EKONOMI BIRU

Arah Kebijakan Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan 2021 - 2024 Berbasis EKONOMI BIRU

ZI WBK? Yes, We CAN

LRMPHP siap meneruskan pembangunan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang telah dimulai sejak tahun 2021. ZI WBK? Yes, We CAN.

LRMPHP ber-ZONA INTEGRITAS

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan siap menerapkan Zona Integritas menuju satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LRMPHP sebagai UPT Badan Riset dan SDM KP melaksanakan riset mekanisasi pengolahan hasil perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 81/2020

Tugas Pokok dan Fungsi

Melakukan tugas penelitian dan pengembangan strategis bidang mekanisasi proses hasil perikanan di bidang uji coba dan peningkatan skala teknologi pengolahan, serta rancang bangun alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Produk Hasil Rancang Bangun LRMPHP

Lebih dari 30 peralatan hasil rancang bangun LRMPHP telah dihasilkan selama kurun waktu 2012-2021

Kerjasama Riset

Bahu membahu untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan berlandaskan Ekonomi Biru

Sumber Daya Manusia

LRMPHP saat ini didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 20 orang dengan latar belakang sains dan engineering.

Kanal Pengelolaan Informasi LRMPHP

Diagram pengelolaan kanal informasi LRMPHP

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Oktober 2021

HUT Ke-22, KKP Raih Anugerah Prahita Ekapraya


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menerima Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2020 dengan kategori Mentor dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

APE merupakan penghargaan yang diberikan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang dinilai telah berkomitmen dalam pencapaian dan perwujudan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, serta memenuhi kebutuhan anak.

Selain itu, penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan peran para pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam Strategi PUG (pengarus utamaan gender). 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut raihan Anugerah Parahita Ekapraya yang bertepatan dengan bulan HUT ke-22 KKP, merupakan kado istimewa. 

"Pemberian penganugerahan ini merupakan kado untuk ulang tahun KKP yang ke-22 dan menjadikan penyemangat dalam menyejahterakan para nelayan, pembudidaya ikan, pengolahan dan pemasar hasil kelautan serta petambak garam," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan dalam video testimoni atas penghargaan yang diterima. 

Menurutnya, pengarus utamaan gender pada peningkatan peran, akses, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan kelautan dan perikanan, akan meningkatkan perspektif keadilan dan kesetaraan gender, terutama dalam setiap program prioritas yang dilakukan KKP, baik di pusat maupun daerah. 

Penyerahaan penghargaan APE 2020 berlangsung secara daring pada Rabu (13/10/2021). Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar hadir mewakili Menteri Trenggono.


Sumber : kkp





LRMPHP Kembangkan Bioplastik Ramah Lingkungan dari Karaginan Rumput Laut (Bagian Plasticizer)

Bioplastik ( Sumber : https://www.krjogja.com/peristiwa/nasional/masyarakat-bakal-terbebani-dengan-penerapan-cukai-plastik)


Menurut Kipngetich dan Hillary yang dipublikasikan dalam International Journal of Green and Herbal Chemistry pada tahun 2013, setiap tahun terdapat sekitar 265.000.000 ton plastik yang diproduksi dan digunakan di dunia untuk keperluan industri maupun rumah tangga. Plastik ini tidak dapat terurai dalam waktu singkat sehingga dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti banjir dan munculnya marine debris. Solusi untuk permasalahan ini yaitu dengan menggunakan bioplastik. Radhiyatullah, et al dalam Jurnal Teknik Kimia USU pada tahun 2015 menyampaikan bahwa bioplastik merupakan plastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme dan terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui. 

Tim peneliti dari LRMPHP telah mengembangkan metode dan peralatan yang digunakan untuk mengolah biji bioplastik dari karaginan rumput laut. Metode yang digunakan yaitu metode ekstrusi; sedangkan peralatan yang digunakan yaitu : mixer yang berfungsi untuk mencampurkan bahan hingga homogen, single screw extruder yang berfungsi untuk memproses campuran bahan tersebut dengan suhu dan kecepatan tertentu hingga membentuk ekstrudat, dan pelletizer yang berfungsi untuk memotong ekstrudat tersebut menjadi ukuran yang ditentukan.

Plasticizer merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan bioplastik. Menurut Parra et al. yang dipublikasikan dalam Jurnal Carbohydrate Polymers pada tahun 2004, penambahan plasticizer untuk bioplastik bertujuan untuk mengatasi kerapuhan film yang disebabkan oleh gaya antarmolekul yang tinggi. Plasticizer mengurangi kekuatan ini dan meningkatkan mobilitas rantai polimer, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas film bioplastik. Di sisi lain, plasticizer umumnya mengurangi permeabilitas gas, uap air dan zat terlarut dari film bioplastik serta dapat menurunkan elastisitas dan kohesi.

Maneking, et al dalam Jurnal MIPA Universitas Sam Ratulangi tahun 2020 membuat bioplastik dari pati singkong dengan gliserol dan air sebagai plasticizer, sedangkan Kumoro dan Purbasari dalam Jurnal Teknik membuat bioplastik dari tepung nasi aking dan tepung singkong dengan gliserol sebagai plasticizer. Boortom (2008) dalam International Food Research Journal menyampaikan bahwa penggunaan gliserol memberikan kelarutan yang lebih tinggi pada film plastik dibandingkan sorbitol, sedangkan menurut Ginting, et al. (2015) yang dipaparkan dalam The International Journal of Engineering and Science, bioplastik dengan plasticizer gliserol memiliki fraktur yang halus dan rongga yang kecil.


Penulis : Putri Wullandari - LRMPHP


Jumat, 08 Oktober 2021

Peluang Kitosan Sebagai Biosensor

Kitosan (Sumber : https://chitomicassava.wordpress.com/)

Sensor adalah perangkat yang mampu menerima dan merespon sinyal dan mengubahnya menjadi energi listrik yang dapat dikenali. Perangkat seperti itu yang digunakan pada bidang biologi disebut biosensor. Sehingga dapat diartikan bahwa biosensor adalah perangkat analitik yang menggunakan reaksi biokimia dari salah satu elemen identifikasi seperti protein, enzim dan DNA. Banyak keuntungan yang didapat dalam menggunakan teknologi ini antara lain bentuk yang sederhana, mudah dibawa-bawa, hasil cepat dan akurat, serta hasil yang mudah dibaca.

Kitosan menjadi pertimbangan sebagai bahan pembuat biosensor karena sifat fisikokimianya yang dapat diubah dengan cara merubah berat molekul dan derajat deasetilasinya. Kitosan merupakan salah satu polimer yang jumlahnya melimpah di alam dan ramah lingkungan karena memiliki tingkat toksisitas yang rendah. Selain itu kitosan juga memiliki sifat penghambat bakteri, biodegradable, permeabilitas tinggi, pembentukan gel yang baik dan permukaannya dapat dimodifikasi menggunakan gugus fungsi secara kimiawi. Karakteristik tersebut membuat kitosan banyak diaplikasikan dibanyak bidang terutama medis dan teknik sebagai bahan biosensor.

Kitosan dapat digunakan sebagai biosensor dengan cara memodifikasi permukaannya menggunakan BRE (biological recognition elements). Contoh dari BRE antara lain DNA, enzim, protein, antibodi dll. Jenis BRE yang digunakan pada nanokomposit berbasis kitosan menentukan jenis sinyal seperti warna, intensitas, dll. Serta menjadi faktor utama dalam pembuatan biosensor. Kitosan menjadi salah satu polimer yang populer dalam bidang biosensor karena telah berhasil digunakan untuk berbagai macam pendeteksian. Salah satu yang berhasil adalah penelitian yang dilakukan Ibrahim El Sherbiny yang dimuat pada Internatonal Journal of Biological Macromolecules pada tahun 2016. Pada penelitiannya dia menggunakan biosensor berbasis kitosan untuk mendeteksi kadar ammonia dengan konsentrasi rendah. Nilai regresi linear yang didapatkan antara biosensor dan ammonia dengan konsentrasi 10-50 ppm adalah 0,98.


