruan tinggi diantaranya Balai Besar Pengolahan Produk dan Biotek Kelautan dan Perikanan Slipi, Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang, Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Jatiluhur, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, Loka Riset Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bungus, Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan Wakatobi, Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang  dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. 


Selasa, 07 April 2020

Menteri Edhy Jelaskan Langkah Penanganan Dampak Covid-19 ke DPR


Menteri Edhy saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR melalui video conference (Foto: KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo memastikan jajarannya telah melakukan langkah antisipatif untuk percepatan penanganan dampak Covid-19. Di antaranya dengan mendata estimasi produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya selama April hingga Juni tahun ini.
Langkah lain, KKP juga mendata semua infrastruktur rantai dingin (cold storage) yang tersebar di Indonesia. Menteri Edhy menegaskan, pihaknya telah menyusun rencana penguatan terhadap hasil-hasil produksi perikanan dengan mencari solusi akses pemasaran. Penguatan lainnya ialah melaksanakan program “Bulan Bakti Perikanan: Lawan Corona dengan Makan Ikan.”
“Jalan keluar terhadap akses pemasaran lainnya melalui penyiapan sarana media penjualan ikan secara online,” jelas Menteri Edhy saat rapat kerja yang dilakukan secara daring dengan Komisi IV DPR di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (6/4).
Dalam rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV, Sudin tersebut, Menteri Edhy mengusulkan sejumlah paket stimulus ekonomi seperti, pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dapat memasukkan produk pangan berupa ikan segar dan produk olahan ikan sebagai salah satu bahan pokok penting yang dapat diakses oleh masyarakat penerima melalui e-waroeng.
Dia juga meminta gubernur, bupati, walikota, bisa memasukkan produk-produk perikanan dalam program-program perlindungan sosial ke masyarakat yang dilaksanakan melalui APBD.
“Para nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar dan petambak garam yang masuk dalam kriteria masyarakat miskin dan pelaku UMK dan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) bidang kelautan dan perikanan, dapat menjadi keluarga penerima manfaat dari PKH dan BPNT,” sambungnya.
Pemerintah maupun BUMN juga diharapkan bisa menyerap ikan hasil tangkapan nelayan dan pembudidaya serta produk-produk UKM yang tidak terserap pasar. Tujuannya, agar bisa membantu keberlanjutan usaha di masa pandemi Covid-19.
Sementara, dalam rangka realokasi anggaran dan refocusing kegiatan, KKP menyiapkan Rp300 miliar untuk penanganan dampak Covid-19. Dana tersebut digunakan untuk Satgas Covid-19 dan program Gemarikan.
Dana penanganan dampak Covid-19 ini, kata Edhy, bisa saja ditambah sesuai kebutuhan, selama bisa disesuaikan dengan pagu pagu anggaran KKP 2020. “Tambahan (anggaran penanganan Covid-19) yang akan diusulkan Komisi IV akan menjadi pertimbangan,” tegasnya
Adapun rapat kerja antara KKP dengan Komisi IV DPR hari ini, menghasilkan 4 butir kesimpulan. Pertama, Komisi IV menerima penjelasan KKP sesuai amanat Inpres Nomor 4 tahun 2020 untuk memenuhi ketersediaan pangan.
Kedua, Komisi IV mendorong KKP untuk melakukan peningkatan anggaran pada program Bansos, khususnya untuk masyarakat, nelayan, pembudidaya, petambak dan pengolah & pemasaran hasil perikanan yang terdampak Covid-19 sebesar Rp + 600 miliar atau setara 10% dari pagu anggaran KKP 2020.
Ketiga, Komisi IV mendorong KKP memprioritaskan program-program untuk menyangga produksi komoditas perikanan dan pergaraman dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, terutama ikan serta memberikan paket stimulus ekonomi sektor kelautan dan perikanan.
Paket tersebut seperti kemudahan restrukturisasi pinjaman kepada UMKM unit pengolahan ikan, eksportir, serta masyarakat yang terkena dampak covid dalam rangka pemulihan ekonomi.
“Keempat, Komisi IV meminta KKP untuk segera memberikan usulan anggaran refocusing kegiatan dan realokasi anggaran sebelum rapat kerja tanggal 13 April 2020,” kata Ketua Komisi IV, Sudin sekaligus menutup rapat.

Sumber : KKPNews

Senin, 06 April 2020

Bioplastik Masa Depan Kemasan Dunia (Melt Intercalation Technology)

Kemasan bioplastik
Limbah plastik turunan minyak bumi telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang memprihatinkan karena sifatnya yang sulit untuk terurai. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat plastik yang bersifat biodegradable (dapat terurai oleh mikroorganisme) atau biasa disebut dengan bioplastik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat bioplastik, diantaranya yaitu dengan metode melt intercalation.

Menurut Aripin, Saing dan Kustiyah dalam tulisannya pada Jurnal Teknik Mesin vol. 06 tahun 2017, melt intercalation yaitu teknik inversi fasa dengan penguapan pelarut setelah proses pencetakkan yang dilakukan pada plat kaca. Metode pembuatan film plastik biodegradable ini didasarkan pada prinsip termodinamika larutan dimana keadaan awal larutan stabil kemudian mengalami ketidakstabilan pada proses perubahan fase (demixing), dari air menjadi padat. Proses pemadatannya (solidifikasi) diawali transisi fase cair satu ke fase dua cairan (liquid-liquid demixing) sehingga pada tahap tertentu fase (polimer konsentrasi tinggi) akan membentuk padatan.

