Senin, 18 Mei 2020

Penelitian Kelautan di Era Digital

Webinar “Penelitian Kelautan di Era Digital” 
“Wahai Peneliti dan Akademisi Tinggalkan Jejak Digitalmu di Alam Semesta”. Hal itu disampaikan oleh Dr. Ing. Widodo S. Pranowo pada kegiatan Webinar “Penelitian Kelautan di Era Digital” tanggal 18 Mei 2020 yang mengajak Para peneliti dan akademisi memiliki peran penting dalam menyampaikan IPTEK melalui media digital. Salah satu langkah awal yang harus dilakukan oleh para peneliti dan akademisi adalah memiliki profil dan portofolio di dunia digital. Beberapa situs web yang perlu dimiliki untuk meninggalkan jejak digital diantaranya adalah ORCID, Google Scholar, Scopus, Sinta, Loop, Academia, Research Gate, Pablons dan Mendeley.

Profil dan portofolio peneliti dalam salah satu situs web
ORCID (Open Researcher and Contibutor ID) merupakan ORCID identitas peneliti. ORCID dapat digunakan untuk submisi artikel ke jurnal. Google scholar dan scopus dan SINTA merupakan situs web yang berisi tentang profil dan portofolio peneliti. Ketiganya memilik fungsi sebagai barometer produktivitas, barometer dampak artikel ilmiah dan barometer profesionalitas peneliti.

Dengan memiliki profil dan portofolio pada situs-situs tersebut maka seorang peneliti dan akademisi akan memiliki kesempatan untuk saling memberikan informasi terkait penelitian yang dilakukan dan juga informasi tentang profil diri peneliti dan akademisi tersebut. Bahkan dengan profil dan portofolio tersebut juga bisa memberikan kesempatan untuk menjadi narasumber, pengajar, pembimbing dan pekerjaan di bidang yang sesuai dengan keahliannya.

Selain memiliki profil di situs-situs diatas, para peneliti dan akademisi hendaknya menyampaikan hasil penelitiannya dalam bentuk artikel ilmiah popular dengan penyampaian menggunakan bahasa yang tidak terlalu scientific sehingga bisa dipahami oleh masyarakat luas. Tujuannya adalah supaya hasil penelitian tidak hanya dikonsumsi oleh peneliti, dosen, akademisi dan pemangku kepentingan, tetapi dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum. Artikel ilmiah yang disampaikan bisa dikemas dalam bentuk artikel, opini, interview dan himbauan/ajakan positif. Kemasan dalam bentuk opini bisa disampaikan melalui blog, majalah dan Koran cetak online seperti dalam Kompasiana (Kompas) dan Indonesiana (Tempo). Dalam bentuk artikel bisa melalui pers online, koran cetak, majalah dan blog. Contoh press online spesifik di bidang kelautan dan lingkungan adalah DARILAUT.ID, Maritime News dan Mongabay. Kemasan dalam bentuk interview bisa disampaikan melalui pers online, radio dan televisi. Sedangkan untuk ajakan/himbauan positif bisa melalui media sosial Twitter, Facebook, Instagram dan Vlog.

Harapannya adalah hasil penelitian yang disampaikan dalam bentuk artikel ilmiah popular dengan kemasan bahasa yang mudah dipahami dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum dan turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai penutup, disampaikan kalimat menarik oleh Dr. Ing. Widodo S. Pranowo yaitu “Marilah kita sebagai peneliti dan akademisi agar tidak hanya giat menyusun karya tulis ilmiah untuk jurnal dan prosiding saja, namun pengetahuan kita juga dibutuhkan untuk dibagi kepada msyarakat umum melalui karya tulis ilmiah popular di media press (online), agar dampak IPTEK secara horizontal lebih luas lagi dan turut mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Sumber : Webinar dengan tema “Penelitian Kelautan di Era Digital”

0 comments:

Posting Komentar