Kamis, 23 Desember 2021

LRMPHP Kembangkan Mesin Penggiling Bertingkat untuk Pembuatan Tepung Ikan

Tepung ikan memiliki potensi pasar yang cukup luas di Indonesia dengan permintaan mencapai 0,25 - 0,75 juta ton per tahunnya. Tetapi menurut Anam & Indarto (2018) yang dimuat dalam Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat menyampaikan bahwa sekitar 70% kebutuhan tersebut dipenuhi dari impor, yang artinya hanya sekitar 30% dipenuhi dari dalam negeri. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan karena kurangnya volume produksi tepung ikan lokal dan juga kualitasnya masih rendah. 

Telah banyak dilakukan usaha untuk meningkatkan produksi tepung ikan lokal supaya dapat mengurangi ketergantungan dari impor. Salah satu usaha yang dilakukan adalah memanfaatkan ikan dari hasil tangkap samping yang tidak memilki nilai ekonomis tinggi dan belum termanfaatkan. Selain itu, pengembangan peralatan produksi yang memadai perlu dilakukan sehingga dapat meningkatkan volume dan kualitas tepung ikan lokal. Pengolah tepung ikan lokal sebagian besar masih menggunakan peralatan yang sederhana dan tradisional. Selain itu proses yang dilakukan juga bervariasi. Seperti disampaikan oleh Erlania (2012) dalam Media Akuakultur, bahwa proses pembuatan tepung ikan di kota Tegal, proses pemasakan bahan baku masih dilakukan dalam wadah perebusan diatas tungku dengan bahan bakar kayu bakar. Kemudian setelah selesai direbus dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari. Setelah kering maka dilakukan penggilingan untuk membuat menjadi butiran halus yang siap dipasarkan.

Proses penggilingan merupakan tahapan yang penting dalam pembuatan tepung ikan. Penggilingan yang dilakukan oleh pengolah lokal biasanya menggunakan alat penggiling daging yang beredar di pasaran. Sebelum dilakukan proses penggilingan, bahan baku dipanaskan melalui proses perebusan atau pemasakan. Kendala yang sering dihadapi biasanya adalah kapasitas wadah / drum perebusan bahan baku yang terbatas, dan sering terjadi macet saat proses penggilingan.

Pada peralatan pengolah tepung ikan hasil rancangbangun Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) seperti disajikan pada gambar 1,  proses pemasakan dan penggilingan dilakukan dalam satu alat yaitu menggunakan alat penggiling tepung ikan sistem bertingkat. Fungsi kerja alat ini adalah menggabungkan proses pemasakan dan penggilingan dalam satu alat. Alat terdiri dari dua ekstruder, ekstruder pertama untuk pemasakan, dan ekstruder kedua untuk penggilingan. Pada tahap pertama dilakukan pemanasan bahan baku di dalam ekstruder pertama. Sumber panas diperoleh dari uap boiler yang disalurkan ke barrel ekstruder tersebut. Pada tahap kedua adalah proses penggilingan bahan baku yang masih dalam kondisi panas. Di dalam ekstruder kedua dilengkapi dengan ulir yang berfungsi untuk mendorong ikan ke bagian ujung ekstruder. Bagian ujung ekstruder terdapat pisau yang berfungsi untuk memotong ikan yang akan dikeluarkan dari ekstruder dan die.

Gambar 1. Mesin Penggiling Bertingkat

Hasil uji kinerja alat menunjukkan bahwa nilai rendemen penggilingan sudah cukup baik yaitu diperoleh rendemen optimum 83%. Tetapi nilai kapasitas yang diperoleh masih belum optimal yaitu sebesar 25.68 kg/jam. Kondisi tersebut diduga disebabkan karena terjadi penumpukan bahan pada ujung ekstruder. Penumpukan tersebut disebabkan karena proses pengangkutan tidak seimbang dengan proses penggilingan atau pemotongan di ujung ekstruder. Selain itu diduga juga disebabkan karena proses pemasakan yang kurang optimal dan ketidakseragaman karakteristik bahan baku ikan yang digiling.

Penulis : Wahyu Tri H. - LRMPHP

0 comments:

Posting Komentar