Bharimalla, Nadanathangam, Deshmukh, Patil dan Prasad pada Polymer – Plastic Technology and Engineering tahun 2016 melaporkan pada bahwa proses melt intercalation pertama kali dipublikasi oleh Vaia, Ishii dan Giannelis pada tahun 1993. Tahapannya terdiri dari pencampuran termoplastik cair dengan nanopartikel untuk mengoptimalkan interaksi polimer-nanomaterial. Campuran tersebut kemudian dipanaskan di atas suhu transisi polimer sehingga membentuk nanokomposit. 

Keuntungan metode melt intercalation ini yaitu lebih fleksibel, tidak memerlukan reaksi kimia, dan dapat meningkatkan interaksi antara matriks dan pengisi (filler) dengan mengurangi tegangan antar muka. Kelemahan metode ini yaitu belum dapat diproduksi secara massal (skala industri).

Jurnal Distilasi vol.2, no.2 tahun 2017 mengemukakan bahwa bahan – bahan yang diperlukan untuk pembuatan bioplastik dengan metode melt intercalation antara lain yaitu : pati/ amilum sebagai bahan utama (umbi talas, singkong, rumput laut, tepung semi refined carrageenan), plasticizer (gliserol, sorbitol), filler (kitosan, ZnO), Proses melt intercalation disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses melt intercalation
Sumber : Bharimalla, Nadanathangam, Deshmukh, Patil dan Prasad, 2016. Nanocellulose Based Polymer Composites for Applications in Food Packaging. Polymer – Plastic Technology and Engineering

Penulis : Putri Wullandari, Peneliti LRMPHP





Jumat, 03 April 2020

Produktifitas LRMPHP Tetap Terjaga selama WFH

Aktivitas pelaksanaan riset selama WFH
Berkenaan dengan Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan nomor B.185/SJ/KP.620/III/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Tindaklanjut Pelaksanaan Bekerja Dari Rumah (Work From Home) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Surat Dinas Kepala LRMPHP No:311/BRSDM/LRMPHP/KP.712/III/2020 tentang sistem kerja pegawai LRMPHP dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19, LRMPHP  menindaklanjutinya dengan memberlakukan WFH di lingkup LRMPHP sejak 17 Maret 2020.

Meskipun LRMPHP memberlakukan WFH namun ada sebagian pegawai manajerial yang masuk dengan menerapkan protokol pengendalian penyebaran COVID-19 seperti menjaga jarak dalam berinteraksi dan selalu menggunakan masker maupun  cuci tangan di lobi yang telah disediakan. Petugas keamanan yang semula 2 orang/shift menjadi 1 orang/shift, sedangkan petugas kebersihan tetap masuk setiap hari dengan jam kerja yang diatur agar persinggungan diminimalkan.

Untuk pegawai yang masuk kantor, presensi dengan ditulis tangan/manual, sedangkan untuk yang WFH tetap melaporkan kegiatan selama WFH dengan mengisi logbook yang berisi uraian pekerjaan dan hasil penugasan, suhu badan, dan foto selfie kegiatan yang ditagging waktu dan lokasi. Pada pelaksanaan riset, kegiatan WFH dilakukan oleh anggota tim riset dengan penyempurnaan dokumen riset seperti penajaman subtansi proposal, gambar teknis, desain dan  penyusunan karya tulis ilmiah sebagai bahan untuk seminar/konferensi/workshop yang biasanya diselenggarakan pada kuartal ke-3 setiap tahunnya.

Optimalisasi pekerjaan selama WFH juga dilakukan dengan terus mengisi website UPT dengan artikel ilmiah populer dan juga pemberitaan lainnya. Artikel ini juga diblast ke medsos @mekanisasikp. Hingga 31 Maret 2020 tercatat  sudah 38 artikel yang diposting dengan rincian 9 artikel pada bulan Januari, 8 artikel Februari dan 21 artikel pada bulan Maret.

Selain itu dalam rangka tanggap COVID-19, LRMPHP melengkapi sarpras untuk persiapan jika nantinya ada kebijakan masuk kantor secara normal maupun shifting. Beberapa sarpras yang disiapkan diantaranya   cairan desinfectan, wastafel portable di depan lobi, termometer dahi dan masker.

Untuk  program magang /PKL yang sedianya akan dilaksanakan dalam waktu dekat, pelaksanannya  juga ditangguhkan untuk pencegahan dan penanggulangan resiko penularan infeksi COVID-19. Permohonan magang tersebut dari INTAN Yogyakarta, UNPAD Bandung dan UNILA Lampung (belum disetujui). Sementara itu untuk program magang tugas akhir yang sedang dilaksanakan taruna Poltek KP Karawang sudah dihentikan per 28 Maret 2020 sesuai instruksi Direktur PKP Karawang. Selama pandemi COVID-19, kegiatan rapat juga dilakukan sacara vicon (Video Converence) diantaranya vicon bersama Kapuriskan dan Kabid Alsinkan.

Meskipun WFH, beberapa pegawai mengoptimalkan kegiatan dirumah dengan melakukan kegiatan riset diantaranya pengukuran konsumsi oksigen ikan Nila selama dalam rangka riset pembuatan alat transportasi ikan hidup. Dengan berbagai keterbatasan kegiatan tersebut tetap dapat dilakukan secara proporsional. Selain itu beberapa aktifitas perbengkelan dalam rangka kegiatan pembuatan alsin juga tetap dilakukan dengan tetap mengedepankan kesehatan dan pencegahan pendemi.

