Rabu, 01 April 2020

KKP Rintis Pengembangan Bank Gen Ikan Endemik

Bank Gen Ikan Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) merintis pengembangan Bank Gen Ikan Indonesia (Indonesian Fish Gene Bank), sebagai upaya pelestarian, peningkatann dan pemanfaatan plasma nutfah perikanan Indonesia secara bertanggungjawab dan berkelanjutan.
“Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah sehingga diakui sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun pemanfaatan SDGI dirasakan belum optimal. Di sisi lain, eksploitasi pemanfaatan beberapa jenis ikan sudah melebihi batas optimal. Hal ini berdampak terhadap kualitas dan kuantitas jenis-jenis ikan tersebut di alam,” tutur Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, Rabu (1/4).
“Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya genetik plasma nutfah tersebut, pengelolaan plasma nutfah di Indonesia perlu dilakukan secara lebih komprehensif dan optimal, baik dalam hal pemanfaatan budidaya, penangkapan maupun upaya pelestariannya,” lanjutnya.
Upaya tersebut dimulai dengan melakukan identifikasi jenis ikan endemik Indonesia melalui aplikasi SIGENI (Sistem Informasi Sumberdaya Genetik Ikan Indonesia), yang akan dirilis secara resmi usai Pandemi Covid 19 berakhir. Terlebih saat ini, dikatakan Sjarief, terdapat sekitar 4.748 potensi SDG Indonesia, yang sudah teridentifikasi dan prosesnya pun masih terus berjalan.
Tak hanya mengidentifikasi spesies, aplikasi SIGENI juga menginformasikan status kelimpahan stok di alam. Kondisi atau status kelimpahan ikan pun akan dikategorikan berdasarkan kelimpahan atau volume tersebut, mulai dari ikan dengan kategori populasi yang masih aman atau banyak, sudah mulai jarang, hampir tidak ada atau punah.
“Pengembangan SIGENI sangat urgen mengingat masih banyaknyapersoalan terkait pengelolaan SDGII, yang meliputi inventarisir keragaman jenis dan genetik, klaim stok perikanan (migratory species), deteksi kualitas populasi, identifikasi produklokal, mitigasi spesies asing invasive dan kontribusi daerah pemijahan,” terang Sjarief.
Di samping itu, dalam rangka menghimpun semua informasi yang telah dan akan diperoleh terkait sumberdaya genetik plasma nutfah ikan di Indonesia, BRSDM juga memulai pembentukan Jejaring Genetika Perikanan Indonesia (JarGenI) atau Indonesian Fisheries Genetic Network (IFGENI). Organisasi ini diharapkan dapat menghimpun para peneliti, peminat dan pemerhati ilmu pengetahuan khususnya di bidang genetika perikanan.
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Joni Haryadi, yang juga sebagai inisiator pembentukan JarGenI, menyampaikan bahwa wadah tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan pengelolaan sumberdaya genetik ikan dalam arti luas di Indonesia dengan cara memajukan kegiatan-kegiatan dalam bidang genetika perikanan, antara lain melalui pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan profesionalisme di bidang genetika.
JarGenI juga bermanfaat sebagai sarana dan wahana pendukung dalam meningkatkan pengabdian dan pengamalan sains dan teknologi para anggotanya; peningkatan dan kerjasama antar anggota/masyarakat peminat bidang genetika perikanan serta profesi lainnya; serta peningkatan komunikasi dan pemasyarakatan sains dan teknologi yang berkaitan dengan genetika perikanan.
“JarGenI sangat penting dalam hal scientific, ekonomi, sosial, maupun budaya. Melalui langkah nyata ini, kita berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Joni.

Sumber : KKPNews


0 comments:

Posting Komentar