Selasa, 08 Agustus 2017

Nelayan Sadeng Sepakat Tidak Akan Menggunakan Cantrang

Kapal Nelayan di Sadeng Gunungkidul (dok. LRMPHP)
Sadeng merupakan salah satu pelabuhan perikanan utama di Yogyakarta selain Depok di Bantul dan Adikerto di Kulon Progo. Terletak di daerah Songbanyu, Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Pelabuhan Perikanan Sadeng yang dikelola UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) propinsi, banyak mensuplai ikan keluar daerah karena mutu ikan yang ditangkap baik dan banyaknya permintaan. Mutu ikan yang baik tersebut salah satunya tidak terlepas dari penggunaan alat tangkap yang digunakan nelayan di Sadeng. Selama ini nelayan di Sadeng hanya menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti gillnet, mini purse seine, pancing longline dan alat tangkap tradisional lainnya.

Salah satu nelayan (Bp. Sarpan) sekaligus sebagai ketua kelompok nelayan Mino Raharjo menuturkan bahwa para nelayan sudah cocok dengan alat tangkap tersebut karena selain dasar lautnya yang berkarang dan gelombangnya yang besar juga demi kelestarian sumber daya lautnya. Penggunaan alat tangkap lain (cantrang) di perairan Sadeng oleh nelayan luar daerah pernah dilaporkan sebelum tahun 2005, namun oleh nelayan setempat jaring cantrangnya langsung dilepas dan dibuang di laut karena ikan-ikan kecil juga ikut tertangkap. Sejak saat itu tidak ada lagi yang berani menggunakan alat cantrang di daerah perairan Sadeng.

Aktivitas Nelayan di Sadeng Gunungkidul (dok. LRMPHP)
Sebagai nelayan selama 30 tahun lebih, Bp. Sarpan mempunyai kapal motor tempel (Sri Rejeki) 7-8 GT dengan wilayah tangkapan selatan Jawa (WPP-RI 573) menggunakan alat tangkap gillnet dan pancing ulur untuk menangkap ikan hingga sejauh 150 mil. Dengan modal sebesar 5 juta untuk melaut selama 1 minggu dan jumlah ikan yang diperoleh sebanyak 1 ton maka penghasilan bersih yang diperolah nelayan tersebut mencapai 5 juta (sistem pembagian keuntungan 50% untuk pemilik kapal dan sisanya ABK dengan harga jual ikan ke pengepul rata-rata 15 ribu/kg). Selama melaut kebanyakan ikan yang diperoleh berupa tuna, cakalang, kemadang dan sulir. Kebanyakan ikan-ikan tersebut diperoleh dari alat tangkap pancing sebesar 70%, sedangkan 30% sisanya diperoleh dari alat tangkap lainnya.  Menurut Bp. Sarman perolehan ikan yang ditangkap pada bulan januari- juli 2017 cukup baik, dengan harga jual yang relatif tinggi dan stabil. Hasil tangkapan pada 2017 lebih banyak dibandingkan pada 2016, hal ini sesuai dengan data produksi tangkapan ikan yang dikeluarkan oleh UPTD PPI Sadeng.

0 comments:

Posting Komentar