Ilustrasi cara kerja RFID sebagai penanda alat tangkap ikan (Sumber : Global Ghost Gear Initiative) |
Penulis : Arif Rahman Hakim, Peneliti LRMPHP
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia - Kementerian Kelautan dan Perikanan | #BPPSDM_Infinity #KKPThrive @MekanisasiKP
LRMPHP telah banyak melakukan pelatihan mekanisasi perikanan di stakeholder diantaranya yaitu Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR), Kelompok Pembudidaya Ikan, Pemerintah Daerah/Dinas Terkait, Sekolah Tinggi/ Universitas Terkait, Swasta yang memerlukan kegiatan CSR, Masyarakat umum, dan Sekolah Menengah/SMK
LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020
Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan
Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru
LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.
Ilustrasi cara kerja RFID sebagai penanda alat tangkap ikan (Sumber : Global Ghost Gear Initiative) |
Dok. Ekspor perikanan ke Eropa dan Amerika (Foto: KKP) |
Menteri Edhy saat raker dengan Komisi IV DPR (Foto : KKP) |
Ikan Gurami (Foto : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Osphronemus_goramy_2008_G1.jpg) |
Fase
|
Suhu ( °C)
|
Aktifitas
gurami
|
1
|
29.2
|
Ikan masih
bergerak aktif ke permukaan, masih responsif terhadap rangsang dari luar.
|
2
|
29.2 – 26.1
|
Ikan
mulai hilang keseimbangan tetapi masih aktif bergerak, respon terhadap
rangsang yang diberikan mulai berkurang, gerakan sirip dan operkulum mulai
melemah serta ikan selalu bergerak mencari akses ke permukaan
|
3
|
26.1 – 23.6
|
Respon
ikan terhadap rangsang masih baik meskipun sudah berkurang, gerakana
operkulum lemah, mulai rebah di dasar dengan pergerakan yang melemah dan
tidak teratur dan warna memucat.
|
4
|
23.6 – 21.1
|
Operkulum
bergerak lemah, ikan rebah didasar, memberikan respon berenang ke atas saat
diberi rangsang dari luar kemudian rebah lagi di dasar.
|
5
|
21.1 – 18.6
|
Ikan
hanya memberikan respon berenang ke atas saat diberi rangsang dari luar
kemudian rebah lagi di dasar dan warna punggun berwarna gelap. Upaya
mendapatkan akses ke permukaan sudah banyak berkurang.
|
6
|
18.6 – 16.1
|
Gerakan
ikan lemah, respon terhadap rangsang dari luar lemah, tubuh tidak dapat
bergerak, hilang keseimbangan, sesekali keluar gelembung dari tutup insangnya.
|
7
|
16.1 – 13.6
|
Ikan
rebah di dasar, tidak ada respon terhadap rangsang dari luar, keluar
gelembung dari tutup insang dan bergerak-gerak sebelum akhirnya diam tak
bergerak lagi.
|
LRMPHP ikuti kegiatan Seminar Nasional Teknisi Litkayasa II BRPBAP3 Maros Secara Online |