Jumat, 22 Mei 2020

Perikanan Pasca COVID-19 : Peluang dan Tantangan

Pandemi COVID-19 belum usai, penambahan kasus positif masih terus terjadi setiap hari. Bahkan menurut beberapa ahli epidemiologi, masih menuju puncaknya. Namun, sudah hampir dapat dipastikan bahwa akan ada peta baru setelah pandemi usai, terutama setelah kondisi berangsur normal. Perubahan peta politik, ekonomi, bisnis maupun keuangan akan mempengaruhi pergerakan arus barang dan jasa serta arus modal. Demikian yang disampaikan Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia pada pembukaan ISPIKANI Talk #2 pada 20 Mei 2020 lalu. Lebih lanjut disampaikan terkait tantangan industri perikanan pasca pandemi yaitu perbaikan faktor produksi harus berfokus pada upgrading industri perikanan domestik serta peningkatan infrastruktur dan teknologi. Fokus perbaikan yang kedua adalah dari sisi pengaturan dan kelembagaan termasuk didalamnya dari sisi kesehatan dan quality control yang baik. Dan faktor ketiga adalah perbaikan dari sisi penguatan kerjasama perdagangan dan promosi.  selain itu, transformasi digital menjadi keharusan yang menciptakan nilai bagi konsumen untuk menggunakan layanan tanpa batasan waktu dan ruang. Sebagai contoh adalah usaha yang mengambil model bisnis “resiliensi melalui diversifikasi” yang tetap dapat menciptakan customer value dalam kondisi apapun melalui transformasi digital, yaitu GoFood, GrabFood dan Uber Food. Disaat kinerja taksi/ojek online mengalami kesulitan karena kebijakan lockdown, layanan tersebut masih tetap eksis dan berjalan sebagaimana biasanya dengan beberapa protokol tertentu. Pedagang makanan UMKM dan fast food yang menggunakan layanan tersebut masih survive karena memang sudah lama fokus pada delivery dan segmen pasar yang lebih luas, berbeda dengan restoran atau rumah makan karena model bisnis dan basis pelanggan yang lebih restriktif. Hal ini merupakan salah satu peluang yang harus dapat digarap oleh industri perikanan di kala pandemi ini, karena pasca pandemi kita akan menemui “dunia baru” yang lebih minimalis, minim interaksi fisik dan dunia yang lebih spartan.

Sedangkan menurut Jamaluddin Jompa, Dekan Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar sekaligus Ketua ISPIKANI Sulawesi Selatan, terkait peluang industri perikanan pasca pandemi beberapa diantaranya yaitu pengembangan budidaya lobster dari puerulus alam, pengembangan bisnis kepiting bakau, pengembangan tatakelola ekspor karang hias, dapat dioptimalkan secara berkelanjutan (pasar cukup besar), perbaikan pengelolaan/penangkapan dan ekspor ikan kerapu hidup, perbaikan dan pengembangan ekspor ikan hias, dan berbagai komoditas lainnya. Kaitannya dengan transformasi digital seperti yang disampaikan diatas, perlu penguatan sistem logistik dan rantai pemasaran serta penguatan kualitas pasca panen dan teknologi pengolahan ikan dengan berbagai skala.

Senada dengan apa yang telah disampaikan diatas, dalam menghadapi tantangan pandemi COVID-19 KKP akan memperkuat kerjasama regional terutama negara-negara ASEAN, mendorong tumbuhnya startup di bidang perikanan untuk memacu tranformasi digital pada sistem rantai pemasaran dan logistik, meningkatkan ekspor produk perikanan serta memberi jaring pengaman sosial terutama bagi nelayan dan pekerja perikanan yang rentan terkena dampak pandemi ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Kerjasama Luar Negeri KKP pada kesempatan yang sama. Langkah-langkah kebijakan yang telah dan akan ditempuh dalam memitigasi COVID-19 ini harus didukung oleh segenap pihak, dan hal terpenting dalam menghadapi pandemi ini adalah tetap optimis dan saling bekerja sama untuk mendukung pemulihan negeri ini.

Sumber : webinar dengan tema ISPIKANI Talk #2 “Perikanan Pasca COVID-19 : Peluang dan Tantangan”

0 comments:

Posting Komentar