Penulis : Toni Dwi Novianto - LRMPHP


Senin, 04 Oktober 2021

Loka Riset Mekanisasi Kembangkan Sistem Akuakultur Cerdas

Dengan perkembangan teknologi, budidaya perikanan (akuakultur) telah berubah dari sistem tradisional yang secara intensif menggunakan tenaga kerja manusia menjadi sistem mekanisasi dan perlahan berubah menjadi sistem otomatis. Sistem tradisional sangat tergantung dari pengalaman tenaga kerja dan biaya upah yang tinggi sedangkan sistem mekanisasi dan otomatis bisa mengurangi jumlah tenaga kerja dan penggunaan sumber daya alam seperti air dan pakan juga bisa lebih efisien. Terlebih saat ini ketertarikan tenaga kerja dibidang akuakultur semakin berkurang sementara permintaan produk akuakultur terus meningkat, sehingga kebutuhan terhadap model akuakultur berbasis intelligences (kecerdasan) menjadi hal yang mendesak. Hadirnya Internet of Things (IoT), big data, artificial intelligence, 5G networks, cloud computing, dan teknologi robot menjadi dasar bisa tercapainya akuakultur cerdas.

Prinsip kerja dari akuakultur cerdas adalah sebagai berikut:

  1. Pengumpulan data dan informasi dasar dalam akuakultur antara lain data suhu, kadar oksigen terlarut, pH, ammonia dan berbagai parameter kualitas air serta data pendukung seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan maupun intensitas sinar matahari. Data-data ini dikumpulkan menggunakan berbagai jenis sensor, kamera pengambil data digital. 
  2. Data-data yang terkumpul tersebut dikirim ke pusat kontrol melalui jaringan komunikasi. 
  3. Data kemudian diolah di pusat kontrol untuk memberikan keputusan terkait status kualitas air dan ikan dalam kolam. Pusat control bisa terletak dimana saja tidak harus dekat dengan lokasi akuakultur atau sering disebut cloud platform.  
  4. Feedback dari informasi tersebut untuk eksekusi alat dan mesin operasional dalam kolam, sehingga pengoperasian alat dan mesin menjadi lebih efektif dan efisien.

Sebagai contoh penerapan sistem ini adalah aerator cerdas yang sedang dikembangkan para Peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) pada kolam udang (Gambar 1). Pada sistem tradisional pembudidaya akan mengoperasikan aerator secara manual tapi dengan sistem otomatis pembudidaya dapat mengoperasikan aerator menggunakan telepon genggam maupun komputer dan tanpa harus di lokasi kolam. Data yang dikumpulkan melalui sensor real-time berupa oksigen terlarut (DO), suhu, pH dan arus air akan dikirimkan ke pusat kontrol melalui jaringan internet yang kemudian diolah untuk diputuskan apakah aerator harus hidup (ON) atau mati (OFF) dan berapa aerator yang harus hidup serta di lokasi mana saja aerator yang ON. Nilai keputusan dari data ditentukan oleh pembudidaya, misal pada nilai DO 0-5, pH < 6 semua aerator ON dan bila DO bernilai 5.1-6 hanya 2 aerator yang ON dan pengaturan lain. Saat data menunjukkan nilai tersebut maka sistem akan memerintahkan aerator untuk ON/OFF secara otomatis. Dengan sistem otomatis tersebut waktu operasi aerator dapat dikendalikan dengan kualitas air tetap terjaga dan biaya operasional aerator dapat diminimalkan. Banyak contoh lain terkait akuakultur cerdas yang saat ini sudah dipraktekkan oleh para pembudidaya. 

Penerapan akuakultur cerdas di tambak udang

Sistem akuakultur cerdas akan meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam, juga mengurangi biaya operasional, meningkatkan produktifitas serta kualitas produk yan dihasilkan. Namun, meski memiliki banyak keunggulan, penerapan akuakultur cerdas tetap mempunyai beberapa kendala yang perlu diperhatikan antara lain; 

  1. Pemilihan sensor yang tepat, langkah awal dalam pemilihan sistem adalah sensor. Pengumpulan data dimulai dengan menggunakan sensor. Sensor yang digunakan harus benar-benar akurat dan juga memiliki durabilitas yang tinggi, hal ini karena dalam akuakultur penggunaan sensor sebagian besar akan terendam dalam air bahkan air bersalinitas tinggi. Dan sensor dengan kriteria ini harganya mahal.
  2. Stabilitas jaringan internet. Tidak dipungkiri bahwa keberadaan lokasi aquakultur di Indonesia berada di daerah-daerah yang jaringan internetnya tidak bagus. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses pengiriman data baik sebelum proses maupun setelah diproses.
  3. Untuk membangun akuakultur cerdas dibutuhkan modal awal yang belih besar dibandingkan sistem tradisional untuk pengadaan komponen sistem cerdas. Meskipun biaya ini bisa ditutupi oleh turunnya biaya operasional.


Penulis : Arif Rahman Hakim - LRMPHP


Minggu, 03 Oktober 2021

KKP Gelar Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari Peringati HUT Ke-22



Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 bertemakan Ekonomi Biru untuk Indonesia. Penghargaan tersebut bentuk apresiasi kepada insan pers yang selama ini membantu menginformasikan program-program KKP ke tengah masyarakat.

Penganugerahan terbagi dalam tiga kategori, masing-masing tulisan terbaik untuk media online dan cetak, serta foto jurnalistik terbaik. Total hadiah sebesar Rp100 juta dan penyerahan berlangsung di puncak peringatan HUT ke-22 KKP pada 26 Oktober 2021.

 

“Peringatan HUT tahun ini ada beberapa kegiatan yang kami gelar. Salah satunya Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih kami kepada teman-teman media,” ujar Sekretaris Jenderal Antam Novambar dalam siaran resmi KKP, Jumat (1/10/2021).

 

Periode pengumpulan karya tulis jurnalistik maupun foto jurnalistik berlangsung mulai 1 sampai 22 Oktober 2021. Karya jurnalistik yang diikutsertakan dalam lomba merupakan hasil publikasi di media pada periode 1 Agustus sampai 22 Oktober 2021.

 

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga Ketua Pelaksana HUT ke-22 KKP, Doni Ismanto mengatakan, tema yang diangkat dalam lomba karya jurnalistik ini sesuai dengan program terobosan Menteri Sakti Wahyu Trenggono untuk periode 2021-2024.

 

“Penangkapan ikan terukur, budidaya perikanan yang kompetitif berorientasi ekspor atau sesuai dengan kearifan lokal, hingga peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang digunakan untuk meningkatkan pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan selama ini digaungkan Pak Menteri. Tema-tema ini diangkat dalam lomba, karena kita ingin melihat melalui kacamata media menyajikan sesuai dengan standar jurnalistik,” katanya.

 

Diharapkannya, melalui Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari akan muncul karya-karya jurnalistik yang bermutu tinggi dalam memberitakan sektor kelautan dan perikanan. “Kami mengharapkan kerjasama dengan teman-teman media juga semakin erat dalam rangka menjadikan sektor Kelautan dan Perikanan sebagai Prime Mover perekonomian bangsa di masa depan. Karya jurnalistik yang memberi inspirasi dan membangkitkan semangat tentu akan membuat sektor kelautan dan perikanan makin maju sesuai prinsip ekonomi biru,” tutupnya.

 

Selain anugerah karya jurnalistik, KKP menggelar Tiktok Video Challenge berupa testimoni 22 Tahun KKP, yang isinya bisa berupa pengetahuan atau penjelasan menarik mengenai tema Ekonomi Biru untuk Indonesia. Pengumpulan karya mulai 5 sampai 22 Oktober 2021.

