PELATIHAN
LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK
Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan
LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020
Tugas Pokok dan Fungsi
Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan
Kerjasama
Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru
Sumber Daya Manusia
LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.
Senin, 15 November 2021
MOTOR BLDC VS MOTOR AC PADA PADDLE WHEEL AERATOR
Jumat, 12 November 2021
KKP Raih Top GPR Awards 2021
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali meraih penghargaan di bidang kehumasan. KKP menjadi salah satu Kementerian yang dinilai berhasil membangun digital public relations, sehingga berhak mendapat Top Government Public Relations (GPR) Awards 2021 yang diberikan oleh GPR Institute dan Suarapemerintah.id.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengapresiasi kinerja tim komunikasi KKP dalam menyampaikan informasi sektor kelautan dan perikanan kepada masyarakat. Menurutnya, informasi mengenai kebijakan dan program kerja sektor kelautan dan perikanan harus disampaikan secara masif ke tengah masyarakat demi menjaga kelestarian ekosistem perikanan dan mendorong produktivitas sektor ini.
"Penghargaan ini patut untuk disyukuri, dan menjadi penyemangat serta mendorong KKP untuk terus berinovasi dalam menyampaikan informasi terkait program, kebijakan dan capaian dengan memanfaatkan teknologi agar terwujud program yang efektif dan efisien, dan bermanfaat bagi masyarakat," jelas Menteri Trenggono dalam keterangan resmi KKP, Jumat (12/11/2021).
Menteri Trenggono menilai, perkembangan teknologi dan digitalisasi pada setiap pelayanan sektor kelautan dan perikanan di seluruh unit kerja di KKP sangat penting dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Termasuk dalam hal menyebarkan dan menerima informasi dari masyarakat kelautan dan perikanan melalui saluran komunikasi yang telah disiapkan KKP.
"Adopsi teknologi itu penting, digitalisasi itu perlu," tegas Trenggono.
Penghargaan TOP GPR Award 2021 ini diberikan sebagai apresiasi terhadap keberhasilan Pemerintah dalam menjalankan program public relations yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi digital yang semakin berkembang. Penyerahan penghargaan berlangsung secara virtual pada Kamis, 11 November 2021, mengangkat tema 'Sinergi Pranata Humas (GPR) untuk Indonesia Maju'.
Berdasarkan hasil penilaian TOP GPR Index 2021, ada lebih dari 77 ribu ulasan Kementerian Kelautan dan Perikanan di internet dan dicari oleh rata-rata 36 ribu pengguna internet setiap bulannya.
Kemudian di berbagai media online, KKP telah diberitakan lebih dari 10 ribu kali dalam kurun waktu 1 tahun ke belakang. KKP juga memiliki media website yang aktif dan dikunjungi oleh rata-rata lebih dari 900 ribu visitor setiap bulan.
Asisten Khusus Bidang Media dan Komunikasi Publik Menteri Kelautan dan Perikanan, Doni Ismanto, menambahkan, penghargaan yang diterima sebagai wujud kerja keras dari tim komunikasi membangun citra dan reputasi positif KKP di era digital.
Hal ini terlihat dari penilaian tiga aspek yang diberikan oleh dewan juri, yakni digital awareness aspect, digital media dan media sentiment aspect, serta website aspect dengan total skor 94,28 poin.
“Ini membuktikan tim komunikasi KKP berhasil menjalankan program kehumasan yang efektif dan efesien dengan memanfaatkan teknologi digital yang makin berkembang. Di era digitalisasi telah membuat arus informasi semakin terbuka dan mudah diakses, KKP membangun tim komunikasi yang agile dan adaptif guna menghadapi dinamika perubahan ini,” katanya.
Selain membangun tim komunikasi yang tangguh, lanjut Doni, KKP juga berinovasi dengan sejumlah konten sesuai kebutuhan era digital. Terbaru, membangun channel video dokumentasi NeptuneTV di platform streaming MaxStream, IndiHome, dan Youtube.
“NeptuneTV mulai mendapatkan traksi yang positif, terutama dari kalangan milenial untuk menjadi sumber literasi sektor kelautan dan perikanan. Kami akan terus kembangkan platform NeptuneTV sehingga menjadi acuan utama nantinya di era digital untuk informasi sektor kelautan dan perikanan,” tutupnya.