AIRLIFT; Teknologi Sederhana Sirkulasi Air Kolam

AIRLIFT; Teknologi Sederhana Sirkulasi Air Kolam (Foto : avestia.com)

Konsumsi air rendah, kebutuhan area kecil dan dampak lingkungan minimal merupakan alasan para pembudidaya ikan dan udang menggunakan Recirculating Aquaculture System (RAS) atau budidaya dengan sistem resirkulasi. Pembudidaya juga ingin menerapakan biosecurity yang ketat untuk menghindari penyakit pathogen sehingga mereka mengontrol ketat kualitas air dalam kolam. Penggunaan air buangan dari kolam pemeliharaan setalah proses purifikasi baik fisik maupun biologi secara umumnya akan menghemat 90% dibandingkan sistem budidaya konvensional selain itu juga akan menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Pemindahan air atau sirkulasi air dalam RAS umumnya menggunakan bantuan pompa sentrifugal. Pompa menyumbang biaya operasi cukup besar dalam praktek budidaya ikan intensif. Oleh karena itu pendekatan sederhana dan murah ialah dengan menggunakan “Airlift System”. Airlift digunakan di kolam budidaya ikan agar air dikolam terus menerus tersirkulasi dan menambah kandungan oksigen dalam air, selain itu Airlift juga berguna untuk pengolahan limbah kolam yaitu memindahkan air dan lumpur (suspended solid) dari bak pengendapan akhir kembali ke bak aerasi. 
Sistem Airlift dalam kolam(Sumber : Bukhari et al. 2018. Multiphase Airlift Pumps for Water circulation in Fish Farms. Proceedings of the 5th International Conference of Fluid Flow, Heat and Mass Transfer)

 Komponen utama Airlift adalah pipa PVC, selang aerasi dan pompa udara. Pipa dipasang vertikal dengan ukuran menyesuaikan kedalaman air kolam. Bagian pangkal pipa dipasang selang dan aerator dan bagian ujung dibuat terbuka dan dipasang pengatur arah air. Sistem kerja dari Airlift adalah air maupun campuran padatan mengalir saat dialirkan udara pada dasar pipa vertikal penyusunnya dan air akan terangkat bersama material pada lainnya menuju ujung pipa.


Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP 

“Statistik KKP Mobile” untuk Permudah Akses Data Perikanan

Aplikasi Statistik KKP Mobile (Foto: KKP)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menghadirkan inovasi guna memberikan pelayanan maksimal. Kali ini, sebagai salah satu upaya penyebarluasan data statistik Kelautan dan Perikanan, Pusat Data, Statistik, dan Infomasi (Pusdatin) KKP, mengembangkan aplikasi berbasis Android “Statistik KKP Mobile”.
“Versi pertama-nya telah diluncurkan sejak pertengahan Bulan Maret 2020 ini,” kata Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP, Antam Novambar di Jakarta, Kamis (2/4).
Antam memaparkan, statistik KKP Mobile ini dilengkapi dengan tiga fitur utama yang dapat menjadi sumber informasi seputar Kelautan dan Perikanan Indonesia yang dapat diunduh oleh para pengguna. Ketiga fitur tersebut antara lain, infografis yang menyajikan berbagai informasi dalam bentuk grafis seputar berbagai program yang menjadi andalan KKP.
“Lalu publikasi yang menyajikan berbagai buku digital publikasi KKP terkini yang dapat diunduh oleh pengguna,” sambungnya.
Aplikasi tersebut, kata Antam, juga dilengkapi dengan tabel yang berisi penyajian seputar Data Kelautan dan Perikanan terkini dalam bentuk tabular. Tabel ini dapat diunduh dalam bentuk spreadsheet oleh pengguna.
“Selain ketiga fitur tersebut, pada halaman utama juga dapat diamati berbagai IKU KKP terkini,” jelas Antam.
Antam berharap, keberadaan Statistik KKP Mobile ini bisa memperlancar dan mempercepat aliran informasi dari KKP ke berbagai pihak yang memiliki kepentingan, baik pihak internal KKP sendiri, Pemerintah Daerah, maupun para Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan di level paling bawah.
“Aplikasi berbasis Android ini sudah dapat dinikmati dengan cara mengunduh gratis di Google Play Store, dengan cara mengetikkan “Statistik KKP” pada kolom pencarian,” katanya.

Sumber : KKPNews


Kamis, 02 April 2020

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dibalik Kepraktisan Kolam Terpal


Target produksi perikanan budidaya kian tinggi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target sebesar 18,44 juta ton.  Target produksi sebesar ini dapat dicapai dengan intensifikasi dan atau ekstensifikasi. Konsep intensifikasi adalah penambahan kepadatan ikan atau udang tanpa penambahan luasan lahan budidaya didukung dengan penerapan teknologi tinggi sebagai penunjang. Sedangkan ekstensifikasi adalah perluasan lahan budidaya tanpan menambah kepadatan ikan atau udang dengan penerapan teknologi minimal. Salah satu permasalahan dalam ekstensifikasi adalah luasan lahan yang semakin terbatas, konflik kepentingan atas lahan dan modal awal untuk konstruksi yang lumayan tinggi.

