PELATIHAN

LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Kerjasama

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Senin, 30 Agustus 2021

Wisata MINAPADI, Destinasi Wisata Baru Indonesia

 Apa itu minapadi ?

Minapadi terdiri dari dua kata yaitu mina dan padi. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa mina diambil dari arti kata ikan dan padi merupakan tumbuhan yang menghasilkan beras. Secara sederhana minapadi merupakan teknologi penggabungan budidaya padi dan ikan. Di Indonesia teknologi ini berawal ketika sawah para petani telah dipanen, waktu menunggu penanaman padi berikutnya digunakan untuk memelihara ikan di lahan sawah mereka. Seiring dengan perkembangan ilmu pentgetahuan para petani, proses pemeliharaan ikan dari yang pertama terpisah dengan penanaman padi, mulai berkembang menjadi proses pemeliharaan ikan seiring dengan penanaman padi.

Dalam buku Dari Lereng Merapi Menyentuh Dunia tahun 2020, Frans Hero Making menyebutkan bahwa teknologi minapadi yang sering digunakan petani pada saat ini adalah teknologi minapadi kolam dalam (MinKoDal), dan minapadi jajar lego dowo (minapadi jajar legowo). Kedua teknologi ini melakukan kegiatan budidaya ikan dan padi secara bersamaan. Keduanya memiliki kolam di lahan sawah yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan. Hal yang membedakan adalah posisi dan jarak penanaman padi di lahan seperti terlihat pada Gambar 1. Pada MinKoDal padi ditanam dengan jarak yang biasanya dilakukan, sedangkan pada jajar legowo tanaman padi dirapatkan untuk menambah kuantitas padi yang ditanam dan jalan untuk ikan bergerak. 

Gambar 1. Perbandingan jarak padi MinKodal (a) dengan Jajar Legowo(b) 

Apa minapadi sustainability ?

Pada tahun 2020 Siregar dkk dalam tulisan yang diterbitkan di E3S Web of Conferences menuturkan terdapat sebuah kontradiksi mengenai minapadi. Hal tersebut ialah teknologi yang menguntungkan petani secara ekonomi, lingkungan yang akan terjaga dari pencemaran pupuk dan pestisida tetapi penggunaan teknologi ini masih rendah khususnya di Indonesia. Selain kurangnya informasi yang didapatkan mengenai teknologi minapadi ini terdapat kendala yang menyebabkan petani belum mengadopsi teknologi ini. Adapula studi yang membahas petani yang berhenti menggunakan teknologi ini karena kendala yang dihadapi seperti faktor alam, dan faktor ekonomi. Faktor alam yang dihadapi berupa rubuhnya kolam yang dibuat, dan juga hama. Faktor ekonomi yang dihadapi lebih pada modal yang diperlukan untuk membeli bibit dan pangan ikan.

Pada pertemuan dunia tahun 1980-an, telah disepakati keberlanjutan merupakan merupakan kesinambungan antara sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Terlihat pada kasus minapadi di atas terdapat ketidaksinambungan pada faktor ekonomi dan faktor lingkungan. Selain itu juga terdapat potensi ketidaksinambungan pada faktor sosial, hal ini dapat terpicu dari pembagian air di sawah. Dari pelbagai permasalahan minapadi tersebut, minapadi tetap memiliki potensi untuk menghasilkan pangan disaat lahan pertanian berkurang. Untuk itu diperlukan inovasi yang terus dilakukan agar teknologi ini menjadi teknologi keberlanjutan. Inovasi yang telah dilakukan antara lain memperluas core bisnis yang dilakukan oleh petani. Seperti yang dilakukan pengelola minapadi yang ada di Sawah Lega, Sukabumi, Jawa Barat dan Samberembe, Sleman, Yogyakarta. Bila pada minapadi petani menambah budidaya ikan sebagai core bisnis-nya, kedua tempat tersebut menambah wisata sebagai salah satu core bisnis. Wisata dianggap menjadi core bisnis yang ideal, karena penggunaan modal dan tenaga yang efisien sedangkan revenue yang didapat tinggi.