Sementara itu, Founder GPR Institute, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, mengatakan penghargaan TOP GPR Award 2021 bisa menjadi alat penilaian untuk mengukur kinerja humas pemerintah. Penilaian dilakukan sejak bulan Juli hingga September 2021, dan pengumpulan data dilakukan melalui engine pihak ketiga yang bersifat independen dan kredibel.
“Apresiasi semacam ini perlu dilakukan untuk menjadi alat penilaian terhadap perkembangan public relations, khususnya di ranah pemerintahan. Penghargaan ini juga tentunya bisa menjadi evaluasi sehingga muncul motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas public relations di Indonesia,” kata Widodo.
Dalam setahun terakhir, KKP meraih banyak prestasi termasuk di bidang kehumasan, di antaranya Anugerah Parahita Ekapraya Tahun 2020 Kategori Mentor oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 sebagai Badan Publik "Informatif" oleh Komisi Informasi Pusat, hingga penghargaan Kementerian dan Menteri Terpopuler di Media Digital 2021 Kategori Kementerian oleh PR Indonesia Group.
Sumber : kkp
Kamis, 11 November 2021
Penggunaan Plasticizer untuk Meningkatkan Sifat Mekanik Bioplastik Rumput Laut
Seperti umumnya
sifat bioplastik yang terbuat dari bahan alam terbarukan lainnya, misalkan dari
pati, singkong, kentang, dan lainnya, bioplastik dari rumput laut memiliki
sifat mekanis yang relatif rendah. Khususnya memiliki sifat elastisitas yang
jauh lebih rendah jika dibandingkan plastik konvensional yang berasal dari
minyak bumi. Rendahnya sifat mekanis bioplastik dari bahan alam ini menyebabkan
sulitnya bioplastik rumput laut digunakan untuk berbagai macam aplikasi.
Ditambah lagi sifatnya yang mudah hancur oleh air karena sifatnya yang degradable,
oleh sebab itu dibutuhkan bahan aditif plasticizer dalam formulasi
pembuatan bioplastik rumput laut untuk meningkatkan sifat mekanisnya.
Sesuai dengan
namanya, plasticizer memiliki peran untuk membuat bioplastik menjadi
lebih plastis atau lebih fleksibel. Ada berbagai macam jenis plasticizer
yang dapat digunakan, namun yang paling cocok untuk ditambahkan ke formulasi bioplastik
rumput laut adalah yang bersifat larut dalam air, ramah lingkungan, serta dapat
bercampur dengan baik dengan polimer utamanya, misalnya gliserol, sorbitol,
propilenglikol, dan lainnya. Jenis plasticizer yang disebutkan merupakan
senyawa organik dengan bobot molekul yang rendah, sehingga dapat mengurangi
tingkat kekakuan polimer utamanya serta meningkatkan ekstensibilitas atau daya
mulurnya.Kemasan bioplastik dari rumput laut (sumber: Biopac)
Selain meningkatkan fleksibilitas bioplastik rumput laut, penambahan plasticizer juga membantu meningkatkan kemampuan mengalir (flowability) bahan bioplastik terutama saat diproses menggunakan sistem ekstrusi. Kemampuan mengalir ini sangat penting dalam sebuah sistem produksi untuk mencegah kemacetan atau kerusakan mesin ekstrusi selama proses pembuatan bioplastik. Dalam laporannya, Sedayu dkk (2018) mendapatkan bahwa tanpa penambahan plasticizer, maka film bioplastik yang dihasilkan dari bahan ekstrak rumput laut karaginan memiliki sifat mekanik yang sangat kaku dan sangat mudah putus jika ditarik. Namun setelah ditambahkan gliserol, plastik film karaginan menjadi lebih elastis dan tidak mudah putus yang terlihat dari peningkatan kuat tarik sebesar lebih dari dua kali lipat dan daya kemuluran sebesar lebih dari sebelas kali lipat dibandingkan bioplastik tanpa plasticizer.
Bahkan, selain
memperbaiki sifat mekanik bioplastik rumput laut, Sedayu dkk. (2018) juga mendapati
bahwa plasticizer gliserol mampu meningkatkan stabilitas termal dan
penampakan fisik menjadi lebih transparan dari plastik film karaginan yang
dihasilkan. Demikian pentingnya plasticizer dalam pembuatan bioplastik,
dengan penambahan jumlah yang sedikit namun memiliki peran yang sangat besar.
