Senin, 23 Maret 2020

SI CANTIK YANG TAK TERGANTIKAN

Tahun 2020 Indonesia terus mengenjot produksi perikanan budidaya, termasuk di dalamnya adalah ikan hias. Tiap tahun terus muncul berbagai jenis ikan hias baru, baik spesies baru maupun varietas baru. Pada 2 tahun terakhir ini para pecinta ikan hias disemarakkan dengan konsep “aquascape” dengan berbagai jenis ikan hias ukuran kecil seperti geppy, molly, ikan sumatra, neon dan ikan ukuran kecil lainya. Pun demikian dengan jenis ikan hias predator masih banyak peminatnya seperti arwana, louhan, maru dan ikan predator lainya. Beberapa jenis ikan hias selalu muncul tengelam seiring minat dan kegemaran masyarakat yang sangat dinamis. Sebagai contoh ikan Lauhan yang banyak diminati di era tahun 2000, saat ini cenderung kurang diminati, meskipun masih banyak juga yang terus membudidayakan. 

Salah satu ikan hias yang sampai saat ini masih relatif stabil, baik harga, jumlah dan peminatnya adalah ikan Koi. Ikan Koi banyak diminati karena mempunyai warna yang beranekaragam, mempunyai jenis yang beragam serta dapat mencapai ukuran yang besar. Selain itu keindahan ikan Koi dapat dinikmati di alam terbuka, kolam dalam rumah, kolam luar rumah maupun akuarium. Pengembangan budidaya koi saat ini pun semakin berkembang, tidak hanya daerah tertentu seperti Blitar, Tulungagung, Bogor dan Sukabumi yang menjadi pusat budidaya. Sekarang hampir semua daerah di Indonesia mengembangkan jenis ikan hias ini yang bisa dilakukan secara individu maupun per kelompok. Hal lain yang menjadikan ikan Koi masih menjadi primadona adalah bervariasinya harga dari harga ribuan sampai ratusan juta per ekor. Sehingga semua kalangan bisa menikmati ikan hias ini. Di Indonesia jenis ikan koi yang paling diminati adalah Kohaku, Showa dan Sanke seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 
Sumber : Kusrini, E., dkk., 2015 (Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias)
Gambar 1. Koi Kohaku (1, 5, 13), Showa (2, 6, 8, 14, 15) dan Sanke (4)

Beberapa penelitian tentang ikan Koi masih terus dikembangkan baik terkait dengan penelitian budidaya, pemijahan maupun penanganan dan transportasi ikan Koi. Metode pemijahan misalnya, penelitian Kusrini, dkk., yang disampaikan dalam Media Kultur tahun 2015 mengungkap bahwa pemijahan semi buatan lebih efektif dilakukan karena dapat meningkatkan produksi terutama derajat penetasan yang lebih tinggi. Keberhasilan pembenihan juga sangat dipengaruhi oleh pengelolaan induk yang baik, manajemen pemberian pakan yang optimal, serta pengelolaan lingkungan yang lebih terkontrol, sehingga akan memengaruhi kebugaran induk, kematangan gonad, dan kualitas telur yang akhirnya dapat meningkatkan produksi benih secara keseluruhan. 

Penelitian lain terkait dengan penanganan dan trasportasi benih Koi disampaikan oleh Sulmartiwi L, dkk., yang disampaikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan pada tahun 2014. Penelitian tersebut menambahkan minyak atsiri pada pengangkutan koi sistem tertutup. Pemberian minyak atsiri daun Bandotan (A. conyzoides) berpengaruh terhadap SR, kadar glukosa darah, dan tachiventilasi pada benih ikan koi yang ditransportasikan secara tertutup. Dosis optimal pemberian minyak atsiri daun bandotan dalam proses transportasi benih ikan koi secara tertutup adalah 5 ppm.


Penulis : Tri Nugroho W., Peneliti LRMPHP

0 comments:

Posting Komentar