Penulis : Zaenal Arifin Siregar - LRMPHP


Kamis, 26 Agustus 2021

KKP Luncurkan Aplikasi PILAR, Menteri Trenggono: Transformasi Digital untuk Tingkatkan Kualitas Layanan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meluncurkan aplikasi Pintu Layanan Terpadu atau PILAR sebagai wujud transformasi digital dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Peluncuran berlangsung secara luring dan daring di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, pada Rabu (25/8/2021) sore. 

"Digitalisasi untuk meningkatkan layanan publik adalah langkah yang harus dipilih setiap kementerian dalam meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kepada masyarakat," ujar Menteri Trenggono dalam sambutannya. 

Transformasi digital yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan mendukung Satu Data Indonesia. 

Menteri Trenggono menjelaskan, pelayanan publik yang prima harus didukung oleh data yang lengkap agar kebijakan yang dirumuskan dan diambil lebih terarah dan tepat sasaran. Data yang dimaksud di antaranya data masyarakat kelautan dan perikanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta sarana dan prasarana yang ada. 

“Pengetahuan sebaran dan profil masyarakat perikanan menjadi penting dalam merumuskan kebijakan. Solusi digital berperan dalam percepatan pendataan dan penguatan kualitas data. Oleh karena itu, salah satu instruksi pertama saya di KKP adalah segera mendata para pelaku usaha beserta sarana usaha yang dimiliki,” ujarnya. 

Peluncuran aplikasi berbasis mobile tersebut menjadi salah satu jawaban kemudahan percepatan dan perluasan jangkauan pendataan yang dimaksud. Masyarakat kelautan dan perikanan dapat melakukan registrasi mandiri dan data terkonfirmasi secara online dengan data DUKCAPIL. 

Data dari aplikasi tersebut memudahkan masyarakat kelautan dan perikanan untuk memiliki Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA). Kartu ini menjadi acuan KKP dalam proses perizinan, penyaluran program bantuan dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya dalam penyaluran BBM bersubsidi untuk nelayan. 

Langkah transformasi digital sekaligus untuk mendukung rencana kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara terukur guna mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekologi dan ekonomi serta keberlanjutan sumber daya perikanan nasional. Kebijakan ini merupakan implementasi model Ekonomi Biru yang ditargetkan menciptakan distribusi pertumbuhan wilayah dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara nasional, serta menjaga kesehatan lingkungan kelautan dan perikanan.

Menteri Trenggono turut memaparkan bahwa sistem kerja administrasi dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan juga harus dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, tidak hanya aplikasi PILAR, KKP juga meluncurkan aplikasi dokumen digital untuk kinerja internal yang efisien, transparan dan akuntabel.

“Salah satu faktor penting dalam transformasi digital adalah adanya pengelolaan dokumen, proses pengadaan barang dan jasa, sistem barang persediaan yang terencana secara baik dan transparan, serta pemantauan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu,”pungkasnya. 

Sebagai informasi, aplikasi dokumen digital yang diluncurkan antara lain e-layar untuk persuratan. Kemudian e-report untuk pengelolaan pengadaan barang/jasa , e-gudang untuk dalam pengelolaan barang persediaan, dan e-dalwas untuk mengelola pelaporan kegiatan. 

Turut hadir dalam acara Ketua Komisi Informasi Pusat, jajaran pejabat tinggi Kementerian PANRB, Badan Pemeriksa Keuangan, KSP dan KKP secara daring dan luring.

 


Sumber : KKP


Selasa, 24 Agustus 2021

Peneliti LRMPHP Ikuti Semnas Himpenindo DIY 2021

Peneliti LRMPHP menikuti Semnas Himpenindo DIY 2021 secara virtual

Peneliti LRMPHP mengikuti seminar nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) D.I Yogyakarta, 24 Agustus 2021. Keikutsertaan dalam seminar ini untuk berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi serta melakukan diskusi dan penyebarluasan  hasil kegiatan penelitian. 