Penulis : Bakti Berlyanto Sedayu - LRMPHP
Rabu, 10 November 2021
PENGARUH PENGAYAKAN DAN PENJEMURAN PADA EUCHEUMA COTTONII KERING SEBELUM DISIMPAN
Rumput laut merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Salah satu jenis rumput laut yang jumlah produksinya besar adalah Euchema cottonii. Produksi rumput laut Euchema cottonii tahun 2011-2015 juga terus meningkat berdasarkan data Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Tahun 2016 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Perlakuan pasca panen menjadi salah satu perhatian serius dari semua pelaku usaha rumput laut. Hasil panen yang baik, akan tetapi penanganan pascapanennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput laut tersebut. Kualitas rumput laut dipengaruhi tiga hal penting yaitu teknik budidaya, umur panen, dan proses pengeringan. Rumput laut dikatakan sudah kering jika telah kelihatan butiran garam menempel di permukaan rumput laut, dengan kandungan kadar air antara 31 – 35 % untuk Euchema.
Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kualitas serta kuantitas serta mencegah kerusakan fisik. Secara umum rumput laut kering dengan kandungan kadar air (kadar air 20-30%) mampu bertahan antara 2-3 tahun bergantung pada cara penyimpanan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada Euchema cottonii kering sebelum penyimpanan antara lain adalah kadar air dan impurities. Selama ini beberapa perusahaan eksportir rumput laut mengeluhkan mutu rumput laut yang dijual petani. Keluhan utamanya berkisar pada kadar air serta kandungan benda asing pada rumput laut tersebut yang melebihi standar mutu ekspor. Harga rumput laut merosot karena rumput laut yang dijual petani masih kotor, berpasir dan lainnya. Produk yang dibeli dari Petani tingkat kekeringannya masih jauh di bawah standar yang dibutuhkan oleh Industri pengolahan rumput laut. Pengumpul lokal biasanya membeli rumput laut dengan kadar air masih berada pada level 38% ke atas sehingga ketika rumput laut akan dijual baik untuk keperluan industri lokal maupun ekspor harus dilakukan penjemuran dan proses pembersihan ulang. Kekeringan ideal yang dikehendaki oleh Industri pengolahan rumput laut maksimal adalah 35%.
Dengan permasalahan tersebut di atas maka dibutuhkan perlakuan pendahuluan pra penyimpanan ketika akan disimpan untuk memastikan kadar air dan impurities sesuai target yang diharapkan. Perlakuan pra penyimpanan yang dapat dilakukan antara lain berupa pengayakan dan penjemuran. Pengayakan dilakukan agar rumput laut dalam kondisi bersih dari pengotor yang menempel. Penjemuran dilakukan agar rumput laut mempunyai kadar air sesuai permintaan industri (biasanya maksimal 35%) atau sesuai standar SNI (maksimal 30%) sehingga aman untuk disimpan. Penelitian perlakuan pendahuluan pra penyimpanan berupa pengayakan dan penjemuran pada rumput laut Euchema cottonii kering antara lain telah dilakukan oleh LRMPHP tahun 2020 yang dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional Perikanan tahun 2020. Serangkaian uji coba dilakukan pada bahan rumput laut Euchema cottonii kering dengan jumlah masing-masing perlakuan adalah 250 kg. Bahan didapatkan dari Karimunjawa, Jepara. Alat yang digunakan adalah mesin pengayak rotary siever dan terpal sebagai alas pengeringan seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Rumput laut diberikan 3 variasi perlakuan yaitu tanpa pengayakan dan penjemuran, penjemuran 2 jam dilanjutkan pengayakan, dan pengayakan tanpa penjemuran. Parameter yang diuji adalah kadar air dan impurities.
Gambar 1. Proses pengayakan dengan rotary siever(kiri) dan penjemuran dengan terpal (kanan) |
Hasil uji perlakuan tanpa pengayakan dan penjemuran, penjemuran 2 jam dilanjutkan pengayakan, dan pengayakan tanpa penjemuran terhadap mutu Eucheuma cottonii kering disajikan dengan parameter kadar air dan impurities yang disajikan pada Gambar 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air E.cottonii kering tanpa pengayakan dan penjemuran, penjemuran 2 jam dilanjutkan pengayakan, dan pengayakan tanpa penjemuran berturut – turut yaitu 33,19%; 18,04% dan 36,75%. impurities E.cottonii kering tanpa pengayakan dan penjemuran, penjemuran 2 jam dilanjutkan pengayakan, dan pengayakan tanpa penjemuran berturut – turut yaitu 1,33; 0,47 dan 1,53.
