Minggu, 10 November 2019

Email dari pak Menteri: Jadilah Pahlawan


catatan pengelola web: Bapak Edhy Prabowo (Menteri Kelautan dan Perikanan), mengirimkan email ini ke seluruh pegawai KKP melalui email resmi kkp.go.id. Dalam postingan ini, titel kami beri tambahan "Email dari pak Menteri". Mudah-mudahan pak Edhy Prabowo senantiasa diberikan kesehatan dan keluangan waktu sehingga sering menulis pesan-pesan penyemangat seperti ini ke seluruh pegawai KKP. 
Hal ini juga mengingatkan akan kebiasaan serupa yang pernah dilakukan oleh beberapa menteri di masa lalu.

Jadilah Pahlawan
Oleh : Edhy Prabowo

Hari ini 10 November. Kita memperingati Hari Pahlawan. Dalam hemat saya, esensi dari pahlawan adalah pengorbanan. Ya berkorban. Membunuh ego diri untuk keperluan yang lebih besar. Berkorban jiwa dan raga. Maka ketika jiwa dan raganya pergi, kita menghormatinya dengan membaringkan mereka di Taman Makam Pahlawan. Supaya generasi penerus kelak bisa memahami kondisi nyaman yang ia dapatkan hari ini bukanlah pemberian yang didapat dengan penuh perjuangan. Bukan. Ada orang orang baik, orang besar maupun lebih banyak lagi orang kecil yang berkorban, gugur, demi kita bisa hidup damai dan tentram seperti hari ini. 

Para pendiri bangsa berkorban meninggalkan semua fasilitas yang diberi oleh pemerintah kolonial. Mereka dibuang, diasingkan di hutan-hutan digul, Pulau Banda, bahkan dijadikan pekerja paksa. 

Orang Tua kita. Ayah dan Ibu kita. Mereka berkorban. Pergi pagi pulang pagi membanting tulang memeras keringat mencari uang untuk kita sekolah dengan baik. Orang tua pura-pura senang ada uang, padahal di saku bajunya hanya ada uang sekali makan, tapi tetap berusaha supaya anaknya bisa makan enak. Orang tua menabung uang sedikit demi sedikit untuk sekolahkan anaknya di tempat terbaik, meskipun mereka akhirnya harus mengorbankan keinginan keinginan pribadinya.

Pejuang kemerdekaan berkorban. Karena itu mereka kita sebut pejuang. Sekutu datang dibonceng oleh NICA. Maka meletuslah pertempuran surabaya. Meletuslah bandung lautan api. Pejuang kemerdekaan mengorbankan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamirkan 17 Agustus 1945.

Lantas kita? Bagaimana? 

Menurut hemat saya. Dalam definisi yang lebih sederhana. Nelayan-nelayan kita adalah pahlawan. Saat netizen yang budiman sibuk membahas trending topic, sementara nelayan kita tidak dapat sinyal di laut malam. Mereka berkorban untuk mendapatkan sumber protein untuk kita konsumsi. Saat kita di pusat-pusat pengambilan kebijakan keliru mendiagnosa, keputusan kita, ada banyak pahlawan nelayan kita yang berkorban kekurangan sumber sumber mata pencaharian. 

Demikian juga para enterpreneur, pelaku dunia usaha sektor perikanan. Mereka menurut saya pahlawan. Mereka berkorban tenaga waktu dan materi membuka pasar pasar baru untuk ikan-ikan kita, untuk lobster kita, untuk rumput laut kita, untuk cumi, udang, dan berbagai jenis sumber protein lainnya. Karena kratifitasnya. Pasar baru terbuka, devisa negara meningkat.

Peneliti dan perekayasa kelautan kita. Mereka menurut saya pahlawan. Dalam sunyi di laboraturium dan balai-balai di pulau-pulau. Mereka berkorban waktu, pikiran dan tenaga menemukan cara-cara baru. Ruang-ruang baru yang dimungkinkan oleh sains dan teknologi demi meningkatkan produktifitas hasil perikanan kita. Baik perikanan budi daya maupun perikanan tangkap.

Para penjaga perikanan, angkatan laut kita, Polairud, Bakamla. Semua personilnya dalam hemat saya adalah pahlawan. Berpatroli siang dan malam. Menjaga kedaulatan dan kekayaan kita di laut. Sehingga dengan penegakan hukum yang tegas pada pelaku illegal fishing dan lemah lembut penuh pembinaan pada para nelayan tradisional kita. Mereka semua adalah pahlawan. 

Terakhir. Kalian semua pegawai di Kementrian Kelautan dan Perikanan. Kalian bukanlah pegawai biasa yang hanya teng go. Jam 7 teng masuk jam 5 go pulang. Bukan! Kalian adalah para pejuang perikanan dan kelautan Indonesia. Kalian harus menginsafi. Ada nelayan di aru sana, yang dengan 1 tanda tangan kalian, kapal mereka bisa melaut. Keluarga mereka bisa tersenyum. Namun sebaliknya dengan satu paraf kalian saja salah merekomendasikan kebijakan kepada saya, ada banyak ayah dan ibu nelayan bersedih hati. Tanda tangan saya akan menjadi air mata mereka. Tanda tangan saya akan membuat nelayan merasa kehilangan negara di hadapan mereka. 

Jadi kalian semua. Pejuang pejuang KKP. Mari kita bahu membahu. Menjadi pejuang kelautan dan perikanan seluruh Indonesia. Jangan ABS (Asal Bapak Senang). Hitam katakan hitam, putih katakan putih. Jangan kongkalingkong. Kerjakan semuanya dengan hati dan sepenuh jiwa. Untuk senyum nelayan dan semua pemangku kepentingan. 

Saya ingin sampaikan. Saya bukan pejabat. Jadi saya jangan dijilat-jilat. Jangan ABS. Jadilah kalian semua seperti founding fathers kita, layaknya pejuang kemerdekaan kita, seperti orang tua kita.

Jadilah Pahlawan! 

Selamat Hari Pahlawan 10 November 2019. 

Untuk semua pejuang laut dan ikan Indonesia. I Love You full. 

Jakarta, 10 November 2019. Mina Bahari IV KKP
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

0 comments:

Posting Komentar