 

Berikut informasi lebih detail mengenai syarat dan ketentuan peserta Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari dan Tiktok Video Challenge dalam rangka peringatan HUT ke-22 KKP:

 

Syarat dan Ketentuan Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

1. Peserta adalah jurnalis Indonesia yang bekerja di berbagai media, baik cetak ataupun online lokal, nasional, kantor berita asing
2. Tema Ekonomi Biru untuk Indonesia dengan turunan Penangkapan Ikan Terukur, Dukungan PNBP Sektor Kelautan dan Perikanan, Komoditas Ekspor Budidaya Berbasis Kawasan, serta Pengentasan Kemiskinan Melalui Kampung-Kampung Budidaya
3. Setiap peserta dapat mengirim lebih dari satu karya jurnalistik
4. Karya jurnalistik yang dikirim harus sesuai dengan tema dan merupakan karya orisinil yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan saduran, dan non-SARA
5. Karya jurnalistik yang diikutsertakan dalam lomba merupakan hasil publikasi di media pada periode 1 Agustus – 22 Oktober 2021
6. Khusus foto Jurnalistik, editing diperbolehkan hanya sebatas basic, yaitu brightness/contrast level/hue/saturation serta cropping tidak diizinkan melebihi 10 persen dari foto asli
7. Karya jurnalistik yang akan dilombakan dikirim dalam bentuk softcopy (Format PDF untuk tulisan, dan JPEG/JPG untuk Foto) dengan bukti/link tayang di media
8. Dokumen wajib dilengkapi KTP dan Kartu Pers, dikirim melalui email ke humas.kkp@kkp.go.id dengan subyek Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari
9. KKP memiliki hak dan wewenang untuk mempublikasikan karya jurnalistik peserta lomba dengan mencantumkan penulisnya
10. Karya diterima Panitia paling lambat pada 22 Oktober 2021, pukul 23.59 WIB
11. Keputusan dewan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

 

Syarat dan Ketentuan Tiktok Video Challenge
1. Lomba membuat konten tiktok kreatif
2. Peserta berasal dari berbagai kalangan dan usia
3. Karya tiktok bertemakan "Testimoni 22 Tahun KKP", bisa berupa pengetahuan atau penjelasan menarik mengenai tema tersebut
4. Video dibuat sekreatif mungkin dan merupakan karya orisinil, tidak mengandung SARA, serta sumber dicantumkan berdasarkan sumber terpercaya
5. Penggunaan hashtag #EkonomiBiruuntukIndonesia #LombaHUTKKP22 #KKPGOID
6. Periode pengumpulan karya mulai tanggal 5 Oktober sampai 22 Oktober pkl 23.59 WIB
7. Pemenang akan diumumkan pada Hari Ulang Tahun KKP yang ke 22 tanggal 26 Oktober 2021 melalui media sosial KKP (Tiktok dan Instagram)
8. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

 

Di samping perlombaan untuk eksternal, KKP juga menggelar kegiatan yang diperuntukkan bagi para pegawai yang ada di pusat dan daerah, serta stakeholder kelautan dan perikanan. Kegiatan berupa lomba penulisan dan anugerah Insan Bahari.

 

Sumber : kkp

Sabtu, 02 Oktober 2021

Suplemen Alga untuk Covid-19

Meningkatkan imunitas tubuh menjadi salah satu ajakan di masyarakat yang sedang gencar digaungkan pada masa pandemi ini untuk melawan Covid-19. Caranya dengan rajin berolahraga, makan makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, menghindari stress, dan mengoonsumsi suplemen tambahan. Salah satu suplemen yang dapat meningkatkan sistem imun adalah fukoidan yang didapat dari alga. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan risetnya. 

KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) telah melakukan berbagai riset di sektor kelautan dan perikanan, termasuk untuk kesehatan. Sebelumnya diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus mendorong pengembangan riset yang dapat memberikan manfaat yang besar untuk diimplementasikan di masyarakat luas. 

Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro menambahkan, upaya riset juga dilakukan pihaknya dalam rangka mendukung prioritas utama yang menjadi terobosan KKP. Dalam hal ini, salah satu riset yang dilakukan terkait fukoidan oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP), di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM. 

Fukoidan merupakan polisakarida yang sebagian besar tersusun oleh rantai fukosa dan gugus sulfat, sehingga sering disebut juga sebagai polisakarida sulfat. Polisakarida ini adalah salah satu penyusun dinding sel pada alga coklat yang kelimpahannya cukup banyak di Indonesia. Salah satu spesies alga ini yaitu Sargassum sp. yang sejauh ini pemanfaatannya baru sebagai pakan ternak dan pupuk. Alga ini memiliki thalus berwarna coklat agak hijau kekuningan dengan bentuk gepeng menyerupai daun pohon daratan dan melebar dengan tepi bergerigi kasar. Thalus terdapat pada cabang-cabang yang memanjang dan bercabang-cabang dengan cabang utama yang pendek. Antara thalus yang satu dengan yang lain kadang terdapat air bladder yang bersifat soliter. Holdfast tebal berbentuk disk dan menempel pada substrat berbatu.

Peneliti LRMPHP Iwan Malhani Al Wazzan mengatakan, fukoidan diperoleh dengan mengekstrak alga Sargassum sp. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode ekstraksi asam dengan HCl (asam klorida). Ekstrasi ini menghasilkan gabungan berbagai jenis polisakarida yang terikat oleh asam dan dipisahkan dengan cara diendapkan menggunakan ethanol dingin. Selanjutnya, dilakukan pemisahan antara fukoidan dengan polisakarida yang lain melalui proses pengendapan dengan garam dalam suasana asam. Terakhir, fukoidan yang masih terikat oleh asam, dipisahkan melalui proses pengendapan dengan ethanol dingin, dan dilanjutkan dengan pemurnian dengan ion exchange chromatography dan dialisis. 

"Hasil studi menyatakan, fukoidan Sargassum sp. memiliki beberapa aktivitas biologis, salah satunya adalah sebagai immunomodulator. Fukoidan Sargassum sp. mampu meningkatkan respon imun dengan cara mengaktivasi neutrofil, sel NK, meng-upregulate produksi sitokin pro-inflamasi IL-6, IL-8, dan TNF-α serta menunda apoptosis spontan pada sel-sel tersebut. Fukoidan berinteraksi dengan Toll-Like Receptors atau TLRs, yaitu TLR-2 dan TLR-4, yang akan mengaktivasi signaling pathway NF-kB yang menyebabkan peningkatan produksi sitokin, kemokin, dan ekspresi molekul MHC. NF-kB adalah faktor transkripsi utama yang mengatur gen yang bertanggungjawab untuk respon imun bawaan dan adaptif. Secara umum, fukoidan mempercepat proses penyingkiran patogen dengan mengaktivasi sel natural killer atau NK, menstimulasi faktor-faktor antiviral inang, dan membantu produksi sel dendritik. Fukoidan juga mampu menunda apoptosis spontan pada sel-sel pertahanan tubuh sehingga mampu memperpanjang umur sel-sel tersebut sehingga tubuh selalu dalam keadaan siap ketika terjadi infeksi. Seperti inilah mekanisme immunomodulator yang dilakukan oleh fukoidan," tutur Iwan. 

Kemampuan fukoidan, lanjut Iwan, dalam mediasi sel yang kuat dan kemampuan meningkatkan respons imun yang baik sebenarnya merupakan potensi yang sangat menjanjikan dari fukoidan untuk digunakan sebagai adjuvan dalam pengembangan vaksin. Adjuvan merupakan sebuah substansi bioaktif, yang dapat membantu meningkatkan respons imun bersamaan dengan antigen yang terkandung dalam vaksin. Polisakarida sulfat memiliki efek yang menjanjikan dalam meningkatkan respons imun antigen-specific dan meningkatkan imunitas inang dengan sifatnya yang non toksik, non mutagenik, biodegradable, dan biocompatible. Fukoidan juga dapat dimanfaatkan untuk membantu terapi tukak lambung, ulcerative colitis dan infeksi H. pylori. Bioaktivitas fukoidan yang lain yaitu sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antitumor dan antikoagulan.

Menurutnya, fukoidan telah tersedia di pasaran sebagai suplemen yang dijual bebas, akan tetapi bukan dari jenis Sargassum sp. melainkan dari spesies Laminaria japonica. Proses ekstraksi yang rumit, lama dan mahal menyebabkan harga jual suplemen ini juga relatif mahal sehingga hanya digunakan oleh masyarakat tertentu saja. Potensi fukoidan yang demikian besar, hanya bisa termanfaatkan secara luas jika didorong dengan studi mengenai ekstraksi yang mudah dan murah serta pemanfaatan bahan baku yang melimpah di Indonesia seperti Sargassum sp. 