Gambar 2. Kadar air dan impurities Eucheuma cottonii (EC) kering pada variasi perlakuan |
Penulis : Ahmat Fauzi - LRMPHP
Kamis, 04 November 2021
Lewat Sosialisasi Bersama KPK, Pegawai KKP Diwanti-wanti Jauhi Korupsi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara konsisten berusaha mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi. Salah satu caranya dengan rutin menggelar sosialisasi penguatan sistem dan pencegahan tindak pidana korupsi bagi para pegawai, dengan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Inspektur Jenderal KKP, Muhammad Yusuf mengatakan, kegiatan sosialisasi penguatan sistem dan pencegahan tindak pidana korupsi sebagai sarana bagi seluruh pegawai KKP agar semakin memahami penerapan nilai-nilai integritas, serta membangun budaya anti korupsi.
"Serta untuk mengetahui kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan gratifikasi dan whistleblowing system terintegrasi yang dikelola KPK," ujar Inspektur Jenderal KKP, Muhammad Yusuf melalui siaran resmi, Kamis (4/11/2021).
Kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Depok, Jawa Barat pada Rabu 3 November 2021 tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.000 pegawai KKP secara luring dan daring. Turut hadir perwakilan KPK sebagai narasumber, yakni dari Direktorat Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi, Dyan Maulidha N, dan dari Direktorat Pendidikan dan Layanan Masyarakat, Kuswanto.
Upaya KKP dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) telah diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31/PERMEN-KP/2016 tentang Pembangunan Integritas, yang memuat penanaman nilai-nilai kepada pegawai, memperkuat sistem integritas, dan kepemimpinan yang baik.
Yusuf menambahkan, ada tiga hal yang terus ditanamkan kepada para pegawai KKP dalam menjaga integritas baik pribadi maupun organisasi. Meliputi, harus memiliki cara berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak yang baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Kemudian para pegawai harus berorientasi bahwa hasil akhir bukanlah satu-satunya yang dinilai, tetapi bersikap dan bertindak selama proses untuk menuju kepada hasil. Serta berupaya meningkatkan integritas dengan menetapkan nilai-nilai diri, membuat paradigma baru bahwa jangan sampai integritas terhapus dengan uang, dan menjaga ucapan sesuai dengan ajaran agama yang mememerintahkan agar berkata benar.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan KPK Kuswanto menyampaikan beberapa permasalahan terkait pengelolaan whistleblowing system (WBS) terintegrasi. Meliputi masih terdapat pegawai yang enggan atau takut melapor dikarenakan kekhawatiran identitasnya akan diketahui dan mendapatkan ancaman. Lalu tidak ada tindak lanjut dari laporan yang disampaikan dan pelaku tidak dikenakan hukuman.
“Selain itu, pegawai pada suatu instansi bersikap permisif terhadap pelanggaran dan instansi memiliki aplikasi WBS, namun tidak ada laporan yang masuk," terang Kuswanto.
Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi tersebut, seluruh pegawai di lingkungan KKP dapat meningkatkan komitmen dalam upaya-upaya penguatan sistem dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. KKP sendiri sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan KPK terkait upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sementara itu, perwakilan KPK lainnya Dyan Maulidha menyampaikan, dalam mencegah korupsi, setiap pegawai harus dapat menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh, ikhlas, penuh integritas, profesional, dan mencegah terjadinya korupsi di lingkungan organisasi.
"Kunci keberhasilan KPK dalam menangkap koruptor diantaranya merupakan hasil dari peranserta dan kepedulian masyarakat dalam melaporkan kasus korupsi, dan hampir semua kesuksesan KPK menangkap koruptor bermula dari laporan masyarakat," jelas Dyan.
Sebelumnya dalam banyak kesempatan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan kepada seluruh pegawai di KKP untuk menjauhi praktik korupsi. Praktik ini dinilainya dapat merusak komitmen kementerian dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Sumber : kkp