Selasa, 30 November 2021

Chitosan, Gula Yang Banyak Manfaatnya

Struktur kimia chitosan 

Chitosan adalah senyawa polisakarida atau sejenis gula yang dihasilkan dari proses deasetilisasi chitin. Strukturnya terdiri dari D-glukosamin yang berikatan dengan N-asetil D-glukosamin oleh ikatan β-1,4-glikosidik. Distribusi subunit-subunit ini tergantung pada cara pembuatan kitosan. Tahapan pembuatan chitosan yaitu : demineralisasi, deproteinasi, dekolorisasi dan deasetilisasi. 

Demineralisasi dilakukan dengan perendaman asam seperti asam klorida, asam nitrit maupun asam asetat. Deproteinasi dilakukan karena chitin pada cangkang crustacea berikatan dengan gugus amino atau protein. Deproteinasi dilakukan dengan larutan alkaline seperti natrium hidroksida ataupun kalium hidroksida. Dekolorisasi atau bleaching dilakukan dengan mengunakan larutan natrium hipoklorit dan proses deasetilisasi kembali menggunakan larutan alkali yaitu natrium hidroksida. Setelah semua proses dilakukan kemudian dilakukan pembilasan hingga chitosan yang diperoleh tidak bersifat alkali/basa dan dikeringkan hingga membentuk flakes. 

Raw Chitosan dalam bentuk flakes 

Dalam tulisan berjudul Chitosan yang dipublikasikan pada 2015, Chawla dkk menyebutkan bahwa chitosan memiliki berbagai bioaktifitas yaitu antimikrobia, faktor yang mempengaruhi aktifitas antimikrobia, antioksidan. Selain itu, chitosan juga dapat dimanfaatkan sebagai coating atau pelapis yang dapat dimakan (edible) pada pengawetan buah dan sayuran, bahan pembersih pada cuka dan anggur, dan bahan tambahan makanan. 

Dalam dunia kedokteran membran yang dibuat dari kombinasi chitosan dan alginat telah diujicoba untuk merawat luka diabetes yaitu luka yang sulit untuk mengering karena kondisi hiperglikemik. Dalam penelitian Breder dkk yang dilakukan pada 2020, diketahui bahwa CAM (chitosan-alginate membrane) mampu mengontrol proses inflamasi yang terjadi pada luka diabetes sehingga luka akan membaik dalam waktu 5-10 hari. Pada tahun 2021, Sung-Il Ahn dkk dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa chitosan mampu menurunkan kolesterol dan trigliserida dalam darah dan hati dan membuangnya melalui feses.

Karapas udang, salah satu sumber chitin bahan baku chitosan

Sumber utama chitin adalah cangkang luar atau karapas udang-udangan dan kepiting. Bahan ini biasanya dianggap limbah dan hanya dibuang begitu saja atau belum termanfaatkan dengan baik. Padahal dengan kelimpahan yang begitu besar, limbah ini berpotensi sebagai bahan baku untuk pembuatan chitosan. 

Besarnya potensi chitosan untuk kesehatan membuat perusahaan farmasi berlomba-lomba untuk meneliti dan mengembangkan chitosan. Beberapa telah berhasil mengembangkannya sebagai suplemen makanan yang dikemas dalam bentuk kapsul yang mudah untuk dikonsumsi. Harga dari suplemen ini juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan suplemen makanan yang lain. Manfaat signifikan ditemukan pada orang dengan tekanan darah tinggi yang secara teratur mengonsumsi suplemen kitosan.


Penulis : Iwan Malhani Al Wazzan - LRMPHP


0 comments:

Posting Komentar