Pembahasan mengenai hal tersebut dibahas secara rinci pada kegiatan Sharing Session BRSDM dengan tema Peningkatan Imunitas Tubuh dengan Fukoidan dari Sargassum, 8 September lalu, yang disiarkan secara langsung di kanal Youtube BRSDM TV. Namun demikian, masyarakat masih dapat menyaksikan tayangan tersebut pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=UREeHGLO4n8.


Sumber : kkp


Jumat, 01 Oktober 2021

Perwakilan LRMPHP Ikuti Bimtek Pelayanan Publik Lingkup BRSDM

Staf pelayanan teknis LRMPHP Bantul mengikuti Bimbingan Teknis Pelayanan Publik lingkup Badan Riset Kelautan dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) secara daring, 30 September - 1 Oktober 2021. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat BRSDM  di Aula Hydrophila Instalasi Riset Pengendalian Penyakit Ikan Jl. Perikanan Selatan no. 16, Pancoran Mas, Depok, diikuti oleh  UPT lingkup BRSDM.

Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Lingkup BRSDM ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik  dengan  materi pembelajaran penyusunan proposal inovasi pelayanan publik dan persiapan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022 pada aplikasi SINOVIK. 

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan Bimtek Pelayanan Publik Lingkup BRSDM yaitu dari Kemen PAN RB dengan materi Sosialisasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik, Kepala Pusdatin (setjen KKP) tentang Mekanisme dan Matrik penilaian inovasi, Kepala Pusat Standarisasi dan Kepatuhan – BKIPM tentang Program Pembinaan BKIPM dalam Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik, Kepala Balai KIPM Mataram tentang Sharing pengalaman Success Story Inovasi SINOVIK, Inspektur I –Itjen KKP tentang Strategi Penyusunan Proposal SINOVIK, Pusat Standarisasi dan Kepatuhan – BKIPM tentang Paparan dan Penilaian Proposal Jasa Laboratorium,  Paparan dan Penilaian Proposal Jasa AN/ATKAPIN, Paparan dan Penilaian Proposal Jasa BST.

Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Lingkup BRSDM ini diharapkan dapat memberikan bahan dan masukan dalam rangka terus meningkatkan pelayanan publik khususnya di LRMPHP. Saat ini LRMPHP terus berbenah dalam memberikan inovasi pelayanan publik diantaranya pengajuan layanan penelitian dan magang secara daring dengan mengisi link formulir pendaftaran pelayanan kegiatan penelitian/magang di http://bit.ly/MekanisasiKP-Maset dan http://bit.ly/MekanisasiKP-MaKlik .


Kamis, 30 September 2021

Laju Pengeringan Bahan

Pengeringan ikan untuk pengawetan (Sumber https://visitklidang.files.wordpress.com/)

Kadar air menjadi parameter yang cukup penting dari produk pertanian dan perikanan. Hal ini karena dapat mempengaruhi aktivitas bakterial dan enzimatis dari suatu produk yang akhirnya akan berimbas pada masa simpan produk tersebut. Aktivitas bakterial dapat terlihat dari tumbuhnya jamur pada permukaan produk sedangkankan aktivitas enzimatik terlihat perubahan rasa atau aroma seperti ketengikan. Dengan mempertimbangkan keadaan tersebut maka beberapa produk pertanian dan perikanan terlebih dahulu dikeringkan atau diturunkan kadar airnya sebelum disimpan. 

Prinsip dalam pengeringan adalah penghantaran panas dan massa dalam waktu yang bersamaan. Kadar air yang ada di dalam bahan dikeluarkan dengan prinsip perbedaan tekanan udara pengering dengan bahan. Proses pengeluaran kadar air ini berlangsung hingga pada titik kadar air kesetimbangan dimana mikroorganisme, serangga dan enzim tidak aktif. Kadar air kesetimbangan merupakan kondisi dimana tekanan uap air bahan sama dengan tekanan uap air lingkungan, sehingga tidak ada lagi aliran uap air dari bahan ke lingkungan. 

Dalam bukunya ,Henderson, S.M dan Perry, RL yang berjudul Agricultural Process Engineering (1976) membagi proses pengeringan dalam tiga tahapan, yaitu initial period pada tahapan ini energi panas digunakan untuk menaikkan temperatur bahan. Selanjutnya constant period dimana terjadi penguapan pada kadar air bebas yang ada dibahan. Pada tahapan ini laju pengeringan berlangsung tetap. Diakhiri dengan falling rate period yaitu kondisi saat kadar air bebas yang ada dibahan telah habis digantikan dengan proses difusi air dari dalam bahan menuju permukaan. Dalam tahapan ini kecepatan laju pengeringan akan semakin menurun seiring dengan lamanya waktu pengeringan dan akan diakhiri pada kondisi kadar air kesetimbangan bahan. Batasan antara constant period dan falling rate period adalah kadar air kritis. Kadar air kritis adalah suatu keadaan dimana jumlah air bebas pada permukaan bahan tidak cukup untuk mempertahankan aktivitas air sama dengan satu. Untuk lebih memudahkan pemahaman tahapan laju pengeringan dapat dilihat pada Gambar 1. 

Gambar 1. Grafik kadar air bahan, suhu bahan dan laju pengeringan bahan (https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-ilmu/2017/755-teknik-pengeringan.html)

Penulis : Koko Kurniawan - LRMPHP


Selasa, 28 September 2021

LRMPHP Ikuti Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM

 Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM

Perwakilan LRMPHP mengikuti kegiatan Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM dengan tema Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik  KP untuk Indonesia Maju yang diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom pada 28 September 2021, diikuti oleh penyedia layanan publik pada satker lingkup BRSDM dan stake holder. Kegiatan ini sebagai wadah berdialog untuk menyampaikan berbagai kebijakan dan program pelayanan publik, pelaksanaan hingga pengawasannya.

Forum Konsultasi Publik Lingkup BRSDM dibuka oleh Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, dan menghadirkan tiga narasumber yaitu Kepala BPPP Tegal Muhlisin yang memberikan materi tentang Basic Safety Training, Kepala BRPI Sukamandi Joni Haryadi tentang Jasa Laboratorium dan Kepala BPPP Banyuwangi Achmad Subijakto tentang AN/ATKAPIN.

Dalam sambutannya, Plt. Kepala BRSDM menyampaikan bahwa forum ini pada hakekatnya merupakan tindak lanjut amanah UU No. 25 Tahun 2009 dan Permen KP No. 33 Tahun 2017, yang merupakan kewajiban dari semua satker pemberi layanan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya sejalan dengan core value setiap ASN. Layanan yang diberikan hendaknya bersifat dinamis dengan terus berinovasi/berkreativitas agar layanan yang diberikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Melalui Forum Konsultasi Publik ini, diharapkan diperoleh gambaran standar minimal pelayanan publik pada satker lingkup BRSDM, serta masukan dari stake holder berguna untuk penyempurnaan mutu layanan agar sesuai dengan harapan publik.


Senin, 27 September 2021

Zeolit, Kunci Pengelolaan Amonia Pada Transportasi Ikan

Udah tahu kan kalau Indonesia itu merupakan salah satu negara yang dilewati oleh cincin api atau biasa disebut Ring of Fire. Nah, tenyata cincin api ini tidak berbentuk benar-benar bulat seperti cincin melainkan menyerupai tapal kuda membentang sepanjang 40.000 km melewati Selandia Baru ke utara, kemudian berbelok ke barat melewati Indonesia, Jepang, pesisir selatan pantai Benua Amerika hingga pesisir barat berlanjut hingga ke Amerika Tengah (Gambar 1). Daerah cincin api ini sering mengalami gempa bumi tektonik yang disebabkan aktifitas magma dibawah permukaan kerak bumi dan banyak berjajar gunung-gunung berapi yang aktif. Keuntungan negara yang dilewati cincin api itu, salah satunya adalah melimpah akan mineral alam yang disebut zeolit (Gambar 2). Mineral ini biasanya masih tercampur dengan mineral lainnya seperti kalsit, gipsum, feldspar dan kuarsa. Zeolit juga banyak ditemukan mengendap pada daerah sumber air panas. 

