Senin, 07 Agustus 2017

Simulasi Model Aliran Udara Dalam Ruang Pengering Rumput Laut

Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang potensial untuk dikembangkan. Data FAO tahun 2014 menyebutkan bahwa sebanyak  5.738.688 ton rumput laut jenis Eucheuma sp dibudidayakan di Indonesia. Salah satu cara penanganan rumput laut agar dapat bertahan lama setelah proses panen adalah dengan cara pengeringan. Rumput laut yang telah dikeringkan dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam olahan seperti agar-agar kertas, ATC dan lain sebagainya. Permasalahan yang timbul di tingkat petani dan pengolah rumput laut skala UKM adalah pengeringan rumput laut pada musim penghujan yang hanya mengandalkan panas matahari. Rumput laut di musim penghujan tidak dapat dikeringkan dengan baik sehingga menyebabkan penurunan mutu, bahkan dapat mengakibatkan rumput laut menjadi busuk.  Rumput laut yang mutunya kurang baik tersebut tidak dapat diterima oleh pengepul/perusahaan dan banyak yang terbuang percuma. Oleh karena itu, penggunaan alat pengering rumput laut menjadi sangat penting bila kondisi cuaca tidak optimal.

Alat pengering umumnya terbagi menjadi dua macam yaitu pengeringan menggunakan matahari dan pengering konvektif. Untuk mendapatkan alat pengering diperlukan aliran udara yang homogen dalam ruangan. Proses penguapan cairan dalam bahan dengan pemberian panas menyebabkan terjadinya proses pengeringan. Panas yang dibawa oleh media seperti udara menyebabkan uap air akan dilepaskan dari permukaan bahan ke udara pengering. Proses pengeringan dapat mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan. Dalam proses pengeringan rumput laut perlu suhu yang konstan agar mutu yang dihasilkan tetap terjaga. Oleh karena itu desain alat pengering yang dapat menjaga suhu yang stabil diperlukan dalam proses pengeringan rumput laut tersebut.

LRMPHP telah melakukan penelitian tentang alat pengeringan rumput laut. Salah satu tahapan penelitian tersebut adalah simulasi model aliran udara dalam ruang pengering rumput laut. Rangkaian percobaan diawali dengan merancang ruang pengering jenis arc/dome. Pemilihan jenis ruang pengering arc/dome disesuaikan dengan jenis produk rumput laut eucheuma yang digunakan dalam penelitian. Rumput laut jenis eucheuma memiliki banyak komposisi air sehingga diharapkan ruang pengering jenis arc/dome dapat menampung lebih banyak uap air di bagian atas.

Gambar 1. merupakan desain arc/dome yang akan digunakan pada penelitian tersebut. Sumber panas akan diletakan dibawah yang diharapkan aliran panas akan mengalir ke bagian atas melalui euchema sehingga terjadi proses pengeringan. Ruangan desain memerlukan outlet (lubang udara) agar terjadi perputaran aliran udara dan suhu dalam ruangan. Selain lubang udara, penambahan kipas diperlukan sebagai pendorong udara dari bawah.

Gambar 1. Desain Ruang Pengering
Salah satu desain simulasi yang dikembangkan pada ruang pengering tersebut adalah penggunaan dua kipas pendorong pada bagian bawah dengan satu outlet pada bagian atas (Gambar 2.).

Tampak Samping
Tampak Atas
Gambar 2. Analisa Desain
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan diperoleh hasil kecepatan udara panas pada ruang pengering antara 0 - 0,5 m/s, sehingga panas yang dihasilkan pada ruang pemanas bertahan lama di ruang pengering. Dengan demikian, hasil desain tersebut dapat dijadikan acuan sebagai rancang bangun alat pengering rumput laut. 

0 comments:

Posting Komentar