Selasa, 28 Januari 2020

KKP Resmikan Balai Riset Perikanan Perairan Umum Daratan di Palembang

Peresmian Balai Riset Perikanan Perairan  Darat  di Palembang
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo telah meresmikan Balai Riset Perikanan Perairan Umum Daratan atau The Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) - Fishery Resources Development and Management Department (IFRDMD/BRPPUPP) di Palembang pada 27 Januari 2020. Menurutnya balai riset ini merupakan satu-satunya balai riset perikanan perairan darat di Asia Tenggara.

Dalam sambutannya, Menteri Edhy berpesan agar kajian-kajian di balai riset ini bisa ditransfer dengan baik ke masyarakat. Kajian ini, kata Edhy, tujuan akhirnya agar masyarakat, di Sumatera Selatan khususnya, memperoleh pengetahuan yang luas di bidang budidaya perikanan, terutama perairan umum darat.

"Peran Seafdec ini penting untuk mempererat kerja sama kita dengan negara-negara di Asia Tenggara. Walaupun demikian tidak ada gunanya bangunannya mewah, besar, megah tapi hanya lambang. Ilmunya harus bisa ditransfer ke masyakarat," ujar Menteri Edhy .

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja, menjelaskan, SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP memiliki 3 fungsi utama, yakni mempersiapkan kajian stok ikan beserta wilayah pengelolaannya, konservasi wilayah perairan sebagai plasma nutfah, dan pengembangan Fish Passage/Fish Way di Indonesia.

"SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP juga berperan menciptakan output unggulan di pengelolaan perikanan perairan umum daratan, karenanya kami menciptakan sejumlah inovasi agar dapat memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat," tutur Sjarief.

Inovasi pertama yang dihasilkan, yakni aplikasi Data Collection for Fishery Activities (DACOFA). Aplikasi yang dikembangkan oleh SEAFDEC-IFRDMD/BRPPUPP ini memungkinkan para enumerator melakukan input data  secara cepat dan efisien. Dengan hadirnya aplikasi berbasis Android ini, penginputan data ikan diklaim menjadi mudah karena dapat dilakukan melalui smartphone. Dengan begitu seluruh data akan terekam dalam satu pusat data.

Output lainnya adalah adanya aplikasi Barrier Tracking System (BATAS). BATAS merupakan aplikasi untuk mengidentifikasi dan memetakan hambatan (barrier) yang ada di sungai Indonesia. Rencana jangka panjang dari BATAS adalah manajemen adapatif untuk pengoperasian bendungan dan penghalang di sungai-sungai Indonesia untuk mencapai pemulihan konektivitas aliran yang lebih efisien dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh fragmentasi sungai.

Dengan adanya SEAFDEC ini, Menteri Edhy juga berharap bisa membuat citra Sumatera Selatan terbangun sebagai sentra penghasil ikan air tawar di Indonesia, maupun di Asia Tenggara.

0 comments:

Posting Komentar