Jadi sebenarnya apa sih zeolit ini? Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat dengan struktur tiga dimensi berbentuk menyerupai sangkar (Gambar 3). Ion-ion logam dalam zeolit dapat digantikan oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit itu sendiri dan mempunyai sifat dapat menyerap air secara bolak-balik. Sifat penukar ion dan sorpsi (menyerap) inilah yang memungkinkan zeolit dipergunakan untuk pengolahan limbah perikanan. 

Salah satu limbah perikanan yang dapat membahayakan kehidupan ikan itu sendiri adalah sisa pakan dan feses yang jika terurai oleh mikroorganisme akan menjadi amonia yang bersifat toksik. Toksisitas amonia ini akan semakin tinggi ketika sistem yang dipergunakan adalah tertutup seperti pada pengangkutan ikan misalnya. 

Inilah salah satu permasalahan dalam pengangkutan ikan sistem tertutup yang dihadapi oleh masyarakat. Model transportasi benih hingga calon induk ikan yang lazim dipergunakan oleh masyarakat adalah sistem tertutup dengan menggunakan plastik yang kemudian diikat dengan karet gelang. Untuk transportasi dengan durasi diatas 1 jam dengan kepadatan yang cukup tinggi biasanya ditambahkan oksigen murni dalam kantong plastik tersebut. Banyaknya amonia dalam air oada transportasi ikan secara langsung berkaitan dengan tingkat pemberian dan protein dalam pakan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemberokan/pemuasaan ikan sebelum transportasi dengan tujuan mengurangi eksresi amonia sehingga meminimalkan terjadinya akumulasi amonia dalam air. Jumlah akumulasi amonia pada saat transportasi sangat penting karena ikan memiliki nilai toleransi terhadap amonia dalam air dan jika melebihi nilai tersebut maka dapat menimbulkan kematian. Nah, akan tetapi, meskipun ikan sudah dipuasakan sebelum diangkut, ikan masih dapat mengeluarkan nitrogen sebagai pembentuk amonia dalam air melalui insang. Hal tersebut disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti LRMPHP tahun 2021 mengenai penggunaan zeolit sebagai absorben amonia pada simulasi transportasi koi sistem tertutup. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa penggunaan zeolit mampu mengurangi kadar amonia dalam air hingga 8,35-12,83 ppm pada durasi transportasi 12 jam dan 14,64-15,98 ppm pada durasi transportasi 24 jam dengan dosis 40gr/liter air. Reaksi pengikatan amonia (NH4+) oleh zeolit ditunjukkan oleh persamaan kimia dibawah ini :

Potensi pertukaran kation logam (ion logam dengan bermuatan positif) tanpa merusak struktur backbone ini memungkinan zeolit dapat dimanfaatkan untuk pengolahan limbah industri yang lain. Selain itu, kelimpahan zeolit di Indonesia yang cukup banyak merupakan potensi alternatif untuk pengolah limbah industri yang murah.


Penulis : Iwan Malhani Al Wazzan - LRMPHP



Kamis, 23 September 2021

Penjajakan Kerjasama LRMPHP dan UGM dalam Kegiatan Penelitian dan Magang

Kepala LRMPHP paparkan peluang kegiatan penelitian dan magang

Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan, LRMPHP Bantul mengikuti Workshop Penjajakan Mitra Penelitian dan Magang, 22 September 2021 yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM secara daring melalui aplikasi zoom. Selain LRMPHP, kegiatan ini diikuti oleh Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Yogyakarta, dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol. 

Kegiatan workshop dibuka oleh Ketua Departemen Perikanan Dr. Alim Isnansetyo, M.Sc, sekaligus memberikan sambutan pengantarnya. Dalam sambutannya, Ketua Departemen Perikanan menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan penelitian dan magang mahasiswa di instansi mitra, sekaligus sebagai penjajakan awal kemungkinan kerjasama pelaksanaan kegiatan tersebut untuk mendukung Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka/MBKM bagi mahasiswa. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini, Kepala LRMPHP Bantul, BKIPM Yogyakarta, dan BBPPBL Gondol untuk mempresentasikan peluang kegiatan penelitian dan magang bagi mahasiswa di unit kerjanya.

Kepala LRMPHP Luthfi Assadad dalam paparannya menyampaikan  bahwa LRMPHP merupakan salah satu mitra potensial untuk menjadi tempat penelitian dan magang para mahasiswa. Hal ini terlihat dari data mahasiswa penelitian/magang di LRMPHP setiap tahunnya. Pada kesempatan ini, juga disampaikan prosedur layanan pengajuan pelaksanaan kegiatan penelitian/magang di LRMPHP. Pengajuan kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengirmkan surat permohonan penelitian/magang dari universitas/instansi asal yang ditujukan kepada Kepala LRMPHP  atau dapat juga disampaikan secara daring dengan mengisi link formulir pendaftaran pelayanan kegiatan penelitian/magang di http://bit.ly/MekanisasiKP-Maset dan http://bit.ly/MekanisasiKP-MaKlik .


Senin, 20 September 2021

Samberembe, Ikonik Mina Padi Indonesia

Minapadi Samberembe, Sleman D.I. Yogyakarta 

Hasil penggalian informasi oleh peneliti Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan menerangkan proses terbentuknya kampung minapadi di Samberembe, Sleman, Yogyakarta. Kampung Samberembe terbentuk oleh seorang petani di daerah Samberembe, Sleman Yogyakarta yang telah menjadi petani karena turunan dari leluhurnya. Selama sekitar 10 tahun terus menggeluti dunia pertanian secara konvensional. Tergerak ingin adanya perubahan, pada tahun 2012an mecoba teknologi yang ditawarkan yaitu teknologi minapadi jajar legowo oleh seorang penyuluh perikanan. Setelah 8 tahun lamanya kini petani tersebut terus berkembang didampingi penyuluh perikanan yang telah pensiun. Perubahan yang dirasakan oleh petani tersebut adalah meningkatnya pendapatan dari hasil penjualan panen padi dan ikan. Pendapatan dari minapadi yang didapatkan bisa mencapai 3 (tiga) kali lipat lebih banyak dari padi konvensional, tetapi modal yang diperlukan mengalami kenaikan juga sebesar 3 (tiga) kali saat modal operasional pertama. Dengan modal yang berlipat petani tersebut masih bertahan dengan minapadi karena ada harapan jika padi gagal panen masih tersedia ikan yang dapat dipanen. Peningkatan pendapatan yang diasampaikan oleh petani tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaukat dan Juliatia pada tahun 2019 yang diterbitkan oleh Journal of the International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences

Dalam buku Dari Lereng Merapi Menyentuh Dunia tahun 2020, Frans Hero Making menyebutkan sebuah foto minapadi yang berasal dari Sleman tersebar di Facebook pada tahun 2015 menjadi inspirasi bagi petani tersebut untuk berinovasi. Setelah foto tersebut beredar luas di masyarakat, banyak kunjungan berdatangan untuk mempelajari teknologi minapadi. Tidak hanya masyarakat biasa, orang dalam negeri, bahkan pejabat dan orang dari mancanegara perwakilan dari organisasi pangan dunia Food and Agriculture Organization (FAO) berkunjung ke Sleman.  Petani tersebut berinisiatif mengumpulkan kelompok-kelompok yang ada seperti kelompok petani, kelompok perikanan, dan tokoh masyarakat untuk membuat sebuah kampong wisata yang disebut Kampung Minapadi Samberembe.

Bertambahnya core bisnis petani tersebut mengakibatkan perubahan pada pendapatan yang diterima petani. Hal lain yang berubah adanya manajemen yang lebih teratur untuk membagi pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan baru yang muncul antara lain penyediaan parkir tamu pengunjung, pengedukasi tamu mengenai minapadi, dan penyediaan kebutuhan konsumsi bagi pengunjung. Pembagian juga terjadi pada kelompok yang mengelola padi dan ikan, mereka membagi keuntungan dan kewajiban di daerah wisata tersebut. Keuntungan yang didapatkan dari daerah wisata ini dapat memotong jalur distribusi penjualan ikan dan padi. Hasil panen ikan dan padi dapat langsung dijual pada konsumen tanpa melalui pihak lain. Untuk memenuhi tenaga penjualan tersebut para wanita dari istri petani diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pengunjung, sehingga keluarga petani mendapatkan penghasilan tambahan juga. Dengan adanya pengunjung dari luar daerah menumbuhkan kesadaran kelompok petani untuk menjaga kebersihan, keindahan dan kenyamanan daerah Samberembe. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan penataan sawah yang terlihat berubah sejak menjadi tempat wisata. Perubahan ini tidak terlepas dari peran organisasi di luar petani yang melihat potensi daerah wisata ini. Potensi kota Yogyakarta sebagai kunjungan wisata menjadi dasar ketertarikan pihak swasta memberikan penanaman modal pada daerah wisata Kampung Minapadi tersebut. Pemerintah ikut mendukung keberadaan Kampung Minapadi ini dengan memberikan bantuan daerah.