Seminar Nasional Himpenindo dengan tema “Inovasi dan Teknologi pada Masa Pandemi Covid-19” dilaksanakan secara virtual (online) menghadirkan pembicara utama, pembicara undangan dan pemakalah yang berasal dari berbagai institusi di Indonesia. Pembicara utama dalam seminar ini adalah Bapak Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana (Guru Besar FMIPA UGM) sebagai Inventor GeNose Covid-19 dan Bapak Dr. Mego Pinandito, M.Eng: Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Makalah yang dipresentasikan dalam seminar ini meliputi tema yang berkaitan dengan penerapan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan jaminan social, budaya dan ekonomi masyarakat dimasa pandemi Covid-19, penerapan inovasi dan teknologi untuk mendorong kemandirian bangsa dimasa pandemic Covid-19, dampak lingkungan dimasa pandemi Covid-19, serta politik dan kebijakan dalam penanganan pandemik Covid-19. 

Peserta seminar Himpenindo ini diharapkan memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan ini, sehingga mampu mewujudkan atmosfer riset yang baik dan budaya riset yang kokoh, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masa-masa sulit pandemi Covid-19.


Senin, 23 Agustus 2021

MENGUPAS JANTUNG PENDINGIN TEC PADA ALTIS-2

Alat transportasi ikan segar (ALTIS-2) adalah sarana untuk membawa dan mendistribusikan ikan segar untuk pedagang ikan keliling. Alat ini telah dikembangkan oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan pada beberapa tahun sebelumnya. Alat ini dilengkapi dengan pendingin sehingga mampu mempertahankan mutu ikan segar. Pendingin ALTIS menggunakan sistem pendingin termoelektrik (TEC) dengan komponen utama elemen peltier (Gambar 1.)  dengan sumber arus DC. 

Gambar 1. Elemen peltier (Sumber : lairdthermal.com)

Menurut Mansur yang telah melakukan penelitian skripsi pada tahun 2010, pendingin termoelektrik memiliki beberapa kelebihan antara lain ketahanan alat yang baik, tidak menimbulkan suara, tidak adanya bagian mekanikal yang bergerak sehingga tidak menimbulkan getaran. Selain itu pendingin termoelektrik memiliki ukuran yang kecil, ringan, perawatan yang mudah dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan refrigerant yang dapat merusak ozon. Termoelektrik juga dapat digunakan pada lingkungan yang sensitif, tidak adanya ketergantungan terhadap posisi peletakan dan ketelitian temperatur kontrol ± 0.1oC dapat dicapai. Sedangkan kelemahan termoelektrik adalah efisiensi yang rendah dan adanya kondensasi pada suhu tertentu. Sehingga sampai saat ini pendingin termoelektrik hanya efektif pada aplikasi untuk objek pendinginan dengan daya yang kecil. 

Prinsip kerja pendingin termoelektrik salah satunya disampaikan oleh Sugiyanto yang disampaikan dalam tulisan skripsinya pada tahun 2008 di Universitas Indonesia. Disampaikan bahwa prinsip kerja pendingin peltier berdasarkan efek peltier yaitu ketika arus DC dialirkan ke elemen peltier yang terdiri dari beberapa pasang sel semikonduktor tipe p (semikonduktor yang mempunyai tingkat energi lebih rendah) dan tipe n (semikonduktor yang mempunyai tingkat energi lebih tinggi), akan mengakibatkan salah satu sisi elemen peltier menjadi dingin (kalor diserap). Sedangkan sisi yang lain akan menjadi panas (kalor dilepas). Sisi elemen peltier yang menjadi panas dan dingin tergantung dari arah aliran listrik yang melaluinya.  Hal yang menyebabkan sisi elemen peltier menjadi dingin adalah mengalirnya elektron dari tingkat energi yang lebih rendah pada semikonduktor tipe p menuju tingkat energi yang lebih tinggi pada semikonduktor tipe n. Supaya elektron tipe p yang mempunyai tingkat energi yang lebih rendah dapat mengalir, maka elektron tersebut menyerap kalor yang  mengakibatkan sisi tersebut menjadi dingin. Sedangkan pelepasan panas ke lingkungan terjadi pada sambungan sisi panas, dimana elektron mengalir dari tingkat energi yang lebih tinggi (semikonduktor tipe n) ke tingkat energi yang lebih rendah (semikonduktor tipe p). Untuk dapat mengalir ke semikonduktor tipe p, kelebihan energi pada tipe n dibuang ke lingkungan sehingga sisi tersebut menjadi panas. Skema aliran panas pada elemen peltier disajikan dalam Gambar 2. 