Sebagai salah satu pemecahan permasalahan tersebut, kolam terpal hadir dengan menawarkan berbagai keunggulannya yaitu harga yang murah, konstruksi yang mudah, ukuran yang dapat disesuaikan dengan lahan yang ada dan praktis mudah dipindahkan. Bahkan, saat ini sudah ada kolam terpal yang digunakan untuk budidaya instensif dengan menggunakan teknologi bioflok. Bioflok berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan flock yang berarti gumpalan, sehingga makna kata bioflok adalah kumpulan organisme seperti bakteri, algae, protozoa, cacing dan lain-lain yang menggumpal berfungsi sebagai pakan ikan. Menurut Faridah dkk pada penelitiannya yang dipublikasikan pada tahun 2019, mengenai budidaya ikan lele dengan metode bioflok, teknologi ini lebih efisien dalam penggunaan lahan karena mampu meningkatkan padat tebar hingga 20 kali lipat dibandingkan teknologi konvensional sehingga produksi lebih tinggi. Akan tetapi, dibalik semua keunggulan dan kepraktisan kolam terpal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1.       Konstruksi rangka
Dalam pemilihan rangka harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kolam. Kolam yang lebih besar membutuhkan ukuran besi yang lebih besar pula untuk rangkanya. Hal ini untuk menghindari rangka jebol karena tidak kuat menahan tekanan air. Kolam berbentuk bulat dengan diameter 1,5 meter, rangka dapat menggunakan wiremesh dengan ukuran m5, ukuran kotak 15-20 cm. Untuk diameter yang lebih besar harus menggunakan wiremesh dengan ukuran yang lebih besar pula. Sedangkan untuk kolam berbentu kotak/persegi, rangka sebaiknya dibuat dari besi hollow. Kolam berukuran 1 x 1 m dapat menggunakan besi hollow 1x3 cm dengan ketebalan 1,2-1,6 mm untuk rangka utama kemudian dibuat rangka tambahan dari wiremesh ukuran m5. Untuk ukuran yang lebih besar maka ukuran besi juga diperbesar. Contoh rangka kolam terpal terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Wiremesh untuk rangka kolam bulat


Gambar 2. Rangka kotak untuk kolam kotak
2.       Kebocoran
Kebanyakan kolam terpal terbuat dari bahan semi Orchid yaitu bahan semi karet yang elastis namun sangat rentan bocor ketika tertusuk benda tajam. Oleh sebab itu dalam pemasangannya terpal harus diletakkan pada tempat yang bebas dari benda bersudut lancip/ujung tajam. Kawat pengikat rangka juga harus diperhatikan agar ujungnya tidak mengenai terpal. Contoh kolam terpal yang mengalami kebocoran terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kolam terpal yang bocor karena berlubang
3.       Mineral dan unsur hara terbatas
Kandungan mineral dan unsur hara dalam air kolam sebagian besar diperoleh dari pelapukan dan proses redoks yang terjadi dalam tanah. Kandungan in akan menyuburkan perairan kolam sehingga kolam tanah akan lebih banyak planktonnya dibanding kolam terpal. Plankton ini menjadi makanan tambahan ikan sehingga lebih cepat pertumbuhannya. Pada kolam terpal, mineral dan unsur hara ini hanya diperoleh dari air, sisa pakan dan sisa metabolisme ikan saja sehingga jumlahnya lebih terbatas. Bakteri dekomposer yang ada dalam kolam terpal juga lebih sedikit dibandingkan dengan kolam tanah sehingga air lebih cepat bau.

 4.    Mudah lapuk
Kolam terpal yang terus menerus terpapar sinar matahari akan cepat lapuk dan rusak sebelum waktunya. Usia rata-rata kolam terpal 2-3 tahun, agar lebih awet sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh dan tidak terkena matahari langsung. Contok pelapukan yang terjadi pada kolam terpal terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kolam terpal lapuk
Pemilihan jenis kolam bergantung dengan tujuan berbudidaya ikan. Apabila pertimbangannya adalah mobilitas, biaya dan kemudahan maka kolam terpal adalah pilihan terbaik. Namun, apabila yang menjadi prioritas adalah pemakaian jangka panjang maka kolam tanah atau semen lebih sesuai.


Penulis : Iwan M. Al Wazzan, Peneliti LRMPHP

LRMPHP TANGGAP COVID-19

Kepala LRMPHP menggunakan wastafel portabel di lobi depan kantor
Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan  Nomor B.181/SJ/KP.620/III/2020 tanggal 15 Maret 2020 tentang Penanggulangan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Bantul, melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Upaya pencegahan dilakukan dengan pembuatan wastafel portabel di lobi depan kantor LRMPHP dengan sistem pedal/diinjak. Wastafel dengan distem pedal dibuat untuk meminimalkan kontaminasi kuman dan membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu juga dilakukan penyemprotan cairan desinfektan di seluruh ruangan dan lingkungan kantor LRMPHP. Penyemprotan desinfectan dilaksanakan pada 30 Maret 2020 oleh petugas kebersihan dan taman LRMPHP. Kepala LRMPHP berharap dengan pembuatan wastafel portabel dan penyemprotan desinfectan, potensi kontaminasi COVID-19 di lingkungan kantor LRMPHP dapat diminimalisir.