Terdapat banyak hal positif yang dapat dipelajari dari Minapadi Samberembe. Keberanian petani untuk berubah dari cara petani konvensional, menjadi petani dengan teknologi minapadi lalu mengembangkan menjadi daerah wisata minapadi. Perubahan terjadi karena ada pertambahan core bisnis yang dilakukan petani. Petani konvensional yang memiliki core bisnis menghasilkan padi berubah menjadi minapadi yang memilki core bisnis penghasil padi dan ikan lalu berubah menjadi daerah wisata yang memilki tambahan wisata sebagai core bisnisnya. Perubahan tersebut memiliki konsekuensi terhadap modal yang dikeluarkan serta penghasilan yang didapatkan. Modal seringkali menjadi penghambat untuk memulai perubahan. Hal tesebut pun menjadi kendala yang telah dilalui oleh petani Samberembe. Mereka dapat melalu halangan tersebut dengan bekerja sama antara kelompok yang ada, dan juga dapat meyakinkan pihak swasta daerah kampung minapadi memiliki potensi ekonomi. 

Keberlanjutan minapadi dapat tejadi ketika para petani hanya bergantung pada kekuatan sendiri. Kampung minapadi dapat meningkatkan faktor ekonomi masyarakat dengan penambahan penghasilan dari penjualan ikan, padi dan wisata. Penguatan sosial terjadi saat semua kelompok saling bekerjasama, sehingga benturan akibat penggunaan air dapat terhindari. Lingkungan dapat terjaga karena masyarakat akan sadar jika lingkungan rusak mengurangi kunjungan wisata.



Penulis : Zaenal Arifin Siregar - LRMPHP


Jumat, 17 September 2021

KKP Resmi Punya Logo Baru

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meluncurkan logo baru kementerian sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 36 Tahun 2021 tentang Logo Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Penggunaannya. Peluncuran logo baru berlangsung di Gedung Mina Bahari III, Jakarta Pusat pada Jumat (17/9/2021).

"Alhamdulillah, setelah melalui proses panjang dan segala macam sensitivitasnya semua sudah dilalui dan akhirnya hari ini diresmikan logo baru. KKP harus bangkit, KKP harus hebat. Mari bekerja dengan semangat baru dengan logo baru untuk NKRI maju," ujar Menteri Trenggono dalam sambutannya.

Logo baru terdiri dari enam elemen, terdiri dari lambang Garuda Pancasila, matahari terbit, jangkar, trisula, ombak laut, dan infiniti. Filosofi logo baru tersebut sejalan dengan tiga program terobosan KKP periode 2021 - 2024 yang bermuara pada keseimbangan ekologi dan ekonomi.

Meliputi peningkatan PNBP dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan neyalan melalui kebijakan penangkapan terukur di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Kemudian pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan. Serta pembangunan kempung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal.

Proses perubahan logo menurut Menteri Trenggono mencerminkan inklusivitas sebab melibatkan seluruh tingkatan, dari jajaran pimpinan hingga petugas lapangan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sebelum pergantian logo, Menteri Trenggono lebih dulu menggagas tagline KKP Rebound yang berarti menciptakan semangat kebangkitan, pembenahan tata kelola, dan peningkatan kinerja secara berkesinambungan.

"Logo baru KKP dibuat dengan semangat mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berdaulat, mandiri, berkepribadian, serta berlandaskan gotong royong sesuai dengan prinsip ekonomi biru," terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar memaparkan penetapan logo baru melalui berbagai tahapan sejak beberapa bulan lalu. Mulai dari beauty contest yang diikuti seluruh perwakilan eselon I lingkup KKP yang berhasil memperoleh 39 usulan logo.

Selanjutnya dilakukan seleksi oleh tim ahli dan survei yang melibatkan seluruh pegawai KKP baik ASN maupun Non ASN. Sampai akhirnya terpilih satu logo untuk mewakili perubahan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Kita telah melewati sejumlah proses dalam mempersiapkan perubahan logo KKP. Puncaknya adalah pengundangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 36 Tahun 2021 tentang Logo Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Penggunaannya," terang Antam.

Logo KKP tidak pernah mengalami perubahan besar sejak kementerian ini berdiri pada tahun 1999. Sehingga dengan adanya logo baru, Antam, berharap memberikan identitas baru yang menjadikan KKP sebagai kementerian yang terus bergerak ke arah lebih baik.

"Harapannya juga KKP terus berkembang, mampu mendorong sektor kelautan dan perikanan sebagai prime mover ekonomi bangsa, serta menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan kedaulatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan demi Indonesia yang kuat dan berwibawa," pungkasnya.

Peluncuran logo baru KKP diselenggarakan secara luring dan daring. Diikuti oleh jajaran KKP di kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di penjuru Indonesia. Dengan resminya peluncuran logo baru, sejumlah logo yang ada di kantor pusat KKP juga sudah berganti. Begitu pun logo-logo yang ada di website maupun aplikasi resmi KKP.


Sumber : kkp


Senin, 13 September 2021

Minapadi : Teknologi masa lalu untuk masa depan

Minapadi Samberembe, Sleman D.I. Yogyakarta 

Penggabungan metode penanaman padi dan ikan bukanlah suatu hal yang baru. Tahun 1957, menurut Ardiwinata pada Prosiding Indo-Pacific Fish keberadaan teknologi penggabungan budidaya padi dan ikan di Indonesia terjadi diawal pertengahan abad ke-19. Diduga awal mula teknik ini dikembangkan di daerah Jawa Barat, daerah pesantren yang memililki santri-santri dari luar daerah. Setelah lulus dari pesantren, selain menjadi guru mereka menjadi pelopor penyebaran teknologi ini di Indonesia. Secara global teknologi ini disematkan menjadi warisan budaya yang penting oleh organisasi pangan dunia (FAO) dan organisasi pendidikan, budaya dunia (UNESCO) pada tahun 2005, karena menurut studi Cai dkk pada tahun 1995 di buku berjudul Rice-Fish Culture in China teknologi ini sudah ada sejak kerajaan Han di Tiongkok.

Selama hampir lima abad teknologi ini telah tercipta, seharusnya telah banyak digunakan oleh petani. Fakta di lapangan di Indonesia pada tahun 2018, sekitar kurang dari 3% petani di Indonesia menggunakan teknologi ini. Pada tahun 2015, dengan berkembangnya teknologi informasi dan dunia memasuki dunia digital, di jagad maya teknologi ini terekspos di Indonesia. Diawali dengan postingan foto di media sosial Facebook, sampai sekarang telah banyak informasi mengenai teknologi minapadi di Youtube.

Hal ini menarik karena ketidaktahuan informasi, keterbatasan penyebaran data mengakibatkan sebuah teknologi yang telah berumur ribuan tahun dapat menjadi viral. Tidak hanya viral karena foto yang bagus dan indah, teknologi ini menjadi sebuah harapan untuk pemenuhan kebutuhan pangan di dunia. Produksi pangan dianggap akan meningkat dengan penggunaan lahan yang efisien karena menggabungkan kegiatan produksi karbohidrat dan produksi protein. Ini menjadi penting karena terjadinya penurunan lahan produksi untuk pangan. Teknologi minapadi juga dianggap ramah lingkungan karena saat budidaya padi penggunaan pupuk dan pestisida dapat berkurang, dan untuk budidaya ikan penggunaan pakan ikan akan hemat. Motivasi terbesar bagi para petani adalah adanya penambahan pendapatan, selain mendapat penghasilan dari penjualan padi juga dari penjualan ikan.