Gambar 2. Skema aliran panas elemen peltier (Sumber : melcore.com)

Serangkaian pengujian jumlah peltier dan cara penyusunan dalam ALTIS-2 telah dilakukan LRMPHP. Susunan jumlah dan cara penyusunan sangat tergantung dari luasan kabin pembawa ikan, lama transportasi maupun ketersedian sumber energy pada sepeda motor. Pada penggunaan jumlah sistem pendingin yang sama, penyusunan elemen peltier tunggal didapatkan capaian suhu yang lebih rendah, namun membutuhkan energi yang lebih besar. Capaian suhu ruang peti insulasi pada penggunaan dua buah elemen ganda, dua buah elemen tunggal dan empat buah elemen tunggal berturut-turut 18,8, 13,5 dan 8,5 oC. Sedangkan kebutuhan energi masing masing perlakuan sebesar 45, 83 dan 166 Watt. 


Penulis : Tri Nugroho Widianto - LRMPHP





Rabu, 18 Agustus 2021

Serahkan Anugerah Satyalancana, Menteri Trenggono: Lakukan Terobosan dan Inovasi

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono melakukan penyerahan secara simbolis piagam Anugerah Satyalancana dari Presiden Republik Indonesia kepada 1.531 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Kegiatan penyematan dilakukan setelah Menteri Trenggono mengikuti Upacara Bendera Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 secara virtual dari kantor KKP di Jakarta, Selasa (17/8/2021). 

"Sebagaimana Keputusan Presiden, saya ucapkan selamat kepada Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan yang hari ini menerima penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan, Satyalancana Wira Karya dan Satyalancana Karya Satya," ucap Menteri Trenggono. 

Anugerah Satyalancana Pembangunan diberikan kepada Sunarwan Asuhadi, seorang Peneliti Muda pada Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan Wakatobi yang berhasil menginisiasi Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota (Wakatobi) Sea Bamboo. 

Sedangkan Satyalancana Wira Karya diberikan kepada lima pegawai yang berhasil berkarya di bidang kelautan dan perikanan, yaitu Jamal Basmal, Peneliti Utama pada Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 

Kemudian Ellis Mursitorini, PHPI Muda pada Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang; Hariyano, Perekayasa Madya pada Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon; Sal Sal Purba, Perekayasa Muda pada Balai Perikanan Budidaya Laut Batam; serta Mahmud Efendi, Penyuluh Perikanan Pertama pada Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal. 

Untuk Satyalancana Karya Satya sendiri diberikan kepada perwakilan ASN yang telah mengabdi di KKP dalam kurun waktu 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun yang terus menerus menunjukkan loyalitas, kecakapan, kedisiplinan, kesetiaan kepada negara. 


"Kepada Bapak Ibu penerima Satyalancana hari ini, anda merupakan ujung tombak terdepan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat kelautan dan perikanan dalam memberikan pelayanan yang terbaik," tegasnya. 

Menteri Trenggono turut mengingatkan seluruh pegawai KKP untuk bekerja optimal, khususnya dalam melaksanakan program prioritas KKP yang bertujuan menjaga keberlanjutan ekologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menuju ekonomi biru. 

Ketiganya yakni peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, pengembangan perikanan budidaya untuk meningkatkan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan, serta pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, air payau dan air laut berbasis kearifan lokal. 

"Terobosan-terobosan dan inovasi baru perlu diciptakan untuk mendukung pencapaian tiga hal tersebut," pungkasnya.


Sumber : KKP