Himbauan membiasakan hidup bersih dan sehat tersebut tertuang dalam Surat Dinas Kepala LRMPHP No:311/BRSDM/LRMPHP/KP.712/III/2020 tentang sistem kerja pegawai LRMPHP dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Meskipun LRMPHP memberlakukan sistem kerja dari rumah/WFH namun produktivitas kerja juga harus terjaga dengan melaporkan kegiatan selama WFH. Selain itu, protokol pengendalian COVID-19 harus tetap dipatuhi setiap pegawai yang WFP maupun masuk kantor dengan menjaga jarak dalam berinteraksi /social distancing dan selalu menggunakan masker maupun rutin cuci tangan.

Dalam rangka tanggap COVID-19, LRMPHP juga telah merancang dan meluncurkan web dialamat  https://covid19.mekanisasikp.id/ pada tanggal 1 April 2020. Peluncuran web ini ditandai dengan publikasi melalui akun twitter @mekanisasiKP.



Penyemprotan disinfektan di lingkungan kantor LRMPHP




Rabu, 01 April 2020

LRMPHP DUKUNG PRODUKSI IKAN HIAS INDONESIA


Ikan Hias (Foto : gerava.com/29-jenis-ikan-cichlid-malawi-paling-populer-dan-gambarnya/
Melihat gambar akuarium, yang terbayang adalah indahnya dan beragamnya ikan hias air laut, atau mungkin inget cendol dawet dari Bumiayu?. Dan ternyata ikan-ikan hias tersebut adalah ikan air tawar yang berasal dari danau Melawai, Afrika. Mengutip dari sumber https://gerava.com/29-jenis-ikan-cichlid-malawi-paling-populer-dan-gambarnya/, salah satu jenis ikan hias yang terkenal adalah Mbuna. Mbuna adalah nama umum untuk sekelompok besar ikan cichlid Afrika dari Danau Malawi dan merupakan anggota keluarga haplochromine. Nama mbuna berarti “ikan karang” dalam bahasa orang-orang Tonga di Malawi. Sesuai namanya, kebanyakan mbuna adalah cichlid yang hidup di antara tumpukan batu dan di sepanjang pantai berbatu di Danau Malawi, berbeda dengan utaka, cichlid yang hidup di perairan terbuka atau di pantai berpasir atau substrat lunak.

Potensi ikan hias masih sangat besar untuk digarap dan dikembangkan di Indonesia. Mengutip dari sumber Tempo.com, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi ikan hias di 2020 sebanyak 1,8 miliar ekor. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan capaian nilai ekspor ikan hias Indonesia berpeluang untuk terus digenjot. Menurutnya saat ini kontribusi ekonomi ikan hias terhadap nilai ekspor produk perikanan mencapai 0,66 persen. Selain itu dari data BKIPM menunjukkan bahwa dalam periode 2014-2017,  lalulintas ikan hias mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam periode 2014-2017 volume ikan hias yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 27,51 % pertahun. Pertumbuhan lalulintas tertinggi terjadi pada komoditas ikan hias air laut, dimana rata-ratanya mencapai 69,64 % pertahun. Sementara lalulintas ikan hias air tawar pertumbuhannya mencapai 29,06 % pertahun. Total volume ikan hias yang dilalulintaskan antar provinsi di Indonesia tahun 2017 mencapai 23,32 juta ekor, yang terdiri dari 20,61 juta ekor ikan hias air tawar dan 2,61 juta ekor ikan hias air laut.

Hal inilah yang ditangkap oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), untuk mendukung pengembangan dan produksi ikan hias Indonesia. Pada tahun ini LRMPHP serius melakukan penelitian untuk dapat menghasilkan alat transportasi ikan hidup yang aplikatif, sehingga dapat membantu mempertahankan kualitas ikan hidup, khususnya ikan hias. Diharapkan alat tersebut dapat memudahkan kegiatan transportasi ikan hias serta berperan meningkatkan produksi ikan hias.


Penulis : Tri nugroho W., Peneliti LRMPHP

SIAGA COVID19, LRMPHP Luncurkan Web "covid19.mekanisasikp.id"

Peluncuran web "covid19.mekanisasikp.id" melalui akun twitter @mekanisasiKP
Dalam rangka menyikapi pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid19), Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan merancang dan meluncurkan web dialamat  https://covid19.mekanisasikp.id/ pada tanggal 1 April 2020. Peluncuran ini ditandai dengan publikasi web ini melalui akun twitter @mekanisasiKP.
Web ini dibuat sebagai sarana untuk pendokumentasian berbagai hal terkait pencegahan dan penanggulangan Covid19 di LRMPHP dan sekitarnya. Beberapa fitur yang ada di dalamnya yaitu mengenal dan mengetahui apa itu Covid19, video resmi mengenai Work From Home (WFH) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, sejumlah Surat Edaran di KKP terkait kewaspadaan dan sistem kerja WFH selama masa pandemi covid19, artikel dan berita ringan seputar kegiatan di LRMPHP dalam mencegah penularan covid19, referensi dan rujukan penting di wilayah DI Yogyakarta dan Bantul terkait covid19 serta yang tak kalah penting, yaitu tautan resmi pelaporan mandiri kondisi kesehatan pegawai (PNS dan PPNPN) lingkup BRSDMKP.