Penulis : Zaenal Arifin Siregar - LRMPHP


Rabu, 08 September 2021

Sharing Session : Peningkatan Imunitas Tubuh dengan Fukoidan dari Sargassum

Pemaparan materi sharing session oleh Iwan Malhani Al Wazzan, S.Pi, M.Sc

Peneliti LRMPHP Bantul, Iwan Malhani Al Wazzan, S.Pi, M.Sc menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session BRSDMTV yang ditayangkan secara live streaming dari studio LRMPHP melalui link https://www.youtube.com/c/BRSDMTV, 8 September 2021. Sharing session ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) sebagai salah satu ajang berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.  Pada sharing session ini, Iwan Malhani Al Wazzan, S.Pi, M.Sc menyampaikan materi “Peningkatan Imunitas Tubuh dengan Fukoidan dari Sargassum”. 

Dalam paparannya, narasumber menjelaskan salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa pandemi selain rajin berolahraga, makan makanan bergizi seimbang dan istirahat yang cukup juga diperlukan suplemen tambahan. Salah satu suplemen yang berfungsi sebagai immunomodulator, yaitu zat yang mempunyai kemampuan dalam mengatur sistem imun tubuh, baik yang berefek meningkatkan maupun menekan sistem imun, adalah fukoidan.

Fukoidan merupakan polisakarida yang sebagian besar tersusun oleh rantai fukosa dan gugus sulfat, oleh sebab itu sering disebut juga dengan polisakarida sulfat. Polisakarida ini adalah salah satu penyusun dinding sel pada alga coklat. Salah satu spesies alga coklat yang kelimpahannya cukup banyak di Indonesia dan pemanfaatannya sejauh ini belum optimal yaitu Sargassum sp. Fukoidan Sargassum sp. ini diperoleh dengan cara mengekstraknya. 

Hasil studi menyatakan bahwa fukoidan Sargassum sp. memiliki beberapa aktifitas biologis dan salah satunya adalah immunomodulator. Fukoidan Sargassum sp. mampu meningkatkan respon imun dengan cara mengaktivasi neutrofil, sel NK, mengupregulate produksi sitokin pro-inflamasi (IL-6, IL-8, dan TNF-α) dan menunda apoptosis spontan pada sel-sel tersebut. Fukoidan berinteraksi dengan toll-like receptors(TLRs), yaitu TLR-2 dan TLR-4, yang akan mengaktifasi signaling pathway NF-kB yang menyebabkan peningkatanproduksi sitokin, kemokin, dan ekspresi molekul MHC. NF-kB adalah faktor transkripsi utama yang mengatur gen yang bertanggung jawab untuk respon imun bawaan dan adaptif. 

Secara umum, fukoidan mempercepat proses penyingkiran patogen dengan mengaktivasi sel natural killer (NK), menstimulasi faktor-faktor antiviral inang, dan membantu produksi sel dendritik. Fukoidan juga mampu menunda apoptosis spontan pada sel-sel pertahanan tubuh sehingga mampu “memperpanjang umur” sel-sel tersebut sehingga tubuh selalu dalam keadaan siap ketika terjadi infeksi. Seperti inilah mekanisme immunomodulator yang dilakukan oleh fukoidan.  

Kemampuan fukoidan dalam mediasi sel yang kuat dan kemampuan meningkatkan respons imun yang baik sebenarnya sangat menjanjikan menjadikan fukoidan memiliki potensi digunakan sebagai adjuvan dalam pengembangan vaksin. Adjuvan merupakan sebuah substansi bioaktif, yang dapat membantu meningkatkan respons imun bersamaan dengan antigen yang terkandung dalam vaksin. Polisakarida sulfat memiliki efek yang menjanjikan dalam meningkatkan respons imun antigen-specific dan meningkatkan imunitas inang dengan sifatnya yang non-toksik, non-mutagenik, biodegradable, dan biocompatible. Fukoidan juga dapat dimanfaatkan untuk membantu terapi tukak lambung, ulcerative colitis dan infeksi H. pylori. Bioaktifitas fukoidan yang lain yaitu anti oksidan, antiinflamasi, antiviral, antitumor dan antikoagulan. 

Fukoidan telah tersedia di pasaran sebagai suplemen yang dijual bebas, akan tetapi bukan dari jenis Sargassum sp. melainkan dari spesies Laminaria japonica. Proses ekstraksi yang rumit lama dan mahal menyebabkan harga jual suplemen ini juga relatif mahal sehingga hanya digunakan oleh kelas masyarakat tertentu saja. Potensi fukoidan yang demikian besar, hanya bisa termanfaatkan secara luas jika didorong dengan studi mengenai ekstraksi yang mudah dan murah serta pemanfaatan bahan baku yang melimpah di Indonesia seperti Sargassum sp.


Minggu, 05 September 2021

Neptune TV KKP Kini Hadir di IndiHome TV

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperluas jangkauan penonton Neptune TV yang berisi video-video literasi dan sosialisasi kebijakan di bidang kelautan dan perikanan. Bila sebelumnya hadir di aplikasi video MAXStream, Neptune TV kini dapat disaksikan pada layanan IndiHome TV.

"Setelah beberapa bulan lalu hadir di aplikasi MAXStream, kami siap membawa konten yang ada di Neptune TV ke level berikutnya yakni layar kaca dengan jangkauan audiens lebih luas dan besar," ujar Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto di Jakarta, Sabtu (4/9/2021).

Konten-konten Neptune TV dapat disaksikan dalam dua layanan, yaitu di channel in-house IndiHome (channel utama penayangan di Ruang Trampil dan terdapat pula di UseePhoto dan UseePrime), dan Video on Demand (VOD). Keduanya dapat disaksikan di IPTV IndiHome TV ataupun melalui Over The Top (OTT) IndiHome TV yaitu Website useetv.com dan aplikasi UseeTVGo. 

Konten Neptune TV tayang perdana di Channel Ruang Trampil pada Sabtu 4 September 2021 pukul 19.30 WIB. Webseries Intuisi episode 1 dan dokumenter Recirculating Aquaculture System (RAS) Menuju Perikanan Budidaya Berkelanjutan menjadi pembuka konten-konten Neptune TV selanjutnya. Sesuai jadwal, konten Neptune TV akan tayang setiap Senin - Jumat pukul 12.30 WIB dan setiap Sabtu - Minggu pukul 19.30 WIB. 

Doni menambahkan, kehadiran Neptune TV di kanal layanan IndiHome tentunya sangat dinantikan sebab penyebaran informasi mengenai sektor kelautan dan perikanan dapat lebih masif tersampaikan ke masyarakat. Dengan demikian, dia berharap literasi dan kecintaan masyarakat pada sektor kelautan dan perikanan semakin tinggi. 

Selain itu, hadirnya Neptune TV di layanan IndiHome akan memudahkan masyarakat dalam mengawasi program dan kebijakan yang dijalankan kementerian yang dinakhodai oleh Sakti Wahyu Trenggono tersebut. 

"IndiHome memiliki 8,3 juta pengguna dengan dominasi rumah tangga yang akses konten melalui TV atau tablet dan smartphone tentu merupakan audiens yang layak menikmati Neptune TV dengan materi seputar kelautan dan perikanan," pungkas Doni. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar pada saat merilis kolaborasi tayangan konten edukasi sektor kelautan dan perikanan di MAXStream pada akhir April 2021 silam mengatakan bahwa upaya kehumasan KKP berkolaborasi memperluas jangkauan audiens adalah bentuk konkret stratejik dalam rangka menyosialisasikan kebijakan, menyebarluaskan pesan atau informasi serta mengedukasi masyarakat mengenai kebijakan hingga program-program kerja KKP kepada masyarakat. 

Sebagai informasi, konten video literasi dan sosialisasi kebijakan Neptune TV juga dapat dinikmati di layanan streaming video OTT MAXStream. Sejak April 2021 hingga saat ini, sudah ada 56 video tentang kelautan dan perikanan yang dapat disaksikan di layanan tersebut.


