Kamis, 21 November 2019

PENGUJIAN KUALITAS FILLET IKAN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL


Fillet ikan sebagai salah satu produk andalan perikanan dihasilkan dari ikan yang telah dipisahkan atau dipotong dengan arah memanjang pada salah satu sisi tubuh ikan yang sejajar dengan tulang belakang ikan. Sebagai salah satu produk ekspor andalan, mutu yang konsisten dan terjaga sangat diisyaratkan oleh sejumlah negara pengimpor. Salah satu masalah utama pada fillet ikan yaitu keberadaan duri atau tulang yang tertinggal di dalamnya. 

Sejumlah metode deteksi duri ikan dalam fillet telah dikembangkan oleh sejumlah peneliti sebelumnya berbasis sinar Ultra Violet (UV) dan X Ray namun masih tingginya biaya operasional menjadi kendala dalam implementasi lanjutan.  Untuk mengatasi kendala tersebut sejumlah peneliti di King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang, Bangkok mengajukan sistem penilaian mutu fillet ikan berbiaya rendah menggunakan image processing.Secara umum sistem yang dibangun mencakup conveyer belt, lampu UV, Kamera CCD, sirkuit elektronik, kartu grafis interface, dan komputer. Komputer digunakan untuk sistem kontrol dan analisis citra. Lampu UV digunakan pada panjang gelombang 340 nm untuk memancarkan sinar ultraviolet pada sampel fillet ikan yang dinilai kualitasnya. Kamera Webcam digunakan untuk menangkap citra fillet ikan.

Penelitian pendahuluan yang dipublikasikan pada International Conference on Computer, Communications and Information Technology (CCIT 2014) tersebut mengungkapkan  proses evaluasi yang dikembangkan tersebut sangat tergantung pada dua algoritma penting image processing yaitu proses segmentasi dan perhitungan area tulang ikan. Algoritma segmentasi citra ditunjukkan pada Gambar 1, sementara Gambar 2 menampilkan algoritma kalkulasi area tulang ikan.
Gambar 1. Algoritma segmentasi citra (Rerkratn dan Kaewpoonsuk, 2014)
 
Gambar 2. Algoritma kalkulasi area tulang ikan (Rerkratn dan Kaewpoonsuk, 2014)
 Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan teknik tresholding (pengambang batasan) mampu membedakan secara jelas antara fillet ikan, daging ikan saja, dan tulang atau duri ikan saja. Luas area tulang ikan yang berhasil dideteksi berkisar antara 3,64% hingga 20,23%. Kajian tersebut menunjukkan kemampuan sistem evaluasi yang dikembangkan menunjukkan hasil yang memuaskan untuk mendeteksi sekaligus menghitung jumlah tulang atau duri pada fillet ikan.


Penulis : I Made Susi Erawan, Peneliti LRMPHP

0 comments:

Posting Komentar