KKP Rintis Pengembangan Bank Gen Ikan Endemik

Bank Gen Ikan Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) merintis pengembangan Bank Gen Ikan Indonesia (Indonesian Fish Gene Bank), sebagai upaya pelestarian, peningkatann dan pemanfaatan plasma nutfah perikanan Indonesia secara bertanggungjawab dan berkelanjutan.
“Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah sehingga diakui sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun pemanfaatan SDGI dirasakan belum optimal. Di sisi lain, eksploitasi pemanfaatan beberapa jenis ikan sudah melebihi batas optimal. Hal ini berdampak terhadap kualitas dan kuantitas jenis-jenis ikan tersebut di alam,” tutur Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, Rabu (1/4).
“Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya genetik plasma nutfah tersebut, pengelolaan plasma nutfah di Indonesia perlu dilakukan secara lebih komprehensif dan optimal, baik dalam hal pemanfaatan budidaya, penangkapan maupun upaya pelestariannya,” lanjutnya.
Upaya tersebut dimulai dengan melakukan identifikasi jenis ikan endemik Indonesia melalui aplikasi SIGENI (Sistem Informasi Sumberdaya Genetik Ikan Indonesia), yang akan dirilis secara resmi usai Pandemi Covid 19 berakhir. Terlebih saat ini, dikatakan Sjarief, terdapat sekitar 4.748 potensi SDG Indonesia, yang sudah teridentifikasi dan prosesnya pun masih terus berjalan.
Tak hanya mengidentifikasi spesies, aplikasi SIGENI juga menginformasikan status kelimpahan stok di alam. Kondisi atau status kelimpahan ikan pun akan dikategorikan berdasarkan kelimpahan atau volume tersebut, mulai dari ikan dengan kategori populasi yang masih aman atau banyak, sudah mulai jarang, hampir tidak ada atau punah.
“Pengembangan SIGENI sangat urgen mengingat masih banyaknyapersoalan terkait pengelolaan SDGII, yang meliputi inventarisir keragaman jenis dan genetik, klaim stok perikanan (migratory species), deteksi kualitas populasi, identifikasi produklokal, mitigasi spesies asing invasive dan kontribusi daerah pemijahan,” terang Sjarief.
Di samping itu, dalam rangka menghimpun semua informasi yang telah dan akan diperoleh terkait sumberdaya genetik plasma nutfah ikan di Indonesia, BRSDM juga memulai pembentukan Jejaring Genetika Perikanan Indonesia (JarGenI) atau Indonesian Fisheries Genetic Network (IFGENI). Organisasi ini diharapkan dapat menghimpun para peneliti, peminat dan pemerhati ilmu pengetahuan khususnya di bidang genetika perikanan.
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Joni Haryadi, yang juga sebagai inisiator pembentukan JarGenI, menyampaikan bahwa wadah tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan pengelolaan sumberdaya genetik ikan dalam arti luas di Indonesia dengan cara memajukan kegiatan-kegiatan dalam bidang genetika perikanan, antara lain melalui pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan profesionalisme di bidang genetika.
JarGenI juga bermanfaat sebagai sarana dan wahana pendukung dalam meningkatkan pengabdian dan pengamalan sains dan teknologi para anggotanya; peningkatan dan kerjasama antar anggota/masyarakat peminat bidang genetika perikanan serta profesi lainnya; serta peningkatan komunikasi dan pemasyarakatan sains dan teknologi yang berkaitan dengan genetika perikanan.
“JarGenI sangat penting dalam hal scientific, ekonomi, sosial, maupun budaya. Melalui langkah nyata ini, kita berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Joni.

Sumber : KKPNews


Selasa, 31 Maret 2020

Teknologi Baru Pembekuan Produk Perikanan


Proses pembekuan bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dan laju reaksi ezim dengan merubah air dalam tubuh ikan menjadi butiran es pada suhu -10 oC atau lebih rendah. Ada 4 metode pembekuan ikan yang dikenal umum selama ini yaitu (a) blast freezing, udara dingin (- 40 oC) dialirkan ke ikan dengan kecepatan tertentu dalam suatu ruang maupun konveyor ; (b) contact freezing yaitu ikan diletakkan secara langsung pada permukaan logam dingin; (c) cryogenic freezing yaitu ikan dibekukan dengan cara disemprot dengan nitrogen cair dan (d) immersion freezing yaitu ikan atau produk perikanan direndam dalam larutan super dingin.

Meskipun teknologi pembekuan cepat telah dikembangkan selama bertahun-tahun, kerusakan pada makanan beku dan penurunan kualitas tidak bisa dihindari. Hal tersebut dikarenakan sel-sel dalam bahan makanan hancur dan bahan makanan menjadi kering atau teroksidasi akibat pembekuan. Lalu, apakah ada teknologi pembekuan untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Javier Borderías dan Helena M. Moreno dalam bukunya berjudul Recent Advances in Seafood Technology an Overview tahun 2018 menjelaskan beberapa teknologi pembekuan dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Pressure Shift Freezing
Pada metode ini, peralihan dari molekul air ke es dilakukan dalam kondisi tekanan isostatik tinggi (lebih dari 100 MPa), ikan selanjutnya akan menjadi beku (- 22 oC) dan lalu tekanan dilepas untuk menginduksi nukleasi melalui produk. Pelepasan tekanan bisa cepat maupun lambat. Pelepasan tekanan secara cepat, akan menghasilkan derajat pembekuan lebih tinggi dan sebaliknya. Metode ini mampu menjadikan tekstur ikan beku tidak banyak berubah. Namun tekanan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada protein. Sehingga perlu diketahui tekanan optimum dari suatu produk perikanan.     
Gambar 1. Skema pressure shift freezing
(Sumber : Jia You et al. 2016 dalam jurnal High pressure processing of food)

