Selasa, 21 Desember 2021

Maggot, Alternatif Sumber Protein untuk Pakan Ikan

Sumber : Chia et al dalam PLOS ONE https://doi.org/10.1371/journal.pone.0206097

Permasalahan pakan ikan merupakan masalah yang selalu dialami para pembudidaya ikan. Hal ini disebabkan karena harga pakan di pasaran yang mahal karena bahan baku pembuatan pakan masih impor. Menanggapi hal tersebut, pemerintah sebenarnya sudah turun tangan dengan terus mencari cara supaya bisa menghasilkan pakan ikan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Salah satu cara yang ditempuh adalah memanfaatkan bahan baku pakan ikan alternatif yang bisa ditemukan di Indonesia sebagai pengganti tepung ikan yang sebagian besar masih impor.

Maggot merupakan salah satu bahan baku alternatif yang cukup potensial. Hal ini karena maggot memiliki kandungan protein yang tinggi, harganya murah dan mudah diadopsi pengembangannya. Selain itu keunggulan lainnya adalah maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dengan jumlah yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan.

Menurut Cickova et al (2015) dalam Amandanisa & Suryadharma, 2020 yang dimuat dalam Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat menyampaikan bahwa maggot dengan nama latin Hermetia illucens merupakan organisme yang berasal dari lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa. Lalat BSF bukan merupakan vector penyakit. BSF berasal dari Amerika dan selanjutnya tersebar ke wilayah subtropis dan tropis di dunia.

Maggot dapat dibudidayakan dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di lingkungan kita. Sampah organic akan terdegradasi dan dapat digunakan sebagai pupuk, sedangkan maggot dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan ikan dan ternak. Berdasarkan informasi dari Widiarti (2012) yang dimuat dalam Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan dan juga dalam Agroinovasi - Badan Litbang Pertanian (2011) bahwa sampah organik dari sampah rumah tangga proporsinya dapat mencapai kisaran 70%. Jumlah sampah organic yang cukup besar tersebut sangat potensial dimanfaatkan sebagai media budidaya maggot. Bahkan mungkin setiap kampong bisa melakukan pengumpulan sampah organic yang dapat dimanfaatkan sebagai media maggot. Maggot yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk pakan sumber protein pakan dan hasil degradasi sampah digunakan untuk pupuk.

Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa maggot potensial sebagai pengganti protein pakan ikan. Berdasarkan informasi dari Elwert et al (2010) dalam In: Tagung Schweine-und Gefugelernahrung, menyampaikan bahwa maggot (Hermetia illucens) memiliki potensi besar untuk substitusi tepung ikan karena kandungan protein yang cukup tinggi (30 – 50 %). Sedangkan menurut Fahmi et al (2009) yang dimuat dalam J. Ris. Akuakultur menyatakan bahwa kandungan protein maggot ukuran kecil (10-15 mm) mencapai 60,2 %, dan maggot ukuran besar (20-25 mm) kandungan proteinnya 32,3%.

Pada penelitian uji coba pertumbuhan ikan yang dilakukan oleh Fahmi et al. (2009) dalam J. Ris. Akuakultur, menyampaikan bahwa pada uji coba pertumbuhan ikan, pemanfaatan maggot sebagai suplemen pakan ikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ikan Balashark. Dampak penggunaan maggot juga terlihat pada peningkatan status kesehatan ikan. Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Priyadi et al (2009) yang disampaikan dalam J. Ris. Akuakultur juga menyatakan bahwa substitusi maggot sebagai sumber protein pengganti tepung ikan sangat potensial. Dari hasil penelitian yang dilakukan direkomendasikan bahwa substitusi maggot sebagai sumber protein pengganti tepung ikan tidak lebih dari 16,47%.

Bahkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari Mongabay 2020, menyatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus untuk menjadikan Maggot sebagai bahan baku alternatif unggulan untuk pembuatan pakan ikan, dan sudah menggandeng beberapa perusahaan yang tertarik untuk melaksanakan produksi Maggot.

Penulis : Wahyu Tri H. - LRMPHP

0 comments:

Posting Komentar