Senin, 04 November 2019

Pelaksanaan Monev Kegiatan INTAN ALTIS-2 di Kota Pekalongan


Pelaksanaan monev INTAN ALTIS-2 di Kota Pekalongan
Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kegiatan Inovasi Teknologi Adaftif Lokasi Perikanan (INTAN) Alat Transportasi Ikan Segar (ALTIS-2) di Kota Pekalongan pada tanggal 30-31 Oktober 2019 telah dilakukan. Kegiatan monev didahului dengan kunjungan di Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinas KP) Kota Pekalongan untuk berkoordinasi serta mendapatkan informasi umum terkait pelaksanaan uji terap ALTIS-2. Tim monev Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) dipimpin oleh Tri Nugroho Widianto diterima oleh Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, Pratiwi  Rahayu Soerono dan penyuluh perikanan Kota Pekalongan.

Pada kesempatan tersebut, Tri Nugroho Widianto menjelaskan rencana kegiatan monev uji terap INTAN ALTIS-2, sekaligus meminta ijin untuk melibatkan penyuluh dalam pelaksanaannya. Sementara itu, Dinas KP yang diwakili Pratiwi Rahayu Soerono menyampaikan secara umum pelaku uji terap lebih banyak mendapat manfaatnya. Oleh karena itu apabila selama monev ditemukan keluhan terkait ALTIS-2 dari para penguji terap disarankan untuk segera ditindaklanjuti. Selain itu, Pratiwi Rahayu Soerono berharap akan ada penambahan jumlah volunteer lagi di Kota Pekalongan. 

Pada pelaksanaan monev INTAN ALTIS-2 di Kota Pekalongan, terdapat enam volunteer yang dievaluasi. Tim monev didampingi penyuluh perikanan setempat. Para penyuluh yang mendampingi pelaksanaan monev diantaranya Nur Isnaini T., Anifah Yuniati, Budhi Kuncoro Jati, Faisal Widia Putra N., dan Mohamad Wahit. 

Monev dilakukan dengan cara wawancara, diskusi dan pengamatan langsung, selanjutnya dituangkan dalam lembar penilaian (score sheet) penggunaan ALTIS-2. Hasil penilaian oleh volunteer terhadap kinerja ALTIS-2 berguna sebagai bahan masukan untuk melakukan pendampingan lanjutan. Berdasarkan data yang diperoleh, secara umum ALTIS-2 dapat membantu kegiatan transportasi/jual beli ikan dan tidak menemui kendala yang berarti selama penggunaannya.

Salah satu volunteer, Ibu Nurmiati menjelaskan bahwa dengan ALTIS-2 ini dapat mengurangi biaya penggunaan es dari Rp. 10.000 menjadi Rp. 3.000 untuk sekali keliling berjualan selama 5-6 jam. Selain itu, ikan yang dijual lebih terjaga kualitasnya dan dapat menjangkau sampai perumahan. “Penampilan ALTIS-2 bersih dan menarik, saya jadi lebih percaya diri selama berjualan,” katanya. Selama berjualan tersebut  banyak mendapat tanggapan yang positip dari para pembeli. 

Seperti halnya Ibu Nurmiati, Bapak Budiono mengaku ALTIS-2 dapat meningkatkan omset penjualannya dari 15 kg menjadi 25 kg. Peningkatan sebesar 10 kg ini dikarenakan penggunaan es batu saat berjualan lebih sedikit sehingga dapat menambah jumlah ikan yang dijual. Meskipun jumlah es batu yang digunakan lebih sedikit, namun masih dapat mempertahankan kualitas ikan yang dijual. Selain kualitas ikan lebih segar, penampilan ALTIS-2 yang rapi dan bersih membuat jumlah pembeli meningkat. 

Peningkatan jumlah konsumen setelah menggunakan ALTIS-2 juga disampaikan oleh Bapak Jumadi. Setelah menggunakannya, ikan yang dijual kualitasnya lebih terjaga sehingga banyak konsumen lebih tertarik untuk membeli. “ALTIS-2 dapat mengurangi biaya es dan ikan/udang yang dijual tetap segar”, katanya. Selain itu, Bapak Jumadi juga menyampaikan bahwa meskipun  pendingingan ALTIS-2 kurang maksimal, tetapi hal ini dapat diatasi dengan tetap mempertahankan penggunaan es sehingga kondisi kesegaran ikan bisa tetap terjaga.

Hal lain yang masih menjadi kendala dan hambatan penggunaan ALTIS-2 oleh volunteer diantaranya penggunaan aki yang cukup menambah berat ALTIS-2 sehingga mengurangi kenyamanan terutama volunteer perempuan. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Akhmad Ruwah dan Ibu Susanti, sehingga ALTIS-2 belum efektif digunakan oleh mereka. Hal lainnya adalah proses pengecasan aki yang membutuhkan waktu dan cara tertentu sebelum digunakan kembali.

Dari hasil evaluasi dari para pengguna ALTIS-2 tersebut, selanjutnya akan dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan dan kesempurnaan alat. Untuk itu perlunya pendampingan dan evaluasi secara berkala terhadap para volunteer  untuk mengefektifkan penggunaan ALTIS-2.

0 comments:

Posting Komentar