Impingement Freezing
Prinsip kerja dari metode ini adalah penyemprotkan hembusan udara dingin sangat cepat (20-30 m.s-1) dari atas dan bawah secara langsung  secara langsung ke permukaan ikan. Hembusan dari semprotan akan membuka gas pada lapisan luar ikan, hal ini akan menyebabkan terjadinya turbulensi gas di permukaan ikan sehingga pertukaran panas menjadi sangat efektif. Metode ini sangat sesuai untuk produk olahan ikan yang tidak tebal ( ± 2 cm) misalnya filet. Produk yang sudah sukses dibekukan dengan metode ini adalah filet ikan dan udang, dengan parameter drip loss yang rendah serta analisa sensori yang bagus. Saat ini Impingement technology sudah dipasarkan dibeberapa Negara.  
Gambar 2. Impingement Freezing
(Sumber : 
Albrecht macinery.com)
Magnetic Freezing
Teknologi pembeku yang menghasilkan medan magnet di sekitar bahan makanan dengan menggunakan gelombang medan magnet berfrekuensi rendah dan beberapa jenis energi yang lemah. Dengan menggabungkan CAS (cells alive system) freezer, molekul-molekul air dalam bahan makanan menjadi beku seketika sehingga teknologi ini mampu meminimalkan kerusakan pada sel-sel. Dengan menggunakan medan elektromagnetik dan getaran mekanik, teknologi ini berhasil membatasi pembentukan kristal es yang menghancurkan sel serta tekstur bahan makanan ketika proses pembekuan. Energi yang tercipta dari teknologi magnetic freezer membuat kandungan air bergetar, lalu mencegah berkumpulnya molekul air dan menjaga mereka di bawah kondisi pembentukan kristal es berukuran kecil. Karena kristal esnya berukuran kecil, membran sel terhindar dari kerusakan dan kesegaran asli dari bahan makanan bisa dipulihkan setelah pencairan. 
Gambar 3. Skema magnetic freezing
(Sumber : https://www.coolingindia.in/magnetic-field-assisted-freezing/)

Hydro-fluidization freezing
Teknologi ini merupakan kombinasi dari immersion freezing dan forced liquid fluidization. Larutan berupa cairan dingin digunakan sebagai bahan pendingin. Cairan tersebut dipompa ke atas melalui lubang atau nozzle ke dalam wadah di mana produk makanan laut dimuat, sehingga menciptakan jet agitasi dan agitasi turbulen produk. Kemudian tercapai koefisien perpindahan panas yang tinggi. Dalam kondisi ini, zona kristalisasi kritis air dalam bahan dengan cepat dilampaui dan ukuran kristal yang terbentuk sangat kecil, mencegah kerusakan jaringan sel. Sistem ini sesuai untuk ikan kecil atau udang tetapi tidak untuk fillet ikan karena lunak, yang bisa merusak daging ikan.

Gambar 4. Skema hydro-fluidization freezing


Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP


Penerapan Solar Energy di Bidang Perikanan Budidaya


Budidaya perikanan merupakan salah satu sektor perikanan yang produksinya berkembang pesat saat ini dan merupakan penghasil protein dan nutrisi yang murah. Pada beberapa tahun terakhir sektor budidaya booming disaat perikanan tangkap mengalami penurunan. FAO tahun 2018 melaporkan produksi tahunan perikanan budidaya sebesar ± 80 juta ton di seluruh dunia. Saat ini biaya pakan, obat, listrik, gaji dan bahan bakar adalah problem utama sector budidaya. Sebagai contoh pada budidaya udang intensif, pengadaan BBM dan listrik menjadi biaya terbesar kedua setelah pakan. Jika penggunaan renewable energy bisa diterapkan tentu biaya tersebut bisa ditekan.

Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alami dan bisa terus diperbaharui. Energi ini meliputi sinar matahari, panas bumi, angin, arus laut, air dan berbagai jenis biomasa. Energi terbarukan juga sering disebut sebagai clean energy atau green energy karena tidak mengeluarkan polusi ke lingkungan. Sehingga penggunaan energy terbarukan di bidang perikanan budidaya akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keberlanjutannya. Diantara sumber energi terbarukan yang bisa diterapkan di sektor bududaya ialah energi sinar matahari (solar energy).

Solar energy ialah energi yang dipancarkan oleh matahari yang berupa radiasi gelombang elektromagnetik. Agar bisa dimanfaatkan sebagai energi suatu alat mekanik, radiasi harus dikonversi menjadi energi panas maupun energi listrik. Di sektor budidaya solar energy bisa digunakan dalam beberapa cara:

a. Solar power generator:
Suatu kolam budidaya membutuhkan pompa dan aerator untuk suplai oksigen, mengalirkan dan menyaring air. Pada metode ini sinar matahari dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan dikenal sebagai photovoltaic. Komponen utama untuk menangkap energi yang disebut panel surya bisa dipasang diatas kolam, listrik yang dihasilkn lalu disimpan dalam baterai kemudian bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk aerator, pompa, lampu penerangan dan automatic feeder. Contoh penggunaan solar power generator ditampilkan pada Gambar 1. 