Sumber : kkp


Kamis, 02 September 2021

Isu Lingkungan dan Keamanan Amonia sebagai Refrigerasi Produk Kelautan dan Perikanan

Refrigeran ramah lingkungan (Sumber: https://www.green-cooling-initiative.org/green-cooling/technology)
Beberapa bulan terakhir kita dibanjiri berita kebakaran hutan, banjir bandang, pelelehan es di kutub dan masih banyak lagi kejadian yang jarang atau bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Apakah ini kebetulan ataukah ini sudah diprediksi? Iya, hal ini sudah diprediksi, kejadian-kejadian tersebut adalah akibat perubahan iklim global. Banyak platform berita Internasional diantaranya Science BBC News (19/08/2021) menurunkan berita “CFC ban bought us time to fight climate change, say scientists”. Theguardian.com/environment/ (19/08/2021) dengan judul “Saving Ozone layer has given humans a chance in climate crisis study”, yang secara jelas mengungkapkan salah satu penyebab perubahan iklim global ialah penggunaan bahan refrigeran salah satunya CFC. Chlorofluorocarbons (CFC) meski sudah dilarang penggunaannya, namun bahan penggantinya berupa Hydrochlorofluorocarbons (HCFC) dan Hydrofluorocarbons (HFC) tetap memberikan dampak buruk pada lingkungan karena nilai ODP (Ozone Depletion Potential) maupun GWP (Global Warming Potential) yang tinggi. Material-material tersebut secara umum digunakan sebagai bahan utama refrigeran dalam sistem pendinginan. 

Di bidang perikanan terutama teknologi pasca-panen, penggunaan refrigeran menjadi bagian tidak terpisahkan dari teknologi pendinginan. Refrigeran adalah fluida yang digunakan dalam sistem refrigerasi kompresi uap dan berfungsi membawa panas dari suatu bahan atau ruang agar menjadi dingin lalu dilepaskan ke atmosfir. Selama proses perpindahan panas, refrigeran berulang kali diubah menjadi uap ketika menyerap panas dan menjadi cair ketika melepaskan panas ke atmosfir.    

Semua bahan refrigeran sintesis berkontribusi terhadap perubahan iklim, sebagian dengan GWP ribuan kali lebih tinggi dibandingkan CO2. Para ilmuwan menawarkan solusi yang bisa digunakan diantaranya mengganti refrigeran sintesis dengan bahan yang lebih alami (natural refrigerant) yaitu bahan-bahan yang secara alami baik siklus kimia maupun biologis terproses di alam. Saat ini, menurut Abas et al. dalam reviewnya berjudul “Natural and synthetic refrigerants, global warming: A review” yang dimuat pada Jurnal Renewable and Sustainable Energy Reviews tahun 2018, natural refrigerant yang secara luas sudah diaplikasikan pada sistem pendingin kompresi uap saat ini antara lain adalah amonia. 

Amonia (simbol kimia NH3, nama komersial R717) adalah material berbentuk gas pada tekanan atmosfir dan merupakan bahan yang ideal sebagai refrigeran dengan sifat ramah lingkungan karena memiliki nilai 0 untuk ozone depletion potential (ODP) dan global warming potential (GWP). Amonia cukup terkenal dimasyarakat sebagai bahan pembersih rumah tangga, pupuk dan produk lain. Amonia juga dikenal memiliki karakter khas yaitu bau yang menyengat. Dalam klasifikasi keamanan, amonia termsuk golongan B2 yang diartikan memiliki toksisitas yang tinggi dan resiko kebakaran tingkat sedang. Amonia kompatibel dengan beberapa zat pelumas lain dalam sistem pendingin, tetapi tidak semua. Terutama, amonia tidak cocok untuk digunakan bersama dengan pelumas polyolester (POE) dan polyvinyl ether (PVE), dan hanya memiliki aplikasi terbatas dengan pelumas polyalkylene glycol (PAG). Hal ini diungkap oleh Lommers, tahun 2003 pada artikel “Air Conditioning and Refrigeration Industry Refrigerant Selection Guide; AIRAH”.

Menurut Lindborg dalam paparan presentasi berjudul “Evaluating progress towards developing safe, cost-effective ammonia cooling systems” pada seminar Alternative Cooling Technologies conference presentation, London, 1 February, 2005, menjelaskan amonia adalah satu-satunya refrigeran yang memiliki bau khas yang kuat. Ketika disebutkan amonia, seringkali ada reaksi negatif dengan pendapat yang menyatakan bahwa itu berbahaya, beracun dan mudah meledak serta memiliki bau yang tidak sedap, padahal bau dari amonia justru bisa menjadi sebuah keunggulan karena kebocoran kecilpun akan segera ditemukan dan kemudian bisa diperbaiki. Sedangkan sifat lain amonia sebagai refrigeran dibandingkan bahan lainnya terangkum pada Tabel 1. Dimana secara termodinamika dan lingkungan amonia lebih unggul. 

Lebih lanjut Linborg, mengatakan bahwa disebutkan amonia merupakan senyawa toksik, sebenarnya dalam jumlah kecil amonia juga akan ditemui pada hal-hal umum sehari hari. Segelas air minum mengandung 1 mg amonia, 200 g daging sapi panggang mengandung 13 mg amonia dan beberapa bahan tambahan makanan yang mengadung kurang lebih 18 mg amonia. Bahkan asap rokok dan uadara yang kita hirup pun terdapat kandungan amonia. Hal ini menggambarkan, sesungguhnya tubuh manusia bisa mengatasi paparan amonia dalam jumlah kecil. Pada data sheet keamanan amonia-anhydrous terbitan A-Gas Australia, tahun 2005, secara umum kandungan 20 ppm dalam atmosphere dan tidak membahayakan, lebih dari 50 ppm akan menghasilkan bau yang tajam, terpapar amonia 700 ppm menyebabkan kulit terbakar dan kerusakan mata, bila terkena dalam jumlah 5000 ppm atau lebih menyebabkan kematian hanya dalam waktu 5 menit. Jadi amonia hanya akan sangat membahayakan bisa terkena ke tubuh dalam jumlah yang sangat besar. 

Selama bertahun-tahun amonia menjadi pilihan utama oleh industri besar sebagai refrigeran baik proses pendinginan maupun penyimpanan beku. Dalam beberapa tahun terakhir, fokus penggunaan amonia semakin luas yaitu aplikasi untuk sistem pendingin skala kecil. Alasan utama dari hambatan penerapaan amonia untuk sistem pendingin skala kecil adalah biaya awal instalasi yang diperkirakan hampir mencapai 250% dibandingkan refrigeran fluorocarbon umumnya. Namun demikian, sistem pendingin berbasis amonia lebih efisien yang menghasilkan penghematan dalam biaya operasional. Hal ini diungkapkan oleh Mundie dalam presentasi di Alternative Cooling Technologies conference presentation, London, February 1, 2005. Dengan judul “Exploring the extent to which ammonia is viable as a widespread commercial alternative to HFCs”. 

Amonia merupakan alternative yang sangat efisien dibandingkan dengan refrigeran jenis fluorocarbon terutama untuk bidang aplikasi industri pendinginan. Selain itu sifat lingkungannya juga sangat menguntungkan. Kekhawatiran memang ada, terkait penggunaan amonia yang aman karena sifat toksisitas dan sifat mudah terbakarnya. Namun, menurut Claire, H et al. Department of Environment and Water Resources. Dalam artikelnya berjudul “Natural Refrigerant Case Studies. Australian Institute of Refrigeration, Air Conditioning and Heating” tahun 2005, banyak kemajuan telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir untuk meminimalkan risiko tersebut, termasuk menggunakan amonia bersama dengan pendingin lain untuk mengurangi dan mengisolasi muatan amonia, dan penggunaan peralatan yang semakin canggih untuk mengatasi sisi negatif dari amonia.

Teknologi pasca-panen perikanan yang berkelanjutan harus memperhatikan aspek lingkungan disamping aspek ekonomi. Kedepan saat regulasi pemerintah terhadap HFC akan semakin ketat dan ini akan memacu teknologi-teknologi baru dalam penggunaan amonia sebagai refrigeran alami. Jika digunakan dengan benar, amonia tidak hanya memiliki tingkat keamanan yang baik tetapi juga memberikan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu bidang perikanan juga harus berkontribusi dalam menghambat laju perubahan iklim dan itu bisa dimulai dengan menggunakan refrigeran amonia dalam sistem pendinginan pada semua skala.


Penulis : Arif Rahman Hakim - LRMPHP