Kamis, 11 November 2021

Penggunaan Plasticizer untuk Meningkatkan Sifat Mekanik Bioplastik Rumput Laut

Seperti umumnya sifat bioplastik yang terbuat dari bahan alam terbarukan lainnya, misalkan dari pati, singkong, kentang, dan lainnya, bioplastik dari rumput laut memiliki sifat mekanis yang relatif rendah. Khususnya memiliki sifat elastisitas yang jauh lebih rendah jika dibandingkan plastik konvensional yang berasal dari minyak bumi. Rendahnya sifat mekanis bioplastik dari bahan alam ini menyebabkan sulitnya bioplastik rumput laut digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Ditambah lagi sifatnya yang mudah hancur oleh air karena sifatnya yang degradable, oleh sebab itu dibutuhkan bahan aditif plasticizer dalam formulasi pembuatan bioplastik rumput laut untuk meningkatkan sifat mekanisnya.

Sesuai dengan namanya, plasticizer memiliki peran untuk membuat bioplastik menjadi lebih plastis atau lebih fleksibel. Ada berbagai macam jenis plasticizer yang dapat digunakan, namun yang paling cocok untuk ditambahkan ke formulasi bioplastik rumput laut adalah yang bersifat larut dalam air, ramah lingkungan, serta dapat bercampur dengan baik dengan polimer utamanya, misalnya gliserol, sorbitol, propilenglikol, dan lainnya. Jenis plasticizer yang disebutkan merupakan senyawa organik dengan bobot molekul yang rendah, sehingga dapat mengurangi tingkat kekakuan polimer utamanya serta meningkatkan ekstensibilitas atau daya mulurnya.

Kemasan bioplastik dari rumput laut (sumber: Biopac)

Selain meningkatkan fleksibilitas bioplastik rumput laut, penambahan plasticizer juga membantu meningkatkan kemampuan mengalir (flowability) bahan bioplastik terutama saat diproses menggunakan sistem ekstrusi. Kemampuan mengalir ini sangat penting dalam sebuah sistem produksi untuk mencegah kemacetan atau kerusakan mesin ekstrusi selama proses pembuatan bioplastik. Dalam laporannya, Sedayu dkk (2018) mendapatkan bahwa tanpa penambahan plasticizer, maka film bioplastik yang dihasilkan dari bahan ekstrak rumput laut karaginan memiliki sifat mekanik yang sangat kaku dan sangat mudah putus jika ditarik. Namun setelah ditambahkan gliserol, plastik film karaginan menjadi lebih elastis dan tidak mudah putus yang terlihat dari peningkatan kuat tarik sebesar lebih dari dua kali lipat dan daya kemuluran sebesar lebih dari sebelas kali lipat dibandingkan bioplastik tanpa plasticizer.

Bahkan, selain memperbaiki sifat mekanik bioplastik rumput laut, Sedayu dkk. (2018) juga mendapati bahwa plasticizer gliserol mampu meningkatkan stabilitas termal dan penampakan fisik menjadi lebih transparan dari plastik film karaginan yang dihasilkan. Demikian pentingnya plasticizer dalam pembuatan bioplastik, dengan penambahan jumlah yang sedikit namun memiliki peran yang sangat besar.


Penulis : Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP

 

 

 

 

 





0 comments:

Posting Komentar