Gambar 1. Photovotaic di kolam ikan
(Sumber : Bharathi et al, 2019, Aqua International)


b. Solar water heat system:
Pada metode ini, sinar matahari dimanfaatkan energi panasnya (thermal) sebagai energi panas. Dalam budidaya ikan/udang, laju pertumbuhan ikan akan lebih tinggi pada air hangat dibandingkan air dingin terutama udang usia larva hingga post larva, karena laju metabolism akan berlangsung lebih optimal pada air bersuhu hangat. Pada kolam-kolam hatchery sering kali digunakan pemanas untuk menjaga atau mengatur suhu air. Di beberapa tempat yang budidaya udang nya maju, Thailand dan Hawai, sistem pemanas tenaga surya dipasang bersama dengan pipa-pipa suplai air. Metode lain, sumber air dipanaskan dengan solar energy lalu disimpan dalam suatu tanki (Gambar 2). 
Gambar 2. Skema solar heat system pada kolam ikan
(Sumber : Youngwoon, 2018, Dissertations, University of South Florida)
Keuntungan penggunaan solar energy adalah merupakan energi yang bisa diperbaharui dan gratis, 100% ramah lingkungan, biaya lebih murah dan mengurangi biaya produksi. Sedangkan kekurangannya meliputi memerlukan pemeliharaan terus-menerus, hanya tempat tertentu yang sesuai untuk instalasi solar power, solar energy tidak bisa diproduksi saat malam hari dan baterai penyimpan energi besar dan berat, membutuhkan tempat dan ruang khusus serta penggantian berkala.


Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP

Senin, 30 Maret 2020

KKP Tingkatkan Kompetensi ASN dengan e-Milea

E-Milea, sarana belajar online bagi ASN KKP (Foto: KKP) 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Diklat Aparatur (BDA) Sukamandi, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) mengembangkan sistem pembelajaran online, Electronic Millennial Learning aliasn e-Milea.

E-Milea hadir untuk menjawab kebutuhan pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam ranah kediklatan nonklasikal sebagaimana diamanatkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negari Sipil.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, pengembangan kompetensi ASN melalui e-Milea dibutuhkan agar Indonesia dapat berkompetisi di era revolusi industri 4.0. “Di era revolusi industri 4.0 ini, hampir segala aspek kegiatan manusia menggunakan teknologi. Untuk itu, ASN kita juga harus melek teknologi,” tuturnya.
E-Milea sebenarnya bukanlah hal baru. Sistem pembelajaran online ini sudah mulai digunakan sejak Februari lalu. Sistem ini telah digunakan pada Diklat Dasar Jabatan Fungsional Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (Diklat Dasar Jabfung PELP) yang diselenggarakan dalam waktu yang cukup panjang.
E-Milea juga saat ini sedang mengembangkan penyelenggaraan diklat-diklat fungsional lainnya sesuai kebutuhan di KKP, diantaranya pengawas perikanan, pengendali hama dan penyakit ikan, pengelola produksi perikanan tangkap, dan sebagainya.
Aplikasi ini juga hadir sebagai solusi media bekerja dari rumah (work from home) bagi ASN KKP di tengah pandemi virus corona (Covid-19), sebagaimana arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Sjarief menyebut, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, pihaknya telah melakukan perubahan strategi pembelajaran yang semula klasikal menjadi blended learning (pembelajaran campuran).
Di tengah wabah ini, e-Milea telah dimanfaatkan pada penyelenggaraan Diklat Pengangkatan Jabatan Fungsional Arsiparis Tingkat Keterampilan yang berlangsung sejak 9 Maret 2020 hingga 7 April 2020 nanti. Adapun materi pengembangan kompetensi ASN KKP yang telah tersedia di e-Milea di antaranya diklat Budaya Kerja, Pelayanan Publik, dan Kewirausahaan.
Melalui e-Milea, ASN KKP dapat mengikuti diklat secara gratis, memperoleh sertifikat, dan meningkatkan kompetensi melalui berbagai pengetahuan yang disajikan.
Tak kalah penting, pembelajaran online melalui e-Milea dipastikan dapat mendukung terpenuhinya Indeks Profesionalitas (IP) ASN KKP. Sebagaimana diatur dalam Peraturan LAN Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Melalui E-Learning, penyelenggaraan e-learning mendapatkan hak dan pengakuan yang sama dengan penyelenggaraan pengembangan kompetensi secara klasikal.
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP Manajemen PNS), yang telah diubah Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 telah diatur pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelatihan (JP) dalam 1 (satu) tahun.
“Adanya e-learning diklat online ini sangat membantu ASN KKP yang tengah bekerja dari rumah. Kita harapkan sistem pembelajaran seperti ini juga dapat membantu mewujudkan SDM Unggul, Indonesia Maju,” ucap Sjarief.
ASN KKP dapat mengakses e-Milea dengan mudah. Cukup dengan mengunjungi laman http://elearning.kkp.go.id, kemudian melakukan pendaftaran dengan menggunakan email KKP yang dimiliki sesuai kebijakan Single Sign On (SSO). Usai aktivasi pendaftaran, ASN dapat masuk dengan menggunakan email dan password yang telah didaftarkan.
Untuk terus mengembangkan sarana peningkatan kompetensi ASN KKP, saat ini, BDA Sukamandi juga tengah mempersiapkan Diklat Tata Naskah Dinas dan Revolusi Mental.
Sjarief berharap, ke depan e-Milea dapat terus dikembangkan melalui berbagai platform digital lainnya.

